KONSEP SEKSUALITAS MANUSIA Oleh: Ns.Ernawati,S.Kep,M.Kes 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus1.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BLOK 3 Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Advertisements

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB
Selamat Pagi.
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½ tahun dan berakhir ketika anak berusia.
Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
PACARAN SEHAT.
Editor : Nurul Misbah, SKM
SEXS EDUCATION.
TUGAS PERKEMB REMAJA Kuswati.
KONSEP SEKSUALITAS DALAM KEPERAWATAN Ns. Dodi Wijaya, M.Kep.
 ADE ERMAWATI  BERLIANI REGINA NILOPA  CICI  DESI RAHMAWATI  LITA OCKTARIA  NURJANAH  SELLY  WARDHATILLAH KELOMPOK 1.
Metha Dwi Tamara, S.ST., M.KM
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
Reproduksi Sehat, Hidup Bahagia
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
Psikologi Perkembangan Sigmund Freud
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi
Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Dewasa Madya
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
Siklus Reaksi Seksual.
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
Kesehatan Reproduksi Remaja
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT
SEKSUALITAS DAN SYSTEM REPRODUKSI PEREMPUAN
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Konsep Kesehatan Reproduksi
TAHAPAN PERKEMBANGAN SEKSUALITAS MANUSIA MENURUT SIGMUND FREUD
TUGAS 2 Cheryl Regita / Gillian J. / Cindyra /
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Editor : Nurul Misbah, SKM
Oleh: SITI KHADIJA PRATIWI NIM.P
KONSEP SEKSUALITAS By. Retno HS, SST.Keb., MPH.
GANGGUAN IDENTITAS GENDER, PARAFILIA, DAN DISFUNGSI SEKSUAL
Panji Dinasti Airlangga
Seksualitas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional PROVINSI JAWA BARAT 2007.
MORALITAS, PERNIKAHAN, DAN SEKSUALITAS MANUSIA
ANAK – REMAJA
ANAK – REMAJA
Seksualitas dan Kesehatan Seksual
Pembimbing : dr. Esther Margaretha, Sp. KJ Disusun oleh : Fara Fariha.
DITA AGUSTIAN, M.PD.. Disfungsi seksual meliputi berbagai gangguan dimana individu tidak mampu berperan serta dalam hubungan seksual seperti yang diharapkannya.
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi. REMAJA? Menurut Kartono (1990) senada dengan pendapat Konopka dan Ingersoll dalam Hurlock (2004) 1.Remaja.
RESPONS AYAH DAN KELUARGA TERHADAP BAYI
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi. REMAJA? Menurut Kartono (1990) senada dengan pendapat Konopka dan Ingersoll dalam Hurlock (2004) 1.Remaja.
SISTEM REPRODUKSI WANITA
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.
Komunikasi dalam Keluarga
Penyimpangan Seksual. TUJUAN Siswa memiliki perilaku seksual yang sehat sesuai gendernya.
Transcript presentasi:

KONSEP SEKSUALITAS MANUSIA Oleh: Ns.Ernawati,S.Kep,M.Kes 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus1

Tujuan Pembelajaran: Pemahaman mengenai seksualitas akan membantu perawat dalam mengenali nilai dan bias seksual serta memperluas pemahaman tentang batas normal perilaku seksual sehingga mampu memberikan perawatan secara lebih efektif. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus2

Konsep Seksualitas Seksualitas merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan karena menyangkut banyak aspek kehidupan dan diekspresikan dalam bentuk perilaku yang beraneka ragam. Kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta”. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus3

Seksualitas  arti luas, bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti, sentuhan, ciuman, pelukan, senggama  perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian dan kata-kata. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus4

1. Dimensi seksualitas 1. Dimensi Sosiokultural melihat bagaimana hubungan antar manusia, bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan tuntutan peran dari lingkungan sosial, serta bagaimana sosialisasi peran dan fungsi seksualitas dalam kehidupan manusia. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus5

Faktor yang mempengaruhi: norma dan peraturan kultural yang ada keragaman kultural secara global Misalnya: perilaku yang diperbolehkan selama pacaran, tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, atau menentukan orang yang boleh dan tidak boleh untuk dinikahi. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus6

tradisi seksual kultural  sirkumsisi. di AS masih kontroversial, hampir 80% neonatus laki-laki disirkumsisi dengan alasan higienis atau simbol keagamaan dan identitas etnik tertentu. sirkumsisi wanita, dalam budaya beberapa negara sirkumsisi pada wanita merupakan tanda fisik kedewasaan seorang wanita, simbol kontrol sosial terhadap kesenangan seksual dan reproduksi mereka. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus7

bagi bangsa timur, khususnya Indonesia, melakukan hubungan intim (senggama) di luar nikah merupakan sebuah aib, akan tetapi bagi masyarakat Barat hal tersebut merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus8

2. Dimensi Agama dan Etik Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik Jika keputusan seksual yang ia buat melawati batas kode etik individu  konflik internal, seperti perasaan bersalah, berdosa dan lain-lain. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus9

Michael et al (1994) membagi sikap dan keyakinan individu tentang seksualitas menjadi 3 kategori: Tradisional :  keyakinan keagamaan selalu dijadikan pedoman bagi perilaku seksual mereka. Dengan demikian homoseksual, aborsi, dan hubungan seks pranikah dan diluar nikah dianggap sebagai sesuatu yang salah. Relasional :  berkeyakinan bahwa sex harus menjadi bagian dari hubungan saling mencintai, tetapi tidak harus dalam ikatan pernikahan. Rekreasional :  menyatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannya dengan cinta. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus10

3. Dimensi biologis Merupakan dimensi yang berkaitan dengan anatomi dan fungsional organ reproduksi termasuk didalamnya bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus11

9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus12 Gb. Alat Reproduksi wanita

4. Dimensi psikologis Seksualitas mengandung perilaku yang dipelajari sejak dini dalam kehidupannya melalui pengamatan terhadap perilaku orang tuanya. orang tua memiliki pengaruh secara signifikan terhadap seksualitas anak-anaknya. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus13

kecenderungan orang tua memperlakukan anak perempuan dan laki-laki secara berbeda, mendekorasi kamar secara berbeda, dan demikian pula respon terhadap tindakan mereka. anak lak-laki yang melakukan eksplorasi dan mandiri, sedangjan anak perempuan sering didorong untuk menjadi penolong dan meminta bantuan. permaian sesuai dengan jenis kelamin anak  Gender. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus14

Tahap perkembangan Psikoseksual (Freud) : 1.Tahap Oral (mulut) Tahapan ini berlangsung selama 18 bulan pertama kehidupan. Mulut merupakan sumber kenikmatan utama. 2.Tahap Anal Tahapan ini berlangsung antara usia 1 dan 3 tahun. Kenikmatan akan dialami anak dalam fungsi pembuangan, misalnya menahan dan bermain-main dengan feces, atau juga senang bermain-main dengan lumpur dan kesenangan melukis dengan jari. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus15

3. Tahap Phallic Tahapan ini berlangsung antara usia 3 dan 6 tahun. Tahap ini sesuai dengan nama genital laki- laki (phalus). Sebaliknya pada anak wanita merasakan kekurangan akan penis karena hanya mempunyai klitoris. anak akan mengalami Oedipus complex, yaitu keinginan yang mendalam untuk menggantikan orang tua yang sama jenis kelamin dengannya dan menikmati afeksi dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dengannya. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus16

4. Tahap Latency Tahapan ini berlangsung usia 6 tahun dan masa pubertas. Merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten. 5. Tahap Genital Tahapan ini berlangsung antara kira-kira dari masa pubertas dan seterusnya. Bersamaan dengan pertumbuhannya, alat-alat genital menjadi sumber kenikmatan dalam tahap ini, sedangkan kecenderungan-kecenderungan lain akan ditekan. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus17

perkembangan seksual Fundamental of Nursing (Potter & Perry. 2005): 1. Masa Bayi (0-1 Tahun) Bayi perempuan dan laki-laki memiliki kapasitas untuk kesenangan dan respon seksual, dimana bayi laki-laki berespon terhadap stimulasi dengan ereksi sedangkan perempuan dengan lubrikasi vagina. Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan tanpa stimulasi Perilaku dan respon itu TIDAK berhubungan dengan kontak PSIKOLOGI EROTIK seperti pada masa pubertas. Orang tua seharusnya memahami dan menerima perilaku eksplorasi bayi sebagai langkah perkembangan identitas diri yang positif dengan cara: ” Memberikan stimulasi taktil lainnya melalui menyusui, memeluk, dan menyentuh atau membuainya.” 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus18

2. Masa Usia Bermain dan Prasekolah (1- 5/6 Tahun) Pada masa ini anak mulai menguatkan rasa identitas jender dan membedakan perilaku sesua dengan jender yang didefinisikan secara sosial. Proses pembelajaran terjadi melalui: – Interaksi anak dengan orang dewasa – Boneka yang diberikan – Pakaian yang dikenakan – Permainan yang dilakukan – Respon yang dihargai 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus19

Lanjutan..... Anak mulai meniru tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama, mempertahankan dan memodifikasi perilaku yang didasarkan umpan balik orang tua. Ekspolorasi seksual meliputi – Mengelus diri sendiri – Manipulasi genital – Memeluk boneka,hewan peliharaan, atau orang sekitarnya – Percobaan sensual lainnya. Anak sudah bisa diajarkan perbedaan perilaku yang bersifat pribadi atau publik. Pertanyaan darimana bayi berasal yang diamati harus dijelaskan dengan terbuka, jujur dan sederhana. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus20

3. Masa Usia Sekolah ( 6 – 10 tahun) – Pada masa ini edukasi dan penekanan tentang seksualitas bisa datang dari orang tua atau gurunya disekolah, tapi yang paling signifikan berasal dari teman sebayanya. – Anak juga akan terus mengajukan pertanyaan tentang seks dan menunjukan kemandirian mereka dengan menguji perilaku yang sesuai, misalnya menggunakan kata-kata kotor atau menceritakan guyonan yang berkonotasi seksual sambil mengamati reaksi orang dewasa – Anak-anak mulai mempunyai keinginan dan kebutuhan privasi. – terjadi perubahan pubertas seperti menstruasi atau emisi nokturnal. – Pada usia sekolah dini, anak harus diberikan informasi untuk berhati-hati terhadap potensi adanya penganiayaan seksual. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus21

Pelecehan Seksual Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan- pendekatan yang terkait dengan Seks yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Pelecehan seksual dapat terjadi dimana saja baik tempat umum seperti bis, sekolah, kantor, market, maupun di tempat pribadi seperti rumah. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus22

mencegah pelecehan seksual terhadap anak : Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa. Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter. Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya. Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh untuk memeluknya. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus23

Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, Hal yang perlu diperhatikan: Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat. Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan anaknya sendiri adalah benar. Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus24

4. Pubertas dan Masa Remaja – Perubahan fisik Perempuan Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8 tahun sampai akhir usia 10 tahun. Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar; vagina memanjang; mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila; dan lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan. Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16 tahun. Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan ovulasi mungkin tidak terjadi saat menstruasi pertama. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus25

- Perubahan fisik laki-laki Meningkatnya kadar testosteron ditandai dengan peningkatan ukuran penis, testis, prostat, dan vesikula seminalis; tumbuhnya rambut pubis, wajah Walaupun mengalami orgasme, tetapi mereka tidak akan mengalami ejakulasi, sebelum organ seksnya matur yaitu sekitar usia 12 – 14 tahun. Ejakulasi terjadi pertama kali mungkin saat tidur (emisi nokturnal), dan sering diinterpretasikan sebagai mimpi basah dan bagi sebagian anak hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat memalukan. Oleh karena itu anak laki-laki harus mengetahui bahwa meski ejakulasi pertama tidak menghasilkan sperma, akan tetapi mereka akan segera menjadi subur. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus26

5. Masa Dewasa Pada masa ini telah mencapai maturasi akan tetapi terus mengeksplorasi untuk menemukan maturasi emosional dalam hubungan. Kembangkan hubungan yang intim, harus belajar teknik stimulasi dan respon seksual yang memuaskan bagi pasangannya. Mengapa ? karena pengenalan secara mutual tentang keinginan dan preferensi serta negosiasi praktek seksual mencetuskan ekspresi seksual yang positif. Teknik stimulasi hendaknya memperhatikan agama, nilai dan sikap keluarga tentang seksualitas karena kalau tidak menimbulkan efek emosional residual seperti rasa bersalah, cemas, atau perasaan berdosa. Pada akhir masa dewasa diperlukan pembaruan kembali keintiman diantara pasangan. Untuk mecegah kejenuhan, bantu temukan hal atau kegairahan baru dalam hubungan mereka, baik dengan posisi, teknik seksual, maupun fantasi. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus27

6. Masa Lanjut Usia Seksualitas pada masa ini beralih dari penekanan prokreasi menjadi lebih kerah pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi intim, dan hubungan fisik mencari kesenangan. Walaupun demikian mereka juga bisa tetap aktif.melakukan aktivitas seks jika memang menginginkan. Perubahan fisik yang dialami menyebabkan perubahan perilaku seksual, sehingga perlu dijelaskan perubahan yang terjadi bersama dengan proses penuaan. kekuatiran masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas seksual, dianjurkan untuk menyesuaikan tindakan seksual dengan kondisinya tersebut. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus28

Kondisi yang memungkinkan anak-anak terlibat dalam seksual aktif awal meliputi : 1. anak-anak dengan masalah belajar atau Pencapaian akademik rendah; 2. anak-anak dengan sosial lainnya, perilaku, atau masalah emosional (termasuk gangguan mental kesehatan dan penyalahgunaan zat); 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus29

Lanjutan kondisi…. 3. mereka dari keluarga berpenghasilan rendah; 4. anak-anak dari beberapa etnis minoritas; 5. korban kekerasan fisik dan seksual; 6. anak-anak dalam keluarga dengan perselisihan rumah tangga dan rendahnya tingkat supervise orangtua. 7, 8 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus30

Definisi seksual berisiko perilaku seksual berisiko didefinisikan sebagai memiliki banyak pasangan, berhubungan seks dengan orang asing, atau berhubungan seks tanpa kondom lateks, juga berhubungan pada saat konsumsi alkohol. gay, lesbian, dan biseksual berisiko tinggi karena praktek-praktek seksual yang tidak aman dengan lawan jenis yang sama atau mitra dan substansi abuse. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus31

Orientasi Seksual orientasi seksual adalah keteratarikan emosional, romatik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain Orientasi seksual memiliki rentang dari Homoseksual murni sampai dengan Heteroseksual murni termasuk didalamnya Biseksual. Sebagian besar orang termasuk heteroseksual yang memiliki ketertarikan hanya dengan lawan jenis. Sedangkan sebagian kecil termasuk homoseksual atau biseksual. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus32

Homoseksual merupakan orang yang mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis, sedangkan biseksual merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin. kaum homoseksual disebut gay (bila laki-laki) atau lesbian (perempuan). 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus33

Rentang ini memberikan model konseptual tentang orientasi seksual dalam masyarakat dan kompleksitas perilaku manusia. Gaya hidup gay atau lesbian sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka memutuskan untuk merahasiakan atau terbuka tentang orientasi seksualnya. Hal ini berkaitan dengan proses penghargaan diri, penerimaan diri, dan keterbukaan diri. pria gay tidak selalu berkelakuan agak feminin atau memiliki keinginan menjadi seorang wanita, atau sebaliknya wanita lesbian tidak mesti maskulin atau memiliki keinginan untuk jadi pria. Sebagian besar dari mereka merasa puas dengan jender dan peran sosial mereka, dan hanya memiliki keinginan untuk bersama dengan anggota jenis kelamin mereka sendiri 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus34

Variasi dalam expresi seksual Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jender nya berlawanan dengan sex biologisnya.  Seorang pria mungkin berfikir tentang dirinya sebagai seorang wanita dalam tubuh pria, atau seorang wanita mungkin menggambarkan dirinya sebagai pria yang terperangkap dalam tubuh wanita.  Perasaan ’terperangkap’ ini disebut juga dengan ’disforia jender’. Transvetit adalah pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini bersifat sangat pribadi bahkan bagi orang yang terdekat sekalipun. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus35

Perilaku Seksual Selama ini perilaku seksual sering disederhanakan sebagai hubungan seksual berupa penetrasi dan ejakulasi. perilaku ini muncul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Perilaku seksual yang sehat dan dianggap normal adalah cara heteroseksual, vaginal, dan dilakukan suka sama suka. Sedangkan yang tidak normal (menyimpang) antara lain Sodomi, homoseksual. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus36

Bentuk Perilaku seksual : 1.Berfantasi 2.Pegangan Tangan 3.Cium Kering 4.Cium Basah 5. Meraba: 6.Berpelukan 7.Masturbasi (wanita) atau Onani (laki-laki) 8.Oral Seks 9.Petting 10.Intercourse (senggama) 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus37

Perbandingan siklus respon pada wanita dan pria : WANITAPRIA I. EXICETEMENT : peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual  Lubrikasi vaginal: dinding vaginal berkeringat  Ekspansi 2/3 bagian dalam lorong vagina.  Peningkatan sensitivitas dan pembesaran klitoris serta labia  Ereksi puting dan peningkatan ukuran payudara  Ereksi penis  Penebalan dan elevasi skrotum  Elevasi dan perbesaran moderat testis  Ereksi puting dan tumescence (pembengkakan) 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus38

II. PLATEU : penguatan respons fase Exitement  Retraksi klitoris di bawah topi klitoral  Pembentukan platform orgasmus: pembengkakan 1/3 luar vagina dan labisa minora  Elevasi serviks dan uterus: efek ‘tenting’  Perubahan warna kulit yang tampak hidup pada labia minora: “Kulit Seks”  Pembesaran areola dan payudara  Peningkatan tegangan otot dan pernafasan  Peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan  Peningkatan ukuran glans (ujung) penis  Peningkatan intensitas warna glans  Elevasi dan peningkatan 50% ukuran testis.  Emisi mukoid kelenjar cowper, kemungkinan oleh sperma  Peningkatan tegangan otot dan pernafasan  Peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus39

III. ORGASME: penyaluran kumpulan darah dan tegangan otot  Kontraksi involunter platform orgasmik, uterus, rektal dan spingter uretral, dan kelompok otot lain  Hiperventilasi dan peningkatan frekuensi jantung  Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan  Penutupan sfingter urinarius internal  Sensasi ejakulasi yang tidak tertahankan  Kontraksi duktus deferens vesikel seminalis prostat dan duktud ejakulatorius  Relaksasi sfingter kandung kemih eksternal  Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan  Ejakulasi 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus40

IV. RESOLUSI: fisiologis dan psikologis kembali kedalam keadaan tidak terangsang.  Relaksasi bertahap dinding vagina  Perubahan warna yang cepat pada labia minora  Berkeringat  Secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan kembali normal  Wanita mampu kembali mengalami orgasme karena tidak mengalami periode refraktori seperti yang terjadi pada pria.  Kehilangan ereksi penis  Periode refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak  Reaksi berkeringat  Penurunan testis  Secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan kembali normal 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus41

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Seksualitas dan Perilaku Seksual – Faktor Fisik terkait dg nyeri dan ketidaknyamanan. Kondisi fisik dapat berupa penyakit ringan/berat, keletihan, medikasi maupun citra tubuh. Citra tubuh yang buruk, terutama disertai penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh menyebabkan seseorang kehilangan gairah. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus42

– Faktor Hubungan Masalah dalam berhubungan (kemesraan, kedekatan) dapat mempengaruhi hubungan seseorang untuk melakukan aktivitas seksual. -Faktor Gaya Hidup  ketersediaan waktu untuk mencurahkan perasaan dan penentuan waktu yang tepat untuk aktivitas seks.  Penggunaan alkohol dapat menyebabkan rasa sejahtera atau gairah palsu dalam tahap awal seks 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus43

- Faktor Harga Diri harga-diri seksual dipelihara dengan mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual-diri dan dengan mempelajari ketrampilan seksual, aktivitas seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual. Harga diri seksual dapat terganggu oleh beberapa hal antara lain: perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik. 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus44

Sistem Nilai Seksual Adalah keyakinan pribadi dan keinginan yang berkaitan dengan seksualitas. Sistem seksual ini dibentuk sepanjang perjalanan hidupnya. perhatian utama perawat terhadap klien adalah apakah perilaku, sikap, perasaan, sikap seksual spesifik itu normal. Klien perlu privasi ketika dikunjungi oleh pasangan seksualnya. Ketika orientasi atau nilai seksual perawat berbeda dengan klien maka sesuatu yang aneh atau salah menurut perawat, normal dan dapat diterima oleh klien, maka disinilah timbul bias seksual. hal yang bisa dilakukan menghadapi bias seksual agar tidak mengganggu proses perawatan antara lain: – promosi tentang edukasi seks dan pemeriksaan nilai dan keyakinan seksual dengan jujur. – Pemberian informasi mengenai efek penyakit pada seksualitas 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus45

Bagaimana seksualitas sebagai prediksi penyakit menular seksual? Bagaimana bentuk-bentuk Penyimpangan seksual? Bagaimana seks edukasi di keluarga dan sekolah? 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus46

Referensi Crain, W. 1992Theorist of Development Concept and Applications. 3th ed. New York: Engle Wood Cliffs Potter & Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek. Alih Bahasa, Yasmin Asih. Ed. 4. Jakrta: EGC 9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus47

9/20/2018Konsep seksualitas by Erna-Unimus48