Menurut Teori Konfergensi Anak terlahir seperti kertas yang tertulis dengan tulisan samar, sehingga tugas guru dalam pembelajaran adalah mempertebal tulisan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEMBELAJARAN DI KELAS, LAB & LAPANGAN
Advertisements

Masalah-masalah BELAJAR
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Keterampilan Dasar Mengajar
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Metode Pembelajaran (Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan Latihan, Tanya Jawab) Kelompok 6 : Febi Putri Rahmadini Fuji Rahayu Wulandari.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
STKIP-PGRI Banjarmasin
HAND OUT METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSI
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA DI SD PERTEMUAN 13
1.3a Pendekatan saintifik. 1.3a Pendekatan saintifik.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN RESPON SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Oleh : Muhammad Irham.
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
KESUKARAN BELAJAR PART III
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
HAND OUT METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
1. Mengenal karakteristik peserta didik
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
Penerapan model pembelajaran
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Masalah-masalah BELAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
Keterampilan Dasar Mengajar
TEORI KOGNITIVISME.
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Keterampilan Dasar Mengajar
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
Perbedaan Individu Berbagai Kemampuan dan Cara Mengukur
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Teori Belajar Sosial & Kognitif
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
ANALISIS PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
“P ERKEMBANGAN S OSIAL -E MOSIONAL MASA KANAK - KANAK AKHIR ” ( USIA 6-12 TAHUN ) N AMA : M AWAR S IMANJUNTAK NIM :
BAB III PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
H. M. JUPRI RIYADI Kepala Dinas Pendidikan. Keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan yang bersifat mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap.
KP.2. Potensi Peserta Didik Tujuan pembelajaran hakekatnya adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal, oleh karena itu.
MINAT DAN BAKAT.
Transcript presentasi:

Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

Menurut Teori Konfergensi Anak terlahir seperti kertas yang tertulis dengan tulisan samar, sehingga tugas guru dalam pembelajaran adalah mempertebal tulisan tersebut supaya menjadi terang dan jelas

Potensi merupakan model dan sekaligus batas-batas bagi perkembangan kecakapan atau hasil belajar Menurut Desmita (2014) Potensi Fisik Kondisi dan kesehatan tubuh, ketahanan dan kekuatan tubuh, serta kecakapan motorik Potensi Psikologi Kecerdasan atau intelegensi dan bakat Kecerdasan umum (kemampuan intelektual) Kecerdasan majemuk Kecerdasan emosi dan spiritual Bakat

Tahapan perkembangan fisik motorik individu, menurut Aritoteles (384-322 MS) Masa anak sekolah (7-14 th) gejala pubertas Masa remaja (14-21) Primer dan sekunder Masa anak-anak (0-7 th) perganitina gigi

Karakteristik siswa SD (Desmita, 2014) Usia 10-12 th Memiliki keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan orang dewasa Usia 8-10 th Koordinasi motorik halus berkembang Usia 7 th Tangan semakin kuat, lebih menyukai menggunakan pensil daripada crayon Usia 6 th Berkembang koordinasi antara mata dengan tangan

Implementasi Pembelajaran Mengidentifikasi keadaan fisik dan kesehatan Menyimpulkan keadaan fisik dan kesehatan Memperhatikan dan menanyakan kesehatan siswa Membimbing dan melatih siswa yang kemampuan motoriknya belum baik Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang berkebutuhan khusus Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi pembiasaan dan pengembangan sikap serta keterampilan psikomotorik Bekerjasama dengan rekan sejawat dan orang tuan siswa untuk mengembangkan potensi fisik Bekerjasama dengan tenaga ahli untuk mengatasi permasalahan siswa

Tahapan perkembangan kognitif/intelektual Tahap anaktif Tahap iconik Tahap simbolik Jerome Bruner (1966) Sensorik-motoric (0 - 1,5 th) Interrelasional (1,5 – 5 th) Dimensional (5 – 11 th) Vektorial (11 – 19 th) Robi Case (1996) Sensorik motorik (3 bln – 2 th) Representasi (2 – 12 th) Abstrak (12 – 26 th) Fischer (2005) Sensorik motorik (0 – 2 th) Pra operasional (2 – 7 th) Operasional konkret (7 – 12 th) Operasional Formal (12 ke atas) Piaget (1920-1964)

Hal-hal yang harus dilakukan guru pada tahap Operasional Mengidentifikasi kemampuan intelektual siswa Memahami tingkat perkembangan kognitif siswa menci[ptakan iklim belajar yang kondusif Merancang pembelajaran sesuai dengan keragaman, kecerdasan dan tingkat perkembangan Melibatkan siswa dalam tugas operasional Membuat aktivitas untuk berlatih mengurutkan Mengajak siswa untuk bekerja kelompok Melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga Menerima siswa apa adanya Meracaang pembelajaran yang memancing rasa ingin tahu Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman Memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan kemampuan intelektualnya

Karakteristik emosi siswa sekolah dasar Mudah marah Rewel Rasa takut berlebih Cemburu Ingin tahu Iri hati Gembira Sedih Kasih sayang Karakteristik emosi siswa sekolah dasar

Karakteristik siswa berdasarkan perkembangan sosial Renta terhadap penerimaan sosial Kepekaan yang berlebih dan mudah tersinggung Sikap sportif dan tanggung jawab mulai tumbuh Ada kecenderungan diskriminatif Ada kecenderungan untuk menilai Bersikap antagonis terhadap jenis kelamin Ada kecenderungan bersaing dengan kelompok lain Mudah dipengaruhi karena ingin mendapatkan perhatian dari kelompok sebayanya

Cara Pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dari perkembangan moral dan spiritual : Menjadi teladan atau panutan Menciptakan iklim belajar yang kondusif Memahami keragaman dalam perilaku moral dan kecerdasan spiritual siswa. Merancang pembelajaran Mengembangkan perilaku moral dan spiritual Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran dan mendorong siswa rajin beribadah, serta melibatkan mereka dalam kegiatan keagamaan dan sosial Membuat tugas kelompok/kelas Bekerjasama dengan rekan guru

Karakteristik siswa secara umum Senang bergerak Senang bermain Senang berimajinasi dan berkarya Senang melakukan sesuatu secara langsung Senang bekerja dalam kelompok

Menurut (yusuf : 2014) perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan terdiri dari : Masa kelas rendah (6 – 10 tahun ) memiliki karakteristik: kondisi jasmani dan prestasi sangat berhubungan sikap mematuhi aturan-aturan kecenderungan memuji diri sendiri suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain cenderung mengabaikan soal yang dianggap sulit karena merasa tidak penting menginginkan nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak.

Masa kelas tinggi (10-13 tahun) Memiliki karakteristik : adanya minat terhadap aktivitas yang melibatkan sesuatu yang konkret cenderung membandingkan aktivitas-aktivitas praktis sangat realistis rasa ingin tahu tinggi kemauan belajar tinggi menjelang akhir masa ini, sudah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus sampai sekitar umur 11 tahun memerlukan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah senang membentuk kelompok sebaya umumnya agar dapat bermain bersama.

Implikasi Prinsip Perkembangan terhadap Pendidikan (Menurut Makmun (2009) antara lain : Perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan, lingkungan, dan kematangan. Proses perkembangan berlangsung secara bertahap, progresif, sistematis, dan berkesinambungan. Bagian-bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing

Proses perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiatif Terdapat variasi dalam tempo dan irama perkembangan antarindividu dan kelompok tertentu Proses perkembangan itu pada awalnya lebih bersifat diferensiatif Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014, berbagai kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa : Siswa sekolah dasar mengenali sesuatu berdasarkan apa yang didengarnya Siswa sekolah dasar adalah pendengar yang baik, Siswa sekolah dasar suka bekerjasama Siswa sekolah dasar senang berimajinasi, Guru memberi kesempatan dan menyiapkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan siswa di luar ruang bersama teman-temannya.

Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong siswa untuk bergerak secara terarah untuk mengasah keterampilannya. Siswa perlu diberi kesempatan mengasah keterampilan fisiknya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sendiri secara aktif tanpa diberi contoh Guru dapat menyiapkan berbagai kegiatan yang mendorong siswa untuk berbicara secara aktif Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjadi pembicara.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi. Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong siswa untuk berkata-kata yang sifatnya deskriptif. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang mendorong siswa untuk berbicara secara aktif. Mendorong siswa untuk melaporkan hasil kerjanya secara lisan Guru dapat mendorong siswa mengkomunikasikan karyanya dalam berbagai bentuk gambar lengkap

Guru perlu sering memperingatkan siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan tugas karena pada umumnya mereka bergerak cepat dan bekerja dengan tergesa-gesa, karena mereka penuh dengan energi. Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang dilakukan tidak hanya di dalam ruang tetapi juga di luar ruang karena siswa perlu pelepasan energi secara fisik (kegiatan di luar ruangan). Guru perlu mengatur kegiatan yang belum memerlukan konsentrasi yang lama karena siswa konsentrasinya masih terbatas. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang menyenangkan karena pada usia ini perkembangan sosialnya masih sangat baik dan penuh dengan humor. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk bekerjasama khususnya dengan teman yang sejenis.

Batasan atau aturan perlu ditata sedemikian rupa karena siswa masih bermasalah dengan aturan dan batasan-batasan. Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang menghasilkan sesuatu karena pada usia ini mereka senang menghasilkan karya. Guru juga menyiapkan kegiatan-kegiatan yang berbentuk operasional konkret karena pada masa ini mereka masih bermasalah dengan kondisi abstrak. Guru harus mendorong siswa mengungkapkan ide, pendapat, saran atau cerita secara deskriptif, misalnya menceritakan pengalaman yang dialaminya. Menyiapkan berbagai kegiatan yang eksploratif misalnya mencari fakta dalam kamus, menyelidiki lingkungan, untuk dapat mengenal dunia yang lebih luas bukan hanya yang dekat dengan dirinya.

Prosedur yang Sistematis Untuk Mengidentifikasi Keragaman Karakteristik Siswa Pelajari dan pahami tugas-tugas perkembangan masa siswa SD Jabarkan tugas-tugas perkembangan kepada keterampilan-keterampilan dan pola perilaku yang bersifat operasional Lakukan observasi Lakukan wawancara Memperkuat pengamatan dan wawancara menggunakan angket mengidentifikasi aspek kecakapan dan kepribadian siswa Meminta informasi dari orang tua serta teman-teman siswa Menganalisis hasil identifikasi dan membuat catatannya Mengembangkan catatan menjadi langkah-langkah pengembangan atau pemecahan masalah dan tindak lanjut

Pembelajaran Terkait dengan Pengembangan Potensi Siswa Memahami karakteristik perilaku dan kemampuan siswa pada tahap perkembangannya Merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik siswa Memahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan berbeda satu dengan lainnya Menciptakan iklim belajar yang kondusif Membimbing siswa untuk menguasai keterampilan dan kemampuan Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi siswa Memotivasi siswa

Cara Identifikasi Kemampuan Awal Siswa Mengidentifikasi jenis dan ruang lingkup pengetahuan awal yang telah diketahui dan dikuasai siswa Identifikasi tingkat dan tahap kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang telah dicapai siswa

Langkah-langkah Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Siswa Menandai dan menemukan kesulitan belajar siswa dengan membandingkan nilai siswa dengan kriteria yang telah ditetapkan Melokalisasikan letak kesulitan belajar Memperhatikan atau menganalisis catatan observasi atau laporan proses pembelajaran Mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar Melakukan tindak remedial atau membuat referal atau membuat rekomendasi atau rujukan Membuat alternatif bantuan berdasarkan hasil diagnosis

Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik Belajar merupakan aktivitas sadar dan menetap yang dilakukan oleh manusia sebagai individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan perilaku meliputi perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ciri dari individu yang telah mengalami proses belajar adalah adanya perubahan perilaku yang lebih baik dan relatif menetap akibat interaksi aktif individu tersebut dengan lingkungannya. Pembelajaran merupakan proses interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Prinsip dalam Proses Pembelajaran Menurut Weil (1980), terdapat tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran, yaitu: Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk dan mengubah struktur kognitif siswa, Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari, Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial.

Berdasarkan teori belajar Thorndike, prinsip belajar terdiri dari : Prinsip kesiapan adalah kesiapan fisik (jasmani) dan psikis (mental) seorang siswa untuk belajar. Prinsip motivasi yaitu belajar dapat terjadi jika terdapat pendorong atau penarik yang menyebabkan seseorang melakukan perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan tertentu. Prinsip perhatian yaitu kesengajaan siswa untuk memusatkan pikirannya menerima informasi.

Prinsip persepsi yaitu respon siswa yang khas dari stimulus yang diterimanya. Persepsi melahirkan pandangan yang bersifat kompleks yang menyebabkan seseorang menerima, menyangkal, atau ragu- ragu terhadap pendapat orang lain. Prinsip retensi yaitu prinsip ingatan seseorang tentang konsep setelah mempelajari sesuatu. Prinsip transfer yaitu pemindahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari suatu situasi ke dalam situasi yang lain.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Mendidik yang Berlaku Umum : Prinsip perhatian dan motivasi Prinsip keaktifan Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung Prinsip pengulangan Prinsip tantangan Prinsip balikan dan peguatan Prinsip perbedaan individu

Prinsip-prinsip Standar Proses Pendidikan, Pembelajaran yang Efektif : Prinsip keterlibatan siswa secara aktif Prinsip kontekstual Prinsip keragaman mdia dan sumber belajar Prinsip pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif Prinsip pembiasaan

Karakteristik Pembelajaran yang Mendidik Peserta didik mencari tahu bukan diberi tahu Sumber belajar bervariasi Menggunakan pendekatan proses dan ilmiah Pembelajaran berbasis kompetensi Pembelajaran terpadu Pembelajaran dengan jawaban multidimensi

7) Pembelajaran dengan keterampilan aplikatif 8) Pembelajaran seimbang antara keterampilan fisik dan mental 9) Pembelajaran mengutamakan pembudayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 10) Pembelajaran menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan, pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik 11) Pembelajaran tidak hanya berlangsung di kelas tetapi di sekolah, rumah dan masyarakat 12) Pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dimanapun adalah kelas untuk belajar, dan kapanpun waktunya untuk belajar

Implikasi Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik Terhadap Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru : Prinsip perhatian dan motivasi Prinsip keaktifan Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung Prinsip pengulangan Prinsip tantangan Prinsip balikan dan penguatan Prinsip perbedaan individu