PERAN NUTRISIONIS DALAM MENANGANI STUNTING ANAK TAUFIK MARYUSMAN, S.Gz, M.Gizi, M.Pd Dosen Program Studi S1 Ilmu Gizi FIKES UPNVJ Pelatih Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2018)
KEPENDEKAN (STUNTING) PADA ANAK BALITA MERUPAKAN MASALAH GIZI DI INDONESIA DAN MASALAH GLOBAL
LALU APA PERAN KITA?
PERBAIKAN KEPENDEKAN TIDAK BERGANTUNG PADA FAKTOR GENETIK PERBAIKAN KEPENDEKAN TIDAK BERGANTUNG PADA FAKTOR GENETIK. BUKTI EMPIRIS MENUNJUKAN ANAK PENDEK INDIA SETELAH DIBESARKAN DI SWEDIA UMUR DUA TAHUN DAPAT CATCH UP GROWTH DAN BEBAS DARI RETARDASI MENTAL (PROOS LA et al, 1992)
MODEL PENCEGAHAN Menurut Branca F dan Ferrari M (2002); Model pencegahan yang baik adalah pencegahan disertai intervensi pada tahap setiap kehidupan (Life Cycle);
MODEL PENCEGAHAN ( Branca F & Ferrari M) Tersedia GIZI untuk Ibu Hamil MODEL PENCEGAHAN BAYI LAHIR NORMAL dengan ASI EKSLUSIF, lalu lanjut diberikan MP-ASI Lingkungan higienis Fortifikasi sebagai pilihan
KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi sebagai acuan pembangunan. Dalam RPJMN 2015-2019, dengan perbaikan gizi maka 2019 prevalensi kependekan 28%. Perbaikan gizi dilakukan lintas sektor Pemberdayaan daerah tertinggal dengan dana desa mampu terjadi pemerataan pembangunan kesehatan Anggaran kesehatan ditingkatkan Program intervensi spesifik dengan home fortification pada BALITA, TTD pada Ibu Hamil dan MP-ASI >6 Bulan.
PERAN NUTRISIONIS DALAM MENGATASI KEPENDEKAN PERAN NUTRISIONIS ADA PADA SETIAP TAHAPAN SIKLUS KEHIDUPAN SEJAK HAMIL BALITA BAWAH DUA TAHUN NUTRISIONIS NUTRISIONIS
SEJAK HAMIL BILA TEKNOKRAT; maksimalkan peran dengan melibatkan kader posyandu untuk kampanye GIZI IBU HAMIL NUTRISIONIS BILA LEGISLATOR; Produk kebijakan kesehatan difokuskan pada MASA KEHAMILAN dengan aturan mendukung BILA AKTIVIS; Buat rekayasa sosial untuk meningkatkan peran WANITA sebagai GARDA program
BALITA BAWAH DUA TAHUN BILA TEKNOKRAT; maksimalkan peran dengan melibatkan kader posyandu dalam pemantuan pertumbuhan balita dan PMT bagi Keluarga tidak mampu NUTRISIONIS BILA LEGISLATOR; Produk kebijakan kesehatan difokuskan pada MASA 2 TAHUN dengan aturan mendukung dan peningkatan anggaran BILA AKTIVIS; Terlibat dalam pemanfaatan DANA DESA dengan melibatkan LSM atau Forum Masyarakat
APLIKASI SEDERHANA PERAN SEBAGAI NUTRISIONIS PELATIHAN KADER KESEHATAN (PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN) TERKAIT POSYANDU PENDAMPINGAN IBU HAMIL, NIFAS DAN MENYUSUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MEMBUAT GERAKAN “STOP STUNTING” PROMOSI PHBS BERKELANJUTAN DI MASYARAKAT TERLIBAT DI ORGANISASI PROFESI GIZI UNTUK MEMAKSIMALKAN PERAN NUTRISIONIS DI MASYARAKAT
MARI BELAJAR DARI KASUS INDIA Kasus Maharashtra di India (Haddad L, 2014), hanya butuh 7 tahun untuk mengurangi prevalensi kependekan dari 36.5% menjadi 24.0%. Di Maharashtra pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerintah yang efektif. Selain itu peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan ditunjang pendidikan yang baik maka makanan tambahan yang diberikan terdistribusi dengan baik dan mengurangi kebocoran. Dana KHUSUS GIZI ditingkatkan 2 kali lipat dan 1000 HPK merupakan landasan program. Simpulan: Komitmen dan kontribusi sektor serta pelibatan masyarakat menjadi INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
TERIMA KASIH