KAJIAN PENERAPAN IRIGASI TETES PADA TANAMAN CABAI DAN BAWANG MERAH BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
OUTLINE Pendahuluan Potensi iklim dan air untuk pengembangan cabai Ketersediaan Air Jenis Sumber Daya Air Identifikasi Potensi Ketersediaan Sumberdaya Air Eksploitasi Sumberdaya Air Analisis Kebutuhan Air Tanaman Cabai Teknik Irigasi Fertigasi Kesimpulan
POTENSI IKLIM DAN AIR UNTUK PENGEMBANGAN CABAI jika suhu udara terlalu tinggi, dan pengairan kurang, maka akan menghambat suplai unsur hara, transpirasi, penguapan terlalu tinggi, menyebabkan : rontoknya bunga dan buah, buah yang terbentuk akan kecil-kecil tidak sempurna, pertumbuhan tanaman terhambat dan merana. akan merangsang perkembangbiakan hama tanaman jika budidaya dilakukan pada musim kemarau, penyiraman atau penggenangan yang cukup dan penyemprotan insektisida tanaman secara rutin. interval penyemprotan insektisida juga harus dilakukan lebih pendek. Sumber :http://www.tanijogonegoro.com/2014/08/iklim-budidaya-cabai.html
POTENSI IKLIM DAN AIR UNTUK PENGEMBANGAN CABAI ketinggian di bawah 1.400 mdpl curah hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun. Berdasarkan Schmidt dan Fergusson dimana bulan kering adalah curah hujan < 60 mm/bulan, tanaman cabai dapat tumbuh dan berproduksi baik pada iklim dengan kriteria: Daerah sangat basah, dengan 0-1.5 bulan kering. Daerah basah, dengan 1,5-3 bulan kering. Daerah agak basah, dengan 3-4,5 bulan kering. Daerah sedang, dengan 4,5-6 bulan kering. intensitas sinar matahari dengan lama penyinaran (fotoperiodisitas) optimal 10-12 jam sehari kelembaban relatif 80% dengan sirkulasi udara yang lancar suhu optimal untuk pertumbuhan antara 25-28 derajat celcius.
Ketersediaan air akan menentukan luas layanan irigasi Potensi Ketersediaan Air terdiri dari : Potensi Air Permukaan Potensi Air Tanah Air Permukaan Curah Hujan Aliran Sungai, Mata Air Simpanan Cekungan Tanah (Waduk, Danau, Embung) Air Tanah Sumur Dangkal (Sumur Gali, Sumur Pantek) Sumur Air Tanah Dalam, Kedalaman > 40 m
Air Permukaan Potensi Air Tanah Pemanfaatan Air Tanah untuk Irigasi melalui pembuatan Sumur Gali di KP Sumani, Solok Embung Artifisial KP Naibonat, Kab. Kupang, Kapasitas 34,000 m3 Potensi Aliran Sungai Sumani untuk Irigasi KP Aripan, Kab. Solok Sumur Air Tanah Dalam dan Rumah Pompa untuk Irigasi Kebun Sawit Sampoerna Agro Embung Alami KP Subang, Jabar
Identifikasi Potensi Air Permukaan Identifikasi potensi aliran sungai Identifikasi Potensi Pengembangan Embung Analisis Neraca Air Embung Vi=Chi.Kr.DTA+Vi-1–(ETPi+PERCi).A Prediksi Dinamika Ketersediaan Air Luas Layanan Irigasi Optimal Survei Topografi Sebaran dan Jumlah Kapasitas Tampungan Desain Irigasi
Identifikasi Potensi Air Tanah Pra-Survey : Interpretasi Peta Geohidrologi Survey Geolistrik Analisis Data : Pemrosesan , Pemodelan Pengeboran LAPISAN PELAPUKAN AIR MINYAK GAS BATUAN TUDUNG BATUAN RESERVOIR BATUAN INDUK BATUAN SEDIMEN Geophone` 2D Uji Pompa (Pumping Test) Instalasi Sistem Irigasi
Peralatan Sumberdaya Manusia Accu Terrameter Geoscanner Kabel Terrameter : ARES G4, 1 unit Geoscanner : 2 unit Kabel Utama : 4 unit @ 75 meter (big) Kabel Tambahan: 4 unit @ 75 meter Electrode : 64 buah (stainless steel) Sumber Tenaga: Accu Sumberdaya Manusia Teknisi : 2 orang Pekerja : 8 orang Sopir : 1 orang Accu Terrameter Geoscanner Kabel Electrode
TEKNIK EKSPLOITASI SUMBER AIR PERMUKAAN POMPA KAPASITAS RENDAH Jenis Pompa : Sentrifugal Tenaga : Mesin Diesel atau Bensin Kapasitas 4- 11 PK Kapasitas Debit : 2 – 10 lt/dt Kapasitas Hisap (Suction) : < 6 m Kapasitas Dorong (Head) : 5 m Eksploitasi Air Sungai Menggunakan Mesin Diesel 11 PK dan Pompa Sentrifugal Kapasitas Rendah
TEKNIK EKSPLOITASI SUMBER AIR TANAH SUMUR AIR TANAH DANGKAL/SUMUR GALI Menggunakan Pompa Sentirfugal Kapasitas Rendah (4 PK) Jenis Pompa : Sentrifugal atau Jetpump Tenaga : Mesin Bensin Kapasitas 4 PK atau Listrik 300 wat Kapasitas Debit : 2 – 3 lt/dt Kapasitas Hisap (Suction) : < 6 m Kapasitas Dorong (Head) : 5 m
TEKNIK EKSPLOITASI SUMBER AIR TANAH SUMUR AIR TANAH DALAM Jenis Pompa : Pompa Turbin Vertikal (VTP) Tenaga : Mesin Diesel 6 cylinder, 7,545 cc atau Elektromotor kapasitas listrik 30.000 watt Kapasitas Debit : 15 – 20 lt/dt Kapasitas Dorong (Head) : 100 m Jenis Pompa : Pompa submersible (celup) Tenaga : Listrik 30.000 watt Kapasitas Debit : 15 – 20 lt/dt Kapasitas Dorong (Head) : 100 m
TEKNIK EKSPLOITASI SUMBER AIR TANAH SUMUR AIR TANAH DALAM SPESIFIKASI POMPA SUBMERSIBLE (POMPA CELUP): GRUNDFOS SP8A -10 Ked. 40 m : 8m3/jam 2.2 lt/dt
Analisis Kebutuhan Air Tanaman ETtan = Kc x ETo ETtan : evapotranspirasi tanaman (mm) ETo : evapotranspirasi referensi (mm) Kc : koefisien tanaman
Pola Kc Selama Masa Pertembuhan Tanaman
Koefisien Tanaman Sayuran (FAO, Drainage & Irrigation Paper No 56, 1998) Sebagian besar hasil studi di daerah sub tropic
POTENSI IKLIM DAN AIR UNTUK PENGEMBANGAN CABAI
Panjang Fase Pertumbuhan Tanaman Sayuran (FAO, Drainage & Irrigation Paper No 56, 1998)
Hitung Kebutuhan Air Tanaman : Dosis dan Interval Irigasi Tanaman Cabe dan Bawang Lokasi Noelbaki, Kupang, NTT Tanggal Tanam 31-May-14 Fase Pertumbuhan Panjang Fase Tumbuh (Hari) Periode ETo (mm/hari) Kc ETc (mm/hari) Kandungan Air (%) Kerapatan Jenis (g/cm3) Air Tersedia (%) Kapasitas Lapang (0.3 bar) Titik Layu Permanen (15 bar) Inisiasi 30 1-Jun-14 1-Jul-14 4.1 0.60 2.48 33.0 23.0 1.06 10.6 Vegetatif 40 2-Jul-14 11-Aug-14 4.2 0.85 3.56 Pembungan 12-Aug-14 21-Sep-14 3.9 1.20 4.66 Pembentukan Biji 25 22-Sep-14 17-Oct-14 0.80 3.38 Air Tersedia (mm/m) Kedalaman Perakaran Maksimum (m) Air Tersedia Total, TAW (mm) Fraksi Penurunan Air Tanah (p) Kebutuhan Irigasi Neto (mm) Interval Irigasi (Hari) 106.0 0.35 37 0.4 15 6 0.45 48 19 0.55 58 23 0.70 74 9
ANALISIS VOLUME DAN FREKUENSI IRIGASI TANAMAN BAWANG MERAH musim kemarau Tanggal Tanam 31-May-14 Fase Pertumbuhan Panjang Fase Tumbuh (Hari) Periode ETo (mm/hari) Kc ETc (mm/hari) Kandungan Air (%) Kerapatan Jenis (g/cm3) Air Tersedia (%) Kapasitas Lapang (0.3 bar) Titik Layu Permanen (15 bar) Inisiasi 15 1-Jun-14 16-Jun-14 4.1 0.7 2.89 33.0 23.0 1.06 10.6 Vegetatif 25 17-Jun-14 12-Jul-14 4.2 0.9 3.77 Pembungan 70 13-Jul-14 21-Sep-14 3.9 1.1 4.07 Pembentukan Biji 40 22-Sep-14 1-Nov-14 0.8 3.17 Air Tersedia (mm/m) Kedalaman Perakaran Maksimum (m) Air Tersedia Total, TAW (mm) Fraksi Penurunan Air Tanah (p) Kebutuhan Irigasi Neto (mm) Interval Irigasi (Hari) 106.0 0.15 16 0.3 5 2 0.25 27 8 3 0.30 32 10 0.40 42 13
Teknik Irigasi Upaya mendistribusikan air dari sumber air menuju lahan pertanian Jenis Teknik Irigasi meliputi : Irigasi Tetes (Drip Irrigation) Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation) Irigasi Parit (Furrow Irrigation) Irigasi Submersi (Submersion Irrigation)
KOMPONEN IRIGASI TETES EMITTER PIPA LATERAL PIPA UTAMA UNIT POMPA / BANGUNAN UTAMA
Emitter Line Source Emitter ( Emitter Pembasahan Garis ). Contoh : Drip Pipe, Drip Tape, In Line Dripper pada tanaman di on farm (cabe, tomat, strawberry, semangka, melon, sayur-sayuran, bunga potong, dsb). Sprayer Contoh : Spray Jet, XL Jet pada tanaman produksi buah-buahan, perkecambahan tanaman dan pengaturan kelembaban rumah kaca, juga sebagai nozzle pada sistim aeroponik. Point Source Emitter ( Emitter Pembasahan Titik ). Contoh : Dripper pada tanaman kakao, jeruk, mangga, dan regulating stick pada tanaman paprika, melon, tomat di dalam Green House.
Desain Irigasi Tetes pada lahan ½ Ha
Irigasi Tetes (Drip Irrigation ) Ketersediaan air terbatas Lahan datar hingga berbukit Tanah bertekstur liat hingga berpasir Komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi Irigasi Tetes di Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul
FERTIGASI Fertigasi : pemakaian bahan pupuk bagi tanaman melalui sistem irigasi dengan cara memasukkan/melarutkan bahan pupuk tersebut kedalam air irigasi (Buck et al., 1987). Keuntungan Fertigasi Menghemat pemakaian pupuk, tenaga dan peralatan Fleksibel dalam waktu dan jumlah pemberian serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman Lebih cepat diserap oleh tanaman melalui perakaran Pemberian pupuk dapat dilakukan secara hati-hati dan terpantau Mengurangi pencucian pupuk dari zona perakaran Mengurangi kerusakan mekanis tanaman
Pupuk Padat dan Cair dalam Fertigasi Unsur Pupuk Kandungan Pupuk dalam bentuk padat (N; P2O5; K2O) Kandungan Pupuk dalam bentuk cair (25oC) Nitrogen (N) Urea Amonium Nitrat Amonium Sulfat 46-0-0 33-0-0 21-0-0 10-0-0 Fospor (P) Asam Fospat Mono Amonium Fospat Di Amonium Fospat - 12-61-0 18-46-0 0-61-0 4-18-0 7-25-0 Kalium (K) Kalium Klorida Kalium Nitrat Kalium Sulfat Mono Kalium Fospat 0-0-62 13-0-46 0-0-50 0-52-34 0-0-15 4-0-12 0-0-6 0-10-7
Metode Injeksi Pupuk ke dalam Sistem Irigasi Injeksi Hampa (Vacuum Injection) Menggunakan alat venturi untuk mengurangi tekanan (hampa) sehingga mampu menghisap larutan pupuk ke dalam aliran
2) Perbedaan Tekanan (by pass tank) Didasarkan pada prinsip perbedaan tekanan yang dihasilkan katup, pengatur tekanan, sambungan siku atau gesekan pipa utama Perbedaan tekanan mendorong air masuk melalui saluran by pass kedalam tanki bertekanan dan keluar kembali membawa sejumlah tertentu pupuk yang terlarut
3) Pompa Injeksi (Injection Pump) Pompa digunakan untuk menyuntikkan larutan pupuk dari tanki pemasok ke dalam sistem. Energi untuk menyuntikkan dihasilkan dari motor listrik atau motor hidrolika
Keunggulan dan Kekurangan 3 Metode Injeksi Pupuk Sifat Metode Injeksi Pupuk By-pass tank Venturi Injection pump Kemudahan Penggunaan Tinggi Medium Rendah Penggunaan Pupuk Padat + - Penggunaan pupuk cair Laju Debit Kontrol Konsentrasi Terbatas Sedang Kontrol Jumlah Baik Kehilangan Tekanan Sangat Tinggi Tidak ada Harga TInggi
KESIMPULAN Sistem irigasi yang sangat cocok diterapkan untuk tanaman sayuran adalah Jenis Irigasi Tetes. Irigasi tetes diantaranya adalah Drip stick dan Drip tape irrigation (stream line irrigation). Jaringan irigasi tetes dapat diintegrasikan dengan sistem Fertigasi yang sesuai bertujuan untuk efisiensi penggunaan air dan pemupukan
Terimakasih