MEKANISASI MESIN PERONTOK KACANG TANAH SEBAGAI PENINGKATAN SISTEM PEMANEN KACANG TANAH PETANI INDONESIA HALIMATUS SA’DIYAH (10510020011029)
LATAR BELAKANG KACANG TANAH PRODUKSI TERBESAR KEDUA DI INDONESIA INDUSTRI MEMBELI BAHAN BAKU KACANG TANAH DALAM BENTUK POLONG DAN BIJI PENGOLAHAN PASCA PANEN TRADISIONAL BELUM DIKUASAINYA TEKNOLOGI YANG MAJU OLEH PARA PETANI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI MEKANISASI PEMANENAN YANG MUDAH DAN EFISIEN
PEMBAHASAN ALSIN MERUPAKAN MESIN PEMANEN KACANG TANAH YANG TELAH DIDISAIN BERUKURAN ( P X L X T ) 170 CM X 80 CM X 150 CM BAGIAN UTAMA ALAT-MESIN INI TERDIRI ATAU MEJA PENGUMPAN, SILINDER PERONTOK, BAGIAN PEMBAWA, AYAKAN, KIPAS PEMBERSIH (BLOWER), RODA PENGGERAK DAN UNIT TRANSMISI
PENIILAIAN KERJA EFISIENSI MESIN PEMANEN KACANG ALSIN KAPASITAS ALAT, EFISIENSI PERONTOKAN, TINGKAT KEHILANGAN HASIL, MUTU HASIL DAN KESELAMATAN/KENYAMANAN KERJA
HASIL UJI ALAT KAPASITAS KERJA 307,22 KG/JAM.POLONG KACANG TANAH. KAPASITAS PERONTOKAN INI JAUH LEBIH BESAR DARI PERONTOK POLONG YANG TELAH DITELITI OLEH BALITKABI YAITU PERONTOK POLONG MODEL ONS KAPASITASNYA 14,9 KG POLONG/JAM, DAN PERONTOK POLONG TIPE PKT-1 KAPASITASNYA 14,3 – 33,8 KG/JAM (TASTRA, 1997)
HASIL UJI ALAT Efisiensi perontokan 98,9%, berarti ada 1,1% polong yang tidak terontok. Hal tersebut sulit dihindari karena letak polong tidak teratur, untuk polong yang berada di ujung akar dapat terontok sempurna sedangkan polong yang ada ditengah kemungkinan tidak terontok karena tidak terjangkau oleh gigi perontok, dan kualitas hasil perontokan terdiri dari polong rusak sebesar 0,6%, tingkat kebersihan 95,2%
ANALISA EKONOMI MESIN Hasil analisa ekonomi menghasilkan B/C ratio 1,02 yang berarti mengusahakan alat ini dapat menghasilkan keuntungan. Biaya operasional cukup murah Rp.25/kg. bila dibandingkan dengan perontokan secara manual memerlukan biaya perontokan Rp.175/kg. Sedangkan, hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa pengoperasian alsin pengupas kulit polong dapat menguntungkan dengan B/C ratio 2,47. Biaya pengoperasian alsin Rp.35/kg. Biaya ini lebih kecil dari pada biaya pengupasan secara manual sebesar Rp.110/kg
KESIMPULAN ALSIN, SESUAI DENGAN PENELITIAN EFEKTIF DAN EFISIEN DIAPLIKASIKAN PETANI INDONESIA ANALISA EKONOMI ALSIN, LEBIH EKONOMIS DIBANDING DENGAN MESIN PEMANEN MANUAL PERLU ADANYA PENGIMPLEMENTASIAN DAN KERJA SAMA DENGAN PEMERINTAH UNTUK BISA DIAPLIKASIKAN KE PETANI INDONESIA