PENGANTAR AGAMA HINDU Om Swastyastu... Oleh: Nali Eka, S.Ag.,M.Si 11/11/2018 Suryanto, M.Pd @ STAHN TP Palangka Raya
FALSAFAH AGAMA HINDU
Hinduisme lahir di India, dan berbeda dengan agama lain yang didirikan oleh seorang tokoh (baca: nabi) tunggal, Hindu tidak mengenal pendiri tunggal. Akibatnya, tidak ada otoritas tunggal dalam agama Hindu Hingga saat ini, sulit menentukan secara pasti kapan Hinduisme mulai berkembang, para ahli mengemukakan pendapat yang beragam. Tetapi intinya mereka setuju Hindu sebagai agama tertua di dunia, paling tidak sudah eksis dan berkembang sejak 4000 tahun SM. Ajaran Hindu (Weda) diterima dan disebarluaskan oleh para Maharesi Hindu, yang jumlahnya banyak, tidak hanya satu orang. Maharesi yang terkenal sebagai penerima wahyu ada tujuh, yaitu: (1)Grtsamada, (2) Visvamitra, (3) Atri, (4) Bharadvaja, (5) Vasistha, (6)Kanva, dan (7) Vamadewa 11/11/2018 Suryanto, M.Pd @ STAHN TP Palangka Raya
PRINSIP KAIDAH AGAMA HINDU Kata agama berasal dari kata A-GAM-A = tidak pergiAgama berarti pedoman hidup yang kekal yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia di dunia dengan tujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kesucian lahir dan bathin. Hindu adalah salah satu agama di dunia yang mempunyai latar belakang sejarah yang unik. Nama Hindu sebagai agama baru mulai dikenal sejak berkembangnya agama baru di dunia. Pada awalnya agama Hindu diberi (diperoleh) dari para penulis barat. Menurut kitab Veda, baik sruti maupun smrti pada mulanya nama agama itu disebut dengan agama Sanatana Dharma saja.
Agama Hindu memuja satu Brahman, satu hakekat Kenyataan Tertinggi (yang disebut dengan banyak nama) dan mengajarkan bahwa semua jiwa pada akhirnya akan mencapai Kebenaran. Dalam agama Hindu tidak dikenal neraka atau surga abadi, tidak ada kutukan. Agama Hindu menerima semua jalan-jalan spiritual yang murni, dari monotheisme murni (hanya Tuhan saja yang ada) sampai kepada Theistik dualisme (Kapan saya akan mengetahui mengetahui karunianya ? ). Setiap jiwa bebas untuk menemukan jalannya sendiri, apakah melalui devolusi (bhakti), hidup bersaja (tapa), meditasi (Yoga) atau pelayanan/pengabdian tanpa pamrih. Tujuan agama Hindu adalah Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.
Adapun tujuan hidup dalam agama Hindu adalah pencapaian Catur Purusa Artha yang terdiri dari Dharma, Artha, Kama dan Moksa. Cinta kasih, non kekerasan (Ahimsa) tingkah laku yang baik dan kearah hukum dharma, Karma Phala, Punar Bhawa membentuk keyakinan Hindu. Jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan adalah karma, janan dan bhakti.
Adapun untuk keyakinan atau kepercayaan asli suku Dayak adalah agama Helu atau agama Kaharingan Agama Hindu Kaharingan merupakan keyakinan atau kepercayaan asli masyarakat Dayak. Kaharingan berasal dari kata “Haring” yang berarti hidup ditambah dengan awalan Ka dan akhiran An menjadi kehidupan.
Inti ajaran dalam religi asli masyarakat Dayak/Kaharingan adalah pada pemujaan terhadap Tuhan (Ranying Hatalla Langit Tuhan Tambing Kabanteran Bulan Raja Tuntung Matan Andau), roh para leluhur (Sahur Parapah), dan roh alam. Selain itu, terdapat juga seperangkat pemahaman mereka tentang dosa dan pantangan (Pali). Pengertian Pali di sini menunjuk pada kebiasaan buruk yang secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak keselerasan hubungan manusia dengan Tuhan, roh para leluhur, roh alam dan sesama manusia
SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya
Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jaman dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Veda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa-dewa.
SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU KAHARINGAN Sejarah perkembangan agama Hindu Kaharingan, yaitu Agama Hindu Kaharingan tidak dimulai sejak jaman tertentu. Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal Ranying Hatalla menciptakan manusia. Sejak adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah mengatur segala sesuatunya untuk menuju jalan kehidupan ke arah kesempurnaan yang kekal abadi. Ajaran Agama Hindu Kaharingan sampai saat ini masih bertahan dan menyatu dalam kehidupan masyarakat Dayak khususnya yang beragama Hindu kaharingan
Pembawa Agama Hindu Hinduisme lahir di India, dan berbeda dengan agama lain yang didirikan oleh seorang tokoh (baca: nabi) tunggal, Hindu tidak mengenal pendiri tunggal. Akibatnya, tidak ada otoritas tunggal dalam agama Hindu. Hingga saat ini, sulit menentukan secara pasti kapan Hinduisme mulai berkembang, para ahli mengemukakan pendapat yang beragam. Tetapi intinya mereka setuju Hindu sebagai agama tertua di dunia, paling tidak sudah eksis dan berkembang sejak 4000 tahun SM. Ajaran Hindu (Weda) diterima dan disebarluaskan oleh para Maharesi Hindu, yang jumlahnya banyak, tidak hanya satu orang. Maharesi yang terkenal sebagai penerima wahyu ada tujuh, yaitu: (1)Grtsamada, (2) Visvamitra, (3) Atri, (4) Bharadvaja, (5) Vasistha, (6)Kanva, dan (7) Vamadewa
Demikian juga halnya dengan agama Hindu yang dianut oleh Masyarakat Dayak yang dikenal dengan agama Hindu Kaharingan juga tidak dimulai sejak jaman tertentu. Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal Ranying Hatalla menciptakan manusia. Sejak adanya kehidupan, Ranying Hatalla telah mengatur segala sesuatunya untuk menuju jalan kehidupan ke arah kesempurnaan yang kekal abadi. Ketika nenek moyang manusia (Raja Bunu) diturunkan ke Pantai Danum Kalunen atau Lewu Injam Tingang/alam tempat kehidupan manusia, terlebih dahulu mereka dibekali oleh Ranying Hatalla dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman langsung untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi. Setelah menetap di Pantai Danum kalunen, pengetahuan tersebut diajarkan dan diwariskan secara turun temurun kepada anak keturunannya dalam bentuk Tetek Tatum. Dengan demikian agama Hindu Kaharingan tidak mempunyai tokoh panutan sebagai pendiri yang merupakan utusan Ranying Hatalla.
PERCAYA DENGAN ADANYA BRAHMAN/TUHAN HINDU TRI KERANGKA DASAR TATTVA PANCA SRADHA PERCAYA DENGAN ADANYA BRAHMAN/TUHAN PERCAYA DENGAN ADANYA ATMAN PERCAYA DENGAN ADANYA HUKUM KARMA PHALA PERCAYA DENGAN ADANYA REINKARNASI/PUNARBAWA PERCAYA DENGAN ADANYA MOKSA ETIKA/SUSILA TRI KAYA PARISUDHA MANACIKA PARISUDHA WACIKA PARISUDHA KAYIKA PARISUDHA UPACARA TRI RNA PANCA YADNYA DEWA YADNYA RSI YADNYA PITRA YADNYA MANUSIA YADNYA BUHTA YADNYA DEWA RNA RSI RNA PITRA RNA
Ruang Lingkup ajaran Hindu Agama Hindu memiliki tiga aspek atau kerangka dasar: Aspek Filosofi (Tattwa) = Pokok-pokok keimanan dan ajaran filsafat yang menyangkut eksistensi Tuhan, hubungan manusia dan makhluk hidup dengan Tuhan, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. 2) Aspek Etika & Moralitas (Susila) = Rambu-rambu agar dapat hidup harmonis, selaras dan seimbang denga Tuhan, sesama manusia, dan alam. 3) Aspek Ritual Peribadatan (Upacara) = Cara mendekatkan diri dengan Tuhan, tuntutan ibadah dan persembahyangan Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya
Tattwa: Keyakinan Hindu Percaya Adanya Tuhan Yang Mahaesa Percaya Adanya Roh/Jiwa dalam diri setiap makhluk hidup Percaya adanya Hukum Karma Percaya adanya Reinkarnasi (Kelahiran Kembali) Percaya adanya Moksa (Pembebasan Abadi)
Percaya Adanya Tuhan Yang Maha EsA PANCA SRADDHA Hindu…. 1 Percaya Adanya Tuhan Yang Maha EsA
1. Keyakinan Adanya Tuhan Menurut Hindu…. “Ekam Sad Viprah Bahuda Vadanti…” Artinya: Tuhan Itu Satu, MahaEsa, disebut dengan banyak nama Analogi : Matahari, hanya satu: Mentari, Sun, Srengenge, Bhaskara, Surya.
2. Awatara /Inkarnasi Tuhan ke dunia…. Kapan pun dan di manapun pelaksanaan dharma merosot, dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela pada waktu itulah Aku Sendiri menjelma, wahai Arjuna (Bhagavad-gita 4.7) Sri Krishna Bersabda:
Misi Kemunculan Awatara Tuhan Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat, dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku muncul pada setiap jaman
Hindu Mengenal Banyak Dewa…. Para dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci, juga akan memuaskan engkau. Dengan demikian, melalui kerja sama antara manusia dengan para dewa, kemakmuran akan berkuasa bagi semua. Para dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup. Bila para dewa dipuaskan dengan pelaksanaan yajna (korban suci), mereka akan menyediakan segala kebutuhan untukmu.Tetapi orang yang menikmati berkat-berkat itu tanpa mempersembahkannya kepada para dewa sebagai balasan pasti adalah pencuri. (Bhagavad-gita 3.11 -12
Dewa Wishnu (Pemelihara Alam Semesta Tetapi dewa bukanlah Tuhan, dewa hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang dikuasakan untuk membantu Tuhan…. Dewa Brahma ( Pencipta ) Dewa Wishnu (Pemelihara Alam Semesta Dewa Siwa (Pelebur Alam Semesta) Orang di dunia ini menginginkan sukses dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; karena itu, mereka menyembah para dewa. Tentu saja, manusia cepat mendapat hasil dari pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil di dunia ini….
AJARAN KEIMANAN/KEYAKINAN Dasar keyakinan umat Hindu kaharingan disebut dengan Lima Sarahan. Dimana Lima Sarahan sebagai dasar keyakinan umat Hindu Kaharingan selalu menjiwai setiap perilakunya sehari-hari sebagai cerminan manusia beragama. Komponen-komponen Lima sarahan merupakan satu kesatuan yang utuh dimana satu dengan yang lainnya tidak boleh terpisah karena merupakan kepribadian umat Hindu kaharingan. Adapu komponen-komponen Lima Sarahan tersebut adalah sebagai berikut : Ikei mangaku tuntang percaya : 1. Ranying hatalla katamparan 2. Langit Katambuan 3. Petak Tapajakan 4. Nyalung Kapanduyan 5. Kalata kapadadukan
Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya
Bhagavad-gita 14.20 Bila makhluk hidup yang berada di dalam badan (sang roh) mampu melampaui ketiga sifat alam (kebaikan, nafsu, kebodohan) yang berhubungan dengan badan jasmaninya, ia dapat dibebaskan dari kelahiran, kematian, usia tua, penyakit, dan dukacitanya, hingga ia dapat menikmati minuman kekekalan (kebahagiaan sejati) bahkan dalam hidup ini sekalipun. 11/11/2018 Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya
Agama Hindu Kaharingan menganut kepercayaan monotheisme sesuai dengan isi ajaran Panaturan Pasal 1 yaitu Tamparan taluh handiai (Awal segala kejadian) ayat 3 dan 6 Agama Hindu Kaharingan sesuai dengan ajaran keTuhanan dalam kitab suci Panaturan yang disebut theisme awaita artinya percaya dengan Tuhan yangb tunggal menampakkan diri dalam berbagai perwujudan, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Panaturan Pasal 1 ayat 6
Fungsi Agama Menurut Agama Hindu Kedudukan agama dalam negara Republik Indonesia menduduki tempat yang amat penting. Penting dalam arti karena dasar negara RI adalah berdasarkan atas Pancasila. Disamping itu kesadaran perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya didasarkan atas kesadaran ber Ketuhanan yang mendalam dimana atasa dasar ber Ketuhanan itulah adanya suatu kewajiban untuk mengamalkan ajaran ber Tuhan itu.
Agama memuat kaidah-kaidah dan harapan sebagai motivasi yang menjadi tujuan hidup yang langsung bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, karenan kedudukan agama dalam negara republik Indonesia harus dianggap sebagai suatu bagian yang amat penting dalam mewujudkan tujuan nasional sebagaimana terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Agama juga berfungsi sebagai Motivator dan Dinamisator. Motivator maksudnya ialah yang merupakan penyebab orang berusaha untuk mencapai tujuan. Motif artinya tujuan atau sesuatu yang mendorong orang berbuat untuk dapat mencapainya sebagai harapan yang diinginkan. Agama banyak berisi harapan-harapan yang dihadapkan menjadi cita-cita manusia. Misalnya karena pengalaman sejarah dan agama mengajarkan bahwa manusia menurut kodratnya adalah mahluk Tuhan yang bebasa merdeka. Kesejahteraan dan keamanan diperoleh karena manusia berusaha dan bekerja untuk mewujudkannya. Motivasi agama terletak pada doktrinnya.
Dinamisator berarti memberi semangat yang dapat menggerakkan secara mandiri. Agama berfungsi sebagai sarana yang bertujuan untuk mensucikan manusia. Selain itu agama juga berfungsi untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam hubungnnya dengan sesama, Tuhan dan alam sekitarnya
Motivasi dan Tujuan Beragama Pada umumnya manusia hidup di dunia ini mempunya tujuan, demikan juga halnya dengan beragama tentu memiliki tujuan. Agama bertujuan untuk mengantar manusia untuk mencapai kesempurnaan rohani dan mencapai kebahagiaan akhirat (moksa), selain itu juga bertujuan untuk membangun dunia yang baik sehingga tercapai kesejahteraan, kebahagiaan dan keamanan. Karena adanya ajaran agamalah yang mendorong orang memiliki tujuan dan berbuat untuk dapat mencapainya sebagai harapan yang diinginkan agar tercapai kehidupan dunia dan akhirat yang baik.
Prinsip-prinsip Kehidupan “Setiap roh pada dasarnya adalah suci, munculkanlah kesucian ini didalam dirimu dengan mengendalikan alam bathin maupun lahir. Lakukan pensucian ini dengan karma, mengabdi tanpa pamrih, dengan bhakti kepada Tuhan, dengan latihan kejiwaan Yoga dan kebijaksanaan rohani, Jnana dengan melakukan salah satu daripadanya atau lebih atau seluruh dari jalan (untuk pensucian diri) ini dan carilah kebebasan inilah keseluruhan dari agama” (Swami Vivekananda, dalam Oka Puniatmaja M.P, Panca Wali Krama 1910 Saka)
Musuh dalam diri lebih berbahaya jika dibandingkan dengan musuh yang berasal dari luar diri. Ada enam musuh dalam diri manusia yang mesti dikalahkan, yang lebih dikenal dengan Sad Ripu, yakni terdiri dari : Kama (hawa nafsu), Lobha (ketamakan), Krodha (kemarahan), Moha (kebingungan), Mada (kemabukan) dan Matsarya (iri hati). Apabila keenam musuh dalam diri ini dapat kita kalahkan, niscaya kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam hidup terutama dimasa sekarang ini yang semakin sulit dengan sikap yang arif dan bijaksana.
). Setiap orang hendaknya selalu berusaha membina diri dan lingkungannya agar sifat ke-Dewa-anlah yang lebih dominan dibandingkan sifat ke-raksasa-an, karena perbuatan dharma dan adharma ditentukan oleh kedua hal ini. Disamping itu dalam agama Hindu juga meyakini adanya hukum karma phala, yang mana cepat atau lambat perbuatan baik mapun buruk manusia akan mendapatkan balasannya, bahkan sesudah kematian pun karma itu dapat diterima dalam bentuk reinkarnasi.
Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan Menurut Hindu 1. Aspek sekala : sesuatu yang jelas dan langsung dan dapat melalui hasil berpikir yang juga menghasilkan emosi dan perilaku kemudian dapat dirasakan melalui penginderaan 2. Aspek niskala : mengandung keyakinan pada ajaran agama yang mempengaruhi ketentraman bathin melalui vibrasi-vibrasi kesucian yang hasilnya tidak dapat dirasakan melalui indra
Adhir gatrani sudyanthi, manah styena sudyanthi widyattaphobhyam bhrtatma, budhir jnanena sudyati Artinya : Tubuh dibersihakan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, jiwa (atma) dibersihkan dengan ilmu, akal (budhi) dibersihkan dengan kebijaksanaan
Pola hidup bersih dan sehat pada aspek niskala dapat digambarkan sebagai kesucian atman (jiwa/rohani), pikiran dan akal (budhi) yang diperoleh dari upaya terus menerus mempelajari dan melaksanakan ajaran-ajaran agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari (spiritual). Titik pangkalnya adalah keyakinan yang kuat akan adanya Hyang Widhi
Dalam keyakinan Hindu jalan untuk meyakini Hyang Widhi dilakukan dengan 4 jalan yaitu : 1. Agama Pramana : pembelajaran kitab suci 2. Pratiyaksa Pramana : (merasakan atau mengalami langsung dengan jelas dan nyata) 3. anumana Pramana : menarik kesimpulan berdasarkan logika dari unsur-unsur gerakan, seba-akibat, keharusan, kesempurnaan dan keteraturan 4. upamana Pramana : analogi, yaitu kesimpulan berdasarkan perbandingan dari unsur-unsur metafora/penciptaan, struktural/bahan penciptaan dan kausal/akibat dari sebab.
Setelah meyakini kebesaran Hyang wdhi/Ranying Hatalla, maka manusia mencari jalan menuju kepada-Nya melalui Catur Marga, yaitu : 1. Bhakti Marga : Menyembah, memuja, menghormati dan menyayangi 2. Karma Marga : bekerja, berbuat mencapai tujuan hidup dilandasi ajaran Veda 3. Jnana Marga : mempelajari kitab suci sebagai sumber ilmu pengetahuan kemudian menyebarkannya kepada umat seluas-luasnya 4. Yoga Marga : dengan badan pikiran untuk menghubungkan atman dengan paramatman
Dalam melaksanakan Catur Marga ada beberapa rambu-rambu agama yang harus diperhatikan antara lain : 1. Catur Purusa Artha : empat tujuan hidup 2. Sista Cara : kehidupan suci yang membentuk susila 3. Sadacara : taat pada peraturan atau perundang-undangan yang sah 4. Atmanastuti : memelihara hati nurani yang suci 5. Menjauhkan diri dari Sad Tatayi :Agnida (membakar rumah atau memarahi orang), Wisada : meracuni orang), Atharwa (mamakai ilmu hitam), Sastraghna (mengamuk), dratikrama (memperkosa), Rajapisuna (memfitnah)
6. Waspada pada Sad Ripu :Kama (nafsu), Loba (serakah), Kroda (marah), Mada (mabuk), Moha (sombong), Matsarya (cemburu, dengki, iri hati) 7. Laksanakan Tri Kaya parisudha : Manacika Parisudha, Wacika Parisudha, Kayika Parisudha 8. Senantiasa melaksanakan Asta Brata : Dharma(taat pada kebenaran), satya(setia),tapa (mengendalikan diri), Dama (tenang dan sabar), mulatsarira (tidak iri, dengki dan serakah), Hrih (punya rasa malu), titiksa (tidak guras), Anasuya (tidak bertabiat jahat), yadnya (berkorban), Dana (dermawan), Dhrti (mensucikan diri), Kasama (pemaaf).
9. kemampuan mengendalikan Dasa Indria : Srotendria (pendengaran), Twakindria (kulit), Granendria (penciuman), Caksundria (penglihatan)m Wakindria (lidah), Panindria (gerakan tangan), Payundria (pembuang Kotoran), Jihwendria (gerakan kaki), Dria (alat kelamin). 10. Kemampuan mengendalikan diri melalui Yana Brata : Anrsamsa (tidak egois), Ksama (pemaaf), Satya (setia), Ahimsa (tidak membunuh), Dama (sabar), Arjawa (tulus), Pritih (welas asih), Prasada (tidak berpikir buruk), Madhurya (bermuka manis secara tulus), Mardhawa (lemah lembut) 11. Menegakkan disiplin melalui Niyama Brata : Dana (dermawan), ijya (sembahyang), Pata (mengendalikan diri), dhyana (menyadari kebesaran Ranying Hatalla), Swadhyaya (rajin belajar), Upasthinigraha (menjaga kesucian hubungan sek), brata (mengekang nafsu), Uapawasa (puasa), Mona (berhati-hati bicara), snana (menjaga kesucian bathin)
Unsur-unsur yang menetukan upaya manusia mencapai Moksartham Jagathita Ya Ca Iti Dharma 1. Satyam : Taat beragama 2. Siwam : Kasih Sayang 3. Sundaram : sejahtera materil maupun imateril
SUMBER HUKUM HINDU
Veda : Sumber Ajaran Hindu (1) Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya
Veda: Sumber Ajaran Hindu (2) Diyakini diwahyukan bersamaan dengan penciptaan alam semesta, berfungsi sebagai ‘manual’, ‘handbook’, atau ‘panduan kehidupan manusia’. Sifat ajaran Veda anadi (tidak berawal), dan ananta (tidak berakhir) Lebih sering disebut ‘pustaka suci Veda’, karena jumlahnya tidak hanya satu. Pustaka Veda tidak pernah mengalami proses kanonisasi, atau ‘penyeleksian ajaran yang dianggap sesuai’ dengan doktrin tertentu. Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya
Klasifikasi Kitab-kitab Weda (3) Suryanto, M.Pd @ STAHN TP Palangka Raya
Konsekuensi... Hinduisme terdiri dari banyak sekte atau mazab yang sangat beraneka ragam dalam jalan dan tata cara pemujaannya, namun memiliki persamaan dasar dalam keyakinan atau keimanan pokoknya. Dalam Hindu tidak ada otoritas tunggal yang menjadi pemimpin spiritual tertinggi bagi seluruh umat hindu di dunia Ajaran Hindu berkembang dan disebarluaskan dengan sifatnya seperti bola salju, Hindu menyerap dan diperkaya oleh unsur-unsur ajaran, keyakinan, adat-istiadat dan budaya lokal dimana Hindu berkembang. Nali Eka, S.Ag.,M.Si @ STAHN TP Palangka Raya