MEMAKNAI KEMBALI HIJRAH NABI MUHAMMAD S.A.W. RENUNGAN TAHUN BARU HIJRIYAH 1430 Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
ABSTRAK Peristiwa hirjrah Nabi Muhammad s.a.w. memang sudah berlalu. Tetapi, pelajaran yang bisa kita peroleh dari peristiwa tersebut untuk masa sekarang dan yang akan datang sangat banyak. Di antaranya adalah semangat untuk berpindah, keinginan kuat dan keberanian untuk "berubah" dari ketidakberdayaan menuju keberdayaan dengan semangat pemberdayaan, untuk diri sendiri dan seluruh umat manusia, terutama untuk umat Islam yang kini masih terlena dalam problem kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan dekadensi moral (baca: keterpurukan akhlaq). Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
JANJI ALLAH (1) “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS an-Nisâ' 4: 100) Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
JANJI ALLAH (2) “Dan orang-orang yang berhijrah Karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui.” (QS an-Nahl, 16: 41) Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
SIMPULAN Kedua ayat di atas mengisyaratkan bahwa Allah SWT berjanji terhadap semua orang yag mau berhijrah di jalan Allah, bahwa mereka pasti akan mendapatkan keberuntungan. Apa wujud keberuntungan itua? Wujudnya – menurut janji Allah – adalah: "Sesuatu yang lebih baik dari apa pernah diperoleh", di dunia dan akhirat. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (1) Suatu malam sekitar tahun 622 Masehi. Sekelompok pemuda mengepung sebuah rumah. Golok terhunus berada di genggaman masing-masing. Tekad mereka bulat. Mereka akan menghabisi lelaki berusia lebih setengah abad itu. Tidak ada negosiasi. Tidak ada kompromi. Menurut mereka – para pengepung itu -- "dosa" lelaki itu sudah sangat jelas, yakni "membongkar kemapanan kehidupan setempat". Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (2) Lelaki itu menggelindingkan perubahan. Ia mengingatkan masyarakatnya untuk tidak mengagungkan semua yang tidak layak diagungkan. Ia mengajak untuk hanya mengagungkan satu-satunya yang layak diagungkan. Lelaki itu menggulirkan transformasi sosial yang mengguncang kemapanan masyarakatnya. Karena itu, ia dipandang pantas untuk mati. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (3) Mereka boleh berencana. Yang di Atas, Yang Maha Perencana, punya rencana lain. Sang lelaki itu berhasil menyelinap dari rumahnya. Dua hari ia berlindung di celah batu sebuah bukit, sebelum kemudian tersaruk mengendarai unta melintasi gurun menuju kehidupan baru. Dalam perjalanan itu, kematian terus membayang-bayanginya. Masyarakatnya, juga alam gurun, selalu siap mengeksekusinya. Tapi, ia sangat yakin bahwa langkahnya "benar". Lelaki itu terus melangkah. Ia telah membayar mahal sikapnya dengan mengorbankan kemapanannya. Ia tidak mau berhenti hingga menginjak tanah baru tempat keyakinannya dapat disemaikan. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (4) Di rumah anak yatim, di tanah baru, unta pembawa lelaki itu berhenti. Di rumah itulah ia kemudian tinggal. Di situlah ia tunjukkan perangainya yang luar biasa. Ia menyantuni para (anak) yatim dan kaum fakir-miskin. Ia ajak para sahabatnya untuk menengok para janda tanpa keluarga. Ia selalu berbicara santun pada sang isteri. Ia maafkan para musuh yang telah menginginkan kematiannya. Ia ingatkan bahwa semua manusia adalah sama. Tidak ada yang berbeda. Satu-satunya perbedaan hanyalah di hadapan Sang Pencipta, yakni perbedaan dalam takwa. Ia ajak manusia menjadi manusia sempurna: manusia yang tak terjajah oleh apa pun lantaran hanya mengagungkan Allah. Dengan itulah lelaki tersebut membawa dunia pada peradaban baru. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (5) Siapa pun yang sungguh mencermati perjalanan lelaki itu akan mengakui betapa dahsyat langkah yang telah ditempuhnya. Yang dilakukannya selalu langkah sederhana. Namun, langkah-langkah sederhana itulah yang mengubah peradaban dunia. Langkah-langkah sederhana itulah yang membalik "hari gelap" menjadi "hari terang-benderang". Momentum pembalikan itu adalah hari-hari saat ia lolos dari kepungan para penjagal untuk menaklukkan keganasan gurun. Momentum itulah 'Hijrah' yang oleh Umar -- sahabat lelaki itu -- dipilih sebagai titik nol penanggalan umat. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (6) Sejak itu, dari tahun ke tahun, kita selalu dilewatkan pada momentum penting Hijriyah. Dari tahun ke tahun kita bertemu dengan Tahun Baru Hijriyah. Persoalannya: apakah kita memanfaatkan momentum itu buat menghijrahkan diri dari gelap kemapanan menuju kehidupan yang lebih terang-benderang? Ataukah kita hanya akan melewatinya sebagaimana melewati hari-hari lainnya. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (7) Gelap tak pernah lelah membayangi kita. Gelap selalu menawarkan 'kenyamanan' untuk mapan di dalamnya. Itulah comfort-zone yang akan terus menjebak kita. Gelap membuat kita lebih suka menyalahkan lingkungan dan menolak berhijrah buat menyikapi keadaan kita sendiri. Kita acapkali merasa diri paling sengsara, sedangkan tubuh kita belum pernah berbekas daun kurma yang menjadi alas tidur, perut kita belum pernah harus diganjal batu untuk menahan lapar seperti lelaki itu. Kita gampang marah saat direndahkan orang lain, padahal kita tak pernah ditimpuki cemooh, batu, maupun kotoran binatang seperti lelaki itu. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (8) Mungkin kita malah bersenang-senang dalam gelimang kekayaan hasil korupsi dalam berbagai bentuk dan derivasinya, sedangkan lelaki dari keluarga terhormat dan sempat kaya raya itu harus menikmati rumput-rumput kering akibat pemboikotan ekonomi selama tiga tahun lantaran keyakinannya. Toh, pada akhirnya sang lelaki itulah yang menjadi sang pemenang. Lelaki itulah yang menjadi manusia yang paling mulia. Lelaki itulah Rasulullah SAW. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (9) Di hari baru, tidakkah kita berniat untuk mengisi comfort-zone kemapanan sendiri buat menjalani hari-hari yang lebih menantang seperti telah dilakoni Sang Nabi. Tidakkah kita berani berkata dengan doa yang kita panjatkan ke hadirat-Nya: "Hijrahkan kami ya Allah, sebagaimana Engkau telah menghijrahkan manusia terkasih-Mu itu agar kami meraih kehidupan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa yang terang-benderang." Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (10) Kini umat manusia memerlukan sejumlah pioneer dan pahlawan yang memiliki kemauan kuat dan keberanian untuk berhijrah diri dan menghijrahkan umat manusia dari keterpurukan menuju ketercerahan dalam wujud apa pun, Ketercerahan intelektual, ketercerahan spiritual dan tentu saja ketercerahan peradaban untuk menjadi modal dalam perjalanan hidup umat manusia menuju 'shirâthal mustaqím', jalan lempang yang hanya dapat dilalui oleh orang yang telah menghijrahkan dan terhijrahkan dirinya ke dalam petunjuk Sang Pencipta, Allah Rabbul 'Âlamín. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
FENOMENA HIJRAH (11) Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk bergerak menuju ke arah jalan yang ditunjuki oleh-Nya, dan menjadikan diri menjadi bagian dari al-Muhtadín (sekelompok orang yang benar-benar mendapat hidayah dari-Nya). Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY
Âmín. Selasa, 13 Nopember 2018 UNIRES -UMY