Kuliah Rinologi Tadulako

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Sistem Indera SiswaNF.com.
Advertisements

ALAT INDRA MANUSIA BAB 2 IPA.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
1. FRANKY MARTION(17) 2. MIM JAZULI(25) 3. OKI RISKI KARLISNA(31) 4. RONALD GUNTORO(35) 5. UMMUL AMANIA SARI(38) 6. YOGA ARFYAN(41) INDERA PENCIUMAN.
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
fiSIOLOGi DAN FISIKA pendengaran 2 LEONARDO W. PERMANA, DR., MARS
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia.
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM SARAF.
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM SARAF.
SISTEM RESPIRASI drh. Handayu Untari.
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA
SISTEM INDERA MANUSIA Kelompok 7: Tutut Widiyanti
Hidung dan Sinus paranasal
Penciuman – penglihatan- pendengaran- peraba - pengecap
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem Saraf Pusat.
Oleh : Mathilda Claudia Dwi Subakti P
Patologi Umum.
Unit dasar dari sistema syaraf : NEURON
SEL SARAF DAN IMPULS SARAF
Oleh Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
Psikologi Faal Unita Werdi Rahajeng -
Unit dasar dari sistema syaraf : NEURON
Assalamualaikum wr. wb Kelompok 2: M. Ichsanudin ( )
Sistem Indera Fungsi Indera : menanggapi rangsang dari luar tubuh (cahaya, suhu, tekanan, suara, sentuhan)
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
HISTOLOGI PADA ORGAN PENYUSUN SISTEM RESPIRASI
Sistem Saraf Alat Indera Sistem Hormon
PENDENGARAN, INDRA TUBUH DAN INDRA KIMIAWI
BIOLOGI - XI IPA SISTEM INDERA MANUSIA.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
PHONORESEPTOR & STATORESEPTOR
Kelainan pada sistem saraf
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
dr. Huriatul Masdar, M.Sc 21 November 2011
Development and Plasticity of the Brain
FAAL PENGHIDU.
Fungsi sistem saraf pada manusia
INDERA PENDENGARAN.
SISTEM EKSKRESI KULIT.
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
GENERAL SENSE I NJOMAN WIDAJADNJA.
SARAF & HORMON.
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Hidung & Sinus Para Nasal
HISTOLOGI HIDUNG.
Indera Penciuman Kelompok Disusun oleh Dwi Riska Putri
Naufal Muntaaza Waliy H CI-BI 2 SMAN 1 SUMEDANG
BAB 9 Sistem Koordinasi.
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
By : Revi Anggita. Definisi Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang menyebabkan hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi.
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
Eka Maharani Neilis Sa’adah Muhammad keprianto Okkie fernando Khairul Nasri Devitasari Fitri Yani INDERA PENCIUMAN.
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
THE OTHER SENSORY SYSTEMS
Perkembangan & Keplastisan Otak
NEURON DAN IMPULS SARAF
ARNIANSYAH REZKY OKABE YUZI WIRAAYU PUTRI
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Oleh: Irmagian Paleon, MD. Sistem saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Divisi aferen Divisi eferen Sistem saraf Somatis Sistem saraf Otonom Sistem.
Sistem Koordinasi (Sistem Saraf). Suatu pengaturan kerja sama atau urutan kerja organ dan sistem organ. Sistem Koordinasi Sistem Koordinasi.
SISTEM SARAF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMK AR-RAIHAN CIKAMPEK OLEH: DINA TRISNAWATI,Skep.
Transcript presentasi:

Kuliah Rinologi Tadulako Benyamin F. L. Sitio Kuliah Rinologi Tadulako

ANATOMI ORGAN PENGHIDU Reseptor penghidu Saraf perifer (fila olfaktoria) Saraf sentral Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Anatomi penghidu RESEPTOR PENGHIDU Letak : atap cavum nasi, pada sebagian atas konka sup. dan bagian atas septum nasi - pars olfactorius Kuning kecoklatan Merupakan sel bipoler dari SSP Pada mukosa terdapat 100 juta sel olfaktoria, diselingi oleh sel penyokong Ujung sel olfaktori membesar vesikula olfaktori, keluar silia yang menonjol ke mukosa rongga hidung Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Anatomi penghidu Ujung sel olfaktori membesar  vesikula olfaktori, keluar silia yang menonjol ke mukosa rongga hidung Antara sel olfaktori terdapat kelenjar bowman  sekret membasahi mukosa membran olfaktoria dan melarutkan molekul zat penghidu  Fila olfaktoria Kuliah Rinologi Tadulako

Struktur membrana mukosa olfaktoria (Guyton, 1996) Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako FILA OLFAKTORIA Saraf penghubung sel reseptor dengan bulbus olfaktoria Axon sel olfatorius (fila olfaktorius) menuju atas menembus lamina kribrosa, menuju bulbus olfaktorius yang terletak di atas lamina kribrosa. Axon sel olfaktorius masuk ke glomerulus mengirim saraf ke otak Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako SARAF SENTRAL Dimulai dari bulbus olfaktorius hingga korteks serebri. Bulbus olfaktorius bangunan saraf lonjong yang memasuki fila olfakroria Sel olfaktoria berakhir pada dendrit sel mitral dalam struktur ‘’ glomerulus olfaktorius’’ 25.000 akson sel olfaktorius masuk pada setiap glomerulus bersinapsis dengan 25 sel mitral,  mengirim saraf ke otak Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Anatomi penghidu Dari bulbus olfaktorius keluar serabut saraf (traktus olfaktorius) Traktus olfaktorius bercabang : Stria olfactorial lateralis menuju ke area olfaktoria lateralis di bagian superior lateralis muka di dasar sulkus lateralis. Stria olfaktoria mediale menuju ke area olfaktoria mediale di bagian medial hemisferium serebri di belakang area olfaktoria. (Guyton, 1996) Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Anatomi penghidu Perangsangan olfaktori menghasilkan respon viseral melalui saraf otonom Air liur keluar  menghidu bau hidangan sedap Muntah jika  menghidu bau busuk Reseptor penghidu  respon kepada zat yang bersentuhan dengan epitel penghidu dan larut dalam lapisan mukosa Zat bau  reseptor  potensial reseptor  menimbulkan impuls saraf dalam serabut n. olfaktori (Ganong, 1995) Kuliah Rinologi Tadulako

FISIOLOGI INDERA PENGHIDU Reseptor – reseptor penghidu hanya memberi respons zat yang bersentuhan dengan epithel penghidu  larut dalam lapisan mukosa Ambang penghidu bermacam-macam zat berbeda tergantung kepekaan reseptor penghidu terhadap zat tersebut. Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Fisiologi penghidu Guyton (1996) zat penghidu  dapat menyebabkan perangsangan indera penghidu : 1. Mudah menguap 2. Mudah larut dalam air  menembus mukosa pars olfaktoria dan mencapai sel olfaktoria 3. Larut dalam lemak. Kuliah Rinologi Tadulako

FISIOLOGI INDERA PENGHIDU Bagaimana mekanisme zat yang berbeda itu dapat menimbulkan suatu perubahan atau reaksi pada reseptor serta menimbulkan impuls? 1. Teori stereokimia 2. Teori undulasi 3. Teori kimia 4. Teori fisika Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Fisiologi penghidu Teori stereo kimia : Molekul zat penghidu dapat dihidu bila bentuk dan ukuran sesuai dengan komplemen reseptor sel olfaktori yang ada. Adanya kesesuaian ini akan menimbulkan depolarisasi sel olfactoria sehingga timbul impuls saraf kesan bau (Amoore, 1987) Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Fisiologi penghidu Teori getaran / undulasi : Mirip teori pendengaran, yaitu berdasar getaran yang diterima oleh reseptor kemudian dihantar ke sel saraf otak. Getaran molekul zat berbau mempunyai frekuensi sangat rendah. Belum ada bukti penelitian. Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Fisiologi penghidu Teori Kimiawi Reseptor kimia di dalam membrana olfaktoria bereaksi secara spesifik dengan bermacam-macam jenis rangsang penghidu  Jenis reseptor kimia menentukan jenis rangsang yang akan menimbulkan respon pada sel olfaktoria. Reaksi antara perangsang dan reseptor zat menimbulkan peningkatan permiabilitas membrana olfaktoria yang akan mengakibatkan timbulnya impuls pada serabut saraf olfaktorius.( Guyton,1996) Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Fisiologi penghidu Teori Fisika Berbagai tempat reseptor fisika pada membrana olfaktoria yang memungkinkan zat perangsang spesifik terabsorpsi pada membrana olfaktoria.  Sebagai bukti banyak zat yang mempunyai sifat kimia berbeda tetapi mempunyai bau yang sama  membuktikan sifat fisika perangsang yang menentukan bau. Kuliah Rinologi Tadulako

Fisiologi indera penghidu Stimulasi sel olfaktoria terjadi karena adanya molekul odorant (zat volatil) yang dihirup berhubungan dengan lapisan mukosa epithel olfaktoria (mengandung protein dan elektrolit) Zat volatil ( hydrophobic ) melintasi mukosa  berhubungan protein kecil yang mudah larut dalam air (Odorant binding protein )  tersebar di mukosa Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako

PATOFISIOLOGI GANGGUAN PENGHIDU Topik lesi gangguan penghidu Gangguan hidung kongenital Kelainan psikogenik Kuliah Rinologi Tadulako

PATOFISIOLOGI GANGGUAN PENGHIDU Pada prinsipnya patofisiologi dan gangguan fungsi penghidu di bagi 4 topik lesi: Gangguan Respirasi pada hidung Gangguan epithel olfaktoria Gangguan saraf olfaktoria Gangguan sentral. Kuliah Rinologi Tadulako

Patofisiologi gangguan penghidu Gangguan Respirasi Hidung : Gangguan terjadi karena ada sumbatan jalan nafas, sehingga partikel bau tidak dapat mencapai reseptor penghidu. 1. Polip hidung 2. Tumor hidung 3. Deformitas hidung. Kuliah Rinologi Tadulako

Patofisiologi gangguan penghidu Gangguan Epithel olfaktoria Gangguan struktur mukosa olfaktoria dapat disebabkan : 1. Penyakit alergi/infeksi yang sering di hidung. 2. Paparan zat- zat kimia. 3. Trauma kepala 4. Fenomena ketuaan. Kuliah Rinologi Tadulako

Patofisiologi gangguan penghidu Gangguan Nervus olfaktorius: Trauma kepala yang merusak lamina cribosa. Tumor nervus olfaktorius Infeksi, terutama oleh karena virus. Kuliah Rinologi Tadulako

Patofisiologi gangguan penghidu Gangguan Sentral : 1. Trauma 2. Tumor intra kranial, terutama tumor yang menekan nervus olfaktorius. 3. Epilepsi lobus temporalis Kuliah Rinologi Tadulako

Patofisiologi gangguan penghidu Gangguan hidung kongenital: Sindroma Kallman : anosmia, hypogonadal kriptokhismus, tuli, anomali renal, midline craniofacial anomalies Kelainan psikogenik Kuliah Rinologi Tadulako

CLINICAL ASSESSMENT, PATIENT MANAGEMENT Clinical history - Awal dan lama penyakit - Gejala yang menyertai - Riwayat penyakit dan operasi - Radiasi - Riwayat infeksi - Riwayat trauma - Paparan zat - HIV Kuliah Rinologi Tadulako

Clinical assessment management patient Pemeriksaan fisik - Rinoskopi anterior, posterior - Nasal endoskopi - Evaluasi neurologi Kuliah Rinologi Tadulako

DIAGNOSIS GANGGUAN PENGHIDU Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang. - Pemeriksaa fungsi penghidu. - Foto sinus paranasal - CT Scan kepala - Pemeriksaan EEG - Pemeriksaan laboratorium. Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako OLFACTORY TESTING Tujuan : Validitas keluhan pasien Karakteristik asal Kemungkinan perubahan fungsi Malengering Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako OLFACTORY TESTING Psycophysical test Electrophysilogical test Electro olfactogram Neuropsychological testing Neuroimaging Olfactory biopsies Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako MANAGEMENT PATIENT CONDUCTIVE OLFACTORY LOSS - Penghilangan kausa - Penanganan alergi - Terapi antibiotika - Steroid - Pembedahan SENSORINEURAL OLFACTORY LOSS - Untreatable - Zinc, vitamin Kuliah Rinologi Tadulako

Kuliah Rinologi Tadulako Terima kasih Kuliah Rinologi Tadulako