KODING CEDERA, KERACUNAN & SEBAB LUAR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Praktek Profesi Keperawatan KMB 1
Advertisements

BAGIAN III MODULE 29 ICD-10 BAB XIX
PM GOES TO KALTIM BEM Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2011/2012 SMPN 2 MALINAU.
DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
William Fleksion Exercise
5 Opini Yang Salah Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
LUKA BAKAR.
Fisioterapi Pada Luka Bakar
STRAIN, SPRAIN & DISLOCATION
THERMAL INJURIES. Cold injuries (Norries et al. 1995) Cold injuries diakibatkan oleh terkena udara dingin yang berlebihan atau air dingin yang berlebihan.
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Manajemen Disaster PERAWATAN KORBAN DI LAPANGAN
BAB XIX Cedera, Keracunan & Berbagai Konsekuensi Sebab Luar
KODING CEDERA, KERACUNAN & SEBAB LUAR
ORGANISASI TUBUH MANUSIA oleh Nurhalina
DIACONT.
PENGANTAR FISIOLOGI MANUSIA
PENGENALAN UMUM CEDERA OLAHRAGA
PENDAHULUAN ICD- 10 PERTEMUAN 8
Proses Pengkodean, Konvensi Tanda Baca dan“Dual Classification”
Oleh: Nur Sita Utami, M.Or.
ANATOMI MANUSIA ( STRUKTUR & KOMPONEN TUBUH MANUSIA )
dr. Mayang Anggraini Naga
William Fleksion Exercise
PERTEMUAN MINGGU 14 STRUKTUR ISI BUKU ICD-10 VOLUME 1, 2, DAN 3
Dr. Erkadius, M.Sc. FK Unand / APIKES Iris, Padang
Keperawatan Dasar I Memandikan Pasien
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
ARDIYA REGITA PRAMESTI BIMA NAFI NURCAHYO KARMELIA SUWANTI
William Fleksion Exercise
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Menyembuhkan luka bakar
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
KONSEP PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN Rudiyanto PSMK FK UB.
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA GANGGUAN HERNIA DISKUS
KEGAWAT DARURATAN PADA TRAUMA ABDOMEN
TRAUMA 2.
Asuhan Nenonatus dengan Jejas Persalinan
Cakupan Ilmu Toksikologi
1. Terminologi PRICE -> pertolongan pertama pada cedera olahraga akut dengan kondisi tertutup (tidak ada robekan kulit atau perdarahan), singkatan dari.
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Dr.Mayang Anggraini - Lily Widjaya , SKM.,MM
Latihan Kasus KLL dan Non KLL Pertemuan 6 Deasy Rosmala Dewi, MKes
Latihan Kasus Cedera/ Injuri Pertemuan 3 Deasy Rosmala Dewi, MKes
SESI 10 Soal Pengkodean Morbiditas
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
BAB XIX Cedera, Keracunan & Berbagai Konsekuensi Sebab Luar
Deasy Rosmala Dewi, MKes Prodi RMIK, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
ICD 10 Bab 19 ( Cedera / Injury) Pertemuan 1 Deasy Rosmala Dewi, MKes
MORBIDITAS CODING TOTOK SUNDORO, SKM, MMR..
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
KEDARURATAN AKIBAT PANAS DAN DINGIN
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
CEDERA JARINGAN LUNAK Yang termasuk dalam kelompok jaringan lunak antara lain kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar,
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
KONSEP LUKA Esti Widiani.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
KEGAWAT DARURATAN PASIEN DENGAN LUKA BAKAR EVA YUSTILAWATI,S.Kep.,Ns.,M.KEP. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR.
Kecelakaan kerja.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

KODING CEDERA, KERACUNAN & SEBAB LUAR Lily Kresnowati

KODING CEDERA & SEBAB LUAR Koding cedera dan sebab luar merupakan salah satu dari sejumlah kode ganda yang dianjurkan dalam ICD-10 Tata cara koding untuk cedera dan sebab luar ini diatur dalam Aturan Koding Morbiditas pada manual instruksi (vol 2) Dalam hal cedera yang sifatnya multipel, maka terdapat Aturan Koding Morbiditas untuk Koding Multiple Conditions (Kondisi Ganda)

Kondisi Ganda  Pilih kondisi yg paling parah, atau yang membutuhkan sumber daya paling besar, atau paling dominan sbg “main condition”  bila tdk ada yg predominan, gunakan istilah “multiple fractures, multiple head injuries atau HIV disease resulting in multiple infections “ diikuti dengan daftar kondisi (rinciannya)

KODE GANDA CEDERA & SEBAB LUAR kode ganda; kode utama untuk cedera atau keracunan yang diderita, dan kode tambahan utk menjelaskan sebab luar, meliputi jenis sebab luar, tempat kejadian (place of occurence) dan aktivitas saat kejadian. Pemanfaatannya dalam bidang epidemiologi guna upaya pencegahan dan penanggulangan cedera dan keracunan. Manfaat lain adalah dalam hal reimbursement asuransi untuk kecelakaan kerja, atau lalu lintas.  Atau juga dapat untuk identifikasi kasus terkait hukum (legal aspect)

KODE CEDERA (INJURY) Banyak kode Cedera diklasifikasikan berdasarkan tipe general cedera spt wound; injury, internal ; atau injury, superficial Perhatikan ‘see’ dan ‘see also’ agar kode akurat Bila terdapat cedera ganda, kode-lah cedera yang paling parah dahulu, sebagaimana ditentukan oleh dokter ybs, sbg kode utama Bila digunakan kode cedera ganda, sebaiknya ditambahkan kode yg lebih spesifik guna memperjelas

Tipe & Jenis Cedera Pada awal bab XIX terdapat notes tentang jenis-jenis / tipe cedera ; superficial injury, open wound, dst. Perlu diperhatikan karena di masing-masing rubrik sudah tidak lagi dijelaskan lebih rinci. Terdapat pula keterangan tentang koding single injury (cedera tunggal) dan multiple injury.

BAB XIX CEDERA, KERACUNAN DAN AKIBAT TERTENTU LAIN DARI SEBAB LUAR (S00 – T98) PENGECUALIAN : Trauma kelahiran (P10 – P15) Trauma obstetrik (O70 - O71)  

BERISIKAN BLOK KATEGORI SBB : S00 – S09 Cedera Pada Kepala S10 – S19 Cedera Pada Leher S20 – S29 Cedera Pada Rongga Dada (Thorax) S30 – S39 Cedera Pada Abdomen, Punggung Bawah, Spina Lumbar dan Pelvis S40 – S49 Cedera Pada Bahu dan Lengan Atas S50 – S59 Cedera Pada Siku dan Lengan Bawah S60 – S69 Cedera Pada Pergelangan Tangan dan Tangan S70 – S79 Cedera Pada Pinggul dan Paha S80 – S89 Cedera Pada Lutut dan Tungkai Bawah S90 – S99 Cedera Pada Pergelangan Kaki dan Kaki

T00 – T07 Cedera Pada Beberapa (Multiple) Regio Tubuh T08 – T14 Cedera Pada Bagian Badan, Anggota Gerak dan Regio Tubuh Yang Tak Dirinci (Unspecified) T15 – T19 Efek Dari Benda Asing Memasuki Tubuh Melalui Lubang (Orificium) Alami T20 – T32 Luka Bakar dan Korosi (Burn and Corrosions) T33 – T35 Kematian Jaringan Akibat Suhu Dingin (Frostbite) T36 – T50 Keracunan Obat, Ramuan dan Substansi Biologik T51 – T65 Efek Toksik dari Substansi Yang Terutama Non-obat (Nonmedicinal) dan sumbernya T66 – T78 Efek Yang Lain dan Yang Tak Dirinci dari Sebab Luar T79 Komplikasi Awal Tertentu Dari Trauma T80 – T88 Komplikasi Asuhan Bedah dan Asuhan Medis, Tak Terklasifikasi Di Tempat Lain T90 – T98 Sekuel (Gejala Sisa) dari Cedera, dari Keracunan dan dari Akibat Sebab Luar

Bab ini menggunakan bagian S untuk koding berbagai tipe cedera yang terkait bagian tubuh tunggal sedangkan bagian T mencakup cedera pada beberapa (multiple) bagian tubuh atau bagian tubuh yang tak dirinci (unspecified) sekaligus untuk keracunan dan akibat lain tertentu dari sebab luar. Bilamana letak multipel dari cedera dirinci (specified) pada judul kategori, kata “with” menunjukkan keterlibatan kedua letak/lokasi, sedangkan kata ”and” menunjukkan keterlibatan salah satu letak.

Prinsip koding multipel pada cedera sedapat mungkin harus diikuti Prinsip koding multipel pada cedera sedapat mungkin harus diikuti. Kategori kombinasi untuk koding multipel pada cedera disediakan untuk digunakan bilamana tak ada detail yang cukup memenuhi untuk menjelaskan kondisi individu, atau untuk tujuan tabulasi primer di mana kode tunggal lebih disukai untuk perekaman; jika tidak, komponen cedera harus dikode secara terpisah.

Blok kategori pada bagian S dan juga pada T00 – T14 serta T90 – T98 berisikan cedera yang diklasifikasi pada level 3-karakter dalam kelompok tipe sbb (berikut jenis-jenis cedera yang termasuk di dalam kelompoknya, hal 892-894) : Cedera Superfisial Luka Terbuka (Open Wound) Fraktur ; tertutup, dislokasi, terbuka Keseleo ; dislokasi, regangan dan tekanan (sprain and strain) Cedera Nervus dan Korda Spinalis (saraf Spinal) Cedera Pembuluh Darah Cedera Otot dan Tendon Cedera Remuk (Terhimpit/Tergilas) Amputasi Traumatik Cedera pada Organ Dalam Cedera Lain dan Yang Tak Dirinci

Cedera superfisial spt abrasi atau kontusio tidak perlu di-kode jika tdp cedera yang lebih berat pada lokasi yg sama Bila mengkode cedera ganda, mis fraktur tibia dan fibula, beri kode yang terpisah kecuali tersedia kode kombinasi. Bilamana cedera primer menimbulkan kerusakan minor pd pembuluh darah/saraf perifer, maka cedera primer di-kode terlebih dulu baru kode tambahan utk cedera minor-nya. Demikian pula sebaliknya

FRAKTUR Fraktur di-klasifikasikan berdasarkan kondisi terbuka atau tertutup. Fraktur tertutup adalah fraktur yg tanpa disertai luka terbuka pada kulit, sdg fraktur terbuka adalah yg disertai luka terbuka pd kulit. Jika tak ada keterangan, maka dikode sbg tertutup Dalam ICD-10 terdapat catatan ttg tipe fraktur, dan tergolong manakah fraktur tsb (terbuka/tertutup); misalnya fraktur tertutup (comminuted, greenstick, dll) dan fraktur terbuka (compound, puncture, dll)

Pada fraktur ganda (multiple) kode utama disesuaikan derajat keparahan (severity) fraktur, dan dokter ybs yg harus menentukan sekuensialnya Jika tidak dapat dikode kombinasi, maka fraktur dapat dikode terpisah dan diurutkan sesuai derajat keparahannya Fraktur Patologis adalah fraktur yang terjadi bukan karena trauma, melainkan akibat suatu penyakit. Umumnya terjadi secara spontan. Untuk kasus ini, perlu juga dikode Underlying Disease-nya. Misalnya Osteoporosis causing pathologic fracture of neck of femur.

LUKA BAKAR (BURNS) Luka Bakar umumnya diklasifikasikan berdasarkan hal-hal sbb; kedalaman, luasnya area yg terkena, dan agen penyebab Luka bakar (burn) umumnya diakibatkan api/benda panas, sedangkan luka bakar akibat zat kimia disebut Corrosion Berdasarkan kedalamannya, luka bakar terbagi menjadi - Derajat satu berupa eritema - Derajat dua berupa blister (gelembung) atau hilangnya lapisan epidermal - Derajat tiga bila terjadi nekrosis dalam pada jaringan di bawah kulit, atau kehilangan seluruh lapisan kulit (full-thickness skin loss)

Burn (electricity) (flame) (hot gas, liquid or object) (radiation) (steam) (thermal) T30.0 Note: The following fourth-character subdivisions are for use with categories T20–T25, T29 and T30: .0 Unspecified degree .1 First degree Erythema .2 Second degree Blisters, epidermal loss .3 Third degree Full-thickness skin loss Deep necrosis of underlying tissue   - abdomen, abdominal (muscle) (wall) T21.- - ankle (and foot) T25.- - - with leg T29.- - axilla T22.- - back (lower) T21.-

Selain kedalaman, luka bakar juga diklasifikasikan berdasarkan luas area yang terbakar Umumnya luas area diperlukan untuk pelaporan mortalitas dan kasus. Atau jika lokasi yg terkena tidak dinyatakan secara spesifik T31 Burns classified according to extent of body surface involved Note: This category is to be used as the primary code only when the site of the burn is unspecified. It may be used as a supplementary code, if desired, with categories T20–T29 when the site is specified. T31.0 Burns involving less than 10% of body surface T31.1 Burns involving 10-19% of body surface T31.2 Burns involving 20-29% of body surface T31.3 Burns involving 30-39% of body surface T31.4 Burns involving 40-49% of body surface

LUKA BAKAR GANDA Pada luka bakar ganda (multiple), koding luka bakar disesuaikan dengan severity-nya. Luka bakar dengan derajat tertinggi diutamakan Bila terdapat beberapa derajat kedalaman yang berbeda pada satu lokasi yang sama, maka di-kode sesuai derajat tertinggi T29 disediakan jika area multiple tdk dinyatakan dan hanya menyebutkan kedalaman luka. T30 adalah untuk luka bakar yg tdk jelas spesifikasinya. T95 adalah untuk gejala sisa dari luka bakar

KERACUNAN (POISONING) Keracunan adalah suatu kondisi yg disebabkan oleh obat-obatan, ramuan dan substansi biologik manakala digunakan secara tidak wajar atau tidak sesuai dengan petunjuk dokter. Beberapa contoh keracunan (poisoning) adalah; - dosis yg salah akibat suatu error - kesalahan minum obat yg diberikan kpd pasien - overdosis - obat sesuai resep ttp diminum bersama alkohol - obat sesuai resep yg diminum bersama obat OTC (bebas) tanpa resep dokter

Jika akan mengkode suatu keracunan atau reaksi terhadap penggunaan obat-obatan yg tdk sewajarnya (salah dosis, salah cara minum, dll) maka kode keracunannya terlebih dahulu, baru kode manifestasinya. Demikian pula utk penyalahgunaan obat (drug abuse). Jika obat-obat yg diresepkan diminum bersamaan dg obat yang tanpa resep dan terjadi interaksi obat, maka hal ini termasuk dalam keracunan

EFEK SAMPING (ADVERSE EFFECT) Efek samping obat adalah manakala pasien diberikan atau menerima pengobatan secara benar, namun mengalami efek samping obat, spt syok anafilaktik, toxicity, synergistic reaction, side effect, dan idiosyncratic reaction Beberapa penyebab terjadinya efek samping adalah akibat : (1) perbedaan karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, faktor genetik, ras, dll); (2) faktor obat (jenisnya, bioavailabilitas, cara pemberian, dosis dan durasi pemberian. Cara koding adalah manifestasinya terlebih dulu, baru ditambahkan kode terkait efek samping, spt T88.7

Table of drugs and chemicals Section III: Table of drugs and chemicals Adverse Poisoning effect in Chapter XIX Accidental Intentional Undetermined therapeutic Substance Self-harm Intent use A Abrine T62.2 X49.– X69.– Y19.– – Absinthe T51.0 X45.– X65.– Y15.– – Acebutolol T44.7 X43.– X63.– Y13.– Y51.7 Acecarbromal T42.6 X41.– X61.– Y11.– Y47.4 Aceclidine T44.1 X43.– X63.– Y13.– Y51.1 Acedapsone T37.0 X44.– X64.– Y14.– Y41.0