Materi kuliah Pengantar Ekonomi Makro 3 SKS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Advertisements

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Teori ekonomi pengantar
Syahirul Alim Fungsi Linnear Penerapan dalam Ekonomi
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR
KONSUMSI DAN TABUNGAN Y = C + S KONSUMSI
KONSUMSI DAN TABUNGAN Y = C + S KONSUMSI
Pengantar ilmu ekonomi : pendekatan makro
Perekonomian suatu negara memiliki fungsi Saving = -5,
PROGRAM STUDI MANAJEMEN/AKUNTANSI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
3. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL Perekonomian 2 Sektor: adalah model perekonomian yang terdiri dari rumah tangga konsumen (masyarakat) dan rumah tangga.
Kebijakan Ekonomi Fiskal
Tabungan dan Investasi dalam perhitungan Pendapatan Nasional
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN.
Aplikasi fungsi linier
PENGANTAR TEORI EKONOMI MAKRO
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes Oleh: Sriyanto Minggu ke-2.
Keseimbangan ekonomi tiga sektor
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
MODEL PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA (PEREKONOMIAN 4 SEKTOR)
Perekonomian Dua Sektor
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
PENDAPATAN NASIONAL Fauziyah, S.E., M.Si..
Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya
KESEIMBANGAN EMPAT SEKTOR
Perekonomian Tiga dan Empat Sektor ( Perekonomian Tertutup dan Terbuka ) Desty Sesiana I
PERTEMUAN 11 APA YANG MENENTUKAN PENDAPATAN NASIONAL.
JL. RAYA PUNCAK CISARUA - BOGOR
Konsumsi, tabungan, dan investasi
KONSUMSI DAN INVESTASI
PERTEMUAN KE-10 FUNGSI KONSUMSI , SAVING DAN MULTIPLIER
Dr.H. MUSTIKA LUKMAN ARIEF, SE.,MM.
Teori Klasik: Perekonomian dalam Jangka Panjang
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
PENGANTAR TEORI EKONOMI MAKRO
MODEL PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR
PENGANTAR TEORI EKONOMI MAKRO
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
BAB 4 Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor
DISKUSI Apa yang dimaksud dengan keseimbangan pendapatan nasional, break event point, MPC dan MPS ??? Jelaskan dampak masuknya pemerintah dalam perekonomian.
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness
PENDAPATAN, KONSUMSI, TABUNGAN, INVESTASI
H. MUSTIKA LUKMAN ARIEF, SE.,MBA.,MM
MEMAHAMI KONSUMSI DAN INVESTASI
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Rikky Herdiyansyah SP., MSc
PENERAPAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI & BISNIS
Soal 1 Diketahui perekonomian pada suatu negara tertentu memiliki data seperti dibawah ini (angka-angka dalam Miliar Rupiah): C = ,6 Yd T = 0,15.
BAB 4 Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor
Soal Tugas 1. Diketahui saat disposible income (Yd) besarnya 100, maka tingkat konsumsi RT sebesar (C) 90 dan pada saat disposible income (Yd) 120, besarnya.
04 Pengantar Ekonomi Makro PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Ir. Ginanjar Syamsuar, M.E.
MATEMATIKA Fungsi dan Hubungan Linier
Pokok Bahasan PERHITUNGAN AGREGAT PENDAPATAN NASIONAL
MATAKULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI TRIANI RATNAWURI,S.PD.,M.PD.
Dr. H. MUSTIKA LUKMAN ARIEF, SE.,MM
PENGANTAR TEORI EKONOMI MAKRO
MODEL PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Modul 7-8 Lanjutan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan Matematika Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Bab 3 Teori Ekonomi Klasik dan Keynesian
PENENTU TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL
Transcript presentasi:

Materi kuliah Pengantar Ekonomi Makro 3 SKS

PENENTUAN TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL Oleh Azizah Fitriani, SE., MM. BAB III PENENTUAN TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL Oleh Azizah Fitriani, SE., MM.

I. PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA Perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi dengan negara lain dan tidak mengenal adanya transaksi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam perekonomian tertutup sederhana pengeluaran masyarakat seluruhnya terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi . Pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup sederhana terdiri pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : Y = C + I Dimana : Y adalah besarnya pendapatan nasional perth C adalah besarnya konsumsi rumah tangga pertahun I adalah besarnya investasi pertahun

II. FUNGSI KONSUMSI Fungsi konsumsi adalah hubungan antara besarnya konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional yang artinya bahwa besarnya konsumsi tergantung pada besarnya pendapatan nasional. Bentuk fungsi konsumsi adalah sebagai berikut :   C = a + cY   Dimana : a adalah besarnya konsumsi pada pendapatan nasional nol  c adalah angka perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan nasional atau marginal propensity to consume (MPC) dimana c = MPC =  C /  Y Angka MPC umumnya kurang dari 1 dan bertanda positif yang berarti bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan bertambahnya konsumsi.   Y adalah pendapatan nasional

Apabila diketahui besarnya konsumsi pada dua tingkat pendapatan Apabila diketahui besarnya konsumsi pada dua tingkat pendapatan nasional yang berbeda dan apabila fungsi konsumsi mempunyai bentuk garis lurus maka persamaan fungsi konsumsi pada dua pendapatan nasional tersebut adalah : C = (APCn - MPC) Yn + MPC. Y Dimana : APCn adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri. Persamaan matematisnya adalah : APCn = Cn / Yn

Contoh menemukan fungsi konsumsi Diketahui : (a) Pada tingkat pendapatan nasional per tahunnya sebesar Rp. 100 milyar, besarnya konsumsi sebesar Rp. 95 milyar per tahun b) Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp. 120 milyar per tahun, besarnya konsumsi per tahunnya Rp. 110 milyar Ditanyakan : (a) Carilah fungsi konsumsinya (b) Pada tingkat pendapatan nasional berapa break-even point terjadi

  (a) APC100 = C100 / Y100 = 95 / 100 = 0,95 APC120 = C120 / Y120 = 110 / 120 = 0,92 Besarnya MPC : MPC = C / Y = ( C120 – C100 ) : ( Y120 – Y100) = ( 110 – 95 ) : ( 120 – 100 ) = 15/20 = 0,75   C = ( APCn - MPC ) . Yn + MPC . Y C = ( 0,95 - 0,75 ) . 100 + 0,75 . Y C = 0,20 x 100 + 0,75 . Y C = 20 + 0,75 Y  (b) Tingkat pendapatan break even point yaitu tingkat pendapatan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi Jadi Y = C Dimana Y - C = 0 Y - ( 20 + 0,75 Y ) = 0 Y - 0,75 Y - 20 = 0 0,25 Y = 20 maka Y = 80 Kesimpulan :   Persamaan fungsi konsumsi dalam waktu satu tahun adalah : C = 0,75 Y + 20 milyar rupiah    

  Jawab : (a) APC100 = C100 / Y100 = 95 / 100 = 0,95 APC120 = C120 / Y120 = 110 / 120 = 0,92   Besarnya MPC : MPC = C / Y = ( C120 – C100 ) : ( Y120 – Y100) = ( 110 – 95 ) : ( 120 – 100 ) = 15/20 = 0,75   C = ( APCn - MPC ) . Yn + MPC . Y C = ( 0,95 - 0,75 ) . 100 + 0,75 . Y C = 0,20 x 100 + 0,75 . Y C = 20 + 0,75 Y   (b) Tingkat pendapatan break even point yaitu tingkat pendapatan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi Jadi Y = C Dimana Y - C = 0 Y - ( 20 + 0,75 Y ) = 0 Y - 0,75 Y - 20 = 0 0,25 Y = 20 maka Y = 80 Kesimpulan :   Persamaan fungsi konsumsi dalam waktu satu tahun adalah : C = 0,75 Y + 20 milyar rupiah   Tingkat pendapatan break even : 80 milyar rupiah per tahun    

III. FUNGSI SAVING Saving atau tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan nasional per tahun yang tidak digunakan untuk konsumsi. Dengan persamaan matematisnya :   S = Y - C   Dimana : S adalah saving Y adalah pendapatan nasional C adalah konsumsi   Apabila persamaan diatas dihubungkan dengan fungsi k onsumsi, maka akan dapat diperoleh fungsi saving sebagai berikut :   S = Y - C dan C = a + cY maka S = Y - ( a + cY ) S = Y - a cY S = ( 1 - c ) y - a

MPS atau marginal propensity to save adalah perbandingan antara bertambahnya saving dengan bertambahnya pendapatan nasional yang mengakibatkan bertambahnya saving itu sendiri.   MPS = S / Y APS atau Average propensity to save adalah perbandingan antara Besarnya saving pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya pendapatan nasional itu sendiri.   APSn = Sn / Yn   Contoh menemukan fungsi saving Diketahui :   Fungsi konsumsi suatu masyarakat mempunyai persamaan sebagai berikut : C = 20 + 0,75 Y  

Ditanyakan : Hitunglah fungsi saving dari masyarakat tersebut   Jawab : S = ( 1 - c ) y - a S = ( 1 - 0,75 ) Y - 20 S = 0,25 Y - 20   Hubungan antara MPC dengan MPS adalah sebagai berikut :   MPC + MPS = 1 MPC = 1 - MPS dan MPS = 1 - MPC Hubungan antara APC dengan APS adalah sebagai berikut : APCn + APSn = 1 APCn = 1 - APSn dan APSn = 1 - APCn

IV. FUNGSI INVESTASI Dalam teori pendapatan nasional variabel investasi diasumsikan sebagai variabel yang bersifat eksogen yaitu variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh varibel lain selain variabel investasi itu sendiri. Sedangkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan diasumsikan variabel yang bersifat endogen yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel konsumsi dan tabungan yaitu pendapatan .   Fungsi investasi : I = I0   Angka Pengganda Perekonomian Tertutup Sederhana (Dua Sektor)   Angka pengganda (Multiplier) merupakan rasio yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional sebagai akibat dari salah satu atau seluruh variabel yang mempengaruhi pendapatan nasional. Dari angka pengganda dapat dihitung berapa perubahan pendapatan nasional sebagai akibat berubahnya konsumsi dan investasi.

Angka pengganda pengeluaran konsumsi adalah : kC0 = 1 ( 1 - c ) Angka pengganda pengeluaran investasi adalah : kI = 1 ( 1 - c ) Besarnya perubahan pendapatan nasional ( Y ) sebagai akibat dari perubahan pengeluaran konsumsi adalah :  Y = kC0 x  C0 Besarnya perubahan pendapatan nasional ( Y ) sebagai akibat dari perubahan pengeluaran investasi adalah :  Y = kI x I

V. KESENJANGAN (GAP) DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA Kesenjangan (Gap) dapat dilihat dari permintaan dan penawaran yang ada. Permintaan dapat dilihat dari besarnya pengeluaran masyarakat yang ada dalam perekonomian ( Yeq ). Penawaran dapat dilihat dari kemampuan perekonomian dalam berproduksi dengan menggunakan kapasitas yang maksimal ( Yfe ) .   Apabila permintaan lebih besar dari penawaran maka akan terjadi kenaikan harga atau inflasi sehingga perekonomian terjadi kesenjangan inflasi / Inflationarygap   Apabila penawaran lebih besar dari permintaan maka akan terjadi penurunan harga atau deflasi sehingga perekonomian terjadi kesenjangan deflasi / Deflationary gap Besarnya kesenjangan dalam perekonomian tertutup sederhana dapat dihitung sebagai berikut : Gap = MPS x  Y Dimana  Y adalah selisih antara Y fe dan Y eq

Diketahui data = Fungsi konsumsi : C = 120 + 0,75 Y Fungsi investasi : I = 40   Ditanyakan =  Pendapatan nasional keseimbangan Konsumsi dan tabungan keseimbangan Pendapatan break event Angka pengganda untuk pengeluaran investasi Apabila investasi menjadi 50. Berapa pendapatan nasional yang baru Apabila Yfe sebesar 680, perekonomian mengalami kesenjangan inflasi atau deflasi Berapa investasi yang dibutuhkan untuk menutupi kesenjangan tersebut   Jawab : a). Pendapatan nasional keseimbangan :   Y = C + I Y = 120 + 0,75 Y + 40 Y = 160 + 0,75 Y Y - 0,75 Y = 160 0,25 Y = 160 Y e = 160 : 0,25 = 640   Besarnya pendapatan nasional keseimbangan adalah 640 dimana Investasi ( I ) = Tabungan ( S )

b). Konsumsi dan tabungan keseimbangan : Konsumsi keseimbangan : Ce = a + c Ye Ce = 120 + 0,75 Ye Ce = 120 + 0,75 ( 640 ) Ce = 120 + 480 = 600 Tabungan keseimbangan : Se = ( 1 - c ) y - a atau Se = - a + ( 1 - c ) y Se = - 120 + 0,25 Y Se = - 120 + 0,25 ( 640 ) Se = - 120 + 160 = 40 Besarnya konsumsi keseimbangan adalah 600 dan tabungan keseimbangan adalah 40 c). Pendapatan break event Pendapatan dalam kondisi break event atau impas yaitu : Y = C Y = 120 + 0,75 Y Y - 0,75 Y = 120 0,25 Y = 120 Y = 120 : 0,25 = 480 Besarnya pendapatan impas adalah 480

d). Angka pengganda untuk pengeluaran investasi : 1 1 k I = = ( 1 - c ) ( 1 - 0,75 ) 1 k I = = 4 0,25 Besarnya angka pengganda untuk pengeluaran investasi adalah 4 e). Besarnya pendapatan nasional yang baru apabila investasi menjadi 50 : Perubahan pendapatan nasional adalah : I awal = 40 dan I baru = 50 sehingga  I = 10  Y = kI x  I maka  Y = 4 x 10 = 40 Besarnya perubahan pendapatn nasional adalah 40 Pendapatan nasional yang baru adalah : Y’ = Y +  Y = 640 + 40 = 680 Besarnya pendapatan nasional yang baru adalah 680

f). Apabila Y fe sebesar 680 apakah mengalami kesenjangan inflasi atau deflasi Apabila Y eq = 640 dan Y fe = 680 maka Y eq  Y fe Sehingga perekonomian mengalami kesenjangan deflasi (Deflationary Gap ) g). Menentukan investasi untuk menutupi kesenjangan adalah :  Y = Y fe - Y eq = 680 - 640 = 40 Jika angka pengganda untuk investasi adalah 4 maka :  Y = k I x  I jadi  I =  Y k I  I = 40 = 10 4 Investasi baru = Investasi lama +  I Investasi baru = 40 + 10 = 50 Besarnya investasi baru untuk menutupi kesenjangan adalah 50

VI. PEREKONOMIAN TERTUTUP TIGA SEKTOR Perekonomian tiga sektor dikatakan tertutup karena tertutup dari perdagangan internasional sehingga tidak ada kegiatan ekspor dan impor. Dalam perekonomian tiga sektor dimasukkan unsur pemerintah, karena pemerintah harus melaksanakan kegiatan- kegiatan dan memerlukan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Sektor pemerintah masuk kedalam perekonomian karena : a). Dua sektor yang pertama tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat b). Adanya eksternalitas Sumber pembiayaan bagi pemerintah berasal dari pajak yaitu iuran yang dapat dipaksakan oleh pemerintah kepada wajib pajak dengan balas jasa yang tidak dapat ditunjuk secara langsung.

a). Pajak Tetap (Lump-sum tax) adalah pajak yang besarnya tidak tergantung pada besarnya pendapatan. Berapapun besarnya pendapatan besarnya pajak adalah sama dengan persamaan Tx = T0   b). Pajak proporsional Adalah pajak yang besarnya proporsional tertentu dengan tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan maka semakin besar proporsi pendapatan yang kena pajak dengan persamaan Tx = T0 + t Y Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan sebagai berikut :   a). Pengeluaran yang sifatnya pembelian barang dan jasa   b). Pengeluaran pemerintah yang sifatnya transfer atau subsidi  Pengeluaran pemerintah sifatnya eksogen yaitu fungsi pengeluaran pemerintah tidak dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel pemerintah itu sendiri dengan persamaan G = G0 .

Aliran melingkar kegiatan perekonomian tertutup tiga sektor adalah sebagi berikut : Pendapatan Disposibel (Y - Tx ) Pajak Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran Investasi Pendapatan disposibel adalah besarnya pendapatan setelah dikurangi pajak ( Tx ) dan ditambah dengan transfer ( Tr ) dengan persamaan sebagai berikut : Untuk pajak Tetap : Yd = Y - Tx + Tr Untuk pajak proporsional : Yd = Y - ( T0 + t Tx ) + Tr Konsumen Pemerintah Produsen

VII. PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN TIGA SEKTOR Pendapatan nasional keseimbangan ditentukan oleh permintaan agregat dan penawaran agregat dengan persamaan sebagai berikut : Y = C + I + G Contoh Soal : Diketahui data : Fungsi konsumsi : C = 150 + 0,60 Y Fungsi Investasi : I = 30 Fungsi Pengeluaran pemerintah : G = 25 Ditanyakan : Hitunglah pendapatan nasional Keseimbangan Jawab : Pendapatan nasional keseimbangan : Y = C + I + G Y = 150 + 0,60 Y + 30 + 25 Y = 205 + 0,60 Y Y - 0,60 Y = 205 0,40 Y = 205 Ye = 205 : 0,40 = 512,5

Diketahui data : Konsumsi : C = 150 + 0,60 Y Investasi : I = 30 Pengeluaran pemerintah : G = 25 Pajak : Tx = 12 Transfer : Tr = 8   Ditanyakan : Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan   Jawab : Pendapatan nasional keseimbangan : Y = C + I + G Y = 150 + 0,60 Yd + 30 + 25 Y = 205 + 0,60 Yd   Untuk Yd = Y - Tx + Tr Yd = Y - 12 + 8 Yd = Y - 4   Maka Y = 205 + 0,60 Yd Y = 205 + 0,60 ( Y - 4 ) Y = 205 + 0,60 Y - 4 Y = 201 + 0,60 Y Y - 0,60 Y = 201 0,40 Y = 201 maka Ye = 502,5  

Diketahui data : Konsumsi : C = 225 + 0,35 Yd Investasi : I = 120 Pengeluaran pemerintah : G = 95 Pajak : Tx = 12 + 0,2 Y Transfer : Tr = 15 Ditanyakan : a). Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan b). Tentukan fungsi konsumsi dan tabungan keseimbangan Jawab : a). Pendapatan nasional keseimbangan : Y = C + I + G Y = 225 + 0,35 Yd + 120 + 95 Y = 225 + 0,60 Yd Untuk Yd = Y - ( T0 + t Y ) + Tr Yd = Y - ( 12 + 0,2 Y ) + 15 Yd = Y - 12 - 0,20 Y + 15 Yd = 0,8 Y + 3 Maka Y = 440 + 0,35 Yd Y = 440 + 0,35 ( 0,8 Y + 3 ) Y = 440 + 0,28 Y + 1,05 Y = 441,05 + 0,28 Y Y - 0,28 Y = 441,05 0,72 Y = 441,05 maka Ye = 612,57

b). Konsumsi dan tabungan keseimbangan : Konsumsi keseimbangan ( Ce ) : C = 225 + 0,35 Yd C = 225 + 0,35 ( 0,8 Y + 3 ) C = 225 + 0,28 Y + 1,05 C = 226,01 + 0,28 Y C = 226,01 + 0,28 ( 612,57 ) C = 226,01 + 171,52 maka C e = 95,49 Tabungan keseimbangan ( Se ) : S = - 225 + 0,65 Yd S = - 225 + 0,65 ( 0,8 Y + 3 ) S = - 225 + 0,52 Y + 1,95 S = - 223,05 + 0,52 Y S = - 223,05 + 0,52 ( 612,57 ) S = - 223,05 + 3188,54 maka Se = 95,49

VIII. ANGKA PENGGANDA PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA (TIGA SEKTOR) Pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian tiga sektor adalah : Y = C + I + G Fungsi Konsumsi C = C0 + c Yd dan Yd = Y - Tx + Tr Angka pengganda untuk pajak yang bersifat tetap adalah : Angka pengganda pengeluaran konsumsi adalah : kC0 = 1 ( 1 - c ) Angka pengganda pengeluaran investasi adalah : kI = 1 Angka pengganda pengeluaran pemerintah adalah : Kg = 1 ( 1 - c )

IX. PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR Perekonnomian empat sektor disebut perekonomian yang terbuka (open Economy) karena telah terbuka terhadap perdagangan dengan negara lain, dalam bentuk ekspor dan impor barang dan jasa, serta ada peranan pemerintah.   Dengan adany aperdagangan internasional, maka akan memunculkan dua variabel baru dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu : Ekspor dan Impor      Rumah tangga Pertusahaan PNB ( Nilai Barang & Jasa ) Barang Yang Diproduksi Pengeluaran Agregat Pemerintah Internasional

1. Fungsi Ekspor   Seperti halnya variabel investasi variabel ekspor bersifat eksogen. Sebenarnya ekspor dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendapatan nasional, cadangan devisa, kapasitas perekonomian dan lain-lain. Dalam perhitungan pendapatan nasional variabel ekspor diasumsikan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Dalam bentuk persamaan, fungsi ekspor dapat dituliskan sebagai berikut :   X = X0  2. Fungsi Impor Fungsi impor dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :   a. Impor otonom atau impor yang nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. M = M0   b. Impor yang nilainya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan M = M0 + m Y Dimana : M = Besarnya Impor M0 = Impor otonom( Besarnya Impor Pada saat Pendapatan = 0 ) m = Marginal Propensity To Import ( MPM )   Impor otonom dapat terjadi karena tidak semua negara mampu menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Negara tersebut sehingga harus mengimpor dari Negara lain.   Selain itu impor dipangaruhi oleh tingkat pendapatan artinya apabila terjadi kenaikan pendapatan, maka impor akan meningkat karena semakin bervariasinya kebutuhan akan barang dan jasa.  

Besarnya kenaikan impor ( ∆ Y ) dapat dihitung dengan rumus : ∆ M MPM = ∆ Y Menurut pendekatan pengeluaran , pendapatan nasional keseimbangan hitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran seluruh pelaku ekonomi yaitu penheluaran konsumsi, pengeluaran produsen dan pengeluaran pemerintah serta ekspor bersih dengan persamaan sebagai berikut : Y = C + I + G + ( X - M ) Dimana : C = Konsumsi I = Investasi G = Pengeluaran Pemerintah X = Ekspor M = Impor Diketahui : Fungsi Konsumsi : C = 30 + 0,7 Y Ivestasi : I = 10 Pengeluaran Pemerintah : G = 15 Ekspor : X = 25 Impor : M = 20 Ditanya : Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan untuk perekonomian empat sektor

Jawab : Pendapatan Nasional keseimbangan : Y = C + I + G + ( X - M ) Y = 30 + 0,7 Y + 10 + 15 + ( 25 - 20 ) Y = 60 + 0,7 Y Y - 0,7 = 60 0,3 Y = 60 Y = 60 / 0,3 Ye = 200 Konsumsi Keseimbangan : C = 30 + 0,7 Y C = 30 + 0,7 ( 200 ) C = 30 + 140 C = 170 Tabungan Keseimbangan : S = -30 + 0,3 Y S = -30 + 0,3 ( 200 ) S = -30 + 60 S = 30