INFEKSI & PERADANGAN DISUSUN OLEH : TITIK LESTARI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Respon imun terhadap infeksi penyakit
Advertisements

Sistem Imun (Antibodi)
Darwis Dosen Jurusan Gizi
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
Peredaran darah manusia
RADANG = INFLAMASI HERU SWN.
Imunitas Humoral.
PERAWATAN LUKA OPERASI
Radang Burhannudin Ichsan.
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEMBULUH DARAH DAN DARAH
Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem Pertahanan Tubuh
Respon Imun Nonspesifik
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM IMUNITAS.
LEUKOSIT Disusun oleh : Tita Izatul Mubarokah (20/XI MIA 1)
Sistem Pertahanan Tubuh
R BAYU KUSUMAH N SISTEM IMUN. Adalah kemampuan untuk membunuh patogen atau bahan asing lain dan untuk mencegah berlanjutnya kasus penyakit akibat infeksi.
Kelompok 2 Dwi Pradina Budiarti Ira Prabawati Nurotuljanah.
Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sirkulasi dan Cairan Tubuh
Interaksi dalam kehidupan mikroorganisme dengan manusia
RADANG DAN PERBAIKAN.
Imunologi DISUSUN OLEH: MILA ASTASIA TINGKAT: 1A.
RESPON IMUN ALAMI (NON SPESIFIK)
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
Process Inflammation, pain & Repair Soft Tissue
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
PERAWATAN LUKA OPERASI
Dosen:IKA PUTRI R.,M.Biomed
PENYEMBUHAN LUKA YANG NORMAL
BIOLOGI DASAR MANUSIA “IMUNOLOGI DAN SISTIM LIMFATIK”
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
BIOLOGI DASAR MANUSIA IMUNOLOGI DAN SISTEM ORGAN LIMFATIK
INFEKSI ODONTOGEN Theodora, drg., Sp. Ort..
MASTITIS.
SISTEM PEREDARAN DARAH
KONSEP DASAR IMUNOLOGI
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
SISTEM LIMFATIK SANTI KARTIKASARI,dr.
HIPERSENSITIFITAS Lisa Andina, S.farm, Apt..
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
LEUKOSIT (Sel Darah Putih) Disusun Oleh : ANNISA RIZQI DAMYANTI
Imunologi Oleh: Irene Katrin 1A AKBID ALIFAH PADANG.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PENDARAHAN DILUAR HAID
HIPERSENSITIVITAS TYPE III
Materi Ajar Sistem Kekebalan
Luka dan Perawatan luka
Sistem Kekebalan Tubuh
BAB 11 Sistem Imun.
BAB 11 SISTEM IMUN.
SISTEM PEREDARAN DARAH Akademi Famasi Tolitoli
ANATOMI & FAAL DASAR.
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
LUKA (VULNUS). JENIS-JENIS LUKA DAN KATEGORI LUKA 1. Kontusi. 2. Luka Serut.
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
Sistem Kekebalan Pada Manusia.
ADAPTASI A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan.
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
KONSEP LUKA Esti Widiani.
KELOMPOK 3 DOSEN PEMBIMBING SISTEM IMUN NON SPESIFIK DAN PERADANGAN TUGAS IMUNOBIOLOGI SUWARNY, S.Si, M.Si.
INFLAMASI Oleh Milda Rianty Lakoan, M.Farm., Apt.
Ns. Sony Wahyu Tri C, M.Kep (CWCS). A Wound is An injury to the integument or underlying structures that may or may not result in a loss of skin integrity.
BAB 11 SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Transcript presentasi:

INFEKSI & PERADANGAN DISUSUN OLEH : TITIK LESTARI

PENGERTIAN INFEKSI Infeksi adalah proses invasif oleh MO dan berproliferasi di dalam jaringan tubuh yang menyebabkan sakit

MEKANISME INFEKSI Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun jamur) mempunyai mekanisme dalam menyerang sel inangnya kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4 tahap yaitu: 1. Adhesi (menempel) 2. Kolonisasi (berbiak) 3. Penetrasi (masuk ke tubuh) 4. Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil berbiak)

PENGERTIAN PERADANGAN Adalah reaksi tubuh melawan injuri atau iritasi Tidak sama dengan INFEKSI Berhubungan dengan JARINGAN yang HIDUP

TERMINOLOGI Kata yang berakhiran ITIS Misal : gingivitis,, pulpitis, nephritis Reaksi pembuluh darah yang mengakibatkan akumulasi cairan dan leukosit pada jaringan ekstravaskuler Berhubungan proses repair thd cedera Dasarnya bersifat protektif Memiliki 5 cardinal Signs

Proses klinis terjadinya infeksi Tergantung pada : - mikroorganisme, - source atau sumber, - portal of exit, - mode of transmition, - portal of entry dan - susceptible host.

The 5 Cardinal Signs of

Jenis Radang Akut Kronis Mikroskopis : Rubor Kalor Tumor Dolor Fungsiolesa Mikroskopis : *Infiltrasi sel-sel radang akur (Eosinofil, Basopfil, Neutrofil) *Vasodilatasi *Oedema Kronis *Infiltrasi sel radang kronik (Limfosit, monosit) *Proliferasi jaringan fibroblast *Neovaskularisasi

INFLAMASI AKUT GROSS : REDNESS ( RUBOR ) HEAT ( KALOR ) TUMOR PAIN ( DOLOR ) FUNGSIOLESA GROSS :

Celcius….. Dolor Dolor adalah rasa nyeri, terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patofisiologis]

KALOR Kalor adalah rasa panas terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi

TUMOR = pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

RUBOR Rubor adalah kemerahan, terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

Fungsio Laesa Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.

Tanda sistemik demam, malaise, anoreksia dan nausea, vomiting, sakit kepala dan diare.

Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko infeksi Usia ( bayi: immature system immune pada usia 2-3 bulan IgG, lansia: terjadi kelemahan system immune). Heriditas (kelainan bawaan berupa rendahnya serum immunoglobulin). Status imunisasi (status imun lengkap atau tidak ini berhubungan dengan infeksi yang timbul)

4. Terapi yang sedang dijalani (radiasi atau chemotherapy menyebabkan penekanan pembentukan sel-sel darah) 5. Status nutrisi (status nutrisi yang kurang baik memudahkan tubuh daya tahan rendah, berkaitan dengan tidak seimbang proses metabolism dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi sintesa protein) 6. Kelelahan (dapat mempermudah timbulnya infeksi akibat tubuh mudah rentan terhadap penyakit) 7. Stres (mengakibatkan peningkatan cortisone, selanjutnya berakibat pada penurunan anti inflamasi)

MIKROSKOPIS RADANG AKUT Hyperemia Exudation Migrasi leukosit

HYPEREMIA Dikarenakan perubahan pada pembuluh vaskuler yang kecil

EXUDATION Cairan protein masuk ke insterstitial Protein meningkat Cairan meningkat ---- mendilusi toxin Protein meningkat GLOBULIN sebagai antibodi FIBRIN untuk mencegah MO menyebar dan pemulihan jaringan

LEUKOSIT yang BERPINDAH PMN dan MN menuju area yang ada jejas/injuri

BENTUK MAKROSKOPIS JARINGAN 1. Peradangan serosa Ditandai : extravasasi cairan protein sel Sebagian besar peradangan akut bermula sebagai bentuk serosa Komponen eksudat : cairan bening plasma darah  menandakan peradangan derajat ringan terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana mukosa dan serosa  

2. Peradangan Fibrinosa Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen Komponen utama eksudat : fibrin Menandakan peradangan akut dengan kerusakan vasculer yang cukup hebat Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih – kuning ( karena kandungan fibrin) Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering membentuk ‘pseudo-membran

3. Peradangan Hemoragie Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya Menandakan peradangan perakut hebat Makroskopis : organ mengalami perdarahan Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer  Komponen utama eksudat : darah

4. Peradangan Katarrhal  Komponen eksudat: “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis,komponen sel darah Warna mukus: bervariasi, tergantung komponen dominasi Biasanya peradangan ini terjadi di saluran cerna, saluran reproduksi, maupun saluran respirasi

5. Peradangan Purulenta Ditandai : keluarnya neutrofil & pembentukan pus. Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan nekrotik kuman Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous Proses pembentukan nanah: supurasi Bakteri pembentuk nanah/pus:

Radang Purulent Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ Pustula : kumpulan nanah/pus pada epidermis Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk mukus Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin

6. Peradangan Granulomatosa  Komponen eksudat: granul, yang umum pada peradangan kronis

Purulenta Serosa

Serosa Exudat

Purulent Exudat

PROSES KEJADIAN INFLAMASI vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang Mediator Inflamasi menginduksi vascular, aliran darah, dan mengaktifkan leukosit Agen causatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi

perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding (Rolling)  kemudian  melekat (adhesi)pada permukaan endothel Endothel kapiler meregang, timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer

Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi Leukosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi)

PERADANGAN Proses fagositosis terjadi pada sel leukosit dengan membentuk fagolisosum dan mendegradasi agen secara enzymatic.

KLASIFIKASI PERADANGAN 1. Berdasarkan derajat keparahan a. Mild = Peradangan derajat ringan - Jaringan sedikit mengalami cidera - Daerah radang sedikit mengalami           hiperemis, edema, eksudasi

Note : Functions of Chemical Mediators of Inflammation Vasodilation; mis : histamine, nitric oxide. Vasoconstriction; mis : thromboxane. Increase vessel permeability; Mis : histamine, bradykinin. Produce pain; Mis : bradykinin Produce fever; Mis : IL-1, T N F Chemotactic; Mis : IL8

b. Moderate = peradangan derajat sedang - jaringan yang meradang lebih luas dari mild  - vaskularisasi jelas - Peningkatan infiltrasi sel-sel radang

c. Severe = Peradangan derajat hebat - Jaringan yang mengalami radang luas - Vascularisasi sangat jelas  - Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang sangat nyata

2. Berdasarkan lokasi terjadinya radang a.Peradangan Lokal = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu tempat saja b. Peradangan Multifokal = Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai tempat c. Peradangan Difusa = Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu organ

3.Berdasarkan waktu terjadinya peradangan a.Peradangan Perakut = peradangan yg berlangsung sangat cepat - berlangsung: menit – beberapa jam - disebabkan : agen yg sangat poten - kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala klinis - contoh : Avian Influenza

b. Peradangan Akut  = Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa hari - Peradangan dapat sembuh atau dapat pula menimbulkan kematian  - Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dg jelas - Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel neutrofil dominan dan sedikit limfosit  

c. Peradangan Subakut = Peradangan yg berlangsung beberapa minggu - disebabkan : agen yg kurang poten - biasanya berakhir dengan kesembuhan - pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit, giant cell. - proliferasi fibroblast minimal

d. Peradangan Kronis  = Peradangan yang berlangsung berminggu-minggu sampai tahunan - agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan tubuh  - sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant cell.  - contoh : TBC, kemasukan benda asing

Yang terjadi saat perbaikan : Agen asing dinetralisir Sel-sel radang berkurang Eksudasi cairan berkurang                Permiabilitas vaskuler normal Regenerasi sel-sel jaringan

FASE KESEMBUHAN/PERBAIKAN I  Fase Inflammasi a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh         media catekolamin dan prostaglandin diikuti terjadinya agregasi platelet serta proses aktifitas thromboplastin (clotting) b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi kapiler-kapiler sekitar daerah radang, aktivasi sel-sel radang sampai proses fagositosis

II. FASE PROLIFERATIVE a. GRANULASI     tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang, diikuti pelapisan oleh fibroblast     terjadinya proses angiogenesis b. KONTRAKSI     matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk menutup luka c. EPITHELIALISASI pertumbuhan sel-sel epithel

III. Fase Remodeling  Terbentuknya colagen baru/colagen sekunder yang lebih kuat menutupi luka Terbentuknya “scar” /jaringan parut sebagai jaringan penyambung

Kemampuan sel tubuh dalam proses regenerasi Jaringan yang mudah mengalami regenerasi : kulit, saluran cerna, gusi Organ yang mudah mengalami regenerasi, asalkan bentuk jaringan masih baik saat meradang : hati, sel-sel kelenjar Sel-sel yang sangat sulit mengalami regenerasi : jantung,. otak

Bentuk Kesembuhan 1. Kesembuhan Primer Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah 2. Kesembuhan Sekunder Terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan biasanya disertai terbentuknya jaringan granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka karena trauma, luka yang dalam

Faktor yang mempengaruhi kualitas respon inflammasi dan perbaikan ada/tidaknya suplai darah Status gizi individu ( protein ; vit.C ) Ada/tidaknya infeksi Ada/tidaknya diabetes melitus Sedang dalam pengobatan glukokortikoid Kadar sel darah putih dalam sirkulasi 

Terima kasih atas perhatiannya