Metode Harga Pokok Pesanan Akuntansi Biaya Oleh : SURISMAN,SE, M.Ak Pertemuan ke 3
Pokok pembasan Konsep Pengumpulan Biaya berdasarkan Pesanan Manfaat informasi Harga Pokok Pesanan Kartu Pesanan bahan baku, tenaga kerja dan BOP Metode Harga Pokok Pesanan
Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Siklus Pembuatan Produk Siklus Akuntansi Biaya Penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli Pembelian & Penyimpanan Bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai Biaya overhead pabrik Pengolahan Bahan baku Menjadi produk jadi Pengumpulan biaya produksi Penyimpanan Produk jadi dalam gudang Penentuan harga pokok produk jadi Gambar : Siklus Pembuatan Produk Dan Siklus Akuntansi Biaya
SIKLUS PEMBUATAN PRODUK Gudang Barang Pembelian Gudang bahan baku Produk Jadi Produk Dalam Proses Pabrik
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Penentuan harga pokok Bahan baku yang dibeli Penentuan harga pokok Bahan baku yang dipakai Tenaga kerja langsung Penentuan harga pokok produk jadi Pengumpulan biaya produksi Biaya Overhead pabrik
Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar Persediaan Bahan Baku Barang Dalam Proses Persediaan Produk Jadi Gaji Dan Upah Biaya Overhead Pabrik Yang Dibebankan
Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan : Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diminta pemesan. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persedian di gudang.
Contoh Perusahaan Job Order Tukang Ojek Online, Tukang Sepatu, Penjahit, Tukang Cukur, Penerbangan Pribadi, Taxi, Dosen, konstruksi, Rumah ...........
Karakteristik metode harga pokok pesanan Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individu. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut biaya overhead pabrik
Karakteristik metode harga pokok pesanan Biaya produksi langsung dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi. Sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Harga pokok produksi per unit dihitung saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan Menentukan harga jual yang akan dibebankan ke pemesan. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. Memantau realisasi biaya produksi. Menghitung laba/rugi tiap pesanan. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Menentukan harga jual Formula menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan: Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp. xx Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pesanan xx + Taksiran total biaya pesanan Rp. xx Laba yang diinginkan Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Menaksir biaya produksi dengan unsur-unsur biaya sbb: Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx Taksisran biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx Taksiran biaya overhead pabrik + Taksiran biaya produksi
Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. Jumlah harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sbb: Biaya produksi pesanan Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx Taksiran biaya tenaga kerja Taksiran biaya overhead pabrik + Taksiran total biaya produksi Biaya memproduksi Taksiran biaya administrasi & umum Taksiran biaya pemasaran Taksiran biaya memproduksi Taksiran total harga pokok pesanan
Memantau realisasi biaya produksi. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan: Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp. xxx Taksiran biaya overhead pabrik + Total biaya produksi sesungguhnya
Menghitung laba/rugi tiap pesanan. Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sbb: Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp.xxx Biaya produksi pesanan tertentu Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Taksiran biaya overhead pabrik + Total biaya produksi pesanan - Laba bruto
Hubungan Pengumpulan biaya, Pengukuran biaya, dan Pembebanan Biaya Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya: Pembebanan ke Objek: Pembelian Bahan Bahan Baku Produk 2 Produk 1 Gaji TK Gaji TK bag finishing TK Langsung Overhead Gaji mandor Depresiasi Bahan habis pakai PBB
rekening kontrol dengan rekening pembantu Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya- biaya produksi Rekening pembantu (subsidiary account) dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan rekening control (controlling account) didalam buku besar. Rekening control menampung data yang bersumber dari jurnal, sedangkan rekening pembantu data bersumber dari dokumen sumber
Hubungan antara rekening kontrol dengan rekening pembantu Jurnal Buku Besar Rekening kontrol Dokumen sumber Rekonsiliasi Buku Pembantu Rekening Pembantu
Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet) Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci didalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Kartu biaya atas pesanan
Contoh Kartu Biaya Pesanan
Prosedur Berkenaan dengan Bahan Baku Prosedur yang menyangkut bahan baku : Pembelian bahan baku Penggunaan bahan baku Jurnal – Jurnal Yang Diperlukan Mencatat pembelian bahan baku: Persediaan bahan baku xxx Utang dagang / Kas xxx Mencatat pembelian bahan penolong: Persediaan bahan penolong xxx
Prosedur Bahan Baku Mencatat pemakaian bahan baku : BDP – Biaya bahan baku xxx Persediaan bahan baku xxx Mencatat pemakain bahan penolong: BOP sesungguhnya xxx Persediaan bahan penolong xxx
Prosedur Biaya Tenaga Kerja Prosedur biaya tenaga kerja dapat dibagi dalam dua tahap: Mengumpulkan data-data upah, penjabaran pendapatan karyawan dan pembayaran gaji dan upah. Pembagian dan pembebanan biaya upah kepada masing-masing job, bagian perusahaan dan kelompok-kelompok biaya lainnya.
Jurnal – Jurnal Yang Diperlukan Biaya tenaga kerja : a. Mencatat yang terutang oleh perusahaan: Gaji dan upah xxx Utang gaji dan upah xxx b. Mencatat distribusi BDP – BTKL xxx BOP sesungguhnya xxx Biaya adm. & umum xxx Biaya pemasaran xxx Gaji dan upah xxx c. Pembayaran Biaya Gaji & Upah Utang gaji dan upah xxx Kas xxx
Prosedur Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif ditentukan dimuka. Tarif Ditentukan Dimuka : Suatu jumlah yang diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang dengan total dasar alokasi biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang. Tarif BOP = Estimasi BOP Dasar Alokasi Biaya BOP Dibebankan= tarif BOP x Dasa Pembebanan
Jurnal – Jurnal Yang Diperlukan 6. Mencatat BOP yang dibebankan : BDP – BOP xxx BOP yg dibebankan xxx 7. Mencatat BOP yang sesungguhnya : BOP yg sesungguhnya xxx Macam-macam rek. Yg dikredit xxx 8. Penutup BOP yg dibebankan : BOP yg dibebankan xxx BOP yg sesungguhnya xxx 9. Selisih BOP : Selisih (kurang) BOP xxx BOP yg sesungguhnya xxx BOP yg sesungguhnya xxx Selisih (Lebih) BOP xxx
Akuntansi Untuk Pesan Selesai dan Penjualan 10. Pencatatan harga pokok produk jadi : Persediaan produk jadi xxx BDP - Biaya bahan baku xxx BDP – Biaya tenaga kerja langsung xxx BDP – Biaya overhead pabrik xxx 11. Pencatatan harga pokok produk yang dijual : Harga pokok penjualan xxx Persediaan produk jadi xxx 12. Pencatatan pendapatan penjualan : Piutang dagang / Kas xxx Hasil Penjualan xxx
Metode Harga Pokok Pesanan Metode harga pokok produksi diawali dengan pencatatan biaya bahan baku dilanjutkan pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan barang jadi yang ditransfer ke bagian gudang.
Contoh soal: PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah full costing. Dalam bulan november 2009, PT Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT Rimedi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp 3.000,- per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebesar Rp 1.000,- per lembar. Pesanan dari PT Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan PT Oki diberi nomor 102.
Berikut adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut: Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tgl 3 nov perusahaan membeli bahan baku dan penolong: Bahan baku: Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000 Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000 Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000 Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000 Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000 Bahan penolong: Bahan penolong P 17kg @ Rp 10.000 Rp 170.000 Bahan penolong Q 60 L @ Rp 5.000 Rp 300.000 Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000 Jumlah total Rp 5.945.000
Jurnal : Jurnal 1 Persediaan bahan baku Rp 5.475.000 Utang dagang Rp 5.475.000 Jurnal 2 Persediaan bahan penolong Rp 470.000 Utang dagang Rp 470.000
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 101 Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000 Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp1.350.000 Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 102 Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000 Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp 4.125.000 Jumlah bahan baku yang dipakai Rp 5.475.000
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sebagai berikut: Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp 100.000 Bahan penolong Q 40 L @ Rp 5.000 Rp 200.000 Jumlah bahan penolong yg dipakai Rp300.000 Masukkan data tersebut dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan
Jurnal: Jurnal 3 BDP-BBB Rp5.475.000 Persediaan Bahan baku Rp5.475.000 (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku) Jurnal 4 BOP Sesungguhnya Rp 300.000 Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000 (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)
Pencatatan biaya tenaga kerja Upah langsung pesanan 101 225jam @Rp4000 Rp 900.000 Upah langsung pesanan 1021.250jam @Rp4000 Rp 5.000.000 Upah tidak langsung Rp 3.000.000 Jumlah upah Rp 8.900.000 Gaji karyawan adm & umum Rp 4.000.000 Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000 Jumlah gaji Rp11.500.000 Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000 Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut: Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Pencatatan pembayaran gaji dan upah
a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Jurnal 5 Gaji dan upah Rp 20.400.000 utang gaji dan upah Rp 20.400.000 b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Jurnal distribusi biaya tenaga kerja Jurnal 6 BDP-BTKL Rp5.900.000 BOP Sesungguhnya Rp3.000.000 B. Adm & Umum Rp4.000.000 B. Pemasaran Rp 7.500.000 Gaji dan upah Rp 20.400.000 c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah Jurnal 7 Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000 Kas Rp 20.400.000
4. Pencatatan BOP BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL. BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: Pesanan 101 150% xRp 900.000 Rp 1.350.000 Pesanan 102 150% xRp 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 8.850.000 Jurnal 8 BDP-BOP Rp8.850.000 BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000 Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan BTKL: Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000 Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000 Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000 Jumlah Rp 5.700.000 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: Jurnal 9 Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000 Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000 Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya. Jurnal 10 BOP yang dibebankan Rp 8.850.000 BOP Sesungguhnya Rp 8.850.000 Debit : Jurnal 4 Rp 300.000 Jurnal 6 Rp 3.000.000 Jurnal 9 Rp 5.700.000 Rp 9.000.000 Kredit : Jurnal 10 Rp 8.850.000 Selisih pembebanan kurang Rp 150.000 Jurnal 11 Selisih BOP Rp 150.000 BOP Sesungguhnya Rp 150.000
Pencatatan harga pokok produk jadi HPP dihitung sbb: B Bahan baku Rp 1 Pencatatan harga pokok produk jadi HPP dihitung sbb: B Bahan baku Rp 1.350.000 BTKL Rp 900.000 BOP Rp 1.350.000 Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp 3.600.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi: Jurnal 12 Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000 BDP-BBB Rp 1.350.000 BDP-BTKL Rp 900.000 BDP-BOP Rp 1.350.000
Pencatatan Harga pokok produk dalam proses Pesanan 102 pada akhir periode belum selesai dikerjakan. Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum selesai Jurnal 13 Persediaan Produk dalam Proses Rp 16.625.000 BDP-BBB Rp 4.125.000 BDP-BTKL Rp 5.000.000 BDP-BOP Rp 7.500.000
Pencatatan harga pokok produk yang dijual Jurnal 14 Harga pokok penjualan Rp 3.600.000 Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
The End
Akuntansi Biaya Bahan Baku CONTOH: Akuntansi Biaya Bahan Baku Akuntansi Pembelian Bahan Tanggal 1 Maret 2012 perusahaan membeli 5000 unit bahan baku dan 1000 unit bahan baku pembantu dengan harga masing-masing Rp. 5 juta dan Rp. 500ribu Persediaan bahan baku Rp. 5.500.000 Persedian pembantu Rp. 500.000 Kas/Hutang Rp. 5.500.000 Pembelian bahan baku utama dan pembantu tidak dipisahkan, karena umumnya saat beli salalu bersamaan.
Akuntansi Biaya Bahan Baku lanjutan………. Akuntansi Penggunaan Bahan Perusahaan menggunakan 1000 unit bahan baku dan 250 unit bahan pembantu dengan harga pokok 1 juta dan 125 ribu BDP – bahan baku Rp. 1.000.000 BOP sesungguhnya Rp. 125.000 Persediaan bahan baku Rp. 1.000.000 Persedian pembantu Rp. 125.000 !!!! Pencatatan penggunaan bahan baku pembantu BOP rill
Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Pembebanan Gaji dan Upah Untuk membuat produk, dikeluarkan biaya gaji dan upah sebesar 1,6 juta sebagai BTKL dan 400 ribu sebagai BTKTL BDP – BTKL Rp. 1.600.000 BOP – sesungguhnya Rp. 400.000 Hutang gaji dan upah Rp. 2.000.000 ! BTKTL di catat sebagai komponen BOP rill
Biaya Overhead Pabrik Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya BOP rill tidak dibebankan ke produk Dalam suatu periode tertentu, BOP rill yang dikeluarkan berupa : Penyusutan 100.000 Asuransi 50.000 Bahan pembantu 125.000 Lain-lain 100.000 BTKTL 400.000 Total 775.000 BOP – sesungguhnya Rp. 250.000 Biaya Penyusutan Rp. 100.000 Biaya Asuransi Rp. 50.000 Lain-lain Rp. 100.000
Biaya Overhead Pabrik Lanjutan….. Akuntansi BOP Yang Dibebankan Tarif BOP/JKL Rp. 1.000 Jumlah jam kerja langsung 800 jam BOP yang dibebankan 800 JKL x Rp. 1000/JKL Rp. 800.000 BDP – BOP Rp. 800.000 BOP yang dibebankan Rp. 800.000
BOP Rill vs Dibebankan sebagai Pengendalian Selisih BOP dihitung tiap akhir periode Dari contoh terdahulu : Jumlah BOP rill Rp. 775.000 Jumlah BOP yang dibebankan Rp. 800.000 Terjadi selisih BOP Rp. 25.000 Pencatatan selisih : BOP yang dibebankan Rp. 800.000 BOP Sesungguhnya Rp. 775.000 Selisih BOP (menguntungkan) Rp. 25.000 Selisih BOP Rp. 25.000 Laba Selisih BOP Rp. 25.000
Akuntansi Harga Pokok Produksi Bahan Baku Rp. 1.000.000 Tenaga Kerja Rp. 1.600.000 Rp. 3.400.000 BOP Rp. 800.000 Pesanan diambil dan dibayar seharga Rp. 5.000.000 Pemindahan ke rekening barang jadi Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000 BDP - BB Rp. 1.000.000 BDP – BTK Rp. 1.600.000 BDP – BOP Rp. 800.000
Akuntansi Penjualan Penjualan / saat terjadi kesepakatan penjualan : Harga pokok penjualan Rp. 3.400.000 Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000 Saat barang pesanan dibayar Kas / piutang Rp. 5.000.000 Hasil Penjualan Rp. 5.000.000
Contoh 1: Perusahaan mebel “ANTIK” berproduksi atas dasar pesanan. Biaya-biaya dikumpulkan atas dasar pesanan. Pada tanggal 17 Juli 2009, perusahaan “ANTIK” mendapat pesanan untuk membuat meja dari HOTEL GARUDA dengan biaya atau kontrak sebesar Rp12.000.000,00. Pesanan harus sudah selesai paling lambat tanggal 12 Agustus 2009. Atas pesanan tersebut perusahaan “ANTIK” memberi kode job nomor 58.
Contoh 1 (lanjutan): Transaksi yang terjadi sehubungan dengan pesanan job nomor 58 tersebut adalah sebagai berikut: Pembelian bahan-bahan yang dilakukan: 20 keping kayu mahoni @ Rp500.000,00 100 liter politur @ Rp 5.000,00 15 peti lem @ Rp 20.000,00 5 peti paku @ Rp 40.000,00 Permintaan bahan baku untuk memproduksi job nomor 58 5 keping kayu mahoni 10 liter politur 1 peti lem 1 peti paku
Contoh 1 (lanjutan): Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan: Tenaga kerja langsung Rp3.500.000,00 Tenaga kerja tidak langsung Rp1.000.000,00 Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain yang terjadi di atas adalah sebesar Rp2.000.000,00. Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif yaitu 75% dari biaya tenaga kerja langsung. Pesanan tersebut dapat diselesaikan dan diserahkan kepada pemesannya sedangkan pembayarannya diterima 20 hari kemudian.
Diminta: Jurnal-jurnal yang diperlukan. Aliran biaya pada akun-akun yang bersangkutan. Kartu biaya atas pesanan tersebut.
Jurnal-jurnal yang diperlukan. Jawab: Jurnal-jurnal yang diperlukan. Mencatat pembelian bahan-bahan: Persediaan bahan Rp11.000.000 - Utang dagang - Rp11.000.000 Mencatat pemakaian bahan baku dan bahan pembantu: BDP-BBB (Job Nomor 58) Rp2.500.000 - BOP-sesungguhnya Rp 110.000 - Persediaan bahan - Rp2.610.000 Mencatat pembayaran gaji dan upah: Biaya gaji dan upah Rp4.500.000 - Utang gaji/Kas - Rp4.500.000
Jurnal-jurnal yang diperlukan. Jawab: Jurnal-jurnal yang diperlukan. Mencatat biaya gaji dan upah langsung dan tidak langsung: BDP-BTKL Job 58 Rp3.500.000 - BOP-sesungguhnya Rp1.000.000 - Biaya gaji dan upah - Rp4.500.000 Mencatat BOP-sesungguhnya yang lain: BOP-sesungguhnya Rp2.000.000 - Macam-macam kredit - Rp2.000.000 Mencatat BOP-dibebankan pada Job 58, sebesar 75% x Rp3.500.000: BDP-BOP Job 58 Rp2.625.000 - BOP-dibebankan - Rp2.625.000
Jurnal-jurnal yang diperlukan. Jawab: Jurnal-jurnal yang diperlukan. Mencatat produk selesai (Job 58): Persediaan barang jadi Rp8.625.000 - BDP-Job 58 - Rp8.625.000 atau BDP-BBB - Rp2.500.000 BDP-BTKL - Rp3.500.000 BDP-BOP - Rp2.625.000 Mencatat penyerahan produk selesai (Job 58): Piutang dagang Rp 12.000.000 - Harga pokok penjualan Rp 8.625.000 - Persediaan barang jadi - Rp 8.625.000 Penjualan - Rp 12.000.000
Aliran biaya pada akun-akun yang bersangkutan
Kartu biaya atas pesanan