JOURNAL READING OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI Jauhar Nafies FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA PERIODE 2 JUNI-26 JULI 2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
dr. Sardikin Giriputro, SpP(K)
Advertisements

Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
APRILIANI ASMARA PUSPITASARI, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklamsia pada Ibu Hamil (Studi di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Sediakan 1 lembar kertas
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Kardiovaskuler
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
BY : ELVIRA HARMIA, SST. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan.
Tubektomi atau Kontap Wanita Merupakan tindakan operasi Tuba falopi (saluran telur) yang menghubungkan indung telur dan rahim dipotong dan disumbat (rahim.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Kardiovaskuler
PAFI JABAR 2017 Nova Petrika Maulana Mantik, S.Farm.,Apt
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
MANFAAT SENG DALAM PENGOBATAN PNEUMONIA BERAT PADA ANAK-ANAK USIA 2 TAHUN YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT INDIA SELATAN Oleh : Annisa Nurjanah
GLOSSARY/ ISTILAH STATISTIK RS
Hipertensi Dalam Kehamilan
STATISTIK DATA KLINIS DAN DATA CASEMIX
Effect of preventive (β blocker) treatment, behavioural
INEL MASRAYANTI IB PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip.
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan.
Makro Mineral Kalsium.
Perubahan Asupan Kafein dan Perubahan Berat Badan Jangka Panjang pada Pria dan Wanita Esther Lopez-Garcia, Rob M van Dam, Swapnil Rajpathak, Walter C.
ILMU GIZI GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYAKIT GINJAL YANG DIDERITA IBU SELAMA KEHAMILAN OLEH KELOMPOK 11: DEWI WIJAYA GULO ILUSI CERIA.
Gizi pada ibu hamil & komplikasinya
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
Asuhan pada ibu bersalin kala I
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
ASKEP PADA KLIEN POST PARTUM.
Meta analysis MIA AUDINA
Tranexamic Acid for spontaneous intracerebral hemorrage
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
Komplikasi Tetanus Inas Amalia
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Critical Appraisal Low Haemoglobin Levels Increase Unilateral Spatial Neglect In Acute Phase Of Stroke (Tingkat Hemoglobin Rendah Meningkatkan Unilateral.
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
ECT TERAPI KEJANG LISTRIK.
Oleh : Andri Markhoni Permana
Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUD Tarakan Kelompok 25 & 26.
Jurnal Reading Perbandingan Dopamin dan Norepinephrine dalam Pengobatan Syok Pembimbing Dr nunung SpAn Disusun oleh Yudha Ramdani ( ) KEPANITRAAN.
Journal Reading Intranasal Lidocaine for Primary Headache Management
ANALISA JURNAL Equal antipyretic effectiveness of oral and rectal acetaminophen: a randomized controlled trial [ ISRCTN ] (Efektinitas penggunaan.
JOURNAL READING Mucuna Pruriens pada Penyakit Parkinson : A Double-Blind, Randomised, Controlled, Crossover Study PEMBIMBING : Dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan,
ENDANG SULISTYARINI GULTOM OBAT ANTIEPILEPSI DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA EPILEPSI : STUDI DI RUMAH SAKIT RAWATAN TERSIER.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
Jurnal Reading Sylvan Rubama, S.Ked Pembimbing: dr. A. Yani, Sp.S. M. Kes Tricyclic Antidepressants for Preventing Migraine in Adults.
SITI FATIMAH Di bimbing oleh: 1.Dr. Wawang S. Sukarya, dr., SpOG (K)., MARS., MH.Kes 2.Dr. Usep Abdullah Husin, dr., MS. SpMK PERBANDINGAN.
dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S
Journal reading MANITOL AND OUTCOME IN INTRACEREBRAL HEMORRHAGE propensity score and multivariable intensive blood pressure reduction in acute cerebral.
SOSIALISASI MUTU KLINIS DAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS WOTU.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
Pendahuluan ERSC VBAC NIH menyarankan VBAC kembali ACOG dan RCOG Meningkat hingga 31,1 % Menurun hingga 8,5 % angka kesuksesan VBAC adalah 72-76%
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF RSUD AMBARAWA 2018
dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S,M.Sc
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Sesi 1: Pengantar Rancangan Sampel
Efektifitas Ekstrak Ophiocephalus Striatus VS Human Albumin Infus pada Kondisi Hypoalbuminemia Purwoko Bali, 11 Juli 2019.
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Transcript presentasi:

JOURNAL READING OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI Jauhar Nafies FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA PERIODE 2 JUNI-26 JULI 2014

IDENTITAS JURNAL Judul jurnal Abbreviated (12-hour) versus traditional (24- hour) postpartum magnesium sulfate therapy in severe pre-eclampsia Penulis Sabina B. Maia, Leila Katz, Carlos Noronha Neto, Bárbara V.R. Caiado, Ana P.R.L. Azevedo, Melania M.R. Amorima. Tahun Terbit 2014 Dipublikasikan International Journal of Gynecology and Obstetrics

PENDAHULUAN Preeklampsia terjadi pada 8% kehamilan. Komplikasi yang terberat adalah eklampsia. Eklampsia dapat dicegah dengan pemberian magnesium sulfat, yang dapat menurunkan risiko kejang sebesar 50%, sehingga dapat menurunkan angka mortalitas maternal. Pemberian magnesium sulfat telah direkomendasikan untuk semua wanita dengan preeklampsia berat selama 24 jam setelah persalinan, tetapi belum terdapat ketentuan mengenai durasi yang ideal dalam pemberianya sebagai terapi profilaksis antikonvulsan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan penggunaan intravena magnesium sulfat selama 12 jam dibandingkan dengan pemberian selama 24 jam postpartum dalam proses perawatan untuk wanita dengan preeklampsia berat yang keadaannya stabil.

BAHAN DAN METODE uji klinis acak yang membandingkan pemberian magnesium sulfat secara intravena selama 12 jam dengan 24 jam yang diberikan segera setelah melahirkan pada wanita dengan preekampsia berat yang stabil. Semua wanita sudah menerima magnesium sulfat sebelum dan selama proses melahirkan (dosis 6g; pemeliharaan dosis 1g/jam). Saat postpartum, semua peserta menerima 12 jam infus magnesium sulfat 1g/jam. Sekitar 6-8 jam setelah pemberian, wanita yang memenuhi syarat diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian. Mereka yang terdaftar menerima informed consent dan dilakukan pengacakan nomor. Wanita dengan eklampsia, yang memiliki hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah (HELLP) syndrome, diabetes mellitus, epilepsi, penyakit ginjal, yang memiliki kontraindikasi dalam penggunaan magnesium sulfat seperti reaksi hipersensitivitas, anuria atau oliguria dengan pengeluaran urin di bawah 25 mL/jam merupakan kriteria eksklusi pada penelitian ini.

Pada 12 jam setelah selesai periode awal pemberian infus magnesium sulfat intravena, amplop yang berisi nomor acak setiap wanita dibuka. Jika dia mendapatkan perlakuan untuk 24 jam pengobatan, infus 1 g/jam dilanjutkan selama 12 jam. Jika dia mendapatkan perlakuan untuk 12 jam pengobatan, infusnya diaff. Penilaian klinis dan laboratorium pada kedua kelompok dilakukan sampai setidaknya 24 jam setelah persalinan. Para peserta dievaluasi setiap 2 jam untuk denyut jantung, pernapasan rate, tekanan darah, dan output urin. Refleks tendon dalam dievaluasi setiap 6 jam dan tes laboratorium untuk skrining sindrom HELLP dievaluasi setiap 24 jam. Sekitar 24 jam setelah melahirkan, kepuasan setiap wanita terhadap asuhannya dievaluasi pada skala 1-5 (1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas, 4=tidak puas, dan 5=sangat tidak puas).

Hasil studi primer adalah durasi terapi antikonvulsan postpartum. Hasil sekunder termasuk kepuasan pasien 24 jam setelah melahirkan, tindakan klinis seperti tekanan darah, waktu untuk kembali ke ambulasi (dalam jam), durasi kemih dengan penggunaan kateter (dalam jam), dan waktu ibu dapat kontak dengan bayinya (dalam jam). Hasil tambahan termasuk eklampsia, oliguria (urin <25 mL/jam), perdarahan postpartum, infeksi saluran kemih, komplikasi tromboemboli, gagal hati, gagal ginjal, Penyakit Koagulasi Intravaskular Diseminata, cerebrovascular accident, edema paru akut, penghentian pengobatan magnesium karena efek samping (panas, kemerahan, reaksi hipersensitivitas, mual, atau muntah), dan adanya komplikasi yang terkait terjadi sebelum pasien keluar dari rumah sakit.

ANALISA STATISTIK Uji t dan Mann Whitney U digunakan untuk perbandingan variabel kontinu dan χ2 dan uji Fisher digunakan untuk perbandingan variabel kategoris. P two-tailed p <0.05 dianggap signifikan secara statistik. Untuk membandingkan total durasi penggunaan magnesium sulfat terhadap penggunaan kateter kemih postpartum dan total waktu awal ambulasi / kontak ibu dengan bayinya yang baru lahir, risk ratios (RR) dan interval kepercayaan 95% (CI) dihitung risiko relatif.

HASIL

DISKUSI Pada wanita dengan preeclampsia berat yang stabil, terapi magnesium sulfat dengan durasi yang lebih singkat dihubungkan dengan waktu pemaparan obat yang lebih pendek, baik dari segi durasi pengobatan maupun dalam hal jumlah dosis total, dari hasil klinis menunjukkan hasil serupa dengan wanita yang menerima durasi pengobatan yang telah direkomendasikan yaitu selama 24 jam. untuk menentukan perbedaan frekuensi eklampsia dengan pemberian yang dipersingkat, dibutuhkan sampel sekitar perempuan. Meta-analisis uji klinis acak selanjutnya akan memiliki kekuatan yang cukup untuk menentukan apakah terdapat perbedaan dalam insiden eklampsia. Dalam uji coba klinis secara acak yang membandingkan pemberian magnesium sulfat dipersingkat 6 jam dibandingkan dengan pemberian selama 24 jam postpartum pada wanita dengan preeklampsia mendapatkan hasil penurunan risiko terjadinya eklampsia, hanya terdapat satu wanita yang harus mendapatkan terapi ulang karena memburuknya hipertensi sembilan jam setelah selesai proses pemberian perlakuan.

Dalam studi lain yang membandingkan pemberian terapi magnesium sulfat selama 12 jam dengan pemberian selama 24 jam magnesium pada wanita postpartum dengan preeklampsia ringan, kondisi klinis seperti hipertensi kronis dan diabetes tipe I ditemukan sebagai faktor yang meningkatkan risiko kondisi menjadi lebih berat dan dibutuhkan terapi antikonvulsan postpartum yang diperpanjang. Produksi urin selama periode jam setelah melahirkan adalah sekitar 30 mL/jam jumlah lebih tinggi didapatkan pada pemberian terapi magnesium sulfat selama 24 jam dibandingkan dengan durasi pengobatan yang diperpendek. Semakin tingginya tingkat diuresis disebabkan dari durasi pengobatan yang lebih lama dan pemberian volume cairan yang diberikan bersama dengan antikonvulsan tersebut. Penurunan yang signifikan ditemukan dalam durasi penggunaan kateter urin postpartum sehingga dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan penurunan angka ketidaknyamanan postpartum.

Penurunan waktu untuk ambulasi ditemukan pada durasi pemberian magnesium sulfat yang lebih pendek. Ambulasi dini penting untuk profilaksis trombosis vena dalam. Semakin pendek, durasi terapi sulfat magnesium (12 jam) memungkinkan perempuan untuk mendapatkan berbagai keuntungan. Manfaat lain yang terkait terapi magnesium sulfat dengan durasi yang lebih pendek adalah kemungkinan kontak awal dengan bayi baru lahir, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan menyusui lebih cepat. Sebagai perspektif masa depan, pemberian terapi durasi pendek magnesium sulfat membuat waktu pengawasan intesif lebih singkat sehingga jumlah tempat tidur yang tersedia lebih banyak. Tempat tidur yang tersedia akan menguntungkan bagi wanita postpartum lainnya dengan kondisi klinis yang lebih parah, dan dapat megurangi total waktu rawat inap postpartum sehingga dapatmemberikan penghematan biaya.

KESIMPULAN Pemberian magnesium sulfat yang dipersingkat (12 jam) memiliki hasil yang serupa dengan pemberian magnesium sulfat yang biasa diberikan selama 24 jam. Dalam kondisi ideal (ketika pengawasan postpartum terjamin), wanita dengan preeklampsia berat yang stabil dengan evaluasi klinis dan melalui pemeriksaan laboratorium setelah 12 jam penggunaan magnesium sulfat postpartum, infus magnesium sulfat dapat dihentikan, sehingga maanfaat lainnya didapatkan dari tindakan ini.

CRITICAL APPRAISAL JUDUL JURNAL Abbreviated (12-hour) versus traditional (24-hour) postpartum magnesium sulfate therapy in severe pre-eclampsia Terdiri dari 1 variabel terikat dan 2 variabel bebas. Menarik Informatif Terdiri dari 12 kata Tidak menggunakan singkatan

PENULIS Sabina B. Maia a Leila Katz a Carlos Noronha Neto a Bárbara V.R. Caiado b Ana P.R.L. Azevedo a Melania M.R. Amorim a a Instituto de Medicina Integral Professor Fernando Figueira, Recife, Brazil b Faculdade Pernambucana de Saúde, Recife, Brazil

Abstrak terdiri dari : Objective Methods Results Conclusion

P : 12O pasien yang mederita preeklampsia berat yang memenuhi kriteria inklusi. I : Magnesium Sulfat iv selama 12 jam. C : Magnesium Sulfat iv selama 24 jam. O : Hasil klinis pemberian Magnesium Sulfat iv selama 12 jam serupa dengan pemberiann selama 24 jam.

BUKTI VALID Pertanyaan Apakah alokasi pasien pada penelitian ini dilakukan secara acak? Ya Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan lengkap? Ya Apakah semua pasien dalam kelompok yang diacak dianalisis? Ya Apakah pasien dan dokter tetap blind dalam melakukan terapi, selain dari terapi yang diuji? Tida k

Dapat diterapkan Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibandingkan dengan yang terdapat pada penelitian sebelumnya sehingga hasil tersebut tidak dapat diterapkan pada pasien kita? Tidak terdapat perbedaan Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita Ya Apakah pasien memiliki potensi yang menguntungkan atau merugikan bila terapi tersebut diterapkan Ya, pasien memiliki potensi yang menguntung kan