Irmawanty Setiaputri RS Paru dr.H.A Rotinsulu 2018

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER PENYAKIT MENULAR TUBERKULOSIS PARU (TB)
Advertisements

dr. Sardikin Giriputro, SpP(K)
SKRINING DAN DETEKSI DINI KANKER SOLID
DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI BAKTERI
PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
KUESIONER RUMAH TANGGA Blok V
Penulis Purkan, Wiwin Retnowati, Dessy Natalia Asal Fakultas Sains dan Teknologi Sumber Dana DIPA-RM Tahun 2009 Bidang Ilmu Kesehatan MEKANISME RESISTENSI.
Pelatihan Kader Tuberculosis tingkat Kabupaten dan Kecamatan
MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK dan SENSITIVITY TES UNTUK INFEKSI BAKTERI
Diabetic Neuropathies: The Nerve Damage of Diabetes.
Management Therapy TB with Fixes Dose Combination
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
TUBERCULOSIS (TBC) Oleh : Dr. ADIP KUSWORO.
Stadium klinis HIV/AIDS
EVALUASI CLINICAL PATHWAY TubeRculosis
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
SKRINING DAN DETEKSI DINI KANKER SOLID
ESTIMASI BEBAN TB, INDIKATOR & TARGET KINERJA
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
TB DENGAN HIV.
RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG
TUBERKULOSIS (TB) KARAWANG 2015.
Alfian Nur Rosyid, MD, Pulmonologist
TUBERCULOSIS.
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
TBC.
PROGNOSIS dan PREDIKTIF pada KANKER
Strategy Against Pulmonary Tuberculosis Problems
Kelompok 1.
Pitfall dalam terapi antibiotik
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
Childhood Tuberculosis
Agung Dwi Cahyo Anif Nur A Arina Dwi S Devi Aulia FR Hidayah Nisa Asri Ati MDR TBC FARMAKOLOGI.
Nama Kelompok Ridwan Suratman Agasti Amalia Pertiwi Trijulia Purnamasari Danang Kurniawan Sischa Pravitasari Anggi Devi Hartina Panggabean.
PENCAPAIAN MTPTRO PROV. SULSEL
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
SURVEILANS TB.
DEFINISI TUBERKULOSIS
SOSIALISASI PICK UP POINT (PUP) TB RO
TUBERKULOSIS PARU KASUS KAMBUH PADA GERIATRI
Kepala Dinas Kesehatan
Kriteria suspek tb/mdr DAN PEMERIKSAAN DAHAK sps
KEBIJAKAN PENGENDALIAN TUBERCULOSIS RESISTEN OBAT
IKHTISAR PERAWATAN PASIEN HIV/ART
SELAMAT DATANG KEPADA PARA PESERTA PENYULUHAN TB DOTS PAROKI HATI KUDUS YESUS TELUK DALAM, 21 OKTOBER 2014.
Penargetan reseptor tyrosin kinase pada kanker lambung
KAJIAN MERSCOV DI RSPI-SS
Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler Laboratorium TB
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Indikator , Definisi Operasional dan target Indikator P2TB
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PA LIATIF
Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO)
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
OLEH : FAIK AGIWAHYUANTO, S.Kep., M.KES
Pemerintah melalui Program Nasional Pengendalian TB telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan strategi DOTS (Directly Observed.
JEJARING PELAYANAN KESEHATAN PRIMER BIDANG UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DINAS EKSEHATAN KOTA SAMARINDA TAHUN 2017.
CURICULUM VITAE NAMA : Dr.EDI SAMPURNO Sp.P.,MM.FISR
INTERVENSI BIDANG PARU
UJI DIAGNOSTIK.
PEMERIKSAAN LAB PADA TBC Kelompok 13 : Bevira Dewi S ( ) Rozalinda ( ) Sheryna S ( )
Laboratory Exam in Emergency Cases
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual PERAN KADER DALAM KOLABORASI TB HIV.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Tantangan Kita Mencapai Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia tahun 2030
Materi Dasar Tentang TB
Pengobatan Pasien TB Resistan Obat dr.Herudian Ahmadin SpP
Lung Cancer Management dr. Reza Kurniawan T., SpP, FCCP, FISR
TUBERCULOSIS (TBC) UPT PUSKESMAS ANAMBAS. TBC ITU ………………..???  BUKAN  BUKAN PENYAKIT KETURUNAN  BUKAN KARENA GUNA-GUNA  BUKAN  BUKAN JUGA KARENA.
Tuberculosis (TBC) Puskesmas Pakem. TUBERKULOSIS (TB) Sebagian besar menyerang paru Sebagian besar menyerang paru Dpt juga menyerang organ tubuh lain.
Transcript presentasi:

Irmawanty Setiaputri RS Paru dr.H.A Rotinsulu 2018 Pemeriksaan Biologi Molekular dan Mikrobiologi dalam Tatalaksana Penyakit Paru Irmawanty Setiaputri RS Paru dr.H.A Rotinsulu 2018

RUMAH SAKIT PARU dr.H.A ROTINSULU Visi Menjadi RS Paru Rujukan Nasional Thn 2019 Misi Memberikan pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu di bidang kesehatan paru Mengembangkan sumber daya RS Moto Lab Akurat dan Tepat Hasil

Instalasi Laboratorium Laboratorium Patologi Klinik Laboratorium Biomolekular Laboratorium Mikrobiologi Klinik Laboratorium Patologi Anatomi

Instalasi Laboratorium……. Pendidikan&Pelatihan Pendidikan Kerja Lapangan Mahasiswa/I D3,S1 Penelitian Mahasiswa/i D3, D4/S1, S2,S3

Unggulan & Pengembangan Lab Biomolekular Pemeriksaan PCR TB, Deteksi M.TB pada pasien susp. TB Didominasi sampel cairan tubuh seperti cairan pleura dll Pemeriksaan Tes Cepat Molekular (TCM) Sesuai Program Nasional untuk Deteksi M.TB (Diagnosis) pada pasien2 susp. TB Baru, TB Anak, TB-HIV, MDR-TB dll Bahan sampel yang digunakan Sputum Cairan pleura, feses dan cairan tubuh lainnya Jaringan

Keuntungan Pemeriksaan TCM Pemeriksaan lebih cepat (± 2 jam di alat) Identifikasi M.TB dan Resistensi Rifampisin Prediktor MDR-TB Diagnosis Cepat Pemberian OAT Tidak terdeteksi TB Penghematan Pemberian OAT yang tidak perlu

Penafsiran TCM TCM tidak menggantikan kebutuhan terhadap pemeriksaan mikroskopis BTA dan Kultur/Resistensi M.TB Hasil TCM diinterpretasikan bersama pemeriksaan klinis, radiologis dan pemeriksaan laboratorium lainnya

Pengembangan………. Lab Biomolekular Pemeriksaan Biomolekular Epidermal Growth Factor Receptor=EGFR) untuk pasien onkologi paru guna target terapi Dilakukan pada sampel preparat PA Saat ini msh bekerjasama dengan pihak KALGEN Inshaallah……… akhir tahun’2018 pemeriksaan EGFR sudah dikerjakan di Lab Biomolekular Rumah Sakit Paru dr.H.A Rotinsulu menggunakan alat RT-PCR dengan penambahan pemeriksaan menggunakan sampel darah

Lab Mikrobiologi Lab Mikro TB sudah tersertifikasi Nasional sejak tahun 2015 untuk Kultur/Resistensi M.TB Lini 1&2 untuk Media Padat (LJ)&Media Cair (MGIT) Saat ini memegang wilayah region 2 Jawa Barat untuk Rujukan Kultur/Resistensi M.TB Lini 1&2

Kultur M.TB Media Cair (MGIT) Media cair “ lebih superior” dibandingkan media padat karena: Deteksi cepat ( 12-14 hari dpt dilihat pertumbuhannya) Spesifisitas tinggi, dapat membedakan antara M.Tb dan NTM Hampir seluruh spesimen klinis (kec. darah) dapat digunakan pada media cair

Kelemahan………… Kultur Media cair jauh “Lebih Sensitif” terhadap kualitas inoculum dalam hal racun dan kontaminan dan bahan yang tersisa dari prosedur dekontaminan Cost lebih mahal

MGIT

Safety First! For Patient, Our Lab&Others TERIMA KASIH

PERANAN PEMERIKSAAN BIOMOLEKULER DAN MIKROBIOLOGI PADA PENYAKIT PARU dr. Ruri Intania, Sp.P

TB PARU Tuberkulosis (TB)  masalah kesehatan masyarakat di dunia Upaya penanggulangan  sejak tahun1995. Data WHO ( 2015) 1. Ditingkat global 9,6 juta kasus TB baru, 3,2 jt (perempuan) 1,5 juta kematian karena TB , 480.000 (perempuan). 2. 12% HIV positif,kematian 320.000 orang 3. 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO), kematian 190.000 orang 4. Dari 9,6 juta kasus TB baru, 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dengan140.000 kematian/tahun. 5. TB di Indonesia (data WHO 2015; 1 juta kasus TB baru/tahun, (399 per100.000 penduduk) 100.000 kematian/ tahun, (41/100.000 penduduk).

KLASIFIKASI TB

KLASIFIKASI TB

DIAGNOSIS TB Klinis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan bakteriologis Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis.  Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)

Diagnosis TB Pemeriksaan radiologis; lesi minimal lesi luas

Diagnosis TB Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan terdapatnya paling sedikit satu spesimen konfirmasi M. tuberculosis atau sesuai dengan gambaran histologi TB atau bukti klinis sesuai TB. WHO merekomendasi pemeriksaan uji resistensi rifampisin dan / atau isoniazid terhadap kelompok pasien berikut ini pada saat mulai pengobatan: Semua pasien dengan riwayat OAT. TB resisten obat banyak didapatkan pada pasien dengan riwayat gagal terapi Semua pasien dengan HIV yang didiagnosis TB aktif khususnya mereka yang tinggal di daerah dengan prevalens sedang atau tinggi TB resisten obat. Pasien dengan TB aktif setelah terpajan dengan pasien TB resisten obat. Semua pasien baru di daerah dengan kasus TB resisten obat primer >3%.6

Diagnosis TB Rekomendasi WHO untuk uji resistensi obat selama pengobatan berlangsung pada situasi berikut ini: Pasien baru / riwayat OAT dengan apusan dahak BTA tetap positif pada akhir fase intensif  lakukan apusan dahak BTA pada bulan berikutnya. Jika hasil apusan BTA tersebut masih positif maka biakan M. tuberculosis dan uji resistensi obat atau pemeriksaan Xpert MTB/RIF harus dilakukan.

Metode konvensional uji resistensi obat WHO mendukung penggunaan metode biakan media cair dan identifikasi M. tuberculosis cara cepat dibandingkan media padat saja. Metode cair lebih sensitif mendeteksi mikobakterium dan meningkatkan penemuan kasus sebesar 10% dibandingkan media padat di samping lebih cepat memperoleh hasil sekitar 10 hari dibandingkan 28- 42 hari dengan media padat

Xpert MTB/Rif Metode cepat uji resistensi obat (uji diagnostik molekular cepat) Xpert assay dapat mengidentifikasi M. tuberculosis dan mendeteksi resisten rifampisin dari dahak yang diperoleh dalam beberapa jam. Akan tetapi konfirmasi TB resisten obat dengan uji kepekaan obat konvensional masih digunakan sebagai baku emas (gold standard). Penggunaan Xpert MTB/RIF tidak menyingkirkan kebutuhan metode biakan dan uji resistensi obat konvensional yang penting untuk menegakkan diagnosis definitif TB pada pasien dengan apusan BTA negatif dan uji resistensi obat untuk menentukan kepekaan OAT lainnya selain rifampisin

Lung Cancer

BIOMOLECULAR STUDY IN LUNG CANCER dr Ruri Intania, Sp P

Pathways To Adenocarcinoma In never smokers, EGFR pathway is frequently activated by mutations in the EGFR gene, resulting self-induced activation In smokers, mutations of the KRAS gene often occur, resulting in the release of growth factors, including transforming growth factor- (TGF), which is a ligand for EGFR Ligand binding to EGFR induces homo- and hetero-dimerization of the receptor, resulting in activation of downstream effectors including the Ras–MAPK (mitogen-activated protein kinase), PI3K (phosphatidylinositol 3-kinase)–Akt, and signal transducer and activator of transcription (STAT) pathways that lead to cell proliferation, survival and many other effects associated with carcinogenesis. The EGFR pathway is frequently activated in never smokers by mutations in the EGFR gene. In smokers, mutations of the KRAS gene often occur, resulting in the release of growth factors, including transforming growth factor- (TGF), which is a ligand for EGFR. In addition, Ras directly activates the PI3K–Akt pathway. Thus, the end result of KRAS or EGFR mutations are virtually identical, and mutations of both genes in adenocarcinomas of the lung are rarely seen. Other methods of activation of these pathways include gene amplification and mutations in BRAF, PIK3CA (a subunit of PI3K), and ERBB2 (also known as HER2). At the end, result of KRAS or EGFR mutations are virtually identical, and mutations of both genes in adenocarcinomas of the lung are rarely seen Nature Reviews Cancer 7, 778-790

KRAS KRAS  regulate cell proliferation, differentiation and survival MUTASI lung ADENOCARCINOMA (25-40% of cases) Western > Asian males and smokers

KRAS mutations  ideal therapeutic target but unfortunately clinical trials of targeted agents have generally been disappointing.

ROS1 ROS1 is receptor tyrosine kinase of the insulin receptor family that acts as an oncogenic driver in 1-2% of NSCLC via genetic translocation between ROS1 and other genes, which most often is CD74 ROS1 translocation is commonly happened in adenocarcinoma patients, younger patients and non- smokers NOT sensitive clinical predictors Method: FISH (fluorescein in-situ hybridization) IHC for screening but confirm positivity with FISH © 2016 College of American Pathologists

ALK ALK rearrangements 4% of unselected NSCLC found in ADENOCARCINOMA from younger patients ,never smokers or light smokers (78,87-91)

NSCLC lung ADENOCARCINOMA (30-40% of EGFR EGFR  Regulation cell proliferation, survival, differentiation, neovascularisation, invasion and metastasis MUTASI NSCLC lung ADENOCARCINOMA (30-40% of Asian populations) Commonly female younger no history of smoking

EGFR – a good target for NSCLC A key role in tumor cell growth & function Its inhibition can inhibit downstream activity Tumor EGFR Expression Rate Breast Colon NSCLC Head & Neck Ovarian Pancreatic 14 – 91% 25 – 77% 40 – 80% 80 – 95% 35 – 70% 30 – 50%

EGFR Mutation In PIONEER study, Among 1450 evaluable samples, 51.4% of Asian patients with advanced lung adenocarcinoma had EGFR mutations2 Found more commonly in never-smokers, adenocarcinomas, women, Asians Predominantly located in EGFR exons 19 and 21 EGFR mutations are not the same: sensitive mutations resistance mutations (T790M) 85% of EGFR mutations are either deletion exon 19 or L858 (exon 21) mutation Gazdar, 2009, n engl j med 361;10 2Shi et al., J Thorac Oncol. 2014;9: 154–162 Pao, Miller. J Clin Oncol. 2005;23:2556-2568; Wu et al. J Thorac Oncol. 2007;2:430-439.

TERIMAKASIH