ASSALAMUALAIKUM Wr.Wb. NAMA KELOMPOK 4 1.Yordan Ibnu Bondan H ( ) 2.Moh Aufal Marom ( ) 3.Cahyo Tri Kusuma( ) 4.Muh Dwiyan Fitroni ( )
KONSEP ISLAM TENTANG MANUSIA, KHUSUSNYA MENGENAI PENCIPTAAN MANUSIA. BANYAK TEORI-TEORI YANG MUNCUL MENGENAI PROSES TERCIPTANYA MANUSIA SEBELUM TURUNNYA AL-QURAN. DARI MULAI TEORI ARISTOTELES HINGGA LOUIS PASTEUR. MEREKA MENCOBA MENGUNGKAP TENTANG DARI MANA ASAL- USUL HIDUP DAN KEHIDUPAN. KONSEP ISLAM TENTANG MANUSIA
Pada abad pertengahan al-Qur’anul-Karim dan Rosululloh salah satunya pendobrak pintu kegelapan teori ini dengan mengemukakan fakta-fakta penciptaan manusia yang sangat rumit dan ajaib. Konsep Manusia dalam Islam a) Historis : bani adam (al-a’raf 31) b) Biologis : basyar (ar-rum 20) c) Intelektual : insan (at-tin 4) d) Sosiologis : naas (al-hujarat 13) e) Posisional : abd(saba’ 9) f) Khalifah (al-baqarah 30)
1. Asal usul Manusia Pengertian Manusia Manusia adalah homo religious (makhluk yang beragama), homo sapiens atau animal rationale (makhluk yang berpikir), dan homo economicus (makhluk yang mempunyai kesadaran ekonomi). Sedangakan Manusia dalam pandangan islam adalah makhluk (ciptaan) Alloh, bukan tercipta atau ada dengan sendirinya. Inilah hakikat pertama tentang manusia.
Penciptaan Manusia Asal-usul manusia itu dari tanah, manusia adalah makhluk yang memiliki keistimewan dibanding dengan semua makhluk karena memiliki kepribadian, penciptaan yang sempurna, dan banyak potensi yang dimilikinya, akal, keinginan, spiritual, perasaan dan emosi. Semua ini terdapat pada satu tubuh yang menakjubkan. Maka maha suci Alloh Pencipta Yang Paling Baik. Alloh berfirman, (71) اِدْقَلَ رَبُّكَ لِلْمَلَإكَةِ اِنِّي خَاِلقٌ بَشَرًا مِنْ طِيْنٍ (72) فَاِ ذَا سَوَّيْتُهُ وَ نَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُوْحِي فَقَعُوْا لَهُ سَاجِدِيْنَ “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malikat, ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (Shaad:71-72)
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa penciptaan manusia itu terdiri dari proses berikut : 1) Tanah dari unsur bumi 2) Penyempurnaan dan pembentukkan 3) Ditiupkan ruh Alloh Proses itu adalah salah satu tahapan pembentukkan manusia dari salah satu unsur bumi, sebagaimana yang terdapat dalam ayat Al- Qur’an tentanng proses pembentukkan setiap organ tubuh. Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa penciptaan manusia itu terdiri dari proses berikut : 1) Tanah dari unsur bumi 2) Penyempurnaan dan pembentukkan 3) Ditiupkan ruh Alloh Proses itu adalah salah satu tahapan pembentukkan manusia dari salah satu unsur bumi, sebagaimana yang terdapat dalam ayat Al- Qur’an tentanng proses pembentukkan setiap organ tubuh.
Tahapan Penciptaan Manusia Alloh berfirman, (12) خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ وَلَقَدْ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakkan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang- belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Alloh, Pencipta Yang Paling Baik.” (al- Mu’minuun:11-14)
2. Hakikat Manusia Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip- prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar- Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa, maka segala sesuatu dapat terjadi. Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa, maka segala sesuatu dapat terjadi. Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsur sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur- unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al- Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al- Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafsu adalah jiwa, Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka berbuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafsu, sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsur sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur- unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al- Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al- Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafsu adalah jiwa, Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka berbuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafsu, sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu
3.MARTABAT MANUSIA Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt melalui beberapa proses sebagai berikut : Taubat; Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram; Merasa miskin diri dari segalanya; Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa; Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya; Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya; Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri); Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt melalui beberapa proses sebagai berikut : Taubat; Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram; Merasa miskin diri dari segalanya; Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa; Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya; Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya; Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt; Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya; Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja. beberapa maqam sifat, yaitu : TaubatZuhudSabar SyukurKhauf (takut)Raja’ (harap) TawakkalRidhaMuhibbah Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt; Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya; Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja. beberapa maqam sifat, yaitu : TaubatZuhudSabar SyukurKhauf (takut)Raja’ (harap) TawakkalRidhaMuhibbah
4.Tanggung Jawab Manusia Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda, Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Macam-Macam Tanggung Jawab 1. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. 3. Tanggung jawab terhadap masyarakat Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. 2. Tanggung jawab terhadap keluarga Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. 3. Tanggung jawab terhadap masyarakat Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
4. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara. 5. Tanggung jawab terhadap Tuhan Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. 4. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara. 5. Tanggung jawab terhadap Tuhan Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
THANKS BODIESSSSS……!!!!!!!!!!!! WAALAIKUM SALAM Wr.Wb.