dr Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S Journal reading Indeks Massa Tubuh, Waktu Duduk, dan Risiko Penyakit Parkinson Oleh: Elnisa Asritamara 1620221201 Pembimbing: dr Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S
PENDAHULUAN Etiologi PD masih belum diketahui. Namun, faktor lingkungan dan IMT dibahas dalam konteks penyebab Penyakit Parkinson pada penelitian ini Dengan mengurangi resiko lain, seperti ketersediaan reseptor dopamine dan obesitas Baru ini dilaporkan jika aktivitas rumah tangga dan fisiik mengurangi resiko penyakit Parkinson
Selain itu, faktor duduk terus menerus dalam waktu lama dikaitkan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas secara umum Belum ada penelitian sebelumnya yg mengaitkan faktor duduk terus menerus dengan resiko PD Sehingga peneliti meneliti IMT dan waktu duduk pada pria & wanita Swedia dengan fu selama 13 tahun terhadap resiko PD
POPULASI PENELITIAN Terdiri atas 43.863 populasi Swedia didanai secara nasional Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan penilaian terhadap faktor gaya hidup Mis: merokok, asupan alkohol, TB, BB, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, perilaku duduk
Populasi penelitian KRITERIA EKSKLUSI Nomor registrasi tidak valid (n=11) Emigrasi, meninggal, sudah didiagnosis PD sebelum mulai follow up (n=482) <18 tahun (n=1732) TOTAL : 41.638
WAKTU PENELITIAN 1 Oktober 1997-31 Desember 2010 Nomor dari register partisipan kode ICD PD digunakan yaitu: 350 (ICD7, 1967 – 1968), 342 (ICD-8, 1969 – 1986), 332A (ICD-9, 1987 – 1996), dan G20 (ICD-10, 1997 – 2010)
METODE STATISTIK Pelaporan data pasien diisi sendiri menggunakan kuesioner, berdasarkan: Pengelompokan IMT dan waktu duduk berdasarkan usia dengan follow up 5 tahun per orang FAKTOR KATEGORI IMT BB (kg)/TB (m2) Normal : <25 kg/m2 BB lebih : >=25 -<30 kg/m2 Obesitas : >=30 kg/m2 Waktu duduk Mandi, dengar musik, nonton, kerja kantor, menjajit, merajut <6 jam >=6 jam
STATUS MEROKOK KONSUMSI ALKOHOL ASUPAN KOPI TINGKAT PENDIDIKAN Selain itu, peneliti lebih lanjut menyesuaikan faktor perancu pada peneliian ini berikut: Selain itu, partisipan melaporkan berapa jam per minggu mereka melakukan aktivitas rumah tangga (≤2 , 3-4, 5 – 6 , > 6 jam/ minggu) STATUS MEROKOK KONSUMSI ALKOHOL ASUPAN KOPI TINGKAT PENDIDIKAN LINGKAR PANGGUL
Metode statistik Peneliti mengulangi analisis berdasarkan jenis kelamin, merokok dan standar usia (<65 tahun : >=65 tahun) Menggunakan model regresi Cox Peneliti melakukan 3 analisis sensitivitas 1) Peneliti mengeksklusikan partisipan dengan 2 tahun pertama follow up, 3 tahun, dan 5 tahun menghindari bias 2) Memasukkan kasus Penyakit Parkinson melalui register penyebab kematian 3) Mengganti nilai missing pada variabel perancu
Proporsi data yang tidak lengkap Variabel Paparan IMT 4,6% Waktu duduk 2% Variabel perancu Semua dibawah 2% kecuali status merokok 8,4% dan lingkar panggul 24,6%
HASIL Partisipan yang obesitas memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan partisipan yang normal dan dengan berat badan yang lebih Partisipan yang duduk selama 6 jam atau lebih per hari lebih berkemungkinan untuk pernah merokok, konsumer alkohol yang tinggi, dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan partisipan yang duduk selama kurang dari 6 jam per hari
286 kasus insiden Penyakit Parkinson selama 159 bulan follow up hASIL 286 kasus insiden Penyakit Parkinson selama 159 bulan follow up Tidak adanya hubungan yang signifikan antara IMT awal, waktu duduk, dan risiko PD Waktu duduk selama 6 jam atau lebih per hari dibandingkan dengan <6 jam per hari meningkatkan risiko PD sebesar 6% (IK 95%) IMT sebesar 30 atau lebih dibandingkan IMT <25 meningkatkan risiko PD sebesar 13% (IK 95%) Pengelompokan menurut jenis kelamin, status meroko, dan usia hasilnya serupa pada pria & wanita
PEMBAHASAN Peneliti menemukan tidak adanya hubungan antara waktu duduk atau IMT dan risiko PD Penelitian sebelumnya (Palacios dkk) juga tidak menemukan adanya pengaruh IMT dengan resiko PD
SARAN Penelitian lebih lanjut harus berfokus pada faktor- faktor lingkungan selain obesitas dan waktu duduk dalam upaya untuk menjelaskan penyebab PD yang rumit.
TERIMA KASIH
KEKURANGAN KELEBIHAN Rancangan penelitian yang matang Kekuatan statistik yg terbatas mengurangi kemampuan untuk menetapkan asosiasi yang lemah Perubahan uk BB, TB serta waktu duduk selama follow up Penilaian terhadap gejala berulang PD pada waktu akhir fu dapat meningkatkan resiko hubungan terbalik Informasi mengenai tingkat keparahan relatif pada waktu diagnosis dan onset gejala tidak tersedia pada register rawat inap KELEBIHAN Rancangan penelitian yang matang Follow up jangka panjang yang lengkap Kriteria penelitian dilakukan dengan penyesuaian yang luas untuk meminimalisir perancu