BREEDING.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENENTUAN JENIS KELAMIN
Advertisements

PEWARISAN SIFAT.
Unit 6 Pewarisan Sifat Learning More Biology 3.
BREEDING.
DETERMINASI SEKS Mempelajari tentang pola penentuan seks pada berbagai organisme dan teori-teori yang mendasarinya KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu menentukan.
Selamat Bertemu di Mata Kuliah Produksi Termak Unggas
DETERMINASI SEKS dan rangkai kelamin
Gen letal, determinasi sex, & alel ganda
PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK HIDUP
Sifat yang berhubungan dengan jenis kelamin tertentu
Pembentukan Kehidupan pada Periode Pranatal Pertemuan 3 Matakuliah: L0142/Psikologi Perkembangan Tahun: 2007.
Kebutuhan Nutrisi Ternak Kalkun
Population Genetics: Selection and mutation as mechanisms of evolution
TEKNOLOGI BUDIDAYA TERAK AYAM DRH. ROSMAWATY SAOENI,MP
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
KULIAH III Terminologi Unggas
MANAJEMEN TERNAK BABI.
Analisis Pertumbuhan Entog Putih Lokal Berdasarkan Model Gompertz
G E N E T I K A.
Tautan Gen, Pindah Silang, Tautan Sex & Gagal Berpisah (gene linkage, crossing over, sex linkage & non disjunction)
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
PETA KROMOSOM dan jarak antar gen
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Sex Determination Penentuan Jenis Kelamin
MATERI 11 PROSES TERBENTUKNYA JANTAN DAN BETINA
DASAR PEMULIAAN TERNAK (2 sks) Oleh Fahrul Ilham, S.Pt, M.Si
MENDEL LAW AND ITS DEVIATIONS
STRUKTUR KROMOSOM Kromonema (jamak: kromonemata) pita bentuk spiral yang ada di dalam kromosom Kromomer penebalan-penebalan.
KULIAH II Terminologi Unggas
Oleh : Setyo Utomo Dasar Pemuliaan Ternak, 2016/smstr II
Kuliah 8 dasar pemuliaan ternak
10. Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
PEMBENTUKAN SEL GAMET MONOHIBRID SEMIDOMINAN DIHIBRID
Genetic.
ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI UNGGAS
PEWARISAN SIFAT BERSAMA MUZAKKIR, S. Pd SELAMAT BELAJAR.
PENETASAN TELUR.
IMBANGAN MONOHIBRID, DIHIBRID DAN PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
Tata Laksakna Pengawinan
GEN TERPAUT SEX PLEIOTROPY
Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
BIMBINGAN BELAJAR HARAPAN BANGSA
POLYGENES/ MULTIPLE GENES HEREDITY (QUANTITATIVE HEREDITY)
Mendelian Genetics 5/25/2018 Genetika Mendel.
IMBANGAN MONOHIBRID, DIHIBRID DAN PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
9. Teori Peluang: dalam peramalan keturunan 10.
PENENTUAN JENIS KELAMIN (SEX DETERMINATION)
11. Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
Menyusun program pemuliaan
Bab 5 POLA-POLA HEREDITAS
Genetika (Genetics) (AGR-202) Tujuan : Pada akhir semester mahasiswa diharapkan memahami dan.
SEX LINKAGE.
PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)
LETHAL GENES.
IMBANGAN MONOHIBRID, DIHIBRID DAN PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
FENOTIP, GENOTIP DAN LINGKUNGAN
Menyusun program pemuliaan
GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN
Is it different ? HEREDITY SUBSTANCES HEREDITY SUBSTANCES.
7. BREEDING.
Genetic By : Faik Agiwahyuanto.
GEN TERPAUT SEX PLEIOTROPY
PEMELIHARAAN AYAM PETELUR KOMERSIL
POLYGENES/ MULTIPLE GENES HEREDITY (QUANTITATIVE HEREDITY)
The Major Issues Kelompok 1: Adelina Marinoska ( )
Peningkatan fertilitas dan daya tetas pada pembibitan ayam hubungan kualitas telur dan performans DOC sri sudaryati.
hubungan kualitas telur dan performans DOC
BY LILI ANDAJANI, M.Pd PEWARISAN SIFAT. BY LILI ANDAJANI, M.Pd.
Transcript presentasi:

BREEDING

BREEDING Poultry breeding dalam produksi ternak unggas adalah penerapan prinsip-prinsip genetika dalam upaya mengembangkan bibit unggul untuk menghasilkan ayam pedaging maupun petelur. Genetika merupakan ilmu yang berkaitan dengan mekanisme hereditas yaitu transmisi sifat-sifat tetua kepada keturunannya Gena : unit dari hereditas  Suatu unit informasi genetik yang dibawa seekor hewan untuk mempengaruhi karakter spesifik. Setiap gena menempati locus pada kromosom Kromosom : pembawa informasi genetik yang terdapat pada inti sel, materi genetik terpenting dalam inti sel adalah DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) Pada sel normal kromosom selalu berpasangan, sepasang kromosom mengandung karakter yang secara anatomis, fisiologis dan psikologis diturunkan kepada keturunannya. AYAM MEMILIKI 39 KROMOSOM Kromosom sex pada ayam berbeda dengan mamalia Manusia : XY  pria XX  wanita Ayam : ZZ  jantan ZW  betina Ekstensif Breeding : Tanpa campur tangan manusia Sifat-sifat kualitatif Intensif Breeding : Ada campur tangan manusia Sifat kualitatif dan sifat kuantitatif

INDUSTRI PETERNAKAN AYAM PEMBIBITAN KOMERSIL Ada pejantan Hanya betina Petelur : Petelur : Starter ( 0 – 6 minggu) Starter Grower (6 – 14 minggu) Grower Developer (14-18 minggu) Developer Layer (> 18 minggu) Layer Jantan (dibuang) Telur Tetas Telur Konsumsi Betina Pedaging Pedaging Starter ( 0 – 6 minggu) Starter (0 – 2 minggu) Grower (6 – 14 minggu) Finisher (2 – 6 minggu) Developer (14-18 minggu) Layer (> 18 minggu) Jantan dan Betina Jantan Telur Tetas Ayam Pedaging

Manusia (Breeder) : sangat berperan dalam proses persilangan untuk mendapatkan sifat yang dikehendaki ayam unggul Contoh : Persilangan yang dilakukan untuk mendapatkan ayam unggul ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ A x A B x B C x C D x D GPS  A ♂ B ♀ C♂ D ♀ Galur murni Terseleksi PS  AB ♂ CD ♀ (Two-way cross) FS/CS/CH  ABCD [♂&♀] (Four-way cross)

Faktor-faktor yang diamati : Tipe Petelur : Tingkat produksi telur Tebal kerabang telur Kualitas albumen Efisiensi penggunaan ransum Bobot telur Lama bertelur Umur mencapai produksi 50% Tipe Pedaging: Laju pertumbuhan Efisiensi penggunaan ransum Kecepatan pertumbuhan bulu Tahan terhadap penyakit Kaki kokoh dan kuat Warna bulu dan kulit yang dikehendaki

Gena yang terikat pada chromosom sex SEX LINKAGE Contoh : Bila seekor ♀ memiliki gena yang linkage pada chromosome Z maka sifat tersebut hanya akan diturunkan pada anak ♂ ♀ ZW >< ♂ ZZ  ZZ ♂ ZW ♀ Sifat seperti ini dapat dimanfaatkan secara ekonomis, misalnya : untuk menentukan jenis kelamin saat menetas Contoh : Warna Bulu RIR ♂ >< Barred PR♀ non barred barred bb B- b b B - bB b- barred non barred F1 : ♂ barred ada totol bulu warna terang pada kepala ♀ non barred

Contoh : Bentuk Jengger Jengger bentuk rose (rose comb) dominan terhadap jengger tunggal (single comb) ♂ Rose comb RR R ♂ Rose Rr R r RR Rr Rose rose ♀ Single comb rr r ♀ Rose Rr rr rose single Genotip Gamet F1 F2  Kurang memiliki nilai ekonomis ><

Pada saat menetas anak ayam : Contoh : kecepatan Pertumbuhan Bulu Bulu tumbuh lambat bersifat dominan terhadap bulu tumbuh cepat Ayam tipe ringan : bulu tumbuh cepat (RF) Ayam tipe berat : bulu tumbuh lambat (SF) ♂ RF >< ♀ SF  Pada saat menetas anak ayam : ♀ Bulu-bulu sekunder tumbuh baik ♂ Bulu primer tumbuh kurang baik, bulu sekunder kadang-kadang tumbuh kurang baik

SIFAT KUANTITATIF ~ POLYGENIC Ditentukan oleh banyak gena Merupakan sifat yang secara ekonomis sangat penting Contoh : produksi telur, bobot telur, kecepatan pertumbuhan, dll Pewarisan sifat dari induk tidak sesederhana sifat kualitattif Sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan Contoh ; betina dengan potensi produksi telur 300 butir/tahun tidak akan dapat mengekspresikan kemampuan tersebut tanpa pemberian ransum yang baik

EXAMPLE OF SEX-LINKED CROSSES FOR BROILERS A sex-link trait that has been used in sexing day-old broiler chicks is the speed of feather growth. Slow feathering in chickens is caused by a dominant gene (referred to as K) on the Z chromosome (remembering that males are ZZ and females are ZW). The difference in the length of the primary and covert wing feathers can be seen between one to three days from hatching. After this age it is not possible to use this sex-link cross for sexing chickens. Fast-feathering: Primary feathers are long and the coverts are shorter than the primaries. Slow-feathering: The primary wing feathers are short and the coverts are as long as the primary feathers.

Fast-feathering female chickens have a single copy of the recessive form on their one Z gene (indicated as k_). Fast-feathering male chickens have two copies of the recessive form of the gene (indicated as kk). The sex-linked cross involves mating a male with two K genes (i.e., KK) with a female that has the recessive form of the gene (indicated as k_). Offspring from this cross will be fast-feathering females and slow-feathering males, as shown below