TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA - RUTENG PT. TAMBORA SETIA JAYA Alamat : Jl. Galur Sari Timur No.20, Matraman, Kota Jakarta Timur, Telepon : , Fax : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA Alamat : Ruteng 86501, Kotak Pos: 113 Telepon : (0385) 21563, Fax : (0385)
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI (KAB. MANGGARAI) Bandara Frans Sales Lega 08°.14’- 09°.00 LS, 120°.20’-120°.55’ BT Kec. Langke Rembong Kelerengan 15% - > 40% Jumlah Penduduk (di tahun 2016) PDRB juta rupiah 23% dari sektor pertanian, kehutanan, perikanan Luas Daerah 1.915,62 km 2 Pengeluaran Rata-Rata Sebulan Rp – < Rp Pariwisata rumah adat Wae Rebo, kampung adat Todo, Liang Bua, sawah Lodok dan Pulau Mules Hub.Moda Terminal Carep, Karot, Mena Pelabuhan Roa Bandara Frans Sales Lega 2
ARAHAN TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL (PM No. 69 Tahun 2013) Lokasi Bandara Frans Sales Lega 3 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
ARAHAN PENGEMBANGAN PROVINSI NTT RTRW Provinsi Nusa Tenggara TImur tahun Perda Prov. NTT no.1 Tahun 2011 Sistem jaringan transportasi udara,dalam tatanan kebandarudaraan meliputi antara lain Bandar Udara Satartacik/Frans Sales Lega yang berada di Kabupaten Manggarai dengan Hierarki Pengumpan. Bandara Frans Sales Lega 4 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
ARAHAN PENGEMBANGAN KAB. MANGGARAI Peraturan Daerah (Perda) Manggarai Nomor 6 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai tahun Ruang Udara untuk penerbangan di Kab. Manggarai meliputi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang pelaksanaannya berpedomanan pada peraturan perundang- undangan. Bandara Frans Sales Lega 5 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
DATA UMUM BANDARA FRANS SALES LEGA 6 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
KONDISI TOPOGRAFI DI SEKITAR BANDARA FRANS SALES LEGA Bila dilihat potongan memanjang searah runway, maka tampak pada ujung runway 09, terdapat muka tanah yang lebih tinggi dari sekitar bandar udara. Terdapat muka tanah dengan ketinggian sekitar 2000 meter, jarak halangan ini sekitar 20 km dari ujung runway 09. Potongan Memanjang arah Runway 60 (Sumber: google earth, 2016) 7 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
KONDISI TOPOGRAFI DI SEKITAR BANDARA FRANS SALES LEGA 8 Pada Runway 27: Ujung runway merupakan lereng yang sangat curam. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
KONDISI TOPOGRAFI DI SEKITAR BANDARA FRANS SALES LEGA 9 Pada Runway 09: Ujung Runway 09 juga merupakan lereng, tetapi relatif lebih landai dibandingkan ujung Runway 27. Sudah terdapat banyak pemukiman, dan juga bangunan gereja di ujung Runway 09. Gereja LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
AKSESIBILITAS BANDARA FRANS SALES LEGA Jarak dari pusat kota (Ruteng) ±3km Dapat dilalui dengan moda transportasi : 1.Kendaraan Pribadi (Mobil, Sepeda Motor) 2.Travel/Taksi ( Rp ,00 / orang) 3.Damri/Bus (Rp ,00 – Rp ,00 /orang) Gambar Perhitungan Jarak Frans Sales Lega – Ruteng Sumber : 10 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Aksesibilitas Bandara Frans Sales Lega 11 Jarak Bandara Frans Sales Lega ke pusat kota Ruteng adalah sekitar 2 km. Bandara ini memang bukan bandara komersil yang besar, sehingga transportasi darat yang bisa mengantarkan penumpang dari bandara pun terbilang minim. Penumpang dapat menggunakan jasa penjemputan travel/bus dari terminal/pusat kota, atau bisa juga menyewa mobil di sekitar bandara. Namun harganya memang jauh lebih mahal, apalagi jika menggunakan pengemudi pribadi yang biasanya biaya secara keseluruhan dipatok sebesar Rp LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
KONDISI EKSISTING BANDARA FRANS SALES LEGA 12 Runway 09PKP-PKPower HouseGerejaUjung RunwayLereng CuramUjung RunwayRunway 27 Terminal Penumpang Apron Terminal Penumpang Area Pemukiman
Fasilitas Sisi Darat Eksisting 13 Tata letak fasilitas sisi darat Bandara Frans Sales Lega dapat dilihat pada gambar berikut. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Pengembangan pada Areal Sekitar Bandara 14 Tata guna lahan eksisting di sekitar bandara adalah berupa hutan, perkebunan, semak belukar, perbukitan dan permukiman. Kondisi lahan ini perlu dipertimbangkan mengingat dalam perencanaanya sebuah Bandara perlu aman dan bebas dari hambatan transportasi udara (obstacle). Dalam zoningnya lahan sekitar bandara terbagi 3 kawasan: wilayah ring-1 dan ring-2 (inner) berupa permukiman dan perbukitan di sekitar bandara yang perlu dikendalikan pengembangannya karena termasuk areal KKOP. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Hambatan Bagi Pengembangan di Masa yang Akan Datang 15 Di bandar udara Frans Sales Lega, runway 27 dibatasi oleh pagar dan jalan lingkungan. Pada runway ini terdapat hambatan untuk melakukan perpanjangan runway, yaitu adanya jurang curam. Jurang curam ini mengelilingi ujung runway 27. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Hambatan Bagi Pengembangan di Masa yang Akan Datang 16 Jurang curam yg berada pada ujung runway 27 memiliki kedalaman kurang lebih dari 150m. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Hambatan Bagi Pengembangan di Masa yang Akan Datang 17 Pada runway 09 dibatasi oleh pagar dan area perkebunan warga sekitar. Dan pada ujung runway ini pun terdapat hambatan, yaitu adanya lembah yang kedalaman hingga 25 meter dari permukaan runway, juga terdapat sungai kecil didasar lembah ini. Selain itu terdapat gereja yang menjadi hambatan perluasan runway LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
METODOLOGI 18 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN Digunakan stasiun BMKG terdekat dari Ruteng, yaitu Stasiun BMKG Statar Tacik Ruteng (08.35 LS BT), dengan data harian arah dan kecepatan angin 10 tahun terakhir. Jika tersedia data mengenai arah angin lengkap beserta persentase dari kecepatan anginnya maka untuk mendapatkan orientasi runway yang sesuai dengan ketentuan ICAO harus dilakukan langkah-langkah analisis angin dengan metode Wind Rose. Hasil analisis diperoleh bahwa kecenderungan angin dengan kecepatan yang tinggi bergerak dari arah timur ke barat. Sedangkan angin dengan kecepatan yang rendah tampak memiliki intesitas yang lebih banyak di arah utara, tapi hal tersebut tidak mempengaruhi karena angin dengan kecepatan tinggi akan mendominasi pergerakan angin. DATA KECEPATAN DAN ARAH ANGIN Hasil Analisis Windrose Sumber : Berdasarkan hasil analisis Windrose dari pengolahan data kecepatan dan arah angin selama 10 tahun terakhir, diketahui bahwa orientasi landas pacu saat ini (R90 dan R27) masih sesuai dengan usability factor lebih dari 95%, sehingga masih memadai kebutuhan pemakaian landas pacu dan belum diperlukan landas pacu tambahan dengan orientasi yang berbeda. 19 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Kondisi Visibility 20 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Kondisi Visibility 21 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG Berdasarkan analisis data visibilitas dari BMKG yang dikumpulkan selama , didapatkan poin kesimpulan sebagai berikut: -Frekuensi kejadian visibility < 5km sangat sering terjadi, terutama di Desember – April -Hal ini menyebabkan terbatasnya slot jam penerbangan pada Bandara Frans Sales Lega TIME Frekuensi Kejadian Visibility < 5km pada Setiap Bulan (Data berdasarkan hasil rata-rata selama ) JanFebMarAprMayJunJulAugSepOctNovDec 010,314,21,90,0 1,31,91,30,0 1,34,5 111,014,21,90,6 1,3 0,0 0,65,2 210,311,03,90,60,0 1,91,30,0 4,5 38,412,91,90,6 0,01,91,30,0 0,66,4 411,013,62,60,6 1,32,61,30,0 1,95,8 510,321,97,79,13,21,34,51,30,63,94,512,3 618,732,325,117,43,91,93,21,31,95,211,022,6 725,839,436,127,18,45,85,23,26,46,520,622,6 827,734,240,034,816,812,910,33,25,27,118,121,3 922,036,134,935,525,29,014,97,12,63,914,822,6 1025,239,429,736,825,814,920,07,85,87,112,319,3 1126,538,132,936,831,025,822,07,84,511,69,715,5 1221,945,842,632,330,323,213,6 6,513,512,918,7 137,13,91,90,01,30,61,3 0,0 5,83,9 147,74,51,90,01,3 0,0 5,22,6 159,03,90,60,01,30,61,3 0,0 4,52,6 160,0 170,0 180,0 190,0 200,0 210,0 220,0 2311,612,31,93,20,60,02,61,30,0 6,5 Average 15,622,215,813,98,95,96,53,42,03,57,311,6
HASIL SURVEI LAPANGAN Kegiatan Peningkatan Bandar Udara FSL Ruteng di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur diperkirakan penting terhadap Komponen Fisik-Kimia, biologi, dan sosekbudkesmas pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dam tahap operasi seperti dapat dilihat dalam matriks berikut. IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Tabel Matriks Dampak Penting Hipotetik Peningkatan Bandar Udara FSL Ruteng di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara TImur 22 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN Hasil analisa Obstacle 1. Pada Sektor-I terdapat 5 (lima) buah obstacle 23(Tiga) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Transisi, terdiri dari Pepohonan dan Rumah Penduduk 1 (Satu) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam, berupa dari Pepohonan di atas Bukit 1 (Satu) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Ppermukaan Horizontal Luar, berupa dari Pepohonan di atas Bukit 2. Pada Sektor-II terdapat 33 (tiga puluh tiga) obstacle. 2 (Dua) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Transisi, berupa bangunan rumah pendudukdi Wind Sock 13 (Tiga belas) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam, umumnya berupa Tower BTS di atas bukit, dan perbukitan 10 (Sepuluh) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut, umumnya berupa bukit/perbukitan 8 (delapan) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar, umumya berupa bukit/perbukitan. DATA IDENTIFIKASI OBJEK DUGA OBSTACLE 23 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN Hasil analisa Obstacle 3. Pada Sektor-III terdapat 2 (dua) buah obstacle 1 (Satu) buah obstacle pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan Ujung Landas Pacu TH.09, berupa rumah/gereja. Jarak terhadap ujung landas pacu eksisting sekitar 450 m, sedangkant erhadap ujung landas pacu rencana hanya sekitar 100 m. slope/ kemiringan vertikal mencapai 19% sedangkan yang dperkenankan hanya 2% saja. 1 (Satu) buah obstacle pada Kawasan Ancangan Pendaratan dan Leps Lands ujung Landas Pacu TH.09, berupa puncak bukit yang berjarak sekitar 14 km dari ujung landas pacu TH.09 rencana. 4. Pada Sektor-IV terdapat 9 (Sembilan) buah obstacle 3 (Tiga) buah obstacle pada Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar, umumnya berupa puncak bukit/perbukitan. Ketinggian obstacle mencapai hampir 400 m, jarak terhadap ujung landas pacu TH.27 relatif jauh umumnya lebih dari 12 km. 6 (Enam) buah obstacle pada Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas ujung landas pacu TH.27, umumnya berupa bukit/perbukitan. Ketinggian obstacle mencapai hampir 500 m, jarak terhaap ujung landas pacu TH.27 relatif jauh umumnya lebih dari 14 km. DATA IDENTIFIKASI OBJEK DUGA OBSTACLE 24 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN DATA PEMETAAN TOPOGRAFI 25 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN DATA PEMETAAN TOPOGRAFI 26 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG Vol. Timbunan = m3 Vol. Galian = m3 Vol. Timbunan = m3 Vol. Galian = m3
HASIL SURVEI LAPANGAN HASIL TEST PIT 27 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG Lapisan permukaan sampai kedalaman –1.00 m merupakan lapisan yang didominasi Silt, lapisan lanau kelempungan dengan perubahan warna yang berbeda, pada kedalaman kisaran permukaan sampai m memiliki warna lanau kelempungan kunign kecoklatan dan semakin dalam pada m memiliki warna coklat keabu-abuan sampai kehitaman, dari 4 (empat) lokasi lubang Tes Pit lapisan tanahnya secara visual/umum sama. Dari hasil test CBR dapat dilihat bahwa semua Nilai CBR diatas 6% baik CBR 95% maupun 100%, maka dapat di golongkan bahwa nilai CBR tergolong baik. Dilakukan juga uji CBR dari material Quarry dengan nilai CBR diatas 6%, baik CBR 95% maupun 100%, maka dapat di golongkan bahwa nilai CBR tergolong baik Dilakukan sampai kedalaman –3.00 S/D m adalah ; lapisan permukaan sampai kedalaman m merupakan lapisan Silt: Lanau kelempungan abu-abu kehitaman. Mulai kedalaman m sampai m merupakan Silt: Lanau kelempungan coklat; kedalaman m sampai m merupakan Clay: Lempung kelanauan kuning kecoklatan dan kedalaman 3.00 m sampai 4.00 m merupakan Silt : Lanau kelempungan coklat padat. HASIL BOR TANGAN Total kedalaman pekerjaan sondir pada titik S.1 S/D S.5 adalah TERDALAM m dengan nilai qc tanah lunak 0 – 10 kg/cm 2 pada kedalaman dan semakin dalam nilai qc semakin meningkat sampai kedalaman m memiliki nilai qc ≥150 kg/cm2 dan dianggap tanah pada kedalaman m tersebut sudah keras. HASIL SONDIR
HASIL SURVEI LAPANGAN DATA PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA Karakteristik Perjalanan Menuju Bandara Frans Sales Lega, Komodo dan Soa 28 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN DATA PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA Karakteristik Perjalanan Menuju Bandara Frans Sales Lega, Komodo dan Soa 29 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN DATA PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA Karakteristik Perjalanan Menuju Bandara Frans Sales Lega, Komodo dan Soa 30 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN DATA PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA Karakteristik Perjalanan Menuju Bandara Frans Sales Lega, Komodo dan Soa 31 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
HASIL SURVEI LAPANGAN Survei traffic counting dilakukan di 3 lokasi antaralain di Lokasi Survei Aimere di Kabupaten Ngada, Borong, dan Mano Kabupaten Manggarai Timur. Survei dilakukan pada hari Senin, 9 Juli 2018 dan diperoleh data jumlah kendaraan setiap golongan untuk setiap rentang waktu 15 menit. Berikut data hasil traffic counting di 3 lokasi yang diperoleh. DATA PENCACAHAN LALU LINTAS Proporsi Jenis Kendaraan Lokasi Survei Aimere Sumber : Hasil Analisis (2018) Proporsi Jenis Kendaraan Lokasi Survei Borong Sumber : Hasil Analisis (2018) Proporsi Jenis Kendaraan Lokasi Survei Mano Sumber : Hasil Analisis (2018) 32 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PERKEMBANGAN PERGERAKAN PENUMPANG 33 Pergerakan Penumpang Tahunan ( ) Pada medio mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan 37,3% mengalami penurunan pergerakan penumpang dengan rata-rata penurunan sebesar 12,6% Penurunan ini dapat disebabkan karena pengembangan Bandara Komodo (LBJ) di tahun 2013 yang menarik pergerakan penumpang dari Ruteng ke Labuan Bajo. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PENUMPANG DI MASA MENDATANG 34 PROYEKSI JUMLAH PENUMPANG DI MASA MENDATANG Rasio perbandingan irisan kontur dengan kontur pengaruh Bandara Komodo ialah sebesar (153/3.112=4,9%). Besaran 4,9% ini dapat diasumsikan sebagai penumpang di Bandara Komodo yang berpotensi berpindah menggunakan Bandara Frans Sales Lega apabila diadakan rute Ruteng-Denpasar. Jumlah penumpang di tahun 2016 di Bandara Komodo ialah sebanyak penumpang. Maka jumlah penumpang yang berpotensi berpindah adalah penumpang. Kemudian diproyeksikan ke tahun 2019 dengan pertumbuhan 8,8% menjadi sebesar penumpang. Sehingga total potensi penumpang Bandara Frans Sales Lega di tahun 2019 dengan penambahan rute Ruteng-Denpasar ialah sebesar penumpang. Potensi pergerakan penumpang diproyeksikan 30 tahun yang akan datang, dengan laju pertumbuhan sebesar 8,8%. Kemudian besaran penumpang datang, berangkat dan transit hasil proyeksi masing- masing didapatkan dari hasil perkalian antara penumpang total di tahun yang bersangkutan dengan rata-rata persentase proporsi penumpang datang, berangkat, dan transit selama (masing-masing sebesar: 48,5%; 47,2%; dan 4,3%). LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PERKEMBANGAN PERGERAKAN KARGO 35 Pergerakan Kargo Tahunan ( ) Pergerakan kargo pada 2010 s.d mengalami penurunan rata- rata sebesar 16,8%, kemudian antara 2012 s.d mengalami naik turun sebesar 20,9% dan 21,1%, berlanjut naik kembali di tahun 2015 sebesa 42%, dan sepanjang tahun 2015 s.d cenderung stagnan, dengan angka penurunan rendah sebesar 1,3%. Pergerakan kargo sepanjang ini Kemudian jika dilihat dari proporsi kargo bongkar dan muat (masing- masing sebesar: 71,7% dan 28,3%) mayoritas pergerakan kargo ialah kargo bongkar, dalam artian bahwa pergerakan kargo di Bandara Frans Sales Lega didominasi oleh pengiriman kargo dari daerah lain. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN KARGO DI MASA MENDATANG 36 PROYEKSI PERGERAKAN KARGO (2) LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PERKEMBANGAN PERGERAKAN PESAWAT 37 Pergerakan Pesawat Tahunan ( ) Pada pergerakan pesawat mengalami tren kenaikan dengan rata-rata kenaikan sebesar 41,2%. Kemudian pada mengalami penurunan pergerakan dengan rata-rata penurunan sebesar 8,2%. Kemudian naik kembali di secara ekstrem sebesar 31,3%. Dan di tahun mengalami penurunan rata-rata sebesar 19,7%. Pola naik turun kunjungan pesawat ini dapat disebabkan karena pengembangan Bandara Komodo (LBJ) di tahun 2013 yang menarik pergerakan penumpang dari Ruteng ke Labuan Bajo. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT DI MASA MENDATANG (SKENARIO 1) 38 PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT TAHUNAN (HITUNGAN PENUMPANG) perhitungan dengan konsiderasi jumlah penumpang yang menentukan pergerakan pesawat di masa yang akan datang. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT DI MASA MENDATANG (SKENARIO 1) 39 PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT TAHUNAN (HITUNGAN KARGO DAN BAGASI) LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT DI MASA MENDATANG (SKENARIO 2) 40 PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT TAHUNAN (HITUNGAN PENUMPANG) perhitungan dengan konsiderasi jumlah penumpang yang menentukan pergerakan pesawat di masa yang akan datang. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT DI MASA MENDATANG (SKENARIO 2) 41 PREDIKSI PERGERAKAN PESAWAT TAHUNAN (HITUNGAN KARGO DAN BAGASI) LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PADA JAM SIBUK (SKENARIO 1) 42 PREDIKSI PERGERAKAN PENUMPANG PADA JAM SIBUK LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PADA JAM SIBUK (SKENARIO 1) 43 PREDIKSI PERGERAKAN KARGO PADA JAM SIBUK (KILOGRAM) LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PADA JAM SIBUK (SKENARIO 2) 44 PREDIKSI PERGERAKAN PENUMPANG PADA JAM SIBUK LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PREDIKSI PERGERAKAN PADA JAM SIBUK (SKENARIO 2) 45 PREDIKSI PERGERAKAN KARGO PADA JAM SIBUK (KILOGRAM) LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PERBANDINGAN DENGAN PREDIKSI DEMAND STUDI MASTERPLAN LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Landas Pacu - Runway 47 Pesawat rencana yang akan digunakan pada rencana pengembangan Bandara Frans Sales Lega adalah dengan menggunakan Pesawat ATR dengan jarak tempuh maksimum adalah 825 Nm. (sumber: LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Landas Pacu - Runway 48 Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan panjang runway terkoreksi berdasarkan pesawat- pesawat rencana yang diperlukan adalah sepanjang 1870 m untuk ATR , dan sepanjang 2100 m untuk ATR Pemanjangan landas pacu sangat terkendala oleh curamnya kondisi topografi di kedua sisi landas pacu (R27 maupun R09, dan juga sudah terdapat banyak pemukiman di sisi ujung landas pacu R09. Analisis biaya yang muncul akibat kebutuhan timbunan yang harus dilakukan dapat dilihat pada Bab X. SkenarioJenis Pesawat Kebutuhan Panjang Runway ARFL (m) Panjang Runway Terkoreksi (m) Skenario 1 Tetap menggunakan ATR Skenario 2 ATR LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Landas Pacu - Runway 49 Berdasarkan hasil analisis, kebutuhan lebar runway berdasarkan pesawat-pesawat rencana yang diperlukan adalah sepanjang 30 m baik untuk pesawat ATR maupun ATR Kebutuhan dimensi lebar runway strip yang diperlukan untuk Bandara Frans Sales Lega yang termasuk bandara dengan klasifikasi non-instrument adalah sebesar 150 m. Dimensi Runway StripNon Instrumen (m) Panjang (dari ujung landasan/stopway) 60 Lebar (termasuk Runway dan shoulder) 150 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Landas Pacu - Runway 50 Dari segi kapasitas, satu buah landas pacu sudah mencukupi untuk pergerakan pesawat hingga akhir tahun rencana, sehingga tidak perlu dilakukan penambahan landas pacu lagi. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Landas Hubung - Taxiway 51 Terdapat dua taxiway yang ada di Bandara Frans Sales Lega. Ukuran Taxiway (A & B) adalah 75 x 15 m 2. Taxiway ini sudah mencukupi untuk pergerakan pesawat hingga akhir tahun rencana, sehingga tidak perlu ditambah lagi. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Landas Parkir - Apron 52 Ukuran apron yang ada di Bandara Frans Sales Lega adalah 201 m x 70 m. Desain kebutuhan landas parkir pesawat didasarkan pada jumlah pesawat pada jam tersibuk dan pesawat yang menginap/bermalam di bandara (Remain Over Night) di akhir tahun rencana. Dari hasil analisis, dibutuhkan 4 buah landas parkir/apron pada Bandar Udara Frans Sales Lega. Untuk mengakomodasi landas parkir dengan kapasitas 4 buah pesawat ATR , apron yang ada di Bandara Frans Sales Lega ini sudah mencukupi, sehingga tidak diperlukan pengembangan apron lagi hingga akhir tahun rencana. LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Udara Rekapitulasi 53 Sisi Udara EksistingPengembangan Landas Parkir (Apron)4 Pesawat Kecil Jenis Pesawat Parkir - Propeller45,7 x 70 m - Clearance4,5 x 70 m Jumlah 4 Pesawat201 m x 70 m 2Landas Hubung (Taxiway)75 x 15 m 3Landas Pacu (Runway)1500 x 30 mSkenario 1: 1870 x 30 m Skenario 2: 2100 x 30 m - Runway Strip150 m 4Fasilitas Navigasi PenerbanganNDB VOR/DME 5Alat Bantu Pendaratan VisualMarka, Windshock Marka, Windshock, PAPI, Runway Light 6 Fasilitas Komunikasi Penerbangan HF-SSB, VHF TX/RX (Portable) HF-SSB, VHF TX/RX (Portable), VHF-SSB, ATC Telp/Intercom, VHF-AG, VCCS 7PK-PPKKategori IVKategori V LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Fasilitas Sisi Darat Rekapitulasi 54 Sisi Darat Luas (m 2 ) EksistingPengembangan 1Gudang Bulog 6.564, ,82 2Rumah Dinas Blok C 326,76 3Rumah Dinas Blok A 191,45 4Rumah Dinas Blok A & B 560,16 5Aula 1 101,45 6Gudang Alat Berat 290,64 7Gudang 1 92,65 8Gardu 24,01 9Gudang Listrik 339,03 10Rumah Dinas Lama 256,46 11Gudang 2 25,25 12Kantor 331,26 600,00 13Gudang 3 83,58 14Tower ATC 28,87 Sisi Darat Luas (m 2 ) EksistingPengembangan 15Area Parkir 3.916, ,00 16BMKG 2.657, ,36 17PKP-PK 453,33 600,00 18Aula 2 175,61 19Terminal Lama 646,71 20Terminal Baru 2.283, ,29 21Ruang VIP 185,53 22Terminal Kargo ,00 23 Bangunan Operasi dan Administrasi 400, ,00 24Pengembangan GSE - 215,00 25Bangunan Genset - 600,00 26Kantin - 160,00 27Kantor Keamanan - 321,00 28Tempat Ibadah- 500,00 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Skenario Konsep Pengembangan (Payload 100%) 55 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG = Skenerio Pengembangan
Rencana Pengembangan (Payload 60%) 56 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Rencana Tata Letak Fasilitas Sisi Darat 57 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
Rencana Lahan 58 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG LUAS = 62,45 M2 LAHAN PENGEMBANGAN = ± 6,55 Ha LAHAN EKSISTING = ± 62,45 Ha RENCANA LAHAN = ± 69,00 Ha
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) 59 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG LUAS = 62,45 M2
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan 60 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI 61 SKENARIO 1 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI 62 SKENARIO 2 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL 63 SKENARIO 1 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL 64 SKENARIO 2 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG
PENUTUP 65 LAPORAN AKHIR - TINJAU ULANG RENCANA INDUK BANDAR UDARA FRANS SALES LEGA RUTENG Bandar Udara Frans Sales Lega dalam rencana pengembangan dikembangkan sebagai bandara domestik, dengan Hierarki Pengumpan, dan klasifikasi landas pacu 3C Berdasarkan hasil analisis Windrose landas pacu saat ini (R09 dan R27) masih sesuai dengan usability factor lebih dari 95%, sehingga belum diperlukan landas pacu tambahan dengan orientasi yang berbeda. Pergerakan penumpang pada tahun 2039 mencapai penumpang dan kargo sejumlah kilogram Tata guna lahan eksisting di sekitar bandara adalah berupa hutan, perkebunan, semak belukar, perbukitan dan permukiman. Pada ujung R09 terdapat pemukiman dan gereja, R27 terdapat hambatan berupa jurang curam Pada skenario 1, layak secara ekonomi dan finansial Pada skenario 2, tidak layak secara ekonomi dan finansial