Pelatihan Dasar Konsultan
Jenis Pelayanan Counselor Consultant Coach
Konseling “Proses pemberian bantuan” melalui DIALOG oleh seorang ahli (KONSELOR) kepada individu (KLIEN) yang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah.
Konseling vs Psikoterapi Konseling lebih berurusan dengan klien yang mengalami masalah yang tidak terlau berat (bukan yang mengalami psikopatalogi) Konseling juga berkaitan menggali potensi klien yang belum terpakai (unused potential) dan mengembangkan kesempatan klien yang hilang (missed opportunity) Psikoterapi adalah serangkaian metode yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan (psikopatologi)
Konseling Sebagai Sarana Penolong Setiap orang pernah secara tidak langsung berperan sebagai KONSELOR pada sahabatnya, saudaranya, atau siapa saja yang datang meminta nasihat. Bentuk Konseling Sarana Penolong: Memberikan informasi Sebagai salah satu bagian pendukung pribadi Memberikan umpan balik Memberikan arahan Memberikan bimbingan, saran, dan nasehat Ini bisa dilakukan dalam berbagai situasi dan keadaan Konseling sebenarnya memiliki GAYA, STRATEGI & TEKNIK.
Tujuan Konseling Menolong individu dalam mendapatkan pengertian pada mekanisme penyesuaian diri Mengangkat hal-hal yang tidak disadari menjadi sadar dengan pengalaman masa lalu klien.
Pendekatan Konseling Umumnya pendekatan HUMANISTIC dan CLIENT CENTERED Konselor juga berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya, dan perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan fisik, emosi, dan mental Konseling melihat klien sebagai individu yang tidak memiliki kelainan secara patologis Konseling merupakan pertemuan antara konselor dan klien Terjadi dialog dan bukannya pemberian terapi atau treatment Konseling juga mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.
Hubungan dalam Konseling Profesional antara seorang konselor dan klien Dirancang untuk membantu klien agar melihat dan lebih mengenal dirinya, memiliki pandangan yang lebih jelas terhadap kehidupannya dan belajar pencapaian tujuan pribadi (yang berasal dari dalam dirinya). Menganggap bahwa setiap orang mampu memecahkan berbagai masalahnya sendiri Dapat diandalkan, bersahabat dan hangat Melihat manusia secara hakiki, bukan sebagai suatu benda Cenderung lebih terbuka dibanding menutup diri.
Fungsi Konselor Konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis Konselor bersikap anonim, artinya konselor adalah seseorang yang tak dikenal klien, sehingga klien dengan mudah dapat memantulkan perasaannya untuk dijadikan sebagai bahan analisis.
Karakteristik Konselor Efektif Menerima perasaannya dan pengalamannya Sadar-diri (self-aware) Sadar akan nilai-nilai pribadinya Memiliki keterbukaan pikiran (open-minded) Berani mengambil resiko (risk-taker) Membangun hubungan yang hangat dengan orang lain Membiarkan klien melihat diri mereka apa adanya Bertanggung jawab akan perilakunya Mampu membangun aspirasi yang realistis Memiliki rasa ingin tahu terhadap kepribadian dan perilaku manusia Memiliki sense of humor Memiliki intuisi yang sehat
Fenomena Konselor Dalam proses konseling kadang klien bersikap positif maupun negatif Bentuk perasaan seperti itu bukan sepenuhnya milik klien, kadang konselor pun memiliki perasaan positif maupun negatif terhadap klien Bagi konselor ada 2 fenomena yang harus dicermati dan diwaspadai selama proses konseling: TRANSFERENCE dan COUNTER TRANSFERENCE
TRANSFERENCE Transference adalah usaha yang dilakukan klien dalam proses konseling sebagai usaha yang tidak disadari yang telah dilakukan oleh klien Jika seorang konselor menyatakan bahwa klien tidak memiliki reaksi transference, berarti konselor tersebut menolak realitas psikologi yang dimiliki klien Kadang fenomena ini dapat mempengaruhi reaksi dan interaksi pada konselor.
COUNTER TRANSFERENCE Perasaan negatif yang konselor kembangkan terhadap klien Seringkali klien dipandang oleh konselor sebagai sosok manusia yang berkaitan dengan masa lalu konselor Hal yang mengganggu persepsi obyektif dan kedewasaan dalam menangani klien. Klien harus di refer ke konselor lain
Hakikat Manusia Freud berpendapat bahwa manusia berdasar pada sifat-sifat: Anti rasionalisme Sifat biologis & terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif Mendasari tindakannya dengan motivasi yang tak sadar, konflik dan simbolisme Libido mendorong manusia ke arah kesenangan Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa, dan merupakan proses mental yang berciri biasa. Freud-kepribadian seseorang mempunyai tiga unsur: id,ego dan super ego
Langkah dalam Proses Konseling Menciptakan hubungan dengan klien (rapport) Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dlam mengemukakan masalah dan melakukan transferensi Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa kanak-kanak Pengembangan resistensi klien untuk pemahaman diri. Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi Menutup proses konseling
Psikologi Perkembangan Perkembangan usia BALITA Masa Usia Sekolah Remaja Dewasa Masa Dewasa Dini (early adulthood) Masa Dewasa Pertengahan (middle adulthood) Masa Dewasa Akhir (late adulthood)
GOOD LUCK