Efikasi dari Obat Antidepresi untuk Gejala Depresi pada Penyakit Parkinson : Sebuah Penelitian Meta-analisis Chuanjun Zhuo, MD, PhD, Rong Xue, MD, Lanlan Luo, MD, Feng Ji, MD, Hongjun Tian, MD, Hongru Qu, MD, Xiadong Lin, MD, Ronghuan Jiang, MD, Ran Tao, MD. Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurniawan Setiawan, Sp.S, M.Sc. Dipresentasikan oleh : Adam Satria Rakatama 1710221042
Pendahuluan Penyakit Parkinson dianggap sebagai kelainan neuro-degeneratif paling sering kedua setelah penyakit alzheimer. Prevalensi dari gejala depresi pada penyakit Parkinson diperkirakan mencapai 7 – 76%, yang merupakan hasil penelitian yang inkonsisten. Obat-obatan antidepresi yang sering digunakan pada penyakit Parkinson antara lain tricyclic antidepressant (TCA), selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin and noreprinephrine reuptake inhibitor (SNRI), monoamine-oxidase inhibitor (MAOI), dan dopamine agonist (DA). Pada penelitian ini, kami bertujuan mengevaluasi efikasi dari obat antidepresi untuk gejala depresi pada penyakit Parkinson dengan 4 titik akhir.
Bahan dan Metode Strategi Pencarian Web of Science, PubMed, Embase, dan the Cochrane Library digunakan untuk mencari artikel yang mengandung nilai terapi dari obat antidepresi pada penyakit Parkinson. Artikel yang diterbitkan antara 1 Januari 1980 sampai 1 September 2016, kemudian dilakukan skrining sesuai dengan kriteria inklusi. Analisis dilakukan dengan panduan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA).
Bahan dan Metode Evaluasi hasil dan kriteria inklusi Pada penelitian ini, skor depresi digunakan untuk mengevaluasi gejala depresi pada pasien. Skor depresi yang digunakan adalah Hamilton depresion rating scale, Beck depression inventory, dan Unified Parkinson Disease Rating Scale-Mental. Untuk aktifitas sehari-hari menggunakan UPDRS-II, dan untuk aktivitas motorik menggunakan UPDRS-III. Kriteria inklusi antara lain: pasien didiagnosis Parkinson Idiopatik; gejala depresi dinilai secara jelas; penelitian harus menggunakan desain penelitian acak terkontrol; data yang disediakan cukup; pasien tidak boleh menerima pengobatan anti-parkinson yang tidak relevan.
Bahan dan Metode Ekstraksi Data Dua penulis mengambil data yang relevan dari artikel yang terpilih secara independen. Data yang diambil antara lain: Nama akhir penulis pertama, tahun publikasi, asal negara, desain penelitian, jumlah subjek, waktu follow up (dalam minggu), umur subjek, durasi penyakit Parkinson pada subjek (dalam tahun), rata-rata stadium Hoehn and Yahr subjek, pengobatan dan evaluasi skala depresi. Penulis ketiga menilai perbedaan setelah pembahasan. Skor depresi merupakan hasil utama dari penelitian ini.
Bahan dan Metode Analisis Statistik Tehnik meta-analisis berpasangan tradisional dilakukan untuk mengevaluasi efikasi dari tipe pengobatan depresi yang berbeda. Standar rata-rata deviasi standar dan interval kepercayaan 95% digunakan untuk skor depresi, UPDRS-II dan UPDRS-III, dan untuk efek samping digunakan OR dan interval kepercayaan 95%. Bayesian network meta-analysis (NMA) digunakan dengan model efek acak menggunakan metode Markov chain Monte Carlo di WinBUGS (Unit MRC Biostatistik, Cambridge, UK) untuk membandingkan bukti langsung dan tidak langsung.
Bahan dan Metode Selain itu, surface under the cumulative ranking curve (SUCRA) dibuat untuk mengevaluasi tingkat probabilitas pada pengobatan yang berbeda dengan hasil yang beragam. Konsistensi antara bukti langsung dan tak langsung dinilai menggunakan metode node-splitting, dengan nilai p kurang dari 0.05 berarti tidak konsisten. Software STATA 12.0 digunakan pada analisis kami dengan p dua sisi kurang dari 0.05 dinilai signifikan.
Hasil Sebanyak 8890 subjek dari 45 publikasi digunakan untuk menyelidiki efikasi dari TCA, SSRI, SNRI, DA, dan MAOI pada pasien Parkinson. Bagan 1 mengilustrasikan proses pemilihan penelitian. Karakteristik dari artikel yang terpilih dijabarkan pada tabel 1. Bagan 2 menjelaskan perbandingan yang dilakukan pada NMA.
Pembahasan Efikasi yang tinggi dalam mengatasi depresi didapatkan pada SSRI, SNRI, dan TCA. Namun, efek samping dari SSRI perlu diperhatikan. SNRI merupakana pengobatan paling aman dengan sedikit laporan efek samping, namun sedikit efeknya untuk gejala lain pada penyakit Parkinson. Efikasi dari DA dan MAOI tidak sebesar yang lain, namun memiliki pengaruh yang besar terhadap aktivitas sehari-hari dan fungsi motorik.
Pembahasan TCA memiliki efek simtomatik terhadap skor depresi namun dilaporkan memiliki hubungan dengan penundaan untuk pemberian terapi dopaminergik lanjutan, yang juga menghasilkan efek samping yang tinggi pada NMA. DA pada NMA mendemonstrasikan performa yang sempurna dalam meningkatkan skor UPDRS-II dan UPDRS-III. Namun, DA memiliki efikasi yang rendah dalam hasil utama kami dan dapat menghasilkan efek samping yang tinggi. SSRI memiliki efikasi yang luar biasa, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari dan fungsi motorik, namun juga memiliki efek kuratif yang tinggi pada skor depresi. Tetapi, SSRI memiliki efek samping yang tinggi dan memiliki interaksi dengan DA.
Pembahasan Karena performanya, SSRI dan TCA merupakan 2 jenis obat yang secara tradisional digunakan untuk pengobatan depresi dan ansietas pada penyakit Parkinson. SNRI memiliki performa yang baik pada skor depresi dan tidak memiliki efek samping yang bermakna, namun hasilnya terhadap skor UPDRS kurang baik. Sehingga, SNRI dapat digunakan sebagai terapi pengganti bagi yang tidak adekuat terhadap SSRI. MAOI dianggap sebagai pengobatan yang paling aman, karena tidak menimbulkan resiko efek samping substansial ataupun mortalitas untuk pasien Parkinson.
Pembahasan Disamping hasil diatas, inkonsistensi sering didapatkan pada masing- masing penelitian. Sebagai contoh, Bomasang-Layno dkk. dengan 13 percobaan menyimpulkan SSRI dapat mengatasi depresi secara signifikan dengan efikasi tinggi pada penyakit Parkinson. Yet Troeung dkk. mengamati bahwa pengobatan antidepresi pada penyakit Parkinson tidak signifikan, dengan 9 percobaan. Rocha dkk. Menemukan bahwa efikasi obat antidepresan pada penyakit Parkinson tidak stabil, dan Frisina dkk. Menyatakan bahwa literatur SSRI pada penelitian mereka mungkin mengalami kesalahan sampling.
Namun, dari semua deviasi diatas, hasil kami menjamin kesimpulan, dan pengumpulan dari bukti-bukti penelitian klinis dapat mengarahkan kepada kesimpulan yang akurat dalam efikasi dari obat antidepresi pada penyakit Parkinson. Keterbatasan utama pada analisis ini berhubungan dengan terbatasnya jumlah sampel obat dan subjek, terutama untuk TCA dan SNRI. Lalu, durasi rata-rata pengamatan adalah 31 minggu, dimana lebih dari penelitian pada umumnya yaitu kurang dari 15 minggu. Kemudian, kriteria diagnosis dari depresi seharusnya satu metode, sehingga dapat mendiagnosis depresi dan menghilangkan inkonsistensi. Penelitian yang lebih besar dan direncanakan lebih baik dibutuhkan untuk menyelidiki lebih lanjut efikasi antidepresi pada pasien Parkinson.
Kesimpulan SSRI memiliki efikasi yang memuaskan untuk gejala depresi pada pasien Parkinson, dan dapat juga meningkatkan aktifitas sehari-hari dan fungsi motorik pasien, namun memiliki efek samping yang cukup tinggi. SNRI merupakan pengobatan teraman dengan efikasi yang tinggi untuk gejala depresi. SNRI dan TCA juga bagus untuk meningkatkan skor depresi, sedangkan DA dan MAOI memiliki performa yang lebih pada gejala lain di penyakit Parkinson. Penelitian klinis yang lebih besar dibutuhkan untuk menyelidiki lebih jauh efikasi dari obat antidepresi pada pasien Parkinson.