Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi. Tau sie beibh tapi aku Lupa….. Apaan ya…!!! Kamu Tau ga Beibh….. Tau Ga Sie Kesehatan Reproduksi Apaan….!!!

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan.
Advertisements

KDRT Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
SIKLUS HIDUP, KESEHATAN DAN PERAN SOSIAL
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
Peran dan Fungsi Bidan.
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB
PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI Drs. Heru Susanto PKB Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat.
DASAR KESPRO/KIA HASTUTI MARLINA. PERTEMUAN 6 1.KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN 2.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS KEHIDUPAN.
 ADE ERMAWATI  BERLIANI REGINA NILOPA  CICI  DESI RAHMAWATI  LITA OCKTARIA  NURJANAH  SELLY  WARDHATILLAH KELOMPOK 1.
Metha Dwi Tamara, S.ST., M.KM
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
SUSYANI JURUSAN GIZI POLTEKKES PALEMBANG
KAMPUS FHUI 21 FEBRUARI 2004 Pelatihan, Simulasi dan Penyuluhan Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan Seksual dalam Keluarga Maupun Lingkungan Sekitar.
Dasar Kesehatan Reproduksi
KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI & KB BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST.
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
MASALAH PELAYANAN KEBIDANAN di TINGKAT PELKES PRIMER
Konseling KTD
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
KEKERASAN TERHADAP ANAK DAN MASALAH SOSIAL YANG KRONIS
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi
Dasar Kesehatan Reproduksi
PRESENTASI KELOMPOK III KASUS II
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
(Memahami Tumbuh Kembang Masa Remaja)
MORTALITAS.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT
KELOMPOK 1 TINGKAT 1A DIII KEBIDANAN
Isu – Isu Kesehatan Wanita
Konsep Kesehatan Reproduksi
Komitmen Indonesia pada ICPD dan MDG’s
Silabus…??? Kesehatan Reproduksi
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK MENURUT QANUN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM BAGI HAK-HAK ANAK DI ACEH.
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN)
OLEH : YUMNIA RACHMAWATI. Masa remaja  masa topan badai & stress (storm & stress) Fisik (12 – 24 tahun)  remaja awal (12 – 17 th); remaja akhir (18.
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
oleh: NI’MAL BAROYA, M. PH.
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
PEREMPUAN, PEMISKINAN, DAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.  KDRT adalah salah satu bentuk kekerasan berdasar asumsi yang bias gender tentang relasi laki-laki dan perempuan,  KDRT.
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
ANAK – REMAJA
SISTT(SEKOLAH IBU SEHAT TERPADU) PUSKESMAS MUNTOK.
Improving health & Wellbeing FERIS KAMLASI, SPd.,M.Si.
ANAK – REMAJA
Pendahuluan ICPD  (International Conference on Population and Development ) Mesir)  1995 Beijing, Cina,  1999 Denhaque  2000 New York Definisi.
Peran Orang Tua dalam Pembangunan Keluarga dan Bina Keluarga
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi. REMAJA? Menurut Kartono (1990) senada dengan pendapat Konopka dan Ingersoll dalam Hurlock (2004) 1.Remaja.
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA. PROGRAM KB DI INDONESIA Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan.
Konsep gender Dalam kesehatan Reproduksi perempuan
Tumbuh Kembang Remaja dan Risiko Reproduksi. REMAJA? Menurut Kartono (1990) senada dengan pendapat Konopka dan Ingersoll dalam Hurlock (2004) 1.Remaja.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI Oleh Susianti Asry, S.ST.,M.Keb.
Transcript presentasi:

Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi

Tau sie beibh tapi aku Lupa….. Apaan ya…!!! Kamu Tau ga Beibh….. Tau Ga Sie Kesehatan Reproduksi Apaan….!!!

Definisi Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak ada penyakit dan kelemahan dalam segala hal. Yg berhub dg sistem reproduksi dan fungsi fungsi serta proses prosesnya (ICPD, Cairo)

Definisi Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial, utuh, tidak semata - mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (WHO)

Tujuan Kesehatan Reproduksi Tujuan Umum Meningkatkan kemandiran dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuknya kehidupan seksualitasnya sehingga hak hak reproduksi dapat terpenuhi.

Tujuan Kesehatan Reproduksi Tujuan Khusus a.Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki laki terhadap akibat dari perilaku seksnya b. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses reproduksinya

Sasaran Kesehatan Reproduksi 1.Remaja a.Diberi penjelasan ttg masalah kesehatan reproduksi diawali dengan pendidikan seks b.Membantu dalam menghadapi menarche secara fisik, psikis, sosial dan hygiene sanitasinya

Sasaran Kesehatan Reproduksi 2.Wanita a.WUS Penurunan 33% angka prevalensi anemia pd wanita (usia 15 – 45 tahun) Peningkatan jumlah yag bebas dari kecacatan sebesar 15 % b.PUS Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dengan baik Terpenuhinya kebutuhan KB Penurunan AKB hingga 50% Penurunan proporsi BBLR mjd < 10 %

Sasaran Kesehatan Reproduksi 3.Lansia a.Proporsi yang memanfaatkan yankes untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit menular seksual maksimal 70 % b.Pemberian makanan yang banyak mengandung zat kalsium untuk mencegah ostan yang esoporosis c.Memberi persiapan secara benar dan pemikiran yang dalam menyongsong masa menopause

Ruang Lingkup 1.Gangguan sistem reproduksi Gangguan kesh berkaitan dg kehamilan Kendali sosial budaya thd kesehatan reproduksi Kebijakan pemerintah thd kesehatan reproduksi Tersedianya pelayanan (esensial dan komprehensif) Dampak industrialisasi dan perubahan lingkungan thd kesehatan reproduksi

Ruang Lingkup 2.Gender dan Seksualitas Kebijakan pemerintah terhadap masalah gender dan seksualitas Pengendalian sosial / norma budaya Seks dan remaja Perlindungan terhadap perempuan

Ruang Lingkup 3.Kehamilan tidak diinginkan Salah satu risiko dari seks pranikah atau seks bebas adalah kehamilan yang tidak diharapkan Ada 2 hal yang dilakukan jika mengalami kehamilan yang tidak diinginkan : a.Jika kehamilan dipertahankan b.Kehamilan diakhiri

Ruang Lingkup a.Jika kehamilan dipertahankan Risiko fisik Risiko psikis dan psikologi Risiko sosial Risiko ekonomi b.Bila Kehamilan diakhiri : Risiko fisik Risiko psikologi Risiko sosial Risiko ekonomi

Ruang Lingkup 4.Kekerasan dan Perkosaan thd perempuan Kekerasan thd perempuan adl segala bentuk kekerasan berbasis gender yang berakibat menyakiti fisik, seksual, mental/penderitaan thd perempuan termasuk ancaman dari tindakan tsb

Secara luas ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi hal-hal sebagai berikut; 1.Kesehatan ibu dan bayi baru lahir 2.Keluarga berencana 3.Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR) termasuk PMS/HIV/AIDS 4.Pencegahan dan ppenanggulangan komplikasi aborsi 5.Kesehatan reproduksi remaja 6.Pencegahn dan penanganan infertilitas 7.Kanker pada usila dan osteoporosis 8.Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misal kanker serviks, mutilasi genital, fistuula dan lain-lain.

Siklus dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi 1.Konsepsi a.Perlakukan sama terhadap janin laki –laki / perempuan b.Pelayanan antenatal, persalinan, dan nifas yang aman, serta pelayanan bayi baru lahir

2.Bayi dan anak a.ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak b.Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang c.Imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) d.Pencegahan dan pennggulangan kekerasan e.Pendidikan dan kesempatan untuk memproleh pendidikan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan

3. Remaja a.Gizi seimbang b.Informasi tentang kesehatan reproduksi c.Pencegahan kekerasan seksual d.Pencegahan terhadap ketergantungan narkotik, psikotropika, dan zat adiktif. e.Perkawinan pada usia yang wajar f.Pendidikan dan peningkatan ketrampilan g.Peningkatan penghargaan diri h.Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman

4. Usia Subur a.Kehamilan dan persalinan yang aman b.Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi c.Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi aatau KB d.Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS e.Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas f.Pencegahan dan penangggulangan masalah aborsi secara rasional g.Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim h.Pencegahan dan manajemen infertilitas

5. Usia Lanjut a.Perhatian terhadap menopause/andropouse b.Perhatian pada penyakit utama degeneeratif, termasuk rabun, gangguan mobilisasi, dan osteoporosis c.Deteksi dini kanker rahim dan kanker prostat

Faktor Faktor yang Mempengaruhi kesehatan reproduksi 1.Status Kesehatan : Gizi utama dan Kesakitan 2.Tingkat Pendidikan : tingkat pengetahuan ttg kespro dan remaja, ortu dan toma 3.Praktik budaya : perkawinan muda, kehamilan dan jumlah anak, faham bias gender 4.Sarana dan prasarana kesehatan 5.Pelayanan kesehatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita 1.Factor genetic Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal, Contoh : jenis kelamin, suku, bangsa 2.Factor lingkungan Komponen biologis, misalnya oragan tubuh, gizi, perawatan, kebersihan lingkungan, pendidikan, social budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi, politik. 3.Factor perilaku Keadaan perilaku akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Perilaku yang tertanam pada masa anak akan terbawa dalam kehidupan selanjutnya.

Factor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita dari konsepsi sampai usia lanjut Konsepsi, dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu: Keturunan Fertilitas Kecukupan gizi Kondisi sperma dan ovum Factor hormonal Factor psikologis

Bayi mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi : a. Lingkungan b. Kondisi ibu c. Sikap orang tua d. Aspek psikologi pada masa bayi e. System reproduksi

Masa kanak-kanak a. Factor dalam 1) Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh. 2) Kemampuan intelektual 3) Keadaan hormonal tubuh 4) Emosi dan sifat b. Factor luar 1) Keluarga 2) Gizi 3) Budaya setempat 4) Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene

Indikator kesehatan reproduksi di Indonesia AKI Tingkat aborsi Anemia kehamilan Infertility Kematian neonatal Penyakit Hubungan Seksual

Elemen pelayanan kesehatan reproduksi dalam pelayanan kesehatan dasar 1.Pelayanan dan konseling, informasi, edukasi dan komunikasi (KIEK) KB berkualitas 2.Penyuluhan dan pelayanan prenatal, persalinan, dan post partum yang aman termasuk buteki dan kemandulan 3.Pencegahan dan pengobatan kemandulan 4.Pencegahan dan pengobatan aborsi tidak aman 5.Pelayanan aborsi bila tidak melanggar hukum 6.Pengobatan IMS 7.Informasi dan konseling seksualitas 8.Pencegahan secara aktif praktek berbahaya (mutilasi kelamin) 9.Pelay. rujukan utk komplikasi kehamilan, persalinan, aborsi, KB, HIV/AIDS, dan kanker ginekologi 10.KB dan kesehatan remaja

Sejarah Kesehatan Reproduksi Semua makhluk di ciptakan berpasangan Laki laki dan perempuan sama derajat, harkat dan martabat meskipun memiliki fungsi biologis yang berbeda Perbedaan untuk saling melengkapi dan menjaga keseimbangan alam Perkembangan sejarah Budaya : melahirkan perbedaan, sikap dan perilaku Dampak : a. kehidupan sosial wanita lebih terbelakang/terbelenggu b.Rentan thd kejadian kesakitan c.AKI tinggi

Hak yang Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi Hak : kekuasaan utk berbuat sesuai aturan, UU dan ketentuan hukum Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.

Hak Reproduksi (HAM Internasional) Hak dasar pasangan dan individu untuk menentukan secara bebas dan tanggung jawab atas jumlah dan jarak kelahiran, mendapatkan informasi serta cara cara untuk melaksanakan hal tsb Hak untuk mencapai standar tinggi

Hak Hak Reproduksi 1.Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi 2.Hak mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi yang berkualitas 3.Hak untuk bebas membuat keputusan tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tanpa paksaan diskriminasi serta kekerasan 4.Hak kebebasan dan tanggung jawab dalam menentukan jumlah dan jarak waktu memiliki anak 5.Hak untuk hidup (Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan)

Hak Hak Reproduksi 6.Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi 7.Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dan perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual 8.Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dg kesehatan reproduksi 9.Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya 10.Hak membangun dan merencakan keluarga 11.Hak kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yg berkaitan dg kesehatan reproduksi 12.Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi

Menerapkan peran dan tugas bidan dalam PHC untuk kesehatan wanita yang menekankan pada aspek pencegahan penyakit dan promosi kesehatan : Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja 1) Tujuan program kesehatan reproduksi remaja Untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi Tujuan Umum : Mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus

Tujuan khusus Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasarannya : meningkatnya cakupan penyebaran informasi KRR mll mass media Seluruh remaja di sekolah. Sasarannya : meningkatanya cakupan penyebaran info KRR di sekolah umum, SLTP, SMU, pesantren. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat informasi ttg KRR. Sasarannya : karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja, PKK, pramuka, pengajian, dan arisan.

Seluruh remaja di perusahaan di tempat kerja mendapatkan info ttg KRR. Sasarannya : memperoleh informasi dan layanan KRR mll perusahaan di tempat kerja Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani. Sasarannya : meningkatkan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan pelayanan khusus bagi remaja Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR. Sasarannya : meningkatkan komitmen bg politisi, toga, toma, LSM dalam pelaksanaan KRR

Prinsip Dasar Kesehatan Dalam Hak Seksual dan Reproduksi 1.Bodily integrity 2.Personhood 3.Equality 4.Diversity 5.Ruang lingkup kesehatan reproduksi

1. Bodily integrity hak atas tubuh sendiri, tidak hanya terbebas dari siksaan dan kejahatan fisik, juga u untuk menikmati potensi tubuh mereka bagi kesehatan, kelahiran dan kenikmatan seks aman. 2. Personhood mengacu pada hak wanita untuk diperlakukan sebagai aktor dan pengambilan keputusan dalam masalah seksual dan reproduksi dan sebagai subyek dalam kebijakan terkait. 3. Equality persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dan antar perempuan itu sendiri, bukan hanya dalam hal menghentikan diskriminasi gender, ras, dan kelas melainkan juga menjamin adanya keadilan sosial dan kondisi yang menguntungkan bagi perempuan, misalnya akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi.

4. Diversity penghargaan terhadap tata nilai, kebutuhan, dan prioritas yang dimiliki oleh para wanita dan yang didefinisikan sendiri oleh wanita sesuai dengan keberadaannya sebagai pribadi dan anggota masyarakat tertentu. 5. Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas yang mengacakup berbagai aspek, tidak hanya aspek biologis dan permasalahannya bukan hanya bersifat klinis, akan tetapi non klinis dan memasuki aspek ekonomi, politik, dan sosial- budaya.

Masalah Kesehatan Reproduksi dalam keluarga Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi hendaknya diberikan sejak dini dan tidak harus menunggu hingga si anak tumbuh besar. Kerena jika menunda dan menunggu hingga anak remaja hal tersebut sudah terlambat, pada zaman sekarang ini era internet dapat dengan mudah di akses maka pemberian informasi akan dengan cepat didapat dari sudut pandang yang salah, ujar Anggoro Budi Prasetyo.

a. Balita (1-5 tahun), pada usia ini penamaan pendidikan seks cukup mudah dilakukan yaitu hanya perlu mengenalkan kepada anak tentang organ reproduksi yang dimiliki secara singkat. Dapat dilakukan ketika memandikan si anak dengan memberitahu organ yang dimilikinya, namun jangan memberikan pembelajaran ketelanjangan karena biasanya ada orang tua yang memandikan anaknya bersamaan ketika sedang mandi juga. Pada usia ini juga perlu ditandaskan tentang sikap asertif yaitu berani berkata tidak kepada orang lain yang akan berlaku tidak senonoh Berikut ini tahapan usia dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sejak usia dini :

Usia 3 – 10 tahun, pada usia ini, biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan umum mengenai asal-usul bayi. Jawab yang sederhana dan terus terang

c. Usia menjelang remaja Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya diterangkan mengenai menstruasi, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seseorang remaja. Kita bisa menerangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.

d. Usia Remaja Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Kita perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi. Demikian beberapa metode yang dapat dilakukan dalam memberikan pendidikan seks pada anak. Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak- anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orangtuanya, bukan dari orang lain tentang seks

Permasalahan Kespro pada Remaja Masalah gizi, yang meliputi 1. Anemia dan kurang energi kronis (KEK) : anemia pada anak usia 15 tahun yaitu perempuan 19,7% dan laki-laki 13,1%. 23% remaja KE 2.Pertumbuhan yang terhambat pada remaja puteri, sehinggamengakibatkan panggul sempit dan risiko untuk melahirkan BBLR di kemudian hari.

Masalah pendidikan, yang meliputi 1.Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai aksesterhadap informasi yang dibutuhkannya serta mungkin kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya. 2.Pendidikan rendah : remaja kurang mampumemenuhi kebutuhan fisik dasar saat menikah, ini berpengaruh buruk pada derajat kesehatan diri & keluarga.

Masalah lingkungan dan pekerjaan yang meliputi 1.Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatanremaja (yang bekerja) akan mengganggu kesehatan. 2.Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkanmerusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.

1.Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalahseksualitas. 2.Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal seksualitas.Penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang mengarah kepadapenularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seksbebas, IMS : bulan September 2004 dilaporkan sebanyak 5701 kasus hiv/aids dimana 51, 7 % diderita oleh sekelompok umur tahun (laporan triwulanSubdit. AIDS dan PMS Depkes, Oktober 2004). IMS tertinggi usia tahun. 3.Penyalahgunaan seksual. 4.Kehamilan remaja. 5.Kehamilan pranikahldi luar ikatan pemikahan. Masalah seks dan seksualitas, yaitu

Masalah perkawinan dan kehamilan dini, yaitu : 1.Ketidakmatangan secara fisik dan mental. 2.Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar : Infant Mortality Rate sebesar 56/1.000 KH dan kematian perinatal sebesar 50/1.000 KH pada Ibu yang melahirkan di bawah umur 20 tahun. 3.Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja. 4.Risiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman.

Masalah Kekerasan dan Perkosaan terhadap perempuan Kecenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kpd perempuan, perkosaan serta dampaknya terhadap korban Norma sosial mengenai KDRT, serta mengenai berbagai tindak kekerasan thd perempuan Sikap masyarakat mengenai kekerasan perkosaan terhadap pelacur Berbagai langkah untuk mengatasi masalah masalah tersebut

Masalah Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual Masalah PMS yang lama seperti sifilis dan gonorhoe Masalah PMS yang relatif baru seperti Clamydia dan herpes Masalah HIV/AIDS Dampak sosial dan ekonomi PMS Kebijakan dan program pemerintah dalam mengatasi masalah tsb (termasuk penyediaan layanan kesehatan bagi pelacur/PSK) Sikap masyarakat thd PMS