PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PASURUAN – PROBOLINGGO STA S.D METODE ERECTION GIRDER SS ICPT STA X BENTANG SAMPING (16.8 M) 1 X BENTANG.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bismillah hirohman nirohim assalamu’alaikum wr wb
Advertisements

Prosedur Pembuatan SIM Arab Saudi (1):
Memahami Dasar –Dasar Survei dan Pemetaan
BAB VII TEKNIK EVALUASI DAN REVIEW PROYEK.
I. Pengertian Proyek Gedung Bertingkat
PROSESOR PERSIAPKAN SOKET PROSESOR PADA MAINBOARD DENGAN MEMBUKA ATAU MENARIK DAHULU TANGKAI SOKET KE ATAS AGAR TIDAK TERKUNCI. LETAKKAN PROSESOR PADA.
TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN
PEKERJAAN PEMBUATAN DAN PEMASANGAN RANGKA BAJA DI PLTD RAYON TIMIKA PLN WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT Unit Workshop dan Pemeliharan V PT PLN (Persero)
Assalamu’alaikum Wr. Wb
PADA PORTABLE CONCRETE PUMP
BREVET PEMANCANGAN RUMPUKAN
Onshore Offshore Pipa di las didarat
Pengenalan Alat dan Mesin
Detail A Detail B Variant I Variant I Variant II Variant II.
Pertemuan ke 3 Learning out come
PETA Oleh: M. Khaidir C.P..
Matakuliah : R0132 / Teknologi Bahan Tahun : 2006/2007
Babak Final EARTHQUAKE RESISTANT DESIGN COMPETITION 2017
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
KONSTRUKSI BATU BATA.
METODE LUASAN BIDANG MOMEN (MOMENT AREA METHOD)
DEMO MATERI UJI UJI KOMPETENSI PROGRAM D III KEPERAWATAN
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
MODUL KE TIGA BELAS MENGGAMBAR TEKNIK PENSKETSAAN LUKISAN
PERTEMUAN 2 PLAT DAN RANGKA BETON.
Fungsi dan Proses Perencanaan serta Pengendalian
STRUKTUR KOLOM Kolom adalah Komponen struktur bangunan yg bertugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal. Kolom sebagai bagian dari suatu.
Elemen-elemen Konstruksi Bangunan: Fondasi Pertemuan 2
. Lebar efektif b bf b.
Memotong,Membelah Kayu dg Gergaji Tangan
SELAMAT DATANG DI Singkole Primary School
Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju
Pertemuan 10 Konstruksi lantai
DIAFRAGMA PADA JEMBATAN
VII. Fender dan Alat Penambat
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
ANALISA KESELAMATAN PEKERJAAN
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DAN BENTANG LEBAR
SOIL CEMENT BASE (LAPIS PONDASI TANAH SEMEN)
ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom, Balok, dan Plat Lantai
Pengaplikasian Alat MKG Berbasis Visible
KENDALI KETINGGIAN BANGUNAN DAN PEMUNDURAN BANGUNAN
Babak Final EARTHQUAKE RESISTANT DESIGN COMPETITION 2017
DIAFRAGMA PADA JEMBATAN
Pertemuan 7 Kerangka dasar VERTIKAL
6 PROYEK CIVIL – DAM TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
8 PROYEK CIVIL – AMP TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini.
KELOMPOK 4 Viska Dewinta putri Deni Fernanda Elysa Daryu P. Ramadani Masitoh W M. Ilham Fanani Ade Prasetyo M. Fahad Kustantiyo Contoh 9.5.
Analisis alat berat di proyek pembangunan jembatan suramadu pada konstruksi causeway.
EVALUASI PEMBANGUNAN JALAN TOL TRANS JAWA DI PROVINSI JAWA TENGAH
4 PROYEK CIVIL – TUNNEL TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
5 PROYEK CIVIL – DERMAGA TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
EGA JULIA FAJARSARI, ST.,MT.
3 PROYEK CIVIL – JEMBATAN TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
MODUL 4 MATERI III MENENTUKAN MODEL STRUKTUR JEMBATAN BAJA
Kelompok 3 : Ranugrah Pamula Priyoga Resty Rika Primeswari Rizky Rendyana Firmansyah Ronny Hendratmoko Saktya Dewanta
MODUL 4 MATERI IV MERENCANA STRUKTUR ATAS JEMBATAN BAJA
Rambu rambu Masuk (dipasang di Pintu Masuk) : 1 buah 1.Arah Ke Kanan 2.Tulisan MASUK 3.Warna Sama (biru dan Hijau, Warna Tepi Putih) 4.Ada 2 sisi rambu2nya.
PROPOSAL TESIS TEMA : PERMODELAN SAMBUNGAN BAUT PADA JEMBATAN BALOK GIRDER GUSTI MUHAMMAD RASYID H2A REKAYASA STRUKTURAL PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK.
Teknik Pengukuran dan Perhitungan Pada Pemetaan
PRINSIP UMUM Perancangan Bangunan Rumah Tinggal Sederhana
PONDASI BANGUNAN SEDERHANA
ABT 2 P8 P7 P6 AREA ERECTION Area Steril Lintasan Boogie Lintasan Crane Flagman Zona Aman MAPPING RAMBU ERECTION GIRDER STA S/D PENEMPATAN.
METODE KERJA ERECTION GIRDER BENTANG 50M dengan LAUNCHER 150T – 50M Proyek Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder - Manyar P1 – P2 & P4 – P5.
PENERANGAN JALAN UMUM. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.Siswa dapat menjelaskan konsep dasar penerangan jalan umum. 2.Setelah melihat bahan tayang ini, siswa dapat.
Penerapan Sistem Pengelolaan K3 pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Disusun Oleh : 1.Lidia Sihombing 2.Andi Purnawan 3.M.Huseno Haedar 4. Andreas Dwi F.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PASURUAN – PROBOLINGGO STA S.D METODE ERECTION GIRDER SS ICPT STA X BENTANG SAMPING (16.8 M) 1 X BENTANG TENGAH (50.8 M )

1. Pendahuluan2. Plan Area3. Metode Pengaku Lateral4. Metode Lifting Plan5. Lifter Girder6. Metode Transport Girder7. Metode Erection8. Metode Bracing9. Aspek K3LM10. Jadwal Pelaksanaan POKOK BAHASAN

Sta Lokasi Pekerjaan Simpang Susun ICPT di Sta berfungsi sebagai akses masuk dari Interchange Probolinggo Timur ke dalam Main Road 1. PENDAHULUAN Jl. Raya Leces

1. Overpass di Sta memiliki 3 bentangan yaitu 2 bentang panjang 16,8m dan bentang panjang 50,8 m 2. Terdapat 18 PC-1 Girder 16,8m dan 9 PC-I Girder 50,8m 1. PENDAHULUAN Gambaran Umum Konstruksi 9 PC-I Girder 50,8 m 18 PC-I Girder 16,8 n A1 P1 P2 A2 U Erection Tahap 3 Erection Tahap 2 Erection Tahap 1

1. PENDAHULUAN Situasi A1-P1

1. PENDAHULUAN Situasi P1-P2

1. PENDAHULUAN Situasi A2-P2

Mulai Loading Girder Trucking Girder Lifting Girder Bracing Bracing Samping Bracing Atas Girder Persiapan Lahan Persiapan Alat Persiapan Personil Tahap Persiapan Selesai Loading Test Persiapan Material Bracing Samping 1. PENDAHULUAN Flow Chart Erection Girder

16,0m 0,4m GIRDER 16,8 m Jumlah: 18 Balok Berat: 14,520 Ton Tinggi Balok: 1,0 m 50,0m 0,4m Jumlah: 9 Balok Berat: 123,742 Ton Tinggi Balok: 2,3 m GIRDER 50,8 m 1. PENDAHULUAN Spesifikasi Girder

Gambar Detail Girder Bentang 50,8m 1. PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 50,8 m

1. PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 50,8 m

1. PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 50,8 m

1. PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 50,8 m

1. PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 16,8 m

PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 16,8 m

PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 16,8 m

PENDAHULUAN Gambar Detail Girder Bentang 16,8 m

NoJenis PeralatanKapasitasJmlSat. 1 Jenis Alat Berat Crawler Crane250 ton2unit 2Service Crane110 ton1unit 3Service Crane100 ton1unit 4Boogie Truck2unit 1 Jenis Alat Penunjang Genset -2unit 2Plat Injak (6x1,2x0,02)m, est. track 4x25 m + 4x25 m-34Pcs 3Travo Las-2unit 4Lifter Girder-2Pcs 5Radio Komunikasi- 7unit 6Pengaku Tengah (Stiffner)-24Pcs 7Bracing Tepi Girder 16.8 m Baja Kanal mm-144Pcs 8Bracing Atas Girder 16.8 m Baja Kanal Bracing Tepi Girder 50.8 m Baja H - Beam mm -3636Set 10 Bracing Atas Girder 50.8 m dan Baja Kanal Set 1. PENDAHULUAN Daftar Peralatan

2. PLAN AREA Pekerjaan Erection Tahap 1 (A1-P1, 9 Unit Girder 16,8 m) Erection Tahap m A1 A2 P1 P2U Stockyard Peralatan yang digunakan : 1.1 Unit Servis Crane Kap. 110 t (C1a) 2.1 Unit Servis Crane Kap. 100 t (C1b) 3.2 Unit Crawler Crane Kap. 250 t (C2) 4.2 Buah Boogie Truck (BT) C2C2

2. PLAN AREA Pekerjaan Erection Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) Erection Tahap m A1 A2 P1 P2U Stockyard Peralatan yang digunakan : 1.1 Unit Servis Crane Kap. 110 t (C1a) 2.1 Unit Servis Crane Kap. 100 t (C1b) 3.2 Unit Crawler Crane Kap. 250 t (C2) 4.2 Buah Boogie Truck (BT) C2C2

2. PLAN AREA Pekerjaan Erection Tahap 3 (P1-P2, 9 Unit Girder 50,8 m) C2 C2C2 Peralatan yang digunakan : 1.1 Unit Servis Crane Kap. 110 t (C1a) 2.1 Unit Servis Crane Kap. 100 t (C1b) 3.2 Unit Crawler Crane Kap. 250 t (C2) 4.2 Buah Boogie Truck (BT) U Erection Tahap m

3. METODE PENGAKU LATERAL Perhitungan Perkuatan Tengah Bentang (Girder 50,8 m)

3. METODE PENGAKU LATERAL Gambar Detail Perkuatan Tengah Bentang (Girder 50,8 m)

Baja Kanal ,5 mm 45 m 1 m Balok Kayu 12/6 Girder 50,8m 3. METODE PENGAKU LATERAL Catatan : Pemasangan bracing pengaku lateral dilakukan di stockyard (sehari sebelum pelaksanaan erection pemasangan pengaku lateral telah dilaksanakan) Gambar 3D Perkuatan Tengah Bentang (Girder 50,8 m)

4. METODE LIFTING PLAN Posisi Titik Angkat Girder

4. METODE LIFTING PLAN Lifter girder dipasang pada titik angkat girder Pemasangan Lifter Girder

4. METODE LIFTING PLAN Cara Pengangkatan Girder yang Benar

4. METODE LIFTING PLAN Perhitungan Lifting Plan Girder 16,8 m dan 50,8 m

Recommendation Letter Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Structural Analysis Lifter Girder 5. Lifter Girder

Mill Test Certificate Lifter Girder 5. Lifter Girder

Mill Test Certificate Lifter Girder 5. Lifter Girder

Certificate of Quality Lifter Girder 5. Lifter Girder

Certificate of Quality Lifter Girder 5. Lifter Girder

Test Certificate Lifter Girder 5. Lifter Girder

Pengikatan Girder pada Boogie Truck Dilakukan Sebelum Sling Service Crane Dilepaskan Tampak Samping Pengikatan Girder Bagian Belakang Tampak Belakang Pengikatan Girder Bagian Belakang Foto Pelaksanaan Pekerjaan Pengikatan Girder Bagian Belakang 6. METODE TRANSPORT GIRDER

7. METODE ERECTION Hal-hal yang perlu di pastikan kembali sebelum erection girder dimulai 1.Panjang actual PC-I girder sesuai dengan panjang/jarak actual antar abutment/pier. 2.Sudah dilakukan marking pada abutment/pier, dan titik angkat girder sebagai panduan untuk pekerjaan erection. 3.Bracing, lifting frame dan peralatan erection lainnya harus tersedia di lokasi erection. 4.Jalan akses telah tersedia dan siap untuk digunakan (Nilai CBR = 6% + plat injak + kerataan area manuver <10%) 5.Load Test sudah dilakukan 6.Area kerja telah di berikan garis tanda batas zona, rambu-rambu kerja, dan jalur evakuasi.

Urutan Kerja : 1.Girder 16.8 m di stockyard, diangkat dengan menggunakan C1a dan C1b ke boogie truck. 2.Girder diikat ke boogie truck dengan rantai seperti penjelasan sebelumnya. 3.Setelah dinyatakan girder stabil, boogie truck maju dan berbelok ke arah kiri. 4.Boogie datang dari stockyard, mendekat ke arah A1 – P1 5.Sling crane di pasang pada kedua sisi girder. 6.Pengikat girder pada boogie truck dilepas. 7.Dilakukan loading test. 8.Boogie truck kembali ke stockyard. Erection Girder Tahap 1 (A1-P1, 9 Unit Girder 16,8 m) U P1P1 A1A1 C1a (110 T) BT C1b (100 T) C2 (250 T) 7. METODE ERECTION

Erection Girder Tahap 1 (A1-P1, 9 Unit Girder 16,8 m) U P1P1 A1A1 C1a (110 T) BT C1b (100 T) Urutan Kerja : 1.Crane maju ke kearah penempatan girder. 2.Girder diletakkan diatas bearing pad sesuai dengan marking. 3.Pasang bracing tepi pada kedua ujung girder. 4.Setelah dipastikan girder stabil kemudian lepas sling crane dari kedua sisi girder. 5.Crane kembali ke posisi semula untuk erection girder berikutnya. C2 (250 T) 7. METODE ERECTION

Urutan Kerja : 1.Girder bentang 16.8 m (A1 – P1) terpasang semua. A2A2 P2P2 P1P1 A1A1U Erection Girder Tahap 1 (A1-P1, 9 Unit Girder 16,8 m) 7. METODE ERECTION

Urutan Kerja : 1.Girder 16.8 m di stockyard, diangkat dengan menggunakan C1a dan C1b ke boogie truck. 2.Girder diikat ke boogie truck dengan rantai seperti penjelasan sebelumnya. 3.Setelah dinyatakan girder stabil, boogie truck maju dan berbelok ke arah kiri. 4.Boogie datang dari stockyard, mendekat ke arah P2 – A2 5.Sling crane di pasang pada kedua sisi girder. 6.Pengikat girder pada boogie truck dilepas. 7.Dilakukan loading test. 8.Boogie truck kembali ke stockyard. Erection Girder Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) U A2 P2 C1a (110 T) BT C1b (100 T) C2 (250 T) 7. METODE ERECTION

Erection Girder Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) U C1a (110 T) BT C1b (100 T) P2P2 A2A2 Urutan Kerja : 1.Crane maju ke kearah penempatan girder. 2.Girder diletakkan diatas bearing pad sesuai dengan marking. 3.Pasang bracing tepi pada kedua ujung girder. 4.Setelah dipastikan girder stabil kemudian lepas sling crane dari kedua sisi girder. 5.Crane kembali ke posisi semula untuk erection girder berikutnya. C2 (250 T) 7. METODE ERECTION

Urutan Kerja : 1.Girder bentang 16.8 m (A1 – P1) terpasang semua. 2.Girder bentang 16.8 m (P2 – A2) terpasang semua. Erection Girder Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) A1 P1 P2 A2 U 7. METODE ERECTION

Urutan Kerja (sisi selatan) 1.Girder 50.8 m di stockyard, diangkat dengan C1a dan C1b ke boogie truck menggunakan sling. 2.Girder diikat ke boogie truck dengan rantai seperti penjelasan sebelumnya. 3.Setelah dinyatakan girder stabil, boogie truck diijinkan untuk berangkat kelokasi erection. Erection Girder Tahap 3 (P1-P2, 9 Unit Girder 50,8 m) 1. Lokasi Stockyard U C1b (100 T) C1a (150 T) 7. METODE ERECTION

Erection Girder Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) 2. Lokasi Erection A1 P1 P2 A2 C2 (250 T) C2 (250 T) Urutan Kerja : 1.Boogie datang dari stockyard, mendekat ke arah P1 – P2 2.Lifter frame girder dipasang pada kedua sisi girder. 3.Pengikat girder pada boogie truck dilepas. 4.Dilakukan loading test. 5.Boogie truck kembali ke stockyard. U 7. METODE ERECTION

Erection Girder Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) 2. Lokasi Erection A1 P1 P2 A2 C2 (250 T) C2 (250 T) Urutan Kerja : 1.Crane maju ke kearah penempatan girder. 2.Girder diletakkan diatas bearing pad sesuai dengan marking. 3.Pasang bracing tepi pada kedua ujung girder. 4.Setelah dipastikan girder stabil kemudian lepas lifting frame girder dari kedua sisi girder. 5.Crane kembali ke posisi semula untuk erection girder berikutnya. U 7. METODE ERECTION

Urutan Kerja 1.Girder bentang 16.8 m (A1 – P1) terpasang semua. 2.Girder bentang 16.8 m (P2 – A2) terpasang semua. 3.Girder bentang 50.8 m (P1 – P2) terpasang semua. Erection Girder Tahap 2 (P2-A2, 9 Unit Girder 16,8 m) A1 P1 P2 A2 U 7. METODE ERECTION

Perhitungan Bracing Tepi Girder 16,8 m 8. METODE BRACING

Tampak 3D Bracing Girder 16,8m pada Abutment/Pier 8. METODE BRACING

Perhitungan Bracing Tepi Girder 50,8 m 8. METODE BRACING

Tampak 2D Bracing Girder 50,8m pada Abutment/Pier 8. METODE BRACING

9. ASPEK K3LMP Rencana Pengaturan Lalulintas Saat Erection Girder

9. ASPEK K3LMP

Rencana Pengaturan Lalulintas Saat Erection Girder 9. ASPEK K3LMP

10. JADWAL PELAKSANAAN Tahap 1 (A1-P1) Tahap 2 (P2-A2) Tahap 3 (P1-P2) 2-Apr-183-Apr-184-Apr-185-Apr-189-Apr-18

TERIMAKASIH