Filsafat eksistensialisme
Sejarah munculnya eksistensialisme Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger ( ) Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger ( ) Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel ( ) Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel ( ) Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan Nietzche Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan Nietzche
Kiergaard Filsafat Jerman ( ) filasafatnya untuk menjawab pertanyaan “Bagaimanakah aku menjadi seorang individu)” Kiergaard Filsafat Jerman ( ) filasafatnya untuk menjawab pertanyaan “Bagaimanakah aku menjadi seorang individu)” Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan individualitasnya) Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan individualitasnya) Kiergaard menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan Kiergaard menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan
Nitzsche ( ) filsuf jerman tujuan filsafatnya adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul” Nitzsche ( ) filsuf jerman tujuan filsafatnya adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul” Jawabannya manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani Jawabannya manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani
Apakah eksistensialisme itu? Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara manusia berada. Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan idealisme Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan idealisme Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda dunia, manusia itu adalah materi, manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi Subjek Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda dunia, manusia itu adalah materi, manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi Subjek
Pandangan manusia menurut idealisme adalah manusia hanya sebagai subjek atau hanya sebagai suatu kesadaran Pandangan manusia menurut idealisme adalah manusia hanya sebagai subjek atau hanya sebagai suatu kesadaran Eksistensialisme berkayakinan bahwa paparan manusia harus berpangkalkan eksistensi, sehingga aliran eksistensialisme penuh dengan lukisan-lukisan yang kongkrit Eksistensialisme berkayakinan bahwa paparan manusia harus berpangkalkan eksistensi, sehingga aliran eksistensialisme penuh dengan lukisan-lukisan yang kongkrit
Apakah eksistensi tu? Eksistensi oleh kaum eksistensialis disebut Eks bearti keluar, sintesi bearti berdiri. Jadi ektensi bearti berdiri sebagai diri sendiri Eksistensi oleh kaum eksistensialis disebut Eks bearti keluar, sintesi bearti berdiri. Jadi ektensi bearti berdiri sebagai diri sendiri Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in seiner Existenz Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in seiner Existenz Da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “Da” disana. Sein bearti berada. Artinya manusia sadar dengan tempatnya. Da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “Da” disana. Sein bearti berada. Artinya manusia sadar dengan tempatnya.
Menuut Sartre adanya manusia itu bukanlah “etre”” melainkan “ a etre. Artinya manusia itu tidak hanya ada tapi dia selamanya harus membangun adanya, adanya harus dibentuk dengan tidak henti-hentinya. Menuut Sartre adanya manusia itu bukanlah “etre”” melainkan “ a etre. Artinya manusia itu tidak hanya ada tapi dia selamanya harus membangun adanya, adanya harus dibentuk dengan tidak henti-hentinya. Menurut Parkay (1998) aliran eksistensialisme terbagi dua bersifat theistik (bertuhan) dan atheistik Menurut Parkay (1998) aliran eksistensialisme terbagi dua bersifat theistik (bertuhan) dan atheistik
Menurut eksistensialisme ada 2 jenis filsafat tradisional, filsafat spekulatif dan filsafat skeptif Menurut eksistensialisme ada 2 jenis filsafat tradisional, filsafat spekulatif dan filsafat skeptif Filsafat skepekulatif menyatakan bahwa pengalaman tidak banyak berpengaruh pada individu Filsafat skepekulatif menyatakan bahwa pengalaman tidak banyak berpengaruh pada individu Filsafat skeptif manyatakan bahwa semua pengalaman itu adalah palsu tidak ada sesuatu yang dapat kita kenal dari realita. Menurut mereka konsep metafisika adalah sementara Filsafat skeptif manyatakan bahwa semua pengalaman itu adalah palsu tidak ada sesuatu yang dapat kita kenal dari realita. Menurut mereka konsep metafisika adalah sementara
Bagaimanakah pandangan eksistensialis terhadap pendidikan? Sikun Pribadi (1971) eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan. Karena pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia. Sikun Pribadi (1971) eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan. Karena pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia.
Bagaimanakah tujuan pendidikan menurut pandangan eksistensialisme? Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Implikasi filsafat eksistensialisme dalam pendidikan Implikasi filsafat eksistensialisme dalam pendidikan Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan Memberikan bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan Memberikan bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan
Status siswa Status siswa Mahluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggungjawab atau pilihan suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pendidikan Mahluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggungjawab atau pilihan suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pendidikan Kurikulum Kurikulum Yang diutamakan kurikulum liberal. Yaitu merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan–aturan. Oleh karena itu disekolah harus diajarkan pendidikan sisial untuk mengajar respek rasa hormat terhadap kebasan untuk semua. Yang diutamakan kurikulum liberal. Yaitu merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan–aturan. Oleh karena itu disekolah harus diajarkan pendidikan sisial untuk mengajar respek rasa hormat terhadap kebasan untuk semua. Proses belajar mengajar pengetahuan tidak ditumpahkan melainkan ditawarkan. Untuk menjadi hubungan antara guru dengan siswa sebagai suatu dialog. Proses belajar mengajar pengetahuan tidak ditumpahkan melainkan ditawarkan. Untuk menjadi hubungan antara guru dengan siswa sebagai suatu dialog.
Peranan guru Peranan guru Melindungi dan memelihara kebebasan akademik. Melindungi dan memelihara kebebasan akademik. Metode Metode Tak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara unik mencapai kebahagian dan karakter yang baik Tak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara unik mencapai kebahagian dan karakter yang baik
Kesimpulan Pandangan eksistensialisme dapat disimpulkan: Pandangan eksistensialisme dapat disimpulkan: 1. menurut metafisika: (hakekat kenyataan) 1. menurut metafisika: (hakekat kenyataan) pribadi manusia tak sempurna, dapat diperbaiki melalui penyadaran diri dengan menerapkan prinsip & standar pengembangan ke pribadian pribadi manusia tak sempurna, dapat diperbaiki melalui penyadaran diri dengan menerapkan prinsip & standar pengembangan ke pribadian 2. Epistimologi: (hakekat pengetahuan) 2. Epistimologi: (hakekat pengetahuan) Data-Internal–pribadi, acuannya kebebasan individu memilih Data-Internal–pribadi, acuannya kebebasan individu memilih 3. Logika: (hakekat penalaran) 3. Logika: (hakekat penalaran) Mencari pemahaman tentang kebutuhan & dorongan internal melaui analis & introfeksi diri Mencari pemahaman tentang kebutuhan & dorongan internal melaui analis & introfeksi diri
4. Aksiologi (hakekat nilai) 4. Aksiologi (hakekat nilai) Standar dan prinsip yang bervariasi pada tiap individu bebas untuk dipilih-diambil Standar dan prinsip yang bervariasi pada tiap individu bebas untuk dipilih-diambil 5. Etika (hakekat kebaikan) 5. Etika (hakekat kebaikan) Tuntutan moral bagi kepentingan pribadi tanpa menyakiti yang lain Tuntutan moral bagi kepentingan pribadi tanpa menyakiti yang lain 6. Estetika (hakekat keindahan) 6. Estetika (hakekat keindahan) Keindahan ditentukan secara individual pada tiap orang oleh dirinya Keindahan ditentukan secara individual pada tiap orang oleh dirinya
7. Tujuan hidup 7. Tujuan hidup Menyempurnakan diri melalui pilihan standar secara bebas oleh tiap individu, mencari kesempurnaan hidup Menyempurnakan diri melalui pilihan standar secara bebas oleh tiap individu, mencari kesempurnaan hidup
Sekian Terimakasih Sekian Terimakasih