LAPORAN ANTARA STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR W ILAYAH SUNGAI DAS JEREWEH & DAS REA
BAB I PENDAHULUAN
Pancaran panas matahari dan aliran udara berperan menguapkan air baik yang ada di laut maupun yang terdapat di daratan. Pada ketinggian tertentu uap air tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan awan yang memadat, mengkristal dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai butiran air hujan. Siklus alami air ini kemudian dikenal orang sebagai siklus hidrologi. LATAR BELAKANG Air sangat diperlukan untuk menopang kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Air di daratan pada hakekatnya berasal dari butiran air hujan yang jatuh di permukaan bumi, dan selanjutnya mengalir ke tempat yang lebih rendah mengisi cekungan alami yaitu danau, sungai dan rawa sebagai air permukaan, dan sebagian lagi ada yang meresap ke dalam tanah sebagai air tanah. 3
UU NOMOR 11 TAHUN Daya Air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber daya air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Ayat 3 Tata pengairan adalah susunan dan letak sumber-sumber air dan atau bangunan- bangunan pengairan menurut ketentuan- ketentuan teknik pembinaannya disuatu wilayah pengairan. Tata pengaturan air adalah segala usaha untuk pengaturan pembinaan seperti pemilikan, penguasaan, pengelolaan, penggunaan, pengusahaan, dan pengawasan atas air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam bukan hewani yang terkandung didalamnya, guna mencapai manfaat yang sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup dan peri kehidupan rakyat Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan Km 2 Ayat 4 Ayat 5 Ayat 11
Maksud, tujuan, dan sasaran 5 Maksud: Membuat kerangka dasar dalam Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Wilayah Sungai untuk Jaringan Irigasi Sumbawa Barat. Sasaran a. Memberikan arahan tentang kebijakan dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai untuk jaringan irigasi. Tujuan: Tujuan dari penyusunan Startegi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai untuk Jaringan Irigasi adalah untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air wilayah sungai yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam bidang irigasi. b. Memberikan arah reformasi kebijakan pengelolaan Irigasi yaitu : peningkatan kesejahteraan petani, optimalisasi pemanfaatan irigasi, desentralisasi, debirokratisasi dan devolusi kewenangan, demokratisasi, partisipasi dan pemberdayaan petani, akuntabilitas dan transparansi, efisiensi dan efektivitas, keberlanjutan dan konservasi lingkungan, koordinasi dan integrasi dengan kegiatan pembangunan yang lain dan penguatan kelembagaan
6 c. Memberikan arahan tentang kebijakan dalam pelaksanaan sistem informasi sumber daya air di wilayah Sungai. d.Memberikan arahan tentang kebijakan dalam peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya air wilayah sungai.
Mengacu pada pasal 4 ayat 2 PERMEN-PERA No.30 Tahun 2015 Tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi ( PPSI ) adalah : “Pengembangan dan Pengelolaan sistem irigasi diselenggarakan secara partisipatif, terpadu, berwawasan lingkungan hidup, transparansi, akuntabel, berkeadilan dengan mengutamakan kepentingan dan peran serta masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A”. Rumusan visi tersebut mengandung makna Prinsip Partisipasi: 7 1.Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah sedangkan masyarakat petani P3A/GP3A/IP3A mempuyai hak dan tanggung jawab dalam pengembangan dan sistem irigasi tersier; 2. Partisipasi masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A Berupa : pemikiran awal, gagasan, waktu, tenaga, material dan dana Dalam Tahapan Sosialisasi, dan konsultasi Publik, survey,investigasi dan Desain, pengadaan tanah, pelaksanaan konstruksi serta persiapan dan pelaksaaan operasi dan pemeliharaan; Visi dan Misi
kondisi sumberdaya air secara Nasional sudah kian kritis. Hal ini ditandai dengan silih bergantinya bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan serta pencemaran yang semakin sering melanda berbagai kawasan di tanah air kita. Rentetan peristiwa tersebut tentu saja tidak hanya disebabkan oleh faktor alam dan kondisi DAS semata, tetapi sangat terkait pula dengan perilaku manusia termasuk tingkat kinerja lembaga-lembaga pengelola sumberdaya air di daerah aliran sungai bersangkutan. A. Isu Nasional 8 1.Sedimentasi yang tinggi di DAS 2.Debit air yang masuk sangat besar di DI Kalimantong II dan DI Elang Desa 3.Terjadi bocoran di semua titik jaringan irigasi DI Kalimantong II dan DI Lang Desa 4.Kurangnya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sehingga sedimentasi oleh pertumbuhan ilalang dan rumput menjadi penyebab terganggunya aliran di sepanjang saluran irigasi 5.rang berjalannya kegiatan OP saluran irigasi karena pengelola dan pemanfaat tidak pernah mendapatkan pelatihan atau kegiatan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Isu-Isu Strategi A. Isu –Isu Lokal
LANDASAN TEORI BAB II
Peraturan Perundang-Undangan 10 Peraturan Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan Peraturan Menteri PUPR Nomor 30 tahun 2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Peraturan Menterin PUPR Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Aset Irigasi Peraturan Menteri PUPR Nomor 50 tahun 2015 Tentang Izin Penggunaan Sumber Daya Air
Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air 11 Kebijakan sumber daya air disusun dengan maksud untuk memberikan arahan strategis dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air guna mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air yang baik dan optimal.. Perumusan Kebijakan sumber daya air WS Sumbawa ini akan ditentukan oleh ; 1. 1.Kebijakan nasional sumber daya air dirumuskan oleh Dewan Sumber Daya Air Nasional dan ditetapkan oleh Presiden Kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkat provinsi dirumuskan oleh wadah koordinasi sumber daya air provinsi yang bernama dewan sumber daya air provinsi atau dengan nama lain, dan ditetapkan oleh gubernur Kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkat kabupaten/kota dirumuskan oleh wadah koordinasi sumber daya air kabupaten/kota yang bernama dewan sumber daya air kabupaten/kota atau dengan nama lain, dan ditetapkan oleh bupati/ walikota..
12 Aspek Kondisi.A Kondisi organisasi personalia yang meliputi: organisasi operasi dan pemeliharaan dan personalia. Kondisi dokumentasi jaringan irigasi yang meliputi: buku data daerah irigasi, peta dan gambar-gambar skema jaringan irigasi serta gambar pelaksanaan operasi dan pemeliharaan. Kondisi P3A. Ketersedian dan kemanfaatan sarana penunjang yang meliputi: peralatan operasi dan pemeliharaan, transportasi, alat-alat kantor Perwakilan Balai, dan alat komunikasi. Besarnya produktifitas tanam yang meliputi: pemenuhan kebutuhan air irigasi (faktor K), realisasi luas tanam, dan produktifitas padi. Kondisi keberfungsian prasarana bangunan irigasi yang meliputi kondisi: bangunan utama, saluran pembawa, bangunan pada saluran pembawa, saluran pembuang, jalan inspeksi, dan kantor dan gudang. Kinerja Sistem Irigasi.B.C.F.E.D
The Power of PowerPoint | thepopp.com 13 Kinerja Irigasi
Operasi dan Pemeliharaan 14 Operasi Jaringan irigasi adalah adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi meliputi :
Operasi Jaringan Irigasi 15 Pengumpulan Data Data jenis tanaman, macam, dan arealnya. Penyediaan air irigasi Menyusun Rencana Tata Tanam Mengingat pentingnya rencana tata tanam pada suatu daerah irigasi maka akan disusun khusus modul rencana tata tanam. Sistem Golongan Apabita debit tersedia sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengatur perlu tidaknya sistem golongan Rencana Pembagian Air Pemberian air irigasi Rencana pembenian air irigasi disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi, usulan Perkumpulan Petani Pemakai air (P3A) dan pemakai air untuk kepentingan lainnya
Pemeliharaan Jaringan Irigasi The Power of PowerPoint | thepopp.com 16 Pengamanan / pencegahan Pengamanan jaringan irigasi bertujuan untuk mencegah tindakan manusia atau hewan yang dapat merusak jaringan irigasi Pemeliharaan Rutin Kegiatan perawatan rutin ini biasanya muncul setiap tahun Pemeliharaan berkala a. Kegiatan pemeliharaan berkala yang muncul setiap 2 tahun sampai dengan 5 tahun. b. Kegiatan pemeliharaan berkala yang muncul setiap 5-10 tahun Perbaikan Darurat Perbaikan darurat adalah perbaikan sebagai akibat bencana alam dan/atau kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar biasa dan perlu penanggulangan darurat agar jaringan irigasi dapat segera berfungsi
Skenario O & P dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Terhadap Kinerja dan Umur Irigasi
METODELOGI BAB III
DAS Jereweh merupakan DI Kewenangan Pusat dimana melintasi 3 desa yaitu Desa Beru, Desa Belo dan Desa Lalang Liar dan 2 kecamatan yaitu Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Jereweh. Terdiri dari 5 cabang anak sungai dengan sumber air berasal dari Sungai Jereweh. DAS Jereweh 19
DAS Brang Rea memiliki 29 Bendung dan 6 Embung yang merupakan DI kewenangan Pusat melintasi 1 kecamatan dan 2 Desa yang terdiri dari 5 cabang anak sungai dengan sumber air berasal dari Sungai Brang Rea DAS REA 20
Tujuan dilakukannya antara lain : a. Mengetahui kinerja sistem irigasi ( Jaringan Irigasi Primer dan Jaringan Irigasi Sekunder ) b. Mendapatkan data dan kebutuhan ideal petugas OP serta sarana dan prasarana OP c. Mengetahui kondisi fisik Daerah Irigasi ( dari bangunan utama, jaringan utama dan jaringan sekunder ), d. Mendapatkan data inventarisasi P3A, GP3A/IP3A e. Meningkatkan Partisipasi petani dalam pengelolaan jaringan irigasi Indeks Kinerja Jaringan Irigasi 21 Selanjutnya metode yang dilakukan dalam menyusun kajian Strategi Pengelolaan Sumber daya Air Wilayah Sungai DAS Jereweh dan DAS Brang Rea untuk jaringan irigasi yaitu dengan melakukan Penilaian Indeks Kinerja Jaringan Irigasi. Memberikan data tentang kinerja sistem irigasi disetiap daerah irigasi untuk kewenangan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang selanjutnya berguna untuk menyusun program tindak lanjut seperti Perbaikan, Rehabilitasi, Serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
ANALISA DATA BAB IV
Kinerja Kalimantong II 23 Untuk Lebih Jelasnya go to excel
Pembahasan Kinerja DI Kalimantong II dan DI.Elang Desa 24 A. Prasarana Fisik dengan total bobot final % dengan rincian bobot dari masing a. Saluran Pembawa : 6.20 % DI Kalimantong II dan DI Elang Desa kondisi kapasitas tiap saluran cukup untuk membawa debit kebutuhan dan rencana maksimum dengan indeks kondisi yang ada sebesar 70 % sehingga untuk kapasitas tamping debit masih mencukupi, demikian juga dengan tinggi tanggul masih cukup untuk menghindari limpahan setiap saat sebelum pengoperasian dengan Indeks Kondisi 60 % sedangkan untuk kegiatan perbaikan dan rehab saluran sudah dilaksanakan di beberapa titik dengan Indeks kondisi 50 % namun masih ada sebagian tempat atau lokasi yang memerlukan perhatian khusus dan perbaikan segera..
25 b. Bangunan Pada Saluran Pembawa : % adapun kondisi bangunan pengatur antara lain bangunan bagi/bagi sadap dan bangunan sadap serta bangunan pelengkap masih berfungsi baik pada bangunan pengatur perlu saluran induk dan sekunder engan indeks kondisi 60 % dan paa sadap tersier dengan kondisi 70 %, untuk pengukuran debit dilakukan I beberapa tempat bangunan pengambilan di sebabkan aa beberapa tempat alat atur dan alat ukurnya rusak sehingga indeks kondisi yang ada masih 50 % dan pengukuran debit pada tiap bangunan pengatur ineks kondisi yang ada 60 % demikian juga pada setiap sadap tersier ada bebrapa alat atur dan alat ukur debit yang tidak ada atau belum bisa terbaca. Kondisi bangunan pelengkap pada saluran induk dan sekunder masih rata-rata bagus dengan indeks kondisi 75 % namum pada bangunan Shypon, gorong-gorong, jembatan, talang, cross-drain masih terjadi sedimentasi sehingga indeks kondisi yang ada 50 %, ada bebrapa lokasi di DI Kalimantong II yang tenggelam pintu sadapnya dan hanya bisa di operasikan pada saat MT.2 sehingga kondisi Indeks 50 % dan masih belum memiliki papan operasi, perbaikan bangunan pengatur dan bangunan pelengkap masih 50 % karena sebagian mengalami kerusakan dan umur yang cukup lama.
26 c. Saluran pembuang dan bangunannya : 6 % masih ada bebrapa tempat memerlukan perbaikan saluran pembuang karena rata rata saluran berada di pinggir gunung, apur yang berasal dari lereng gunung sangat berperan besar dalam menyumbang sedimentasi dan masuk ke dalam saluran dan dapat menyebabkan banjir. d. Jalan masuk / Inspeksi : 5.50 % adapun jalan masuk ke bangunan utama Indeks Kondisi yang ada 60 % karena masih ada beberapa jalan ke bangunan utama masih belum ada jalan masuknya, dan sebagian besar masih belum di perbaiki terutama jalan inspeksi dan jalan setapak sepanjang saluran dan rata rata 50 % bangunan dan saluran yang ada tidak dapat di capai dengan mudah. e. Kantor, Perumahan dan Gudang : 3.2 % kondisi kantor pengamat pengairan masih jauh dari kesempurnaan dimana indeks kondisi hanya 40 % kareana sarana dan prasarana kantor yang masih belum memadai antara lain, ruang rapat yang sempit, meja korsi yang terbatas, computer hanya satu dan printer yang rusak, daya listrik hanya 450 Watt. Demikian juga pengamat taliwang tidak memiliki perumahan sama halnya dengan Juru pengairan..
DI Kalimantong II 6.91 % Untuk pemenuhan factor K sudah cukup baik dengan indeks kondisi 60 % dan realisasi tanam dengan luas baku Ha luas potensial pada MT. I 2186 Ha ; MT II Ha dan MT III Ha dengan total indeks kondisi 74 % dengan IP Indeks prtanaman 222 % dari IP Mak 300 % dengan produktivitas rata-rata 5 ton/hektar Produktivitas Tanam DI Elang Desa 5.66 % Untuk pemenuhan factor K sudah cukup baik dengan indeks kondisi 60 % dan realisasi tanam dengan luas baku Ha luas potensial pada MT. I 800 Ha ; MT II 259 Ha dan MT III 0 Ha dengan total indeks kondisi % dengan IP Indeks prtanaman 81 % dari IP Mak 300 % dengan produktivitas rata-rata 5 ton/hektar The Power of PowerPoint | thepopp.com 27 Produktivitas Tanam
Sarana Penunjang 4 % DI Kalimantong II dan DI Elang Desa tidak memiliki peralatan pokok untuk pemeliharaan rutin baik perlengkapan personil maupun peralatan berat untuk pembersihan lumpur dan pemeliharaan tanggul, untuk sarana transportasi pengamat mendapatkan 1 motor bekas dan itu pun bantuan dari pemerintah PU Kabupaten sedangkan dari propinsi tidak ada, sedangkan juru pengairan tidak mendapatkan fasilitas kendaraan roda 2 demikian juga dengan PPA, peralatan kantor sepertin perabot dasar kantor pengamat juga tidak ada, alat kerja seperti komputer ada hanya 1 dan printer 1 itu pun sudah rusak, untuk alat komunikasi juga belum tersedia untuk masing-masing juru pengairan The Power of PowerPoint | thepopp.com 28 Sarana Penunjang
Organisasi Personalia 7,30 % DI Kalimantong II dan DI Elang Desa sudah memiliki organisasi O & P dan masing-masing sudah memiliki batasan dan tanggung jawab sesuai dengan tugas-tugasnya baik itu pengamat, Juru dan PPA namun belum bisa dilaksanakan dengan disiplin dikarenakan keterbatasan pemahaman terhadap UU tentang Irigasi dan Peraturan yang ada, jumlah personalia pengelola di pengamat sudah memenuhi kuantitas dan kebutuhan hanya saja masih kurangnya pemahaman O&P baik pengamat, juru, dan PPA sehingga indeks kondisi masing-masing personalia 30 % karena di anggap masih sangat kurang. The Power of PowerPoint | thepopp.com 29 Organisasi Personalia
Dokumentasi 3.20 % DI Kalimantong II dan DI Elang Desa sudah memiliki Buku Data DI tapi masih perlu di revisi, untuk peta dan gambar-gambar masih belum lengkap hanya ada data dinding di kantor pengamat taliwang, sedangkan gambar purnalaksana dan skema DI, Skema bangunan dan Peta Ikhtisar masih belum ada. The Power of PowerPoint | thepopp.com 30 Dokumentasi
Perkumpulan Petani Pemakai Air ( P3A/GP3A/IP3A) 4.05 %, Semua P3A, PG3A dan IP3A sudah berbadan hukum indeks kondisi 80 % namun kondisi kelembagaan masih belum berkembang dengan indeks kondisi 30 %, rapat ulu-ulu/P3A Desa/GP3A/IP3A dengan Ranting /Pengamat/UPTD dilaksanakan tapi tidak teratur dengan kondisi Indeks Kinerja 40 %, GP3A/IP3A aktif mengikuti urvey/penelusuran apabila di adakan namun dari prosentasi kegiatan tersebut masih jarang dilaksanakan, dalam hal partisipasi dalam perbaikan jaringan dan penanganan bencana masih kurang karena kurangnya sosialisasi dan pelatihan swadaya masyarakat sehingga untuk iuran perbaikan jaringan masih belum pernah dilakukan oleh organisasi penerima manfaat ini tetapi dalam partisipasi perencnaan tata tanam dan pengalokasian air tetap terlibat dan partisipasi. The Power of PowerPoint | thepopp.com 31 Perkumpulan Petani Pemakai Air ( P3A/GP3A/IP3A)
Kesimpulan dan Rekomendasi BAB V
Dari hasil Penilaian Kinerja Sistem Jaringan Irigasi DI Kalimantong II dan DI Elang Desa dapat di simpulkan dan di rekomendasikan bebrapa kegiatan strategi yang dapat dilaksanakan untuk peningkatan jaringan irigasi di DAS Jereweh dan DAS Brang Rea antara lain : a. Perbaikan dan Normalisasi jaringan irigasi primer dan sekunder dari Hulu sampai Hilir terutama pengangkatan sedimentasi oleh lumpur dan pertumbukan rumput Ilalang di sepanjang jaringan irigasi. Untuk usulan Normalisasi 3 tahun sekali hal ini sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas pertanian. b. Perbaikan alat atur dan alat ukur debit, karena masih banyak alat atur dan alat ukur yang rusak dan belum bisa terbaca di karenakan sudah lama dan belum dikalibrasi c. Pembangunan saluran Drainase Pembuang Apur, karena rata-rata saluran berada di pinggir gunung dan bukit sehingga material apur dari bukit masuk ke saluran dan menjadi menyebab terjadinya sedimentasi yang tinggi. Untuk itu perlu dibnagun suatu bangunan pengelak di atas saluran agar tidak melewati saluran irigasi yang ada. The Power of PowerPoint | thepopp.com 33
d. Perlu pengadaan alat O&P bagi para pengelola Daerah Irgasi Kalimantong II dan DI Elang Desa agar operasi dan pemeliharaan terus berjalan secara berkala. e. Kegiatan Survey dan penelusuran Jaringan irigasi secara utuh dari bending, induk, primer dan jaringan tersier untuk mengetahui Indeks kinerja jaringan irigasi, apakah indeknya masuk dalam kategori Sangat baik, baik, rusak sedang, perlu perhatian khusus atau rusak berat. f. Perlu dilaksanakan Alokasi Air di DAS Jereweh dab DAS Brang Rea ( DI Kalimantong II dan DI Elang Desa untuk mengontrol penjatahan air ke petani melaui JPA karena pembagian air masih belum adil di tingkat jaringan irigasi untuk mencapai Real Time Operation atau RAAR karena masih menerapkan asal air mengalir.) g. Perlu dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan peningkatan SDM bagi para pengelola SDA Yaitu Pengamat, Jupeng, GP3A, P3A dan IP3A karena masih belum jalannnya O&P dikarenakan kurang pemahaman terhadap tata cara operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta masih minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang UU Irigasi dan Peraturan Pemerintah yang ada tentang Irigasi. Sehingga pelanggaran terjadi di tingkat petani dan pengelola. The Power of PowerPoint | thepopp.com 34
h. Pengadaan Komputer dan peralatan kantor pengamat pengairan taliwang untuk menunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan daerah irigasi DI Kalimantong II dan DI Elang Desa karena sarana dan prasarana kantor masih jauh dari kata layak i. Pembangunan rumah jaga bagi pengelola SDA yaitu rumah Dinas Pengamat, Rumah Jaga Juru Pengairan da JPA The Power of PowerPoint | thepopp.com 35
THANK YOU!