Karakterisasi molekul dan evaluasi efikasi jagung transgenic resistensi terhadap serangga dan toleransi terhadap glifosat Molecular characterization and efficacy evaluation of a transgenic corn event for insect resistance and glyphosate tolerance Tobias Moniz Vicente A
Latar Belakang Jagung (Zea mays L) Du et al., 2014 dan Shen et al., 2016 China belum menerapkan jagung transgenik secara komersial James, 2015
Key comp. 1 Jagung transgenik T-DNA mentrasnferkan DNA untuk mengintegrasikan yang mengkode fusi Bt (Bacillus thuringiensis) Bermanfaat pengelolaan sasaran hama secara efektif, menurunkan penggunaan insektisida konvensional dan mengurangi bahaya makhluk non-target.
Situs penyisipan T-DNA oleh hiTAIL-PCR PCR primer dengan primer RB-SPI dan AD4L PCR sekunder dengan primer RB-SPII AD4L PCR tersier dengan primer RB-SPIII dan AD4L
Key comp. 2 Promotor Diagram skematis dari T-DNA pZmUbi, promotor konstitutif jagung berdasarkan gen ubiquitin jagung; Cry1Ab dan Cry2Aj, insektisida Bt (Bacillus thuringiensis) sintetis gen; p35S/Ubi, fusi promotor dari 35S promotor dari cauliflower virus mosaic dan promotor gen ubiquitin jagung; G10, gen EPSPS; Linker, pengkodean fragmen DNA peptida PGKGGG; PEPC-ter, jagung phosphoenolpiruvate carboxylase terminator gen; AHAS, sinyal peptida dari acetohydroxyacid synthase jagung; Terminator 35S-ter, terminator virus mosaic cauliflower; LB, batas kiri T-DNA; RB, batas kanan T-DNA
Key comp. 3 Uji toleransi glyphosate Toleransi glyphosate terhadap gen ZD12-6 dengan menggunakan isogenic line ZD12-6 dan jagung non-transgenic disemprot dengan Roundup diencerkan pada 1: 100 (10 ml / L).
PCR dan analisis Southern blot untuk jagung transgenik Analisis PCR dilakukan untuk mendeteksi Cry1Ab / Gen Cry2Aj dan gen G10 di antara ZD12-6 Tidak ada amplicon diamati pada tanaman non-transgenic di bawah identik kondisi PCR
Analisis Ekspresi dari Transgen Analisis Western blot Metode ELISA Gambar 4 Validasi PCR dari urutan batas kanan dan kiri PCR dilakukan dengan RB600 dan LB-SP4 untuk memvalidasi batas kanan (a) dan dengan LB -1K dan LB-SP4 untuk memvalidasi batas kiri (b) M, penanda DNA; CK−, jagung non-transgenik sebagai kontrol negatif; Jalur 1, 2, dan 3 mewakili T4, T5, dan T6 generasi jagung ZD12-6, masing-masing
Serangga bioassay vs generasi ZD12-6
Kesimpulan Teknologi rekayasa genetika (RG) menyediakan cara yang efektif untuk pengendalian hama serangga jagung Ekspresi protein Bacillus thuringiensis yang stabil pada tanaman adalah dasar untuk kemanjuran tinggi yang konstan dalam mengendalikan target hama Jagung transgenik dengan kelebihan dari satu sifat akan lebih baik memenuhi permintaan dalam kondisi pertanian yang kompleks