SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAN AJAR KELOMPOK 3.
Advertisements

KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
USAHATANI DI iNDONESIA
Dosis Pupuk KIMIA Semakin TINGGI
SISTEM AGRIBISNIS.
PERENCANAAN PRODUKSI TERNAK DOMBA DAN KAMBING
Ir. Boyon, MP Rahmi Wati, S.Pt, M.Si
SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM)
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
PERAN BAHAN ORGANIK BAGI KESUBURAN TANAH
DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBAYARAN SUSU
Lanjutan bab 3……………… Pertemuan 5.
Masalah Pembangunan dan Lingkungan
PAKET KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN
KAJIAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
DUKUNGAN IPB DALAM PENGEMBANGAN SERAT RAMI
Arifah Rizqiani (D /2006) (Ketua)
Oleh : Astuti Setyowati
DASAR AGRONOMI.
SUB SEKTOR PETERNAKAN.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (Semnas TPV)
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Arah Kebijakan Persusuan
Pemanfaatan Limbah Padat Perkebunan
Laporan Observasi Sistem Pertanian Terpadu
PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SUBSTITUSI JERAMI FERMENTASI DAN KONSENTRAT TEPUNG KEPALA UDANG DI KAB. PINRANG SULAWESI SELATAN Andi Ella, dkk B0gor 8 –
FAKULTAS PERTANIAN IPB
KOMERSIALISASI NUGGET KELINCI SEBAGAI BAHAN PANGAN RENDAH KOLESTEROL
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
Institut Pertanian Bogor
PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS SOLUSI UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Arah Kebijakan Persusuan
MANAJEMEN TERNAK POTONG
RAGAM DAN KARAKTERISTIK PERTANIAN TERPADU
Arah Kebijakan Persusuan
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
ENERGI BIOMASSA DONNA MOH. BUDI.
SISTEM PERTANIAN TERPADU
Limbah Industri Minyak Kelapa sawit
NAMA KELOMPOK : DESI AYU ARUM S. ( 176 ) BAYU ADI SURYONO ( 193 )
Pengertian Pertanian terpadu
INDUSTRI MINYAK SAWIT.
Pakan sebagai faktor penunjang produktivitas sapi potong
KENDALA PADA PELAKSANAAN STS :
(MIXED FARMING SYSTEMS)
REVOLUSI HIJAU.
ENERGI BIOMASSA.
OPTIMALISASI lahan untuk PERTANIAN berkelanjutan
Model-Model Usaha Agribisnis
Oleh :.
Arah Kebijakan Persusuan
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017
Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep
CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
Definisi dan Klasifikasi Usahatani
USAHATANI DAN PEMBANGUNAN USAHATANI
DINAS PERIKANAN & PANGAN PETUNJUK TEKNIS USULAN MUSRENBANGDES
PENGEMBANGAN SORGUM MANIS
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SISTEM DALAM SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI
OLEH : SHANTI EMAWATI, S.Pt., MP.
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Peluang dan potensi Pertanian Organik
MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN dan AIR Dipresentasikan oleh: Martinus H. Pandutama, Ph.D Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember SEMETER.
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
Data Hasil Penggemukan Sapi PO di Kebun Dolok Ilir PTPN IV (selama 30 hari), Tahun 2005 Nomor Sapi Pertambahan Bobot Badan 1 (kg) Pertambahan Bobot Badan.
Transcript presentasi:

SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR, 2009

 Integrasi sub sistem budidaya pertanian (tanaman, ternak, ikan, hutan) yang saling menguntungkan dapat dijelaskan sbb :  Tanaman : - Sumber pangan (karbohidrat/vitamin) bagi manusia - Sumber pakan (hijauan/pelet) bagi ternak dan ikan - Sumber bahan organik bagi tanah dan unsur hara bagi tanaman - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)

 Ternak : - Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia - Kotoran padat dan cair, sumber pakan (phytoplankton) bagi ikan, sumber bahan organik bagi tanah dan unsur hara bagi tanaman - Sumber biogas - Sumber tenaga kerja, tenaga pengangkut - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)  Ikan : - Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia - Sumber bahan organik bagi tanah dan unsur hara bagi tanaman - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)

 Integrasi antar sub sistem dalam sistem pertanian terpadu dapat terjadi :  Antara semua sub sistem (tanaman, ternak, ikan, hutan)  Antara dua sub sistem (tanaman-ternak, tanaman-ikan, ternak-ikan). Contoh: Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT), Mina Padi (Padi Sawah-Ikan=Parla), Padi Sawah-Itik, Kolam Ikan-Ternak Unggas (Longyam)  Hutan : - Sumber mata air dan oksigen bagi kehidupan - Sumber bahan organik bagi tanah dan unsur hara bagi tanaman - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)

 Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System): Pola Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT)  Potensi Perkebunan Kelapa Sawit  Penghasil minyak nabati yang cukup penting (Crude Palm Oil, Palm Kernel Oil)  Penghasil limbah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan (pelepah daun, anak daun) dan pupuk organik (tandan kosong)  Penghasil limbah pengolahan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan: bungkil kelapa sawit (palm kernel cake), lumpur minyak sawit (palm oil sludge), dan serat perasan buah sawit (palm press fibre). Biomasa tanaman dan olahan kelapa sawit untuk setiap hektar (Tabel 1).

 Sebagai sumber rumput alam yang dapat mendukung pakan ternak.  Potensi Ternak Sapi  Penghasil daging dan susu.  Sebagai tenaga kerja, tenaga pengangkut  Penghasil bahan organik yang berasal dari kotoran padat dan kotoran cair. Kotoran yang dihasilkan 1 ekor sapi ± 20 kg/hari  Penghasil biogas  Potensi Tanaman Jagung  Sumber penghasil pangan.  Sumber penghasil pakan  Penghasil bahan organik yang berasal limbah tanaman.  Sumber bahan baku industri

Biomasa Bobot Segar (kg) Bahan Kering (%)(kg) Daun tanpa lidi Pelepah Tandan kosong Serat perasan Lumpur sawit, solid Bungkil K. sawit Total Tabel 1. Biomasa Tanaman dan Olahan Kelapa Sawit per hektar Sumber: Diwyanto et al (2003)

Keterangan : - 1 ha k.sawit = 130 pohon - 1 pohon dapat menyediakan pelepah sejumlah 22 pelepah/tahun - 1 pelepah bobotnya 2.2 kg (hanya 1/3 bagian yang dimanfaatkan) - Bobot daun per pelepah 0.5 kg - Tandan kosong 23 % dari TBS - Produksi minyak sawit 4 ton/ha/tahun (Liwang, 2003) kg TBS menghasilkan 250 kg minyak sawit, 294 kg lumpur sawit,180 kg serat perasan dan 35 kg bungkil kelapa sawit (Jalaludin et al., 1991). - Kebutuhan pakan 1 ekor sapi dewasa 20 – 25 kg/hari. - Potensi per ha kebun kelapa sawit dapat mendukung pakan ternak sebanyak 4 ekor sapi Bali.

 Manfaat Sistem Pertanian Terpadu SSJT  Peningkatan produktivitas secara efisien dengan pemanfaatan lahan, tenaga kerja, serta menekan biaya pemupukan, dan pengangkutan sarana produksi dan hasil panen.  Peluang pengembangan ternak sapi, untuk memenuhi permintaan daging sapi yang cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan (Delgado et al., 1999).

 Mengatasi terjadinya penyusutan lahan yang mengakibatkan berkurangnya peluang produksi hijauan dan persediaan hasil samping pertanian yang dapat dijadikan pakan ternak.  Sistem Pertanian Terpadu SSJT menuju ke arah konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), yaitu konsep perkebunan terpadu, berkesinambungan, menekan penggunaan input eksternal dan memaksimalkan penggunaan input internal, sehingga akan diperoleh suatu sistem usaha perkebunan yang efisien dan berdaya saing global.

 Kajian Sosial Ekonomi Sistem Integrasi Sapi dengan Kelapa Sawit (SISKA) (Sumber: Manti et al., 2003)  Pengelolaan SISKA  Diperlukan perpaduan teknis dari kedua komoditas (sapi dan sawit)  Dikendalikan dan dikelola dalam satu wadah  Pengelola yang terlibat: pihak perkebunan, koperasi karyawan, dan peternak yang sekaligus pekebun (karyawan perkebunan dan petani plasma)

 Pihak perkebunan :  Peran dan fungsi : -Perencana, penggerak dan pengendali dengan menyediakan tenaga ahli peternakan -Mengusahakan modal untuk pembelian sapi -Memberikan wawasan pengembangan  Koperasi karyawan : - Wadah karyawan dan petani plasma -Pengelola dana untuk pembelian sapi dan biaya lain -Memberi pelayanan kebutuhan -Penyambung kepentingan anggota dan perusahaan -Kegiatan pemasaran -Imbalan bagi koperasi berupa keuntngan dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU)

 Pengadaan dan Perkembangan Sapi  Sapi yang diintroduksi sapi Bali dan terutama sapi betina: - Sudah beradaptasi baik di daerah - Jenis ternak yang umum dipelihara di daerah - Daya berkembangbiaknya tinggi  Teknologi Pemeliharaan Sapi  Pemeliharaan sapi -Dilakukan dengan pola penggembalaan dan di kandang -Penyediaan pakan dari bagian dalam pelepah, rumput King Grass, rumput kebun -Sapi dikandangkan yang dilengkapi dengan penampungan kotoran

- Kandang dibangun berkelompok pada lokasi dekat rumah karyawan agar mudah melakukan pengawasan, perawatan, pengumpulan kotoran, penjagaan keamanan secara bergilir, memudahkan pengamatan masa berahi, dan memudahkan melakukan penimbangan  Daya Tampung Sapi  Bergantung pada jumlah tandan buah segar (TBS) yang diturunkan, setiap TBS yang diturunkan menghasilkan 2 buah pelepah  Daya dukung pakan ternak dari pelepah, daun dan hijauan rumput per hanca (15 ha) (Tabel 2).

Tabel 2. Daya Dukung Pakan Ternak dari Pelepah, Daun dan Hijauan Rumput per Hanca (15 ha) Potensi Daya Dukung Daya Tampung Ternak (unit ternak Batang pelepah19.1 Daun Kelapa Sawit2.5 Hijauan Gulma1.4 Total23.0 Sumber : Manti et al. (2003)

 Sumber Modal  Dari pihak perkebunan dengan cara kredit  Analisis Kelayakan Usaha  Tingkat suku bunga  Revenue per Cost (R/C)  Net Present Value (NPV)  Internal Rate of Return)  Manfaat dan Efisiensi SISKA  Aset petani meningkat berupa sapi, 2 – 11 ekor dengan rata-rata 6 ekor/petani.  Meningkatkan pendapatan.  Efisien dalam penggunaan tenaga kerja pengangkutan hasil panen.

 Meningkatkan kemampuan pemanen dalam mengelola kebun.  Penghematan pemakaian pupuk kimia.  Memperbaiki struktur dan tingkat kesuburan tanah.

TERIMA KASIH