EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS by WIDYA HC
DEFINISI Suatu penyakit zoonosis yg disebabkan oleh mikroorganisme leptospira tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya Zoonosis : penyakit hewan yg bisa pindah ke manusia
Penyakit yg disebabkan oleh infeksi beberapa bakteri dari golongan leptospira berbentuk spiral kecil (spirochaeta) yg menyerang hewan & manusia. dapat hidup di air tawar selama + 1 bulan. Dalam air laut, air selokan & air kemih yg tidak diencerkan akan cepat mati. Dapat menyerang manusia & hewan
PENYEBAB AGENT Disebabkan bakteri patogen (dapat menyebabkan penyakit) berbentuk spiral, termasuk genus leptospira, famili leptospiroceae & ordo spirochaetales Spirochaeta berbentuk bergulung2 tipis, motil, obligat, berkembang pelan secara anaerob
Genus leptospira terdiri dari 2 spesies : L. interrogans -> bakteri patogen L. biflexa -> saprofitik L. Interrogans terdapat pada hewan & manusia. Terdiri atas beberapa sub grup, yg masing2 terbagi dalam beberapa serotipe (serovar) yg jumlahnya sangat banyak -> saat ini ada 240 serotipe dalam 23 serogrup
Subgrup yg dapat menginfeksi manusia : L. icterohaemorrhagiae L. javanica • L. autominalis L. celiedoni • L. australis L. canicola • L. pomona L. ballum • L. grippothyphosa L. pyrogenes • L. hepdomadis L. cynopteri • L. bataviae
L. tarassovi • L. panama L. andamana • L. shermani L. ranarum • L. bufonis L. copenhageni dll
HOST HEWAN MANUSIA
Leptospirosis dapat menginfeksi + 160 spesies, misal : tikus, babi, anjing, kucing, lembu, sapi, kambing, dmba, kuda, serangga, burung, insektivora (landak, kelelawar, tupai), dll Rubah dapat menjadi karier leptospira Yg paling banyak mengandung bakteri (reservoir) : hewan pengerat & tikus
Yg paling sering mengifeksi manusia : L. icterohaemorrhagiae dengan reservoir tikus L. canicola dengan reservoir anjing L. pomona dengan reservoir sapi & babi Leptospira dapat dijumpai di tubuh hewan meskipun serogenetif, tapi di ginjal bisa terjadi nefritis menetap (permanent nephritis damage)
Pada manusia umumnya terjadi pada umur 10-39 tahun, sebagian besar pada laki-laki usia pertengahan (penyakit occupational) Pada usia > 50 tahun resiko kematian lebih tinggi (56%) Pada penderita yg sudah mengalami kerusakan hati (ditandai selaput mata berwarna kuning) : risiko kematiannya lebih tinggi !!
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah, makanan, atau tanaman yg tercemar air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk tubuh manusia lewat selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yg lecet
ENVIRONMENT Secara alami terdapat di air yg terkontaminasi urin hewan yg terinfeksi Lingkungan optimal untuk perkembangbiakan leptospira (dapat bertahan + 4 minggu) tergantung : pH (normal) urin pejamu, tanah atau air; kelembaban & suhu (> 22 derajad celcius)
Di air asin, jenis leptospira patogen tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa jam. Sedangkan strain leptospira non patogen (saprofit) yaitu leptospira biflexa berhasil diisolasi dari air laut
DISTRIBUSI Di Indonesia, leptospirosis tersebar di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, lampung, Sumatra (Selatan, Barat, Utara), Bengkulu, Riau, Bali, NTB, Sulawesi (Selatan & Utara), Kalimantan Timur & Barat) Umumnya menyerang militer, petani, pekerja perkebunan, tambang, selokan, rumah potong hewan
Kadang juga menyerang penggemar olah raga renang Angka kematian 2,5-16,45 % (tinggi!!). Rata-rata 7,1% Di DKI : terjadi outbreak/KLB sejak Februari – April 2002 pasca banjir panjang. Dari 138 spesimen yg berhasil dikumpulkan, 61 orang dinyatakan positif leptospira
Hasil pemeriksaan serologi rodent di DKI Jakarta : dari 142 spesimen serum -> 67 spesimen (47%) positif leptospira Serovar dari spesimen manusia & rodent : pyrogenes, bataviae, icterohaemorragiae, & canicola
Juni 2002 : KLB di Bekasi -> 12 penderita klinis tersangka leptospirosis -> 100% positif leptospirosis, tapi tidak ditemukan kematian karena penderita datang pada stadium dini. Pemeriksaan 43 spesimen serum rodent : 35 positif leptospira (81,4%) Rodent yg berperan pada KLB di DKI & Bekasi :R. norvegicus, R. diardi, R. Suncus, R. exulans
GEJALA GEJALA KLINIS STADIUM PERTAMA : (tampak 4-9 hari) Demam tinggi, menggigil Sakit kepala Malaise (lesu/lemah) Muntah Konjungtivitis radang mata Nyeri otot betis & punggung
GEJALA KARAKTERISTIK Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/purulent (kemerahan pada mata) Nyeri pada otot
STADIUM KEDUA Terbentuk antibodi dalam tubuh penderita Gejala yg timbul lebih bervariasi daripada stadium I Bila timbul demam & gejala lain -> mungkin meningitis Biasanya terjadi pada minggu kedua & keempat
FAKTOR RISIKO Kontak dengan air yg terkontaminasi kuman leptospira atau urin tikus saat banjir Pekerjaan tukang perahu, rakit bambu, pemulung Mencuci atau mandi di sungai atau danau
Peternak atau dokter hewan yg terpapar, misal : saat memerah susu, menyentuh hewan mati, menolong hewan melahirkan, kontak dengan bahan2(plasenta, cairan amnion, percikan infeksius saat hewan berkemih) Tukang kebuun, pekerja perkebunan Petani tanpa alas kaki di sawah Tukang potong hewan atau daging
Pembersih selokan Pekerja tambang Pemancing ikan, pekerja tambak Tentara, pemburu, pendaki gunung bila mengarungi permukaan air / rawa
Anak2 yg bermain di taman, genangan air/kubangan Tempat rekreasi air tawar, renang, arung jeram, & olah raga air lainnya Petugas laboratorium yg memeriksa spesimen kuman Petugas kebersihan rumah sakit & paramedis
PENGOBATAN Pengobatan dini sangat penting. Leptospira mudah mati dengan antibiotik pasaran, misal : penicillin & turunannya (amoxylline), streptomycine, tetracycline, erytromycine, kloramfenikol, siprofloksasin Bila ada komplikasi, angka kematian mencapai 20%
Dalam 4-6 jam setelah pemberian penisilin-G, terlihat reaksi tipe jarisch herxheimmer yg menunjukkan aktivitas antileptospira. Gagal ginjal atau meningitis obat pilihan pertama : penisilin-G. 1 unit per 6 jam selama 5-7 hari
PENCEGAHAN Membiasakan Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) atau kebersihan individu (personal hygiene) : Menyimpan makanan & minuman dengan baik agar terhindar dari tikus Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Mencuci semua bagian tubuh dengan sabun setelah bekerja di sawah/sampah, dsb Melindungi pekerja yg berisiko tinggi terhadap leptospirosis, dengan sepatu bot & sarung tangan Menutup tempat sampah Menghindari adanya tikus di rumah
Desinfeksi tempat yg tercemar tikus Penangkapan tikus Membersihkan tempat2 air & kolam renang Penyediaan air minum harus terjaga baik & diklorinasi Pendidikan kesehatan (health education) mengenai bahaya, penlaran & pencegahan penyakit leptospirosis