Teori Semiotika ROLAND BARTHES Ketua : Restu Anggraeny Dwi Sartika ( ) Anggota : Deliana Yulianti ( ) Gilang Gandara ( ) Fitri Aldeva Maharani ( ) Gina Fauzyah ( )
TEORI ROLAND BARTHES
“ Semiologi adalah tujuan untuk mengambil berbagai sistem tanda seperti substansi dan batasan, gambar, macam gesture, berbagai suara music, serta berbagai obyek, yang menyatu dalam system of significance “
1950 – 1960an Berkembang sebuah gerakan intelektual dengan sebutan strukturalisme dengan semiologi sebagai salah satu model. Tokoh yang terlibat didalam gerakan ini ialah Ferdinand de Saussure, Roman Jakobson, C. Levi-Strauss, Julia Kristeva, Umberto Uco, Thomas Sebeok, dan Roland Barthes. Strukturalisme berbeda dari ilmu bahasa karena terfokus pada bahasa verbal dan di setiap sistem tanda yang bersifat bahasa serta pemilihan teks dan artinya dalam kaitannya dengan kebudayaan. Teori Semiotika Charles Sanders Peirce ialah analisa terhadap fungsi-fungsi kognitif tanda dan membedakan berbagai jenis tanda seperti ikon, indeks, dan simbol. Teori semiotika Ferdinand de Saussure adalah analisa terhadap sistematika struktur bahasa dan sistem tanda lainnya sebagai sebuah fenomena sosial. SEMIOLOGI (berkembang ke dalam dua tradisi)
Roland Barthes sebagai ahli linguistik Ferdinand De Saussure menerapkan konsep semiotika hanya pada tingkat denotatif. Menurut Roland Barthes, semiotika memiliki beberapa konsep inti, yaitu signification,denotation dan connotation, dan metala nguage atau myth (Yan dan Ming, 2014).
SIGNIFICATION Sebuah proses yang berupa tindakan, yang mengikat signifier dan signified, dan yang menghasilkan sebuah tanda. Dua bagian dari sebuah tanda bergantung satu sama lain. proses Signified diungkapkan melalui signifier, Signifier diungkapkan dengan signified. signifier signified Signifier = penanda Signified = petanda
DENOTATION AND CONNOTATION Arti penunjukanMakna tambahan Tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan signifier dan signified pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan signifier dan signified yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti. jenis signified Denotation dan connotation dua istilah merujuk pada pendapat Louis Hjelmslev dengan menggunakan istilah orders of signification. kucing yang berwarna hitam kesialan atau mistis
Mitos sebagai sebuah sistem komunikasi, oleh karena itu sebuah pesan tidak dapat menjadi sebuah obyek, konsep, atau gagasan, melainkan sebuah bentuk signification. Mitos adalah signification dalam tingkatan connotation. Mitos merupakan a second-order semiological system. Sebuah tanda dalam sistem pertama menjadi signifier pada sistem kedua. METALANGUAGE atau MYTH atau MITOS DIMENSI TANDAPENANDA PETANDA Mitos sebagai sistem yang unik dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya dengan kata lain, mitos menjadi suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di dalam mitos pula sebuah signified dapat memiliki beberapa signifier. Mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. “konotasi identik dengan operasi ideologi”
ANALISIS SEMIOLOGI Secara khusus meneliti bagaimana beberapa bagian teks (kata, gambar, film, iklan majalah, lagu, dan lain-lain) digunakan untuk membentuk makna. ANALISIS SEMIOLOGI Menurut Barthes Diseksi mencakup pencarian berbagai elemen ketika diasosiasikan satu dengan yang lain menyarankan makna yang pasti. kegiatan Beberapa tahapan untuk melakukan analisis semiologis, yaitu : Menawarkan kepada pembaca sebuah ulasan singkat sebuah pesan Mengidentifikasi signifiers dan signifieds Mengidentifikasi paradigma yang telah digali MengidentMengidentifikasi prinsip yang bekerja dalam pesan atau teks ifikasi syntagms yang ada Untuk mengidentifikasi kegiatan penting yang dilakukan oleh analis ketika melakukan sebuah kritik atau kajian terhadap teks seperti iklan, film, lukisan dan lain-lain tujuan Artikulasi mencakup penentuan aturan-aturan kombinasi. Analis mengambil obyek, mengurainya, dan menyusun ulang.
PENERAPAN TEORI SEMIOTIKA BARTHES Menurut Em Griffin (2006), terdapat beberapa contoh penerapan teori semiotika Barthes oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut : Bidang komunikasi politik, Anne Norton menulis tentang “The President as Sign” dalam bukunya Republic of Sign : Liberal Theory and American Popular Culture (1993) Bidang komunikasi massa, Mark P. Obe menganalisa bagaimana para angggota pemeran digambarkan dalam sebuah acara televisi The Real World (1998) KESIMPULAN Analisis semiologis ialah elemen penting untuk memahami, decode pesan- pesan visual yang digunakan oleh media, dan untuk membentuk makna yang mengacu pada asosiasi pribadi dan sosio budaya di dalam tingkatan signifikansi kedua yaitu connotation. Connotation dipakai untuk menjelaskan salah satu dari 3 cara kerja tanda dalam tatanan pertandaan kedua yang menggambarkan interaksi berlangsung ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai kulturalnya.
Menjadikan kita lebih menaruh perhatian pada peran signs dan peran yang kita dan orang lain mainkan dalam membentuk realitas sosial. Dengan menggali berbagai macam perspektif semiotika dapat menyadari bahwa informasi atau makna tidak disajikan di dunia. Makna tidak dikirimkan kepada kita namun kitalah yang secara aktif menciptakan makna berdasarkan kode-kode yang ada. Hidup di dunia tanda dan tidak memiliki jalan lain untuk memahaminya kecuali melalui berbagai tanda dan kode yang telah dibentuk. Memahami tahapan analisis semiologi dan menerapkannya dalam kajian media,komunikasi visual, komunikasi massa, periklanan, dan lain-lain. ROLAND BARTHES MANFAAT MEMPELAJARI TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
TERIMA KASIH