UNIT PRODUKSI Dr. Ir. Tri Joko, M.Si
PENDAHULUAN
Bangunan Instalasi Pengolahan Air Unit Produksi sistem penyediaan air minum berfungsi untuk mengolah air baku menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar kualitas air minum tersebut, air baku diolah dengan proses pemisahan partikel kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses pemisahan terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi Komponen unit produksi sistem penyediaan air minum terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu : Bangunan Instalasi Pengolahan Air Pembubuh Bahan Kimia Bangunan Penunjang Peralatan Mekanikal Elektrikal
PENGOLAHAN AIR Tiga hal penting dalam merakit proses pengolahan yang ekonomis dan berkesinambungan. Menghilangkan zat melayang (fraksi lebih besar) dari zat-zat pengotor harus diberikan prioritas. Menghilangkan fraksi konsentrasi tinggi dari zat-zat pengotor harus juga diberikan prioritas. Dalam kasus dimana tidak mungkin (1) dan (2) untuk diselesaikan pada saat yang sama, (sebagai contoh kehadiran fraksi-fraksi terlarut dari zat-zat pengotor pada konsentrasi tinggi), pengolahan pendahuluan untuk penyesuaian kondisi air harus diperhatikan agar sesuai dengan tujuan kita. (presipitasi/pengendapan logam-logam atau koagulasi dari fraksi koloid)
DIAGRAM ALIR SISTEM PENGOLAHAN AIR
Komponen Unit Operasi Sistem Penyediaan Air Minum
Alternatif Pengolahan KUALITAS AIR BAKU DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA No Parameter Masalah Kualitas Alternatif Pengolahan Kesimpulan 1 Bau Bau tanah Kemungkinan dengan saringan karbon aktif Dapat dipakai jika percobaan pengolahan berhasil Bau besi Aerasi + saringan pasir lambat atau aerasi + saringan karbon aktif) Bisa dipakai dengan pengolahan Bau sulfur Kemungkinan aerasi Bau lain Tergantung jenis bau 2 Rasa Rasa asin/payau Aerasi + saringan karbon aktif Tergantung kadar Cl dan pendapat masyarakat Rasa besi Aerasi + saringan pasir lambat atau aerasi + saringan karbon aktif Rasa tanah tanpa kekeruhan Saringan karbon aktif Mungkin bisa dipakai dengan pengolahan Rasa lain Tergantung jenis rasa Tidak dapat dipakai
Alternatif Pengolahan KUALITAS AIR BAKU DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA No Parameter Masalah Kualitas Alternatif Pengolahan Kesimpulan 3 Kekeruhan Kekeruhan sedang, coklat (dari lumpur) Saringan Pasir lambat Bisa dipakai bila dengan pengolahan Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpur Pembubuhan PAC + saringan pasir lambat Bisa dipakai bila dengan pengolahan, dengan biaya relatif besar putih Pembubuhan PAC Dapat dipakai jika percobaan pengolahan berhasil Agak kuning sesudah air sebentar diember Aerasi + saringan pasir lambat atau aerasi + saringan karbon aktif 4 Warna Coklat tanpa kekeruhan Kemungkinan dengan saringan karbon aktif Coklat bersama dengan kekeruhan Sama dengan kekeruhan Putih Mungkin dengan pembubuhan PAC Tidak dapat dipakai kecuali percobaan pengolahan berhasil Lain Tergantung jenis warna Tidak bisa dipakai kecuali percobaan pengolahan berhasil
Jenis Pengolahan Air Yang Dapat Diterapkan Di Berbagai Jenis Air Permukaan
PROSES PENGOLAHAN PENDAHULUAN
BAK PRASEDIMENTASI UNIT PRA KONDISI Proses pre-chlorinasi Proses aerasi Proses koreksi pH Proses adsorpsi, dll AERASI Tambahan O2 Pembuangan CO2 Pembuangan H2S Pembuangan minyak PENGHILANGAN RASA, BAU,WARNA, PENURUNAN KESADAHAN
KOAGULASI
Bentuk Pengaduk Cepat atau Koagulator Tipe hidroulis KOAGULASI Fungsi dari unit koagulasi atau flash mix adalah untuk mencampur bahan kimia atau koagulan yang bereaksi dengan air baku, sehingga membentuk koloid yang disebut flok. Bentuk Pengaduk Cepat atau Koagulator Dalam pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai sumber energi untuk pengadukan Stated mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada pipa untuk mempercepat proses pengadukan. Terjunan memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan air. Tipe hidroulis Impeller Turbin Impeller paddle Impeller propeller Tipe mekanis
Faktor Keberhasilan Proses Koagulasi Sumber Air Baku Temperatur Air An-aerobik Zat Padat Tersuspensi Pengaturan pH Pemilihan Bahan Koagulasi Flokulasi Acid Pengurangan Energi
FLOKULASI
FLOKULASI Flokulasi secara umum disebut juga pengadukan lambat, dimana dalam flokulasi ini berlangsung proses terbentuknya penggumpalan flok-flok yang lebih besar dan akibat adanya perbedaan berat jenis terhadap air, maka flok-flok tersebut dapat dengan mudah mengendap di bak sedimentasi. FUNGSI : Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak stabil sehingga terbentuk flok yang mudah mengendap.
BUFFLE CHANNEL VERTIKALL BUFFLE CHANNEL HORISONTAL Perencanaan Flokulator Hidrolis BUFFLE CHANNEL VERTIKALL BUFFLE CHANNEL HORISONTAL Pengadukan dengan saluran pengaduk memanfaatkan energi pengadukan yang berasal dari :Friksi pada dinding saluran pada saluran lurus dan Turbulensi pada belokan Pada pengadukan vertikal titik berat pengadukan adalah pada kontraksi pada celah antar buffle yang tingkat pengadukannya diatur dengan pintu yang ada antar buffle.
Buffle Channel Vertikal yang melingkar (cyclone) Jenis pengadukan ini dikembangkan dari jenis aliran vertikal dimana pengadukan dilakukan dalam kompartemen berbentuk bundar atau bersegi banyak (enam=hexagonal). Pengadukan melalui plat berlubang Keunggulan pada pengadukan dengan cara ini adalah penggunaan ruang sangat ringkas, tetapi mempunyai kelemahan yaitu sulit dilakukan pengaturan nilai G karena sifatnya statik
Flokulator melalui Sludge Blanket Pengadukan dalam cone Pengadukan dalam cone umumnya dilakukan pada jenis sedimentasi dengan aliran vertikal (up flow) Pengadukan dengan Pulsator Pengadukan dengan pulsator hádala mengakumulasikan flor pada bagian dasar suatu bak pengendap. Untuk dapat memperbesar flor air yang sudah terkoagulasi dikejut secara berkala dengan mengalirkan air baku secara tiba-tiba di inlet. Dengan sentakan ini flok yang yang kecil tertumbuk satu sama lain kemudian menghasilkan flor yang lebih besar. Flor yang telah membesar dan jenuh dibuang secara kontinu ke saluran pembuang.
SEDIMENTASI
SEDIMENTASI Proses sedimentasi ADALAH proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil berat jenisnya akan mengapung. Kecepatan pengendapan partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya. Prinsip yang digunakan adalah menyaring flok-flok yang telah mengendap. Fungsi dari bangunan sedimentasi :adalah untuk memisahkan partikel yang terkandung di dalam air yaitu : 1. Partikel terendapkan 2. Partikel yang sudah terkoagulasi seperti kekeruhan dan warna, dan 3. Hasil endapan dari proses presipitasi seperti hardneses (CaCO3), Besi dan Mangan.
Jenis Pengendapan Zone Bak Sedimentasi Pengendapan Partikel Discrete Yaitu pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai kecepatan pengendapan yang relatif konstan tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan ukuran partikel dan berat jenis. Pengendapan Partikel Flocculants Pengendapan partikel flocculant yaitu pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai percepatan pengendapan persatuan waktu sesuai dengan pertambahan ukuran partikel flocculant Zone Bak Sedimentasi
FILTRASI
FILTRASI Penyaringan telah digunakan di dalam proses pengolahan air terutama untuk menghilangkan sisa-sisa flok penyebab kekeruhan air. Diharapkan dengan penyaringan ini, akan dapat dihilangkan kekeruhan tersebut secara total atau dengan perkataan lain, sisa kekeruhan yang terkandung pada aliran keluar (filtrat) dari proses penyaringan adalah 0,00 mg/l. Fungsi dari bangunan filtrasi :Untuk menyaring flok-flok halus yang masih lolos dari sub unit sedimentasi media penyaringan menggunakan pasir silica dengan media tunggal maupun ganda. Media yang digunakan : Pasir Anthracite Karbon aktif dll
Elemen-Elemen Perencanaan Jumlahnya bervariasi sesuai dengan kapasitas pengolahan, untuk pengolahan dengan kapasitas kecil, jumlah tersebut minimal tiga unit. Jumlah penyaring pada pengolahan air dengan kapasitas sedang dan besar, minimal 4 unit. Jumlah ini didasarkan pada saat aliran bertambah ketika salah satu penyaring harus dicuci. Jumlah Unit Penyaring Secara normal perletakan penyaringan ditentukan bersebelahan dan berurutan atau berhadapan terpisah oleh saluran atau pipa aliran masuk (pipa-inlet). Pendekatan cara ini merupakan cara pengaturan yang kompak dan memudahkan di dalam pengoperasian dan perawatannya. Pengaturan Tata Letak Penyaring Dimensi dari bak penyaring dibuat berdasar besarnya kapasitas pengolahan, kecepatan penyaringan dan jumlah penyaring yang dipergunakan. Dimensi yang maksimum didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan hidrolis dan efek langsung ketika salah satu penyaring harus dicuci. Dimensi Bak Penyaringan
KRITERIA PERENCANAAN SARINGAN PASIR CEPAT Perhitungan Jumlah Filter N = 1,2 Q 0,5 N = jumlah filter, min 2 buah Q = debit rencana (m3/hari) Head loss operasi 2,7 – 4,5 m Kecepatan operasional 7 – 10 m/jam Kecepatan backwash 20 – 30 m/jam Pencucian dengan udara 24 – 36 m/jam Head loss backwash dgn pompa Head = 100 m Luas setiap filter 25 – 100 m2 Lebar : Panjang 1 : 2 sampai 1 : 4 Ketinggian air di atas filter 2 – 2,4 m
Lanjutan.. Ketebalan filter 0,5 – 0,7 m Lapisan penyangga (kerikil) 0,3 – 0,45 m (4 lapis) Ketinggian free board > 0,2 m Ketinggian bak filter 3,2 – 6 m rata-rata 4,5 m Pasir filter : Effective Size (ES) Uniformity Coefficient (UC) 0,4 – 0,8 mm < 2 kurang lebih 1,5 Kerikil filter Lapis 1 (paling atas) Lapis 2 Lapis 3 0,4 – 0,6 mm dgn ketebalan 5 cm 1,5 – 2,0 mm dgn ketebalan 5 cm 5 – 8 mm dgn ketebalan 5 cm Lapis 4 (paling bawah) 15 – 25 mm dgn ketebalan 5 cm Underdrain Underdrain dapat terbuat dari : Pipa lateral PVC/GI Plat berlubang Plat bernozzle Pengatur ketinggian air di filter menggunakan weir atau V notch Tinggi weir harus 0,2 m di atas permukaan filter
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Cepat Self Back Wash Perhitungan Jumlah Filter N=1,2.Q0,5 Dimana : N=Jumlah filter dimana N minimal 4 Q=Debit rencana (106.m3/hari) Head loss operasi 2,7 – 4,5 m Kecepatan operasional 7 – 10 m/jam Kecepatan backwash 18 – 25 m/jam Pencucian dengan udara 24 – 36 m/jam Head loss back wash dengan pompa Head = 3 – 5 m Luas setiap filter 25 – 80 m2 Luas filter 3 – 6 m Lebar : Panjang 1:2 sampai 1:4 Ketinggian air diatas filter 3 – 4 m Ketebalan filter 0,3 – 0,6 m Ketinggian freeboard > 0,2 m Ketinggian bak filter 4,5 – 7,5 m rata-rata 5 m Pasir filter : Effective Size (ES) Uniformity Coeficient 0,4 – 0,8 mm < 2, kurang lebih 1,5 Under drain (untuk menghemat head backwash pemakaian kerikil dihindari) Under drain dapat terbuat dari : Plat berlubang Plat bernozzle Pengatur ketinggian air di filter menggunakan weir atau V notch Tinggi weir harus 0,2 m diatas permukaan filter
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Cepat Bertekanan (Pressure Filter) Perhitungan Jumlah Filter N=1,2.Q0,5 Dimana : N=Jumlah filter dimana N minimal 2 Q=Debit rencana (106.m3/hari) Head loss operasi 15 – 20 m Kecepatan operasional 15 – 20 m/jam Kecepatan backwash 30 – 40 m/jam Head loss back wash dengan pompa Head = 15 – 20 m Luas setiap filter 1,2 – 30 m2 Diameter filter 1 – 6 m Ketebalan filter 0,6 – 0,9 m Ketinggian bak filter 2,4 – 5 m Pasir filter : Effective Size (ES) Uniformity Coeficient 0,4 – 0,8 mm < 2, kurang lebih 1,5 Under drain (untuk menghemat head backwash pemakaian kerikil dihindari) Under drain dapat terbuat dari : Plat berlubang Plat bernozzle
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Lambat Perhitungan Jumlah Filter N=0,25.Q0,5 Dimana : N=Jumlah filter dimana N adalah selalu > 2 Q=Debit rencana (106.m3/hari) Luas Setiap filter Lebih kecil dari 3000 m2 dengan luas masing-masing filter 100-200 m2 Kecepatan filtrasi 0,1 – 0,3 m/jam Ketebalan filter 1 – 1,5 m Lapisan penyangga (kerikil) 0,3 – 0,45 m (4 lapis) Ketinggian air diatas media filter 1 – 1,5 Ketinggian freeboard > 0,2 m Ketinggian bak filter 2,5 – 4 m rata-rata 3,2 m Pasir filter : Effective Size (ES) Uniformity Coeficient 0,15 – 0,35 mm < 3, kurang lebih 2 Kerikil filter (optional bila tidak pakai nozzle) Paling atas (lapis 1) Lapis 2 Lapis 3 0,4 - 0,6 mm dengan kedalaman 10 cm 1,5 - 2.0 mm dengan kedalaman 10 cm 5 - 8 mm dengan kedalaman 10 cm 15 - 25 mm dengan kedalaman 10 cm Under drain Under drain dapat terbuat dari : Pipa lateral PVC Plat berlubang Plat bernozzle Pengatur ketinggian air di filter menggunakan weir atau V notch Tinggi weir harus 0,2 m diatas permukaan filter Pencucian filter Dilakukan dengan menggaruk bagian atas filter sampai kedalaman 5 cm
DESINFEKSI
DESINFEKSI Klorinasi Kemikal Fisikal Desinfeksi adalah usaha untuk mematikan mikro-organisme yang masih tersisa dalam proses, terutama ditujukan kepada yang pathogen Larutan kaporit Gas Chlor Gas Ozon Kemikal Gelombang mikro Ultraviolet Fisikal Klorinasi Senyawa klor dapat mematikan mikroorganisme dalam air karena oksigen yang terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa bagianyang penting dari sel-sel bakteri sehingga rusak. Sebagai oksidan Chlorine dapat dipakai untuk Mengoksidasi Fe dan Mn Menghilangkan rasa yang tidak enak di air Menghilangkan warna di air Menghilangkan amonia nitrogen
Sistem Penyimpanan dan Pembubuhan Gas Chlorine Penyimpanan (storage) Chlorine hidrous di pasaran tersedia dalam container yaitu silinder 150 lb, silinder 1 ton, truk tangki 15 – 17 ton dan tangki railroad 16 – 90 ton. Tidak boleh ada container chlorine yang langsung terkena panas. Container harus dijaga untuk berada di lingkungan yang dapat dipanaskan hingga 650 F. Evaporator Berat kontainer lebih besar atau sama dengan 1 ton Laju pembubuhan melebihi laju pembentukan gas melalui metoda evaporasi langsung. Chlorinator Katup penurun tekanan di inlet (inlet-pressure reducing valve) Orifice sebagai pengukur debit Katup vacum differential regulating Pipa Gas Chlorine Gas chlorine akan mengalir dalam kondisi hampa antara chlorinator dan injector. Pengadukan Awal dari Chlorine Peralatan pengadukan awal harus direncanakan untuk dapat penyebarkan chlorine melalui bagian melintang aliran dalam waktu terpendek dengan sedikit mungkin back mixing.
Perencanaan Sistem Penyimpanan dan Pembubuhan Sodium Hypochlorite Pertimbangan digunakan hypochlorit adalah karena meningkatnya penekanan pada keselamatan jika sejumlah besar gas disimpan. Sodium hypochlorit (cairan pemutih/penglantang) terbentuk dengan menggunakan chlorin dan sodium hypochlorit sebagai berikut : Dibuat di tempat Dibuat dari chlorin dan sodium hydroksida yang dikirimkan terpisah hingga ke tempat pembuatan Perencanaan Sistem Penyimpanan dan Pembubuhan Sodium Hypochlorite Hypochlorit dibubuhkan dengan : Sistem gravitasi lebih disukai karena menyederhanakan perencanaan dan handal. Aliran gravitasi diperoleh melalui perbedaan head statis antara tangki penyimpanan hypochlorit dengan titik aplikasinya. Aliran kemudian diatur dengan menggunakan flow meter dan katup diafragma. Jika laju pembubuhan < 200 galon/jam, maka dapat dibubuhkan dengan menggunakan pompa diafragma. Untuk Sistem yang besar digunakan pompa sentrifugal dengan katup pengatur di hilir untuk mengatur laju aliran. Sistem educator menggunakan prinsip yang sama dengan Sistem injector. Educator digunakan untuk menghasilkan vacum yang menarik hypochlorit dari tangki penyimpanan menuju ke titik aplikasi. Aliran dikontrol dengan katup pengatur.
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PEMBUBUHAN BAHAN KIMIA
Bahan Kimia Yang Digunakan Di Unit Produksi No. Proses Bahan Kimia Rumus Kimia Bentuk 1 Prekhlorinasi Klorin Kalsium hipoklorit Cl2 Ca (OCl2).4H2O Gas, butiran, bubuk 2 Koagulasi Alumunium sulfat Besi (III) sulfat Besi (II) sulfat Natrium aluminat Polimer electrolit (PAC) Besi (III) klorida Al2(SO4)3 Fe2(SO4)3- 9H2O Fe2(SO4)3- 7H2O Na AlO2 Al10 (OH)15 Cl15 Fe Cl3 Larutan Bubuk Larutan/bubuk 3 Desinfeksi Ozon Natrium hipoklorit O3 NaOCl Gas 4 Netralisasi Kapur Soda abu Soda api Asam sulfat Karbon dioksida Ca(OH)2 Na2CO2 NaOH H2SO4 CO2 5 Fluoridisasi Natrium flourida Natrium sliko flourida Asam fluosilikat NaF Na2SiF6 H2SiF6 6 Pelunakan Natrium heksameta fosfat CaO Na2CO3 NaOH (NaPO3)6
Penyimpanan Bahan Kimia Fasilitas-fasilitas penyimpanan untuk bahan kimia pengolahan harus aman konstruksinya dan kapasitasnya mencukupi. Kapasitas penyimpanan dihitung berdasarkan besarnya kapasitas air tersaring dengan rasio dosis rata-rata dari setiap bahan dengan spesifikasi berikut : Koagulan untuk pemakaian lebih dari sebulan Zat alkalin, untuk pemakaian lebih dari sebulan untuk pembubuhan yang besar, dan lebih dari 10 hari untuk pembubuhan rata-rata. Dengan koagulan aids, lebih dari 10 hari pemakaian. Peralatan Pembubuhan Peralatan pembubuhan kimia harus memenuhi beberapa hal berikut seperti : Kapasitas tangki-tangki pelarut untuk semua jenis bahan kimia (koagulan, koagulan aids, kapur/soda ash, kaporit) harus mencukupi kebutuhan (maksimum dan minimum) pembubuhan selama waktu yang telah disiapkan (24 jam/18 jam/12 jam/8 jam/6 jam). Semua peralatan/fasilitas yang digunakan untuk proses pembubuhan (tangki pelarut, alat pengaduk, pompa kimia dan perpipaannya) harus : Dapat dijamin ketepatan pembubuhannya dan dapat disetel Tidak mudah berkarat atau tidak bersifat korosi Tidak mudah rusak sehingga ketelitiannya cepat berkurang
RESERVOIR
RESERVOIR Fungsi Reservoir Reservoir distribusi merupakan bangunan penampungan air minum sebelum dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah Penampungan terakhir air yang telah diolah dan memenuhi syarat kualitas air minum. Keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan air Meningkatkan kemudahan operasi Mengurangi pemakaian pompa Cadangan air pada saat darurat Menyiapkan kebutuhan air untuk pemadaman kebakaran Sebagai pengaman untuk gelombang tekanan balik Fungsi Reservoir
Yang Perlu Diperhatikan dalam Perancangan dan Pemakaian Reservoir:
RESERVOIR TIMBUNAN TANAH PENEMPATAN RESERVOIR Lokasi dari reservoir distribusi terkait erat dengan Sistem hidrolik dan kebutuhan air, begitu pula dengan variasinya masing-masing tempat yang berbeda. RESERVOIR MENARA Lokasi untuk penempatan reservoir menara dengan tujuan untuk meminimumkan dimensi distribusi utama. Penempatan yang lebih baik, dimana reservoir menara diletakan di dalam daerah pelayanan yang semula tekanannya kurang. RESERVOIR TIMBUNAN TANAH Bangunan ini biasanya dibuat ditanah yang tinggi atau dekat dengan daerah pelayanan Kekurangan Ground ReservoIr: : Kehilangan air akibat dari resapan dan penguapan Pembekuan (pada musim dingin) Kehilangan bahan klor karena kontak dengan udara, sinar Pencemaran dari burung, binatang, manusia, polusi udara Peningkatan biaya pemeliharaan dan timbulnya masalah rasa dan bau karena tumbuhnya algae
PERLENGKAPAN RESERVOIR KONSTRUKSI RESERVOIR PERLENGKAPAN RESERVOIR Konstruksi reservoir direncanakan berdasarkan standard-standard yang berlaku di Indonesia. Konstruksi ini dapat berupa konstruksi beton atau baja. Reservoir ini harus ditutup, untuk mencegah masuknya air hujan atau sampah/kotoran kedalamnya. Pada reservoir ini harus diperlengkapi dengan Sistem perpipaan yang terdiri dari pipa masuk dan pelampung, keluaran, peluap dan penguras serta manhole dan ventilasi. Variasi dari perlengkapan aksesoris dapat dipasang pada reservoir yang tergantung dari kebutuhan. Tangki Baja Tangki Beton dan Reservoir Tangki Beton Cetakan Tangki Beton Presstressed Reservoir yang Dilapisi dengan Beton Penggunaan Hidrolik Pipa Inlet Pipa Outlet Pipa Peluap Pipa drainase Alat Monitor Katup Ventilasi udara 8. Lubang Lorong 9.Tangga 11. Pengecatan/Pelapisan 12. Cathodic Protection 13. Lampu
Pengecekan Bangunan Reservoir dan Interval Pengecekan Tangki Beton Cek bagian luar untuk rembesan, tanda noda Cek bagian luar untuk retak-ratak, kebocoran, dll Cek bersama perluasan lantai (jika ada) untuk kebocoran, cek bersama perluasan atap (jika ada) Cek kondisi atap, cek kapak kayu dan sekat pembuka Setengah tahunan Tahunan Setiap lima tahun Setengah tahun Tangki Jalan Cek untuk kerusakan es Cek dinding bagian dalam dan luar untuk karat, kerusakan, sekala bebas, lapisan-lapisan bocor dan paku sumbat dan untuk kondisi cat. Bangunan Menara Cek bangunan menara (jika dapat dipakai untuk karatan, lepas, bebas, bengkok atau anggota yang patah, peralihan gagangan bebas, ketidak sejajaran kaki-kaki menara, bukti ketidakstabilan Cek permukaan batang-batang, kisi-kisi, bout jangkar, kolom-kolom, saluran yang dikotaki Penutup Cek gangguan (navigasi) lampu-lampu, kap, pelinding-pelinding, stop kontak dan pencacahan untuk kehilangan atau bagian-bagian yang rusak Bulanan Kenaikan Cek bahan isolasi pipa yang naik dan sistem pemanas Tahunan, 2 bulan sebelum musim hujan Proteksi Katoda Cek peralatan memilit instruksi pabrik Cek kondisi anoda dan hubungan-hubungan Melakukan dibagian dalam tangki kepada survey potensial survey Tahunan (musim hujan) Perlengkapan Panas Cek tangga-tangga, tempat berjalan, pagar, dll untuk karat, karatan, kerusakan atau keburukan Pengecekan Bangunan Reservoir dan Interval Pengecekan
PROSES PENGOLAHAN LUMPUR BUANGAN
Proses Pengolahan Lumpur Buangan Lumpur dari instalasi pengolahan secara kasarnya adalah berasal dari kolam sedimentasi dan air backwash dari filter (100-1000 mg/l) (2 - 3 %) (kira-kira 50 %) Air limbah Backwash dari filter Lumpur dari tangki sedimentasi Penebalan (thickening) Dewatering Pengeringan (drying) Pemisahan zat cair dengan sedimentasi Pemisahan zat cair dengan penyaringan wake Pemisahan zat cair dengan penguapan (0,5 - 1 %)
Perencanaan Unit Pengolahan Lumpur Teknik Sludge Dewatering Tujuan umum dari teknik dewatering ini adalah untuk mengurangi volume lumpur dan menghasilkan suatu bentuk bahan yang memudahkan bagi proses pembuangan 1. Kolam Air Limbah dan Tangki Lumpur Kapasitas harus lebih dari mencukupi untuk penanganan dalam suatu waktu Pengadaan dua kolam lebih yang dibutuhkan Kedalaman efektif dan free board harus dipertimbangkan Pipa overflow, pipa drain atau bypass harus dilakukan 2. Ruang Penebalan Kapasitas ruang penebalan seharusnya berada diantara 24 - 48 jam bagian dari kuantitas yang dirancang, dan untuk beban padat, 10 - 20 kg/m2/d harus merupakan suatu standar. Struktur dan bentuk ruangan harus memadai untuk tujuannya. Selanjutnya, jarak antara ketinggian air dan puncak dinding harus diatas 30 cm dan dasarnya (bottom grade) 1/10 atau lebih.
3. Fasilitas Pengeringan Dengan Matahari (sun drying bed) Tujuan pengeringan dengan matahari ini pada dasarnya adalah dehidrasi lumpur melalui penguapan (evaporasi) Beban lumpur (kg/m2)= kedalaman lumpur yang dimasukan X kepadatan lumpur Tempat pengeringan ini harus dibuat dengan sarana yang demikian efektif untuk mengembangkan usaha pengeringan lumpur seperti alat untuk pengambilan air supernatant atau sistem-sistem saluran bawah. Lokasi dan struktur lantai harus tidak menyebabkan kontaminasi terhadap air tanah 4. Lagoon Lagoon harus dapat menerima lumpur yang diendapkan pada waktu pertama kalinya, dan mengeringkannya pada jumlah yang sedemikian untuk mendapatkan pembuangan yang efisien Beban lumpur (kg/m2)= kedalaman lumpur yang dimasukan X kepadatan lumpur 5. Fasilitas untuk Dehidrasi Tujuan dari Dehidrasi adalah untuk membawa lumpur yang berasal dari suatu instalasi penyaringan agar dapat dibuang baik dengan sarana mesin atau tenag alamiah Fasilitas dehidrasi adalah dehidrator, supernatant-water
Lokasi Pembuangan Lumpur Fasilitas pembuangan lumpur harus dalam skala dan kapasitas yang sesuai dengan metoda pengolahan dan pembuangan air limbah serta lumpur. Lokasi tanah yang dimanfaatkan harus memadai yaitu mengingat untuk keperluan fasilitas pengolahan limbah, jumlah wake yang dihasilkan dan rute pengangkutan. Area lahan yang digunakan harus memadai bagi penggunaan tanah, kedalaman, dan kuantitas dari wake yang ada. Langkah-langkah yang berguna harus disusun sebelum pelaksanaannya dimulai yaitu seandainya air rembesan (tirisan) dari area/lahan yang digunakan dapat mencemarkan air tanah, tempat penampungan air umum. Langkah-langkah pencegahan harus dibuat terhadap kemungkinan luapan wake dari tempat yang digunakan.
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN UNIT PRODUKSI
Operasional Unit Produksi Pelaksanaan Operasi Unit produksi Sistem penyediaan air minum dilakukan sebagai berikut : No. Komponen Instalasi Pengoperasian Jenis Pekerjaan Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan 1. Unit pengendapan pendahuluan Jumlah operator tiap ship min. 2 orang yaitu operator pengolahan dan operator mekanik listri dengan kualifikasi STM/SMK kimia yang telah mengikuti pelatihan operator; Tenaga laboratorium min. 1 orang dengan kualifikasi Analis/SMU yang telah mengjkuti pelatihan laboratorium Alat ukur debit; Wadah contoh uji air; Peralatan turbidimeter; Peralatan tabung imhoff. Pembacaan debit air pada alat ukur; Pemeriksaan kekeruhan dan pH air baku (dilapangan dan di laboratorium) 2. Unit pengaduk cepat Jumlah operator tiap ship min. 2 orang yaitu operator pengolahan dan operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SMK kimia yang telah mengikuti pelatihan operator; Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti pelatihan laboratorium Kunci pipa; Pealatan pompa; Bahan kimia; Pealatan uji pH. Pengoperasian pompa pembubuh bahan kimia; Pengaturan pH; Pengamatan kinerja pompa pembubuh, persediaan dan aliran larutan bahan kimia
No. Komponen Instalasi Pengoperasian Jenis Pekerjaan Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan 3. Sarana pencampur kimia Jumlah operator tiap ship min. 2 orang yaitu operator pengolahan dan operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM yang telah mengikuti pelatihan operator; Tenaga laboratorium min. 1 orang dengan kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti pelatihan laboratorium Bahan kimia berupakoagulan, netralisasi dan desinfektan Bahan kimia untuk pemeriksaan air Pengamatan dosis koagulan dengan percobaan jar test Pengamatan dosis kapur atau soda abu Pengamatan dosis penggunaan desinfektan 4. Pompa pembubuh Jumlah operator tiap ship min 2 orang yaitu operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM yang telah mengikuti pelatihan operator; Bahan bakar Pelumas Suku cadang Pengoperasian pompa pembubuh koagulan; Pengamatan kinerja pompa pembubuh, persediaan dan aliran larutan bahan kimia
No. Komponen Instalasi Pengoperasian Jenis Pekerjaan Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan 5. Unit pengaduk lambat Jumlah operator tiap ship min 2 orang yaitu operator pengolahan dan operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SMK Kimia yang telah mengikuti pelatihan operator; Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti pelatihan laboratorium. pH meter Pengamatan flock-flock yang terbentuk; Pemeriksaan pembentukan buih di permukaan air Pemeriksaan pH 6. Unit pengendapan Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti pelatihan laboratorium Peralatan turbidimeter Peralatan imhoff Pemeriksaan cakupan air yang keluar dari unit pengendapan; Pengukuran lumpur dari ruang lumpur; Pembersihan buih atau bahan yang terapung; Pemeriksaan katup, plat dan tube settler.
No. Komponen Instalasi Pengoperasian Jenis Pekerjaan Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan 7. Unit Penyaring Jumlah operator tiap ship min 2 orang yaitu operator pengolahan dan operator mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SMK Kimia yang telah mengikuti pelatihan operator; Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti pelatihan laboratorium Peralatan kunci pipa Meter ukur Turbidimeter Pemeriksaan katup penguras, katup pencucian dan outlet penyaring Pemeriksaan air sampai ketinggian ambang bebas Pemeriksaan kekeruhan air pada outlet penyaring 8. Unit Reservoir Alat ukur debit; Wadah contoh uji air; Peralatan turbidimeter; Peralatan tabung imhoff. Pemeriksaan kualitas air lengkap dan sisa klor yang masuk; Pengukuran debit yang masuk; Pembubuhan netralisator sesuai dengan perhitungan; Pembubuhan larutan desinfektan sesuai dengan perhitungan.
Pemeliharaan Unit Produksi No. Komponen Instalasi Pemeliharaan Jangka Waktu 1. Unit Pengendapan Pendahuluan Pembersihan sampah dan kotoran; Pemeriksaan dan pembersihan lumpur; Pemeriksaan inlet dan outlet. Harian dan sesuai kebutuhan; Harian; Harian. 2. Sarana Pencampur Kimia Bersihkan sarana lingkungan pencampur kimia; Bersihkan bak dan pengaduk kimia dengan air; Bersihkan bak pengaduk kimia dengan asam encer; Periksa dan perbaiki bak dan pengaduk kimia bila terjadi kerusakan Bulanan; Sesuai kebutuhan. 3. Pompa Pembubuh Kimia Bersihkan pompa pembubuh kimia; Bersihkan lingkungan ruang pompa; Bersihkan saringan pompa; Bilas saluran pembubuh dengan air bersih, bila pompa akan dihentikan; Periksa kebocoran pompa, saluran pembubuh kimia dan perbaiki bila terjadi kebocoran; Periksa tingkat akurasi Tahunan. 4. Unit Pengaduk Cepat Melakukan pembubuhan kaporit atau bahan desinfektan lainnya dengan dosis yang cukup untuk menghindari lumut; Pemeriksaan fungsi alat pengaduk (jika ada), bila perlu melakukan perbaikan atau penggantian bagian-bagian yang tidak berfungsi. Harian atau sesuai kebutuhan; Harian atau sesuai kebutuhan.
No. Komponen Instalasi Pemeliharaan Jangka Waktu 5. Pengaduk Lambat Pemeriksaan pertumbuhan lumut pada dinding bak; Pemeriksaan katup-katup pembuangan lumpur dan bila perlu melakukan perbaikan. Pemeriksaan fungsi dari peralatan pengaduk dan bila perlu melakukan perbaikan atau penggantian bagian yang tidak berfungsi; Melakukan pengecatan bila unit terbuat dari logam; Pemeriksaan kondisi katup-katup dan melakukan perbaikan serta pengecatan apabila perlu. Harian; Mingguan; Tahunan; Bulanan. 6. Unit pengendapan Pemeriksaan dan pembersihan plat pengendap dengan menyemprotkan air; Pemeriksaan kebocoran dan fungsi dari pipa dan katup penguras lumpur; Pemeriksaan dan pembersihan kotoran serta busa yang mengapung diatas permukaan air; Pemeriksaan pertumbuhan lumut dan melakukan pembersihan; Pemeriksaan kondisi katup dan perbaikan serta pengecatan apabila perlu. 7. Unit Penyaringan Pemeriksaan dan pembersihan sisi ruang alat penyaring; Pemeriksaan ketebalan media penyaringan dan penambahan kekurangan bila perlu; Pemeriksaan dan pembersihan pertumbuhan lumut; Bulanan; 8. Unit Reservoir Pemeriksaan dan pembersihan lingkungan bak penampung air minum dari rumput dan kotoran-kotoran; Pemeriksaan dan pembersihan kelengkapan sarana dan melakukan perbaikan jika ada kebocoran katup dan pipa; Pembersihan endapan lumpur atau pasir jika ada; Melakukan pembersihan karat dan pengecatan; Pemeriksaan kemungkinan terbentuknya endapan dalam bak, bila pelru melakukan pengurasan.