POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME Pertemuan 4 FILSAFAT DAN ETIKA ILMU KOMUNIKASI 2 0 0 9 POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME Pertemuan 4
Gagasan Positivisme Positivisme dibidani 2 pemikir Prancis: Henry Sain Simon dan Auguste Comte Comte terkenal dengan teori 3 tahap pikiran manusia: teologis-metefisis-positivis Positif artinya: berdasarkan fakta objektif, nyata, pasti, tepat, berguna, benar secara mutlak Prinsip dasar positivisme yakni savoir pour prevoir (mengetahui untuk meramalkan) merupakan hasil terapan pengandaian ilmu-ilmu alam Bina Nusantara University
Positivisme mendasarkan diri pada 3 asumsi: a). Ontologi-realis: semesta digerakkan oleh hukum alam secara mekanis dalam hukum jika…maka… (ilmu bertujuan temukan hukum-hukum kausalitas) b). Epistemologi-dualis: gambarkan semesta apa adanya tanpa keterlibatan nilai-nilai subjektif peneliti c). Metodologi-eksperimental: hipotesis dirumuskan lebih awal dalam bentuk proposisi yang lalu dihadapkan pada verifikasi/falsifikasi di bawah situasi yang dapat dikontrol Bina Nusantara University
Norma-norma positivisme: Pengetahuan harus terbukti lewat rasa pasti Doktrin pertama positivisme adalah kesatuan ilmu: ilmu perlu didasarkan pada kesatuan bahasa dan metode. Pengetahuan bernilai jika: bebas nilai, hasil dari metode verifikasi-empiris, bahasa logis-empiris, eksplanatoris Norma-norma positivisme: Pengetahuan harus terbukti lewat rasa pasti Kepastian metodis sama penting dengan rasa kepastian Ketepatan pengetahuan kita dijamin oleh teori yang kuat Pengetahuan ilmiah harus digunakan secara teknis Pengetahuan tak pernah selesai dan relatif Bina Nusantara University
Positivisme Logis Positivisme logis beryakinan pengetahuan kita tentang dunia hanya dimungkinkan oleh bahasa Prinsip dasar Positivisme Logis: Menolak perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial Menganggap pernyataan yang tak dapat diverifikasi secara empiris seperti etika, estetika, agama dan metafisika sebagai nonsense Menyatukan semua ilmu dalam satu bahasa universal Filsafat bertugas menganalisis kata-kata/pernyataan Bina Nusantara University
Filsafat harus berpijak pada akal sehat/analisis Tujuan filsafat menjelaskan bahasa dan pikiran Pernyataan yang diverifikasi/difalsifikasi adalah pernyataan yang gambarkan kenyataan, bila pernyataan sesuai dengan kenyataan maka ia benar dan sebaliknya. Prinsip dasarnya: “Sebuah pernyataan bermakna jika dan hanya jika dapat dibuktikan secara analitis-empiris” Atau “Jika sesuatu tak dapat dilihat atau diukur, maka hal itu tak bermakna dan tak layak untuk diperbincangkan”. Bina Nusantara University
Post-Positivisme 1980-an Post-Positivisme menggugat Positivisme disponsori Karl Popper, Kuhn dan filsuf Mazhab Frankfurt Asumsi dasar Post-Posotovisme: Fakta tak bebas tapi bermuatan teori Tak satu pun teori yang dapat dijelaskan sepenuhnya dengan bukti empiris, bukti empiris berkemungkinan menunjukkan fakta anomali (tak dikenali) Fakta tak bebas tapi penuh dengan nilai Hasil penelitian bukan reportase objektif, melainkan hasil interaksi manusia dan alam yang penuh persoalan dan selalu berubah Bina Nusantara University
PostPositivisme dalam Penelitian Sosial dan Komunikasi Ontologi PostPositivisme = PostPositivisme bersifat realisme kritis yang mengakui adanya realitas/kenyataan sesuai hukum alam, namun mustahil manusia melihat realitas secara benar (apa adanya) = Kita tak cukup bereksperimen, tapi harus gunakan metode triangulasi: gunakan berbagai metode, sumber data, peneliti, dan teori = Subjek tetap penting dalam penentuan ada/tidaknya realitas objektif Bina Nusantara University
Epistemologi PostPositivisme (ada 3 asumsi): Ilmu pengetahuan diperoleh melalui pencarian relasi kausal dan keteraturan antara berbagai komponen dunia sosial Relasi kausal dan keteraturan itu dapat ditemukan jika ada pemisahan total antara pengamat dan subjek yang diteliti Pemisahan ini dapat terjamin melalui penggunaan metode ilmiah Bina Nusantara University
Epistemologi PostPositivisme = Relasi antara pengamat dengan realitas yang diteliti tidak dapat dipisahkan = Subjek tak mungkin dapat mencapai kebenaran jika pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dalam objek secara langsung = Karena itu hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif (namun pengamat harus netral dan subjektivitas dikurangi seminimal mungkin) Bina Nusantara University
Struktur dan Fungsi Teori dalam Post-Positivisme Struktur Teori = Teori merupakan abstraksi dari kenyataan/realitas = Teori harus logis dan berhubungan dengan realitas = Jadi teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori yang telah dikonstruksi sedemikian rupa, bukan diterima begitu saja = Teori terdiri dari satuan-satuan pembentuknya = Teori harus menspesifikasi hukum-hukum interaksi antara unit-unit yang dimiliki dan batasan konsep penerapan teori itu (teori harus diubah menjadi definisi operasional) Bina Nusantara University
a). Explanation (penjelasan) b). Prediction (prediksi) Fungsi Teori = Umumnya teori berfungsi menentukan keteraturan atas pengalaman yang tak teratur = Fungsi khusus teori: a). Explanation (penjelasan) b). Prediction (prediksi) c). Control (kontrol) Bina Nusantara University
Kriteria Evaluasi dan Perbandingan Teori = Teori harus akurat = Teori harus konsisten = Teori harus memiliki ruang lingkup yang luas = Teori harus bersifat sederhana = Teori harus menghasilkan (be fruitful) Bina Nusantara University
Proses Perkembangan Teori = Seleksi konsep abstrak yang mewakili fenomena = Pendefinisian secara konseptual dan operasional = Menghubungkan konsep lewat proposisi = Pengujian teori dengan bukti penyelidikan = Mengontrol penjelasan alternatif lewat desain studi = Pengolahan definisi dan prosedur umum untuk penelitian oleh komunitas ilmiah = Penggunaan bukti-bukti yang tidak bersifat bias dalam membuat klaim kebenaran = Rekonsiliasi teori dan observasi objektif Bina Nusantara University