dr. Imtihanah Amri,M.Kes, SpAn

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Advertisements

OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
Kelompok I RESEPTOR KANAL ION NA Anggota : Harisa Nida K. G1F009011
SISTIM SYARAF.
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran universitas andalas
CARA PEMBERIAN OBAT.
OBAT ANASTESIA Anastetik umum (1) Anastetik lokal I anastetik umum
Hipertensi (Darah Tinggi)
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
Integrasi metabolisme
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
STRUKTUR JARINGAN LEMAK COKLAT
AUTAKOID DAN ANTAGONISNYA
 TEMPAT KERJA  TERUTAMA PADA MEMBRAN SEL  MENCEGAH PEMBENTUKAN DAN KONDUKSI SARAF (BILA DIKENAKAN SECARA LOKAL PADA JARINGAN SARAF PADA DOSIS YANG.
LUKA BAKAR.
ANESTETIK LOKAL Obat yang menghambat rangsangan saraf secara reversibel bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup.
FARMAKOLOGI.
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYA
Oleh : FERRYANSYAH ILHAM SYAH MELISSA MANDATASARI.
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
DISTRIBUSI OBAT.
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
Unit dasar dari sistema syaraf : NEURON
SIFAT SIFAT DAGING.
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Unit dasar dari sistema syaraf : NEURON
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANESTETIK
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
MEMAHAMI PEMBERIAN IMUNISASI PASIF PADA BAYI, BALITA & ANAK
Cara-cara Pemberian Obat
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
ANGINA PEKTORIS.
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
ANESTETIK UMUM Obat yang dapat menghilangkan rasa sakit yang disertai dengan hilangnya kesadaran secara total REVERSIBEL.
Sindrom Guillain–Barré
Asam & basa By. Tajuddin Abdullah.
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
Calcium Channel Blocker
Muhammad Mirza Muhammad Zulfikri
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
RINITIS MEDIKAMENTOSA = RINITIS HIPEREMIKA
ANESTESI NAMA KELOMPOK: ARDIAN YUDHITAMA DINA WIDYA ASMARA SOLIN
ORGAN TARGET.
OBAT ANESTESI oleh: Jumain. OBAT ANESTESI oleh: Jumain.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
K ONSEP OKSIGENASI By: Ns.Rehmaita. DEFINISI 1. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari 5 menit.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
Dasar-Dasar Perhitungan Farmakokinetika
FARMAKODINAMIK Nutrisia A Sayuti.
BIOLISTRIK TUBUH Menik Dwi kurniatie, S.Si., M.Biotech Program Studi Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro 2019.
Applied Biopharmacetic
Biofarmasi “INTRACARDIAL”. Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah.
Mekanisme Absorbsi.
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Transcript presentasi:

dr. Imtihanah Amri,M.Kes, SpAn ANESTESI LOKAL dr. Imtihanah Amri,M.Kes, SpAn

Anestesi lokal Obat yang menghambat rangsangan saraf secara reversibel bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup

SIFAT-SIFAT FISIKOKIMIAWI Konsentrasi minimal anestesi lokal (analog MAC) dipengaruhi oleh : Ukuran, jenis dan mielinisasi saraf. pH (Asidosis menghambat blokade saraf). Frekwensi stimulasi saraf 2. Potensiasinya. (Potency): Dipengaruhi kelarutan dalam lemak. Makin larut, makin poten.

3. Mula kerjanya (latency, onset time), dipengaruhi oleh: pKa menentukan berapa banyak yang diionisasi dan berapa banyak yang tidak diionisasi. Makin tinggi pKa, maka makin kurang bentuk basa yang tidak terionisasi. Karena hanya obat yang tidak terionisasi yang dapat penetrasi ke dalam membran saraf, maka makin rendah pKa, makin cepat mula kerjanya. Alkalinisasi anestetika lokal Konsentrasi anestetika lokal

4. Masa/lama kerjanya (duration of effect). Ikatan dgn protein plasma, reseptor anestesi lokal adalah protein Kecepatan absorbsi Sebanding dengan banyaknya vaskularisasi. Tingkat absorbsi : intravena > trakeal > interkostal > kaudal > para servikal > epidural > pleksus brakialis > skiatik > subkutan. Banyaknya pembuluh darah perifer di daerah pemberian.

STRUKTUR KIMIA Golongan Ester - COO - Relatif tidak stabil Dipecah secara hidrolisis dalam larutan dan di dalam plasma oleh pseudokolinesterase setelah penyuntikan Oleh karena itu larutan tersebut memiliki masa kerja (shelf-life) yang relatif pendek dan sulit disterilisasi karena tidak bisa dipanaskan Karena dipecahkan di dalam plasma, maka secara relatif non-toksik jika proses ini terjadi dengan cepat, seperti pada prokain dan kloroprokain

STRUKTUR KIMIA Golongan Amide -NHCO - Ikatan amide lebih stabil daripada ester Dalam larutan tahan terhadap sterilisasi panas dan perubahan pH (yang diperlukan pada saat penambahan epinefrin). Golongan ini tidak dipecahkan di dalam plasma dan dimetabolisme di hati

CARA KERJA (MODE OF ACTION) Obat bekerja pada reseptor spesifik pada natrium channel Mencegah peningkatan permeabilitas sel saraf terhadap ion natrium dan kalium, sehingga terjadi depolarisasi pada selaput saraf dan hasilnya tak terjadi konduksi saraf

Pusat kerja : membran sel MK : Memblokir konduksi impuls dgn jalan mencegah kenaikan permeabilitas membran sel thd ion Na+ ( yg berperan pada potensial aksi saraf ) 2. Secara bersamaan akan meningkatkan ambang rangsang, mengurangi eksitabilitas sel sehingga kelancaran hantaran jadi terhambat.

Dalam memilih obat anestetik lokal dengan konsentrasi yang sesuai, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah : Saraf spesifik yang akan diblok. Mula kerja atau latency Masa kerja (durasi) yang dibutuhkan

ANESTESI LOKAL YANG IDEAL Poten dan bersifat sementara (reversible). Tak menimbulkan reaksi lokal, sistemik atau alergik. Mula kerja cepat dengan durasi memuaskan. Stabil dan dapat disterilkan. Harga murah.

LIDOKAIN Derivat asetanilida Pilihan utama anestesi permukaan maupun infiltrasi Ansetetik lokal kuat untuk topikal dan suntikan Mula kerja cepat dan lebih stabil Melewati sawar darah otak

Toksisitas sistemik dari obat-obat anestetik lokal Konsentrasi obat Vaskularisasi di tempat suntikan Absorbsi obat Dosis Jenis obat yang digunakan. Obat-obat dengan toksisitas yang paling rendah adalah prilokain, mepivakain, kloroprokain, dan prokain dibandingkan dengan obat-obat lainnya. Kecepatan penyuntikan

Penambahan epinefrin, maka puncak konsentrasi dapat diturunkan 20%-50% akan mengurangi insiden intoksikasi, juga dapat memperpanjang masa kerja serta lapangan operasi bersih Hipersensitivitas Usia Keadaan umum Berat badan

Penambahan Vasokonstriktor Kebanyakan AL bersifat vasodilatator, kec : kokain. Oleh karenanya AL perlu dikombinasikan dengan penambahan vasokonstriktor. Tujuan Pe+an Vasokonstriktor : Menunda transport AL keluar dan dgn demikian memperpanjang waktu kerja. Untuk mengurangi toksisitas sistemik.

Kontraindikasi Vasokontriktor Tidak diperbolehkan pada operasi yang pasokan darahnya besar. Ex : kepala, leher, anus dan daerah urogenital. Coz, tjd absorpsi yg cepat dan serentak dari AL & vasokonstriktor shg toksisitas meningkat. 2. Pada daerah yang pasokan darahnya sedikit. Ex : jari2 kaki & tangan, hidung, kuping Coz, bisa terjadi gangren.

Tanda-tanda dan Gejala-gejala Toksisitas Sistem Saraf Pusat (SSP) : Numbness of the mouth and tongue. Lightheadedness. Tinnitus Visual disturbance. Irrational behavior and speech. Muscle twitching. Unconsciousness. Generalized convulsion. Coma. Apnoea.

Sistem kardiovaskular : Intoksikasi kardiovaskular menyebabkan : Depresi / lambatnya konduksi otot jantung (otomatisasi miokard) Depresi / melemahnya otot jantung (kontraktilitas miokard) Vasodilatasi perifer.

Sistem pernapasan : Relaksasi otot polos bronkus. Henti nafas akibat paralise saraf frenikus, paralise interkostal atau depresi langsung pusat pengaturan nafas.  Sistem muskolosletal : Bersifat miotoksik (bupivacain > lidokain > prokain).Tambahan adrenalin beresiko kerusakan saraf. Regresi dalam waktu 3 – 4 minggu Imunologi : Golongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih sering karena merupakan derifat PABA.

Pencegahan Terhadap Toksisitas Gunakan dosis anjuran (hafal dosis maksimal). Aspirasi berulang-ulang setiap obat disuntikkan. Gunakan test dose yang mengandung epinefrin. Jika dibutuhkan obat dalam dosis besar atau jika obat diberikan secara IV, (misalnya untuk anestesi regional IV) gunakan obat dengan toksisitas rendah, dan berikan secara bertahap dan gunakan waktu yang lebih lama sampai mencapai dosis total.

Obat harus selalu disuntikkan secara perlahan-lahan (jangan lebih cepat dari 10 ml/menit) dan pertahankan kontak verbal dengan pasien, yang dapat melaporkan gejala-gejala ringan sebelum seluruh dosis yang harus diberikan masuk.

Pengobatan intoksikasi : Berikan Oksigen, jika perlu dengan pernapasan buatan menggunakan bag dan mask. Hentikan konvulsi jika berlanjut sampai 15- 20 detik. Berikan antikonvulsan IV, misal thiopental 100-150 mg atau diazepam 5-20 mg. Thiopental merupakan pilihan utama karena efeknya lebih cepat, oleh karena itu seyogyanya sudah tersedia sebelum penggunaan anestetik lokal

TERIMA KASIH