Aluminium (atau aluminum, alumunium, dan almunium) dalam sistem periodik ialah unsur kimia yang terletak pada golongan 13 periode 3. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.
Aluminium ialah Logam ringan dengan rupa keperakan pudar oleh karena lapisan pengoksidaan yang tipis dan terbentuk apabila terkena udara.
Aluminium ditemukan oleh Sir Humprey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur, dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh Hans Christian Oested pada tahun Dari segi industrial, pada tahun 1886, Paul Heroult di Prancis dan C. M. Hall di Amerika Serikat, secara terpisah telah memperoleh logam aluminium dari alumina dengan cara elektrolisa.
Ringan Kuat seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg). Reflektif Konduktor panas Konduktor listrik Tahan korosi Tak beracun Mudah di-fabrikasi/ dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam
Meliputi : 1) Proses Penambangan Aluminium 2) Proses Pemurnian Aluminium 3) Proses Peleburan Aluminium
Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri mempunyai kadar aluminium sekitar 40 – 60 %. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Biji bauksit juga mengalami pemanasan yang berguna untuk mengurangi kadar air. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.
Proses Bayer Proses Hall-Heroult
Proses Bayer adalah sarana industri utama bauksit pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih paling penting dari aluminium, berisi alumina hanya %, Al 2 O 3, sisanya menjadi campuran dari silika (SiO 2 ), oksida besi (Fe2O 3 ), dan titanium dioksida (TiO 2 ) dan. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Proses Bayer adalah satu siklus dan sering disebut Bayer siklus. Ini melibatkan empat langkah : a) Mixing (Pencampuran) b) Digestion (pencernaan), c) Clarification (klarifikasi), d) Precipitation (pengendapan), dan e) Calcination (kalsinasi).
Pada langkah pertama, bauksit adalah tanah, slurried dengan larutan soda kostik (natrium hidroksida), dan dipompa ke tank tekanan besar disebut digester.
Di dalam digester, dikontrol mengalami panas uap 175 °C dan tekanan. natrium hidroksida bereaksi dengan mineral alumina bauksit untuk membentuk solusi jenuh natrium aluminat; pengotor tak larut [disebut lumpur merah (RM)], tetap dalam suspensi dan dipisahkan pada langkah klarifikasi.
Al 2 O 3 + 2OH - + 3H 2 O2[Al(OH) 4 ] - Atau Al 2 O 3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H 2 O (l) 2NaAl(OH) 4 (aq)
Pemisahan pengotor tak larut dengan menyaring dari kotoran padat, selanjutnya didinginkan di exchangers panas, untuk meningkatkan derajat jenuh dari alumina terlarut Kemudian dipompa menuju tempat yang lebih tinggi yaitu presipitator silolike untuk proses Precipitation (pengendapan)
Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO 2. 2NaAl(OH) 3 (aq) + CO 2 (g) 2Al(OH) 3 (s) + Na 2 CO 3 (aq) + H 2 O (l) Campuran dari kotoran padat disebut lumpur merah kemudian dibuang pembuangan. Selanjutnya, hidroksida didinginkan, dan aluminium hidroksida dilarutkan presipitat sebagai putih solid halus.
kemudian dipanaskan sampai 1050 °C (dikalsinasi), aluminium hidroksida terurai menjadi alumina, memancarkan uap air dalam proses: 2Al(OH) 3 (s) Al 2 O 3 (s) + 3H 2 O (g) Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al 2 O 3 ) yang selanjutnya menuju proses peleburan dengan proses Hall-Héroult untuk menghasilkan material aluminium
Bijih Aluminium
Ini merupakan proses metode elektrolisis yang ditemukan oleh Charles M. Hall dan Paul Heroult. Berikut tahap-tahap dalam proses Hall-Heroult :
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida Al 2 O 3 dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na 3 AlF 6 ) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-). Sebagai anode (+) digunakan batang grafit. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 o C. Dalam proses elektrolisis yang dihasilkan aluminium di katode dan di anode terbentuk adalah gas O 2 dan CO 2.
Reaksi yang terjadi: Al 2 O 3 Al O 2- Katode (-) : Al e Al x 4 Anode (+) : 2O 2 O 2 + 4e x 3 4Al 3 + 6O 2 4Al + 3O 2 Lalu O 2 bereaksi dengan C menjadi C0 2. Jadi hasil akhirnya adalah 3C (s) + 4Al O 2 4Al (l) + 3CO 2 (s)
Aluminium yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah Dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot). Jadi, selama elektrolisis, Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi dengan O 2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Rata-rata Untuk mendapat 1 kg aluminium dihabiskan dari 0,44 kg anode grafit.
Kelebihan Aluminium dibandingkan dengan kayu, yaitu : 1) Bebas rayap dan tidak keropos. 2) Warna tidak akan luntur, tidak perlu dicat ulang. 3) Sifat bahan yang lentur dan ulet. 4) Pemasangan sangat mudah dan cepat. Kelemahan Aluminium, yaitu : 1) Keterbatasan untuk ukuran tinggi dan lebar (untuk ukuran diluar normal) kurang lebih 1,5 - 2 meter. 2) Pemakaian pintu dan jendela aluminium pada rumah tinggal terkesan kurang alamiah. 3) Harganya relatif mahal, terbatas dalam warna dan tidak kuat menahan beban.