Model-Model Pembelajaran di Sekolah Kecil Oleh: Dr. Reddy Siram, M.Pd
Latar Belakang Sekolah Kecil UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 sampai ayat 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional SD / MI SMP / MTs Wajib Belajar 6 Tahun Wajib Belajar 9 Tahun Wajib Belajar 12 Tahun Alternatif Program Pemerintah dalam Pemerataan Pendidikan Dasar terutama bagi masyarakat di daerah terpencil
PEMERATAAN PENDIDIKAN Dibagi menjadi 6 tipe, yaitu: (Dalam Jones, 1990) PEMERATAAN PENDIDIKAN Dibagi menjadi 6 tipe, yaitu: (Dalam Jones, 1990) Tersedianya kemungkinan yang dapat diraih oleh semua untuk dapat memperoleh pendidikan dasar. Tersedianya pendidikan yang bermutu secara merata. Meratanya kemungkinan dengan tersedianya pendidikan yang cuma- cuma. Perlakuan yang merata untuk semua siswa dengan satu kurikulum untuk siapa saja. Pemerataan hasil yang ditunjukkan dengan hasil belajar di sekolah yang sama. Meratanya hasil pendidikan yang ditunjukkan dengan jumlah pendapatan yang diterima setelah keluar dari sekolah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008, Pasal 2 dinyatakan: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008, Pasal 2 dinyatakan: (Ayat 1) : Wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia (Education for all). (Ayat 2): Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Bentuk-Bentuk Layanan Pendidikan Dasar bagi anak usia 7 – 12 tahun 1)SD Konvensional 2) SD Kecil 3)SD Pamong 4)Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) 5)SD Terpadu 6)Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7)Pondok Pesantren 8)Program Kejar Paket Setara SD 9)Kelas jauh 10)SD Berasrama 11)Guru Kunjung 12)Rumah Singgah
Sekolah Dasar Kecil 1)Sekolah dasar biasa yang memiliki siswa sebanyak 10 orang sampai 60 orang; 2)Sekolah yang diselenggarakan di daerah-daerah terpencil atau terisolir; 3)Lokasinya jauh dan sulit dijangkau; 4)Sarana transportasi dan komunikasi kurang; 5)Kondisi alam geografis kurang menguntungkan; 6)Tenaga Guru di SD Kecil terdiri dari seorang Kepala Sekolah SD kecil dan 2 guru serta 1 guru agama.
Ciri – Ciri Pokok SD Kecil dapat dilihat dari 5 aspek sebagai berikut: Metode Belajar Mengajar Kurikulum dan Bahan Pelajaran Modul Guru dan Tenaga Pengajar Lainnya Peranan Masyarakat
Metode Belajar Mengajar SD Kecil Perangkapan Kelas Penggabungan Kelas Perangkapan Kelas Sebagian atau perangkapan bidang studi Penggabungan bidang studi
Kurikulum & Bahan Pelajaran Kurikulum yang digunakan pada SD Kecil tidak berbeda dengan kurikulum yang dijabarkan pada SD Biasa. Yang membedakan hanya CARA PENYAJIAN dalam Proses Belajar Mengajar
M O D U L Modul adalah seperangkat bahan belajar yang disusun sedemikian rupa dari kurikulum SD yang dibakukan, dengan diganti sistem penyajiannya, dari tatap muka (sistem klasikal) menjadi penyajian secara individual dengan modul berperan sebagai “bahan belajar dan guru”
Guru dan Tenaga Pengajar Lainnya -Seorang Kepala Sekolah; - 2 orang guru; dan - 1 orang guru Agama. Dibantu tenaga terampil dari : Masyarakat dan Tutor
Peranan Masyarakat Pembinaan Hubungan dengan Masyarakat dalam rangka Peningkatan Tanggung Jawab Masyarakat dalam kelancaran pendidikan. Tanggungjawab dalam pemeliharaan gedung sekolah, halaman dan perlengkapan pendidikan di sekolah. Keuntungan dari pembinaan hubungan dengan masyarakat yakni: -dapat dijaringnya berbagai sumber belajar yang ada di masyarakat; - penjaringan masyarakat yang dapat dijadikan sebagai tenaga terampil dan tutor yang ikut membantu dalam kegiatan yang ada di sekolah.
Tujuan & Sasaran Pembelajaran di Sekolah Kecil Tujuan Pembelajaran di Sekolah Kecil Dalam rangka memperluas kesempatan memperoleh pendidikan, sambil tetap memperhatikan kesempatan belajar dan kesempatan meningkatkan keterampilan bagi anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, penyandang cacat, dan anak- anak di daerah terpencil, dengan mengetahui keadaan kondisi lingkungan yang akurat. Sasaran Pembelajaran di Sekolah Kecil Untuk menjangkau masyarakat dengan rentang usia sekolah 7 – 12 tahun yang hidup pada kantong-kantong pemukiman daerah terpencil atau yang belum pernah mendapat pelayanan atau murid yang putus sekolah dikarenakan orangtua murid tidak mampu.
Model Pembelajaran di Sekolah Kecil Model Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Satu bentuk model pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. (Djalil, 2009) Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
5 Alasan PKR diperlukan dalam Pembelajaran di Sekolah Kecil Alasan Geografis Alasan Demografis Kurangnya tenaga Pendidik/ pengajar Keterbatasan ruang kelas Ketidakhadiran Guru di sekolah
Prinsip-Prinsip Dalam Pelaksanaan PKR Prinsip Umum PKR Dalam pembelajarannya bersifat psikologis-pedagogis dan didaktik-metodik. Artinya: bersifat psikologis- pedagogis adalah yang berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, sedangkan yang bersifat didaktik- metodik adalah yang berkenaan dengan strategi atau prosedur pembelajaran Prinsip Khusus PKR 1.Keserempakan kegiatan belajar mengajar; 2.Kadar tinggi waktu keaktifan akademik; 3.Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan; 4.Pemanfaatan sumber belajar yang efisien; 5.Belajar dari teman sebaya (tutor); 6.Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan pengiring.
Prosedur dan Langkah-Langkah PKR Merumuskan Tujuan; Memilih dan menata bahan belajar; Menyusun rancangan kegiatan belajar (RPP Kelas Rangkap); dan Menyusun langkah dan alat evaluasi.
1.Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR Model PKR 111 Model-Model Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Model 222: Dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
Model 333: Tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.
Tutor Teman Sebaya & Tutor Lintas Kelas Langkah-Langkah Tutor Teman Sebaya 1)Pilihlah siswa yang memiliki kemampuan di atas rata- rata; 2)Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang tertentu; 3)Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut; 4)Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar baik anak yang membantu maupun yang dibantu merasa senang. Langkah-Langkah Tutor Lintas Kelas 1)Pilih siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata di kelas di atasnya; 2)Berikan tugas khusus untuk membantu siswa adik kelasnya; 3)Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut; 4)Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar baik siswa yang membantu dan yang dibantu merasa senang.
Keuntungan penggunaan Tutor a.Memupuk rasa kerja sama dan saling membantu; b.Meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun murid yang ditutori ; c.Membentuk rasa bangga pada diri anak / orang yang menjadi tutor; d.Menjadi teladan bagi murid dan masyarakat lainnya; e.Bagi murid yang ditutori akan lebih mudah karena tutor akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami (bahasa anak); f.Mengimbaskan/ menularkan kemampuan yang dimiliki tutor yang selama ini hanya digunakan untuk dirinya sendiri; g.Murid-murid yang lambat dapat terbimbing secara individual; h.Kurangnya sumber belajar di sekolah dapat teratasi dengan adanya tutor dari masyarakat.
S E K I A N Terimakasih