Pengaruh Sanitasi terhadap Mutu Telur Ayam Buras Kelompok 7 Oleh Nadia Aullia R Aprilia Ningrum Febri Kerisyana Farninda Ranisya Siti Nadifah Afid Faris Naufal
Maksud dan Tujuan Mengetahui pengaruh bakteri Coliform terhadap mutu telur ayam buras. Mengetahui pengaruh bakteri Salmonella spp. terhadap mutu telur ayam buras. Mengetahui pengaruh sanitasi terhadap mutu telur ayam buras. Mengetahui pengendalian dan pengawasan mutu telur ayam buras. Mengetahui pengaruh bakteri Coliform terhadap mutu telur ayam buras. Mengetahui pengaruh bakteri Salmonella spp. terhadap mutu telur ayam buras. Mengetahui pengaruh sanitasi terhadap mutu telur ayam buras. Mengetahui pengendalian dan pengawasan mutu telur ayam buras.
Telur mudah rusak akibat bakteri, antara lain oleh bakteri Coliform dan bakteri Salmonella spp. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator sanitasi air dan produk bahan makanan seperti daging, susu, telur, dan bahan pangan olahan lainnya Telur ayam buras sedikit atau bahkan tidak mengandung residu yang berbahaya bagi konsumen, tetapi perlu diwaspadai adanya penularan bakteri pada telur ayam buras sebab dalam pemeliharaan ayam buras, peternak sering menggunakan sistem semi intensif bahkan secara ekstensif yang memungkinkan ayam terinfeksi bakteri (Mufasirin et al., 2003) Bakteri Coliform dan Salmonella spp. pada Telur Ayam Buras Telur yang bisa menyebabkan keracunan pada manusia dan hewan ini telah terkontaminasi bakteri Salmonella enteriditis
Pengaruh Kontaminasi Bakteri Coliform dan Bakteri Salmonella spp. pada Telur Ayam Buras peningkatan jumlah Coliform yang signifikan dan terjadi penurunan imunitas pada manusia maka dapat menimbulkan penyakit pada saluran pencernaan Gangguan yang ditimbulkan pada manusia akibat adanya bakteri Coliform pada telur ayam buras adalah mual, nyeri perut, muntah, diare, berak darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi Bakteri Coliform merupakan indikator kontaminasi makanan oleh kotoran Salmonella spp. dapat menyebabkan salmonellosis, yang dapat menyerang hewan maupun manusia. Feses merupakan ekskresi atau keluaran dari saluran pencernaan yang dapat menjadi sumber penularan Salmonella spp.. Makanan yang kurang sempurna pemasakannya dapat juga sebagai sumber.
Deteksi Bakteri Salmonella pada Pengujiian Telur Ayam Buras Tabel 1. Hasil pengujian cemaran Salmonella spp. Kuning telur ayam buras di pasar Kuta I. Pasar Kuta II, Pasar Jimbaran, Pasar Kedonganan. Sumber : Aditya Nugraha dkk., (2012). NoTempat Pengambilan SampelJumlah sampelNegatifPositif 1.Pasar Kuta I300 2.Pasar Jimbaran300 3.Pasar Kedongan300 4.Pasar Kuta II300 Jumlah120
Menurut SNI No batas maksimum cemaran bakteri pada telur segar Salmonella adalah negatif atau telur tidak mengandung bakteri Salmonella spp. (Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, 2007) Quin, et al. (2002), yang menyatakan bahwa bakteri Salmonella spp. pada induk yang menderita Salmonellosis dapat menginfeksi dan menyebar masuk ke dalam telur.
1 Telur ayam buras yang dijual di beberapa pasar tersebut juga tampak dalam kondisi baik, mulus, tidak retak maupun pecah. Kondisi telur yang baik mungkin disebabkan selain dari proses penyortiran yang telah dilakukan peternak atau pedagang juga mengindikasikan bahwa penanganan telur dari peternak sampai ke pedagang sudah cukup bagus. 2 Kebiasaan pencucian dan penggosokan kulit untuk menghilangkan kotoran yang menempel juga tidak dilakukan para pedagang pada beberapa pasar tersebut. 3 Waktu penyimpanan telur juga mempengaruhi daya tahan telur dari cemaran. Rata–rata lama penyimpanan telur ayam buras yang dijual di beberapa pasar tersebut kurang dari satu minggu habis. Pengiriman telur yang dilakukan peternak biasanya seminggu sekali bahkan ada yang seminggu dua
1. faktor yang berpengaruh besar dalam pencegahan bakteri ini adalah kebersihan kandang. Jika kebersihan kandang terjaga, maka kemungkinan besar unggas tidak akan terinfeksi Salmonella. Hal lain yang harus diperhatikan adalah 2. penanganan telur, apabila penanganan telur tidak dilakukan dengan baik, misalnya kotoran unggas masih menempel pada cangkang telur, maka kemungkinan Salmonella dapat mencemari telur terutama saat dipecah (Jawet, 2006; Jurnal Litbang Pertanian, 2007; dan Erianto, 2007). Pencegahan bakteri Salmonella sp
Deteksi Bakteri Coliform pada Pengujiian Telur Ayam Buras Tabel 2. Jumlah Coliform Telur Ayam Buras yang Diambil pada Pasar Tradisional Keterangan : Hasil data jumlah Coliform dalam satuan CFU/ml Sumber : Jerry Birowo dkk. (2013) Pasar Tradisional Pengulangan 1234 Pasar sanitasi burukKedongan123× × × ,75×10 2 Kuta I72× × × ,75×10 2 Rata-rata97,5× × × ,75×10 2 Pasar sanitasi baikKuta II51× × × ,25×10 2 Jimbaran63× × × ,75×10 2 Rata-rata57× ,5× ,5× ×10 2 Rata-rata seluruhnya77,25× ,25× ,5× ,38×10 2
Deteksi Bakteri Coliform pada Pengujiian Telur Ayam Buras Standar Nasional Indonesia SNI No tentang batas maksimum cemaran bakteri pada telur segar untuk Coliform adalah 1x10 2 (Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, 2007). Suherman (2005) menyebutkan bahwa pencemaran bakteri ke dalam telur juga dapat terjadi akibat keretakan atau kepecahan kulit telur yang disebabkan oleh kemiringan kandang, pengumpulan dan pengepakan yang salah karena tenaga kerja yang kuran terampil serta pengangkutan dan alat transportasi yang kasar. Berdasarkan hasi pengamatan Jerry Birowo dkk. (2013), kondisi sanitasi pasar rata-rata masih buruk, hanya pasar Jimbaran yang relatif baik, tetapi kebanyakan para penjual telur ayam buras sudah memiliki lapak atau toko sendiri yang terpisah dari tempat pemotongan dan para penjual daging ayam sehingga pencemaran bakteri Coliform dapat diminimalisir
Pengaruh Sanitasi Terhadap Mutu Telur Ayam Buras Sanitasi merupakan persyaratan mutlak bagi industri pangan sebab sanitasi berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk serta nama baik atau citra perusahaan Sanitasi tentu berpengaruh terhadap mutu telur ayam buras, dalam hal ini sanitasi tidak hanya pada peternakan atau ternak asal produk telur ayam buras saja, akan tetapi juga meliputi sanitasi lingkungan pasar tempat telur ayam buras tersebut dipasarkan dan penanganan sebelum telur didistribusikan
Pengendalian dan Pengawasan Mutu Telur Ayam Buras pengawasan mutu mencakup semua aspek termasuk kebijaksanaan, standarisasi, pengendalian, jaminan mutu, dan perundang-undangan. Salah satu pengendalian dan pengawasan mutu telur ayam buras adalah melalui analisis kuantitatif atau pengujian jumlah mikroorganisme pada pangan..Standar Nasional Indonesia SNI No tentang batas maksimum cemaran bakteri pada telur segar yang dibuat pemerintah untuk perlindungan terhadap konsumen mengenai mutu produk
KESIMPULAN Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator sanitasi air dan produk pangan seperti daging, susu, telur, dan bahan pangan olahan lainnya. Salmonella spp. merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan Salmonellosis serta menyerang hewan maupun manusia. Sanitasi sangat berpengaruh terhadap mutu telur ayam buras, dalam hal ini sanitasi tidak hanya pada peternakan atau ternak asal produk telur ayam buras saja, akan tetapi juga meliputi sanitasi lingkungan pasar tempat telur ayam buras tersebut dipasarkan dan penanganan sebelum telur didistribusikan seperti proses penyortiran telur dan pencucian telur. Pengendalian dan pengawasan mutu telur ayam buras dapat dilakukan melalui analisis kuantitatif atau pengujian jumlah mikroorganisme pada produk pangan.