LAPORAN KASUS PEMBIMBING: dr. Hijrah Saputra, Sp.PD Disusun Oleh Dwi Rahma Mutiarani STASE ILMU PENYAKIT DALAM PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Patologi Manusia Dasar
Advertisements

Yetti Wira Citerawati Sy
DASAR DIETETIK untuk pasieN
DISKUSI PASIEN POLIKLINIK GERIATRI TERPADU RSCM
1. DATA DASAR 2. PENGKAJIAN DAN RENCANA
PENYAKIT TROPIS & INFEKSI I
Ilustrasi Kasus Identitas Pasien Nama : Ny S Usia : 58 tahun
Diskusi Topik SESAK NAPAS & BATUK
Presentasi Kasus KEJANG DEMAM
.. SUSPEK TYPOID ...
Presentasi Kasus: Gangguan Nutrisi
Laki-Laki 30 tahun dengan Left Ophtalmoplegi Total ec susp
Kasus 1 Infeksi. Seorang anak perempuan umur 12 bulan. Dirawat di RSUP Dr Kariadi 22 Agustus – 8 September 2010 ( 18 hari ) Keluhan : demam RPS : Anamnesa.
Presentasi Kasus IKTERIK
Diskusi Kasus Demam Kelompok D – Rotasi 2 – T.A
Laporan Jaga 15 Januari-16 Januari 2010 RSP
Presentasi Kasus Ikterus
Kasus SBI.
DK Poliklinik Geriatri 3 Gadistya – Halida – Rizal – Gema – Iqbal – Nabella.
DK Poliklinik Geriatri 3
Kasus Kematian 13 Januari 2013
DK poli 4 Kelompok D. Keluhan utama Nyeri dan kaku pada jari jari tangan sejak 2 minggu lalu. Atau hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu.
DISKUSI TOPIK SESAK NAPAS DAN BATUK Ibu N, usia 37 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mulanya.
ASKEP TIFUS ABDOMINALIS PADA ANAK
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Nyeri Abdomen KASUS.
TYPOID PADA ANAK.
TYPHUS ABDOMINALIS Definisi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, bercirikan lesi definitif di.
Presentasi Kasus Demam
Presentasi Kasus Penurunan Berat Badan
Radiologi Abdomen.
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
YONI MAI PUTRI IIB.
Demam Tifoid Eggi Arguni.
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
Tatalaksana Demam Tifoid
TYPOID PADA ANAK.
KASUS Ny. M 31 tahun, dengan G3P2A0 rujukan dari bidan dengan diagnosa hyperemesis gravidarum, datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 1 hari yang.
SEORANG WANITA 45TAHUN DENGAN KOLESISTITIS AKUT
24 Oktober 2013 Monica Ayu Rossalya
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Myelitis Inas Amalia Mahasin
EKTIMA GIOVANNI W PUTRA
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN PENYAKIT SARAF
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
Tanggal : 02/04/ I Putu Alam M - Riva Nita H - Junaedi
Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
ILUSTRASI KASUS Seorang pasien laki-laki datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP DR. M. Djamil Padang pada tanggal 23 Desember 2014 dengan: Nama :
SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK UNUD/RSUP SANGLAH
Diare Akut KO-ASISTEN PEDIATRI BLUD SEKARWANGI Oleh : Gita Listawaty
Laporan Jaga Selasa Malam 04/08/2015
Case Report Christopher Rinaldi
Laporan Kasus PTERIGIUM Pembimbing : dr Bagas Kumoro, Sp
Laporan JAGA Minggu, 27 November 2016
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
LAPORAN JAGA Tanggal 17 Februari 2016 Konsulen Jaga : Dr. Denny Satria Utama, Sp.THT-KL, M.Si, M.Med, FICS Residen Jaga : dr. Depi/dr. Andrey-dr. Novi.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
FARMAKOTERAPI III “ Studi Kasus Tentang Asma Bronkial “ pada Anak dengan Penyelesaian Metode SOAP dan PAM Disusun Oleh : Nama : Nurul Rahmania Semester:
28 Januari Nama / RMDPJPAssessmentObjectiveTerapi 1.Tn. Safri Bustam/ /40thn/IC Lantai 2 Dr. dr. Nur Ahmad Tabri, Sp.PD, K-P, Sp.P (K) Tuberkulosis.
BED SITE TEACHING Disusun Oleh : Dwi Bella Safira Preseptor : dr. Festy S, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD AL-IHSAN BANDUNG PROGRAM PENDIDIKAN.
LAPORAN JAGA 21 APRIL IDENTITAS NAMA : Ny. A USIA : 19 tahun.
PRESENTASI KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PEMBIMBING Dr. dr. I Gede Arinton, Sp. PD, KGEH, MKOM, MMR.
LAPORAN KASUS Nn. CWW / 23th. Kronologis Tanggal 5 April 2019, Pukul WIB ■Datang pasien wanita ke IGD Rumah Sakit dr. H Soemarno Kapuas,diantar.
Nama/Usia : An. S / 12 thn MRS: 6/5/19 Anamnesa Keluhan Utama: tidak bisa buang air kecil sejak pkl ( 10 jam SMRS) Keluhan tambahan: BAK anyang-anyangan,
Transcript presentasi:

LAPORAN KASUS PEMBIMBING: dr. Hijrah Saputra, Sp.PD Disusun Oleh Dwi Rahma Mutiarani STASE ILMU PENYAKIT DALAM PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH JAKARTA DEMAM TIFOID

Nama: Nn. A Usia: 25 tahun TTL: sukabumi, 18 September 1994 Alamat: Cibadak Pekerjaan: swasta Status: Belum menikah Agama : Islam Tanggal masuk: 11 april 2019 Identitas Pasien

Keluhan Utama Demam sejak 6 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit Keluhan Tambahan Pusing, mual, muntah, nyeri ulu hati, belum BAB sejak 3 hari Sebelum masuk rumah sakit, badan lemas, badan terasa pegal-pegal, dan tidak nafsu makan

Riwayat Penyakit Sekarang 6 hari SMRS pasien mengatakan demam, demam dirasakan hilang timbul, saat pagi hingga siang hari demam turun lalu saat sore os mulai merasa demam kembali dan cenderung semakin meningkat saat malam hari 3 hari smrs, os masih mengeluhkan keluhan demam yang sama, kemudian os membeli obat parasetamol sendiri di apotek dan os minum obat tersebut saat demam, demam turun namun beberapa jam kemudian naik kembali. Os juga mengeluh badan terasa pegal-pegal. 1 hari smrs pasien mengatakan masih mengalami keluhan yang sama meskipun sudah minum obat. Pasien juga mengeluh nyeri di bagian ulu hati yang disertai mual sampai muntah. Muntah sekitar ± 2 kali dalam sehari, muntahan berisi makanan dan cairan berwarna agak kekuningan. Tidak ada darah dan lendir pada muntahan. Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Saat ini pasien mengalami pusing, nyeri ulu hati, badan pegal-pegal, lemas, mual dan muntah saat pagi hari 1 kali. Os juga mengatakan tidak nafsu makan dan belum BAB sejak 4 hari smrs. Pasien menyangkal adanya keluhan pandangan buram, gusi berdarah saat sikat gigi, mimisan, dan nyeri menelan disangkal. Pasien juga menyangkal adanya keluhan sesak napas dan nyeri dada. Buang Air Kecil tidak ada gangguan.

Riwayat hipertensi, DM, Penyakit jantung, pengobatan TB disangkal Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Tidak terdapat riwayat penyakit seperti ini pada keluarga. Riwayat asma, TB paru, DM, Hipertensi, dan penyakit jantung disangkal.

Pasien sudah meminum obat parasetamol untuk mengurangi keluhan yang dirasakannya Riwayat Pengobatan Riwayat Alergi Pasien menyangkal adanya riwayat alergi makanan, obat-obatan, maupun debu. Riwayat Psikososial Pasien mengatakan sering makan makanan pedas dan makanan yang dijual di pinggir jalan. Pasien tidak merokok dan minum alkohol.

 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang  Kesadaran: Composmentis  Tanda Vital TD: 110/80RR: 24x/mnt Nadi: 68x/mnt Status Antropometri BB : 150 kg TB : 155 cm IMT : 20,81 kg/m 2 (normoweight) Suhu : 38,9 ◦ C Pemeriksaan Fisik

Status Generalis  Kepala: Normocephal  Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, cekung -/-  Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)  Telinga: Normotia, secret (-/-)  Mulut: Mukosa bibir kering, faring hiperemis (-), Coated Tongue(+), lidah tremor (-)  Leher : Pembesaran KGB submandibula -/-, pembesaran kelenjar tiroid -/-  Thoraks: Normochest, gerak simetris

Status Generalis  Paru: Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-), Palpasi: Vokal fremitus kedua paru Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru. Auskultasi: Vesikuler kanan=kiri, wheezing (-/-), ronkhi (-/-),  Jantung: Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Palpasi: Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Batas atas → ICS II linea parasternalis dextra Batas kiri →ICS V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra Batas kanan → ICS IV linea parasternalis dextra Auskultasi: Bunyi jantung I dan II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)

Status Generalis  Abdomen: Inspeksi: Datar, distensi abdomen (-), luka operasi (-) Auskultasi : Bising usus (+) Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-), splenomegali (-) Perkusi: Timpani di seluruh kuadran abdomen  Ekstremitas: Atas: Akral dingin +/+, edema -/-, CRT <2 detik Bawah: Akral dingin +/+, edema -/-, CRT <2 detik

Pemeriksaan Laboratorium 11/04/2019 PemeriksaanHasilNilai Normal Hematologi Hemoglobin12,4 g/dL g/dL Hematokrit33 % % Leukosit8.300 /mm /mm 3 Trombosit /mm – /mm 3 Tes Widal Salmonella Typhi O1/320Negatif Salmonella Paratyphi OANegatif Salmonella Paratyphi OBNegatif Salmonella Paratyphi OCNegatif Salmonella Typhi H1/80 Negatif SalmonellaParatyphi HANegatif SalmonellaParatyphi HBNegatif Salmonella Paratyphi HCnegatif Negatif

Resume Nn. A. 25 tahun, datang dengan keluhan febris sejak 6 hari SMRS. Febris dirasakan hilang timbul. Saat pagi sampai sore febris turun namun saat malam febris mulai tinggi lagi. Pasien mengeluh pusing dan nyeri epigastrium yang disertai nausea sampai emesis. Pasien juga mengeluh myalgia, malaise dan konstipasi. Pada pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran : kompos mentis, tanda- tanda vital normal, suhu: 38,9 o C, pemeriksaan fisik ditemukan mukosa bibir kering, Coated Tongue (+), nyeri tekan epigastrium (+), pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan Penunjang : S.Typhi O 1/320, S.Typhi H 1/80.

PROBLEM DEMAM TIFOID Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang didapatkan : Febris hari ke enam Nausea Emesis Konstipasi Myalgia Malaise Suhu : 3,9 o C Coated Tongue (+) nyeri tekan epigastrium (+) Tes Widal : S. Thypi O (1/320), S. Thypi H (1/80). Sehingga dapat disimpulkan bahwa diagnosis dari Nn. A adalah Demam Tifoid. ASSESMENT

PLANNING Planning Diagnostik : Pemeriksaan Kultur Darah : Untuk melihat adanya infeksi dari kuman S.typhi Rontgen Abdomen : Untuk melihat adanya komplikasi intestinal Planning Terapi : Klasifikasi perawatan : Perawatan ruang biasa : Tirah baring, tidak perlu Oksigenasi : Tidak memerlukan alat bantu nafas Program Hidrasi parenteral dengan Infus Asering  500 cc 18 tpm Nutrisi : Diet rendah serat dan pemberian makanan lunak (diet lambung) Program terapi parenteral Ceftrixone 1 X 2 gr Ondancentron 2 x 4 mg IV Ranitidin 2 x 25 mg IV Program terapi peroral Paracetamol tab 3 x 500 mg bila perlu bila suhu diatas 39 dengan interval minimal 8 jam.

KESIMPULAN Diagnosis Akhir : Demam Tifoid Edukasi : Menjaga kebersihan makanan Mengurangi kebiasaan makan dan minum di luar rumah yang kebersihannya diragukan Membiasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan Prognosis Sembuh Total

TINJAUAN PUSTAKA DEMAM TIFOID

DEFINISI Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang ditandai oleh demam dan nyeri abdomen serta disebabkan oleh bakteri S. typhi atau S. paratyphi.

EPIDEMIOLOGI Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai di seluruh dunia, secara luas di daerah tropis dan subtropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar higienis dan sanitasi yang rendah yang mana di Indonesia dijumpai dalam keadaan endemik.

ETIOLOGI Salmonella typhi yang merupakan bakteri gram negatif, bergerak dengan rambut getar dan tidak menghasilkan spora.

Makanan masuk bersama kuman S.typhi Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) kurang baik maka kuman menembus sel mukosa dan selanjutnya ke lamina propia. Di fagosit oleh makrofag. Berkembang biak di dalam makrofag. Dibawa ke plak Peyeri di ileum distal Kemudian masuk aliran limfe mesenterika Melalui Duktus torasikus kuman masuk ke aliran darah Bakteremia 1 asimtomatik Seluruh organ RE terutama hati,limpa Patofisiologi Sirkulasi Bakteremia 2 Invasi organ lain

GAMBARAN KLINIS

Disease period SymptomsSigns 1 st weekFever, chills gradually, increase & persistent, headache Abdominal tenderness 2 nd weekRash, abdominal pain, diarrhea or constipation Rose spot, splenomegaly, hepatomegaly 3 rd weekComplication of intestinal bleeding & perforation, shock Melena, ileus, rigid abdomen, coma

Pemeriksaan Penunjang Darah tepi : anemia Limfositsosis relatif Trombositopenia leukopeni Pemeriksaan Serologi : Widal, Tubex Pemeriksaan uji Typhidot Pemeriksaan biakan Salmonella Pemeriksaan radiologi bila curiga terdapat komplikasi

TATALAKSANA Tifoid IstirahatAntibiotik Diet dan terapi penunjang

AntibiotikDosisKelebihan Kloramfenikol  Dewasa : 4 x 500 mg (2 gr)/ hari selama 14 hari.  Anak : mg/kgBB/hari maksimal 2 gr, diberikan selama hari.  Merupakan obat yang paling lama digunakan dan dikenal paling efektif terhadap demam tifoid.  Murah, dapat diberikan peroral, dan sensitivitas masih tinggi.  Pemberian PO/IV  Tidak diberikan bila leukosit <2000/mm 3 Ampisilin dan amoksisilin  Dewasa: 3-4gr/hari selama 14 hari.  Anak : 100 mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 10 hari.  Aman untuk penderita hamil.  Sering dikombinasi dengan kloramfenikol untuk pasien kritis  Tidak mahal.  Pemberian PO/IV TMP-SMX (kotrimoksazol)  Dewasa: 2 x ( ) selama 2 minggu.  Anak : TMP 6-10 mg/kgBB/hari atau SMX mg/kgBB/hari selama 10 hari.

Cefixime Anak : mg/kgBB/hari selama 10 hari dibagi menjadi 2 dosis.  Aman untuk anak.  Pemberian peroral.  Efektif Ceftriaxone  Dewasa: 2-4gr/hari selama 3 -5 hari.  Anak : 80 mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 5 hari.  Cepat menurunkan suhu, lama pemberian pendek dan dapat dosis tunggal serta cukup aman untuk anak.  Pemberian IV Quinolon  Siprofloksasin: 2 x 500 mg selama satu minggu  Ofloksasin: 2 x ( ) mg selama satu minggu  Pefloksasin: 1 x 400 mg selama satu minggu  Fleroksasin: 1 x 400 mg selama satu minggu  Pefloksasin dan fleroksasin lebih cepat dalam menurunkan suhu.  Efektif dalam mencegah relaps dan karier.  Pemberian peroral  Anak: tidak dianjurkan karena efek samping pada pertumbuhan tulang. Tiamfenikol  Dewasa: 4x500 mg  Anak : 50 mg/kgBB/hari selama 5-7 hari bebas panas  Dapat untuk anak dan dewasa.  Dilaporkan sensitif pada beberapa daerah.

KOMPLIKASI Komplikasi Intestinal Perdarahan intestinal Perforasi ususPeritonitisEkstra-intestinal

PENCEGAHAN Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara imunisasi dengan vaksin yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan, mengkonsumsi makanan sehat, memberikan pendidikan kesehatan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan budaya cuci tangan yang benar dan memakai sabun, meningkatkan higiene makanan dan minuman, dan perbaikan sanitasi lingkungan Pencegahan sekunder dilakukan dengan mendiagnosa penyakit secara dini dan mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat. Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi keparahan akibat komplikasi.

TERIMA KASIH