Implementasi SSK dan Pojok Kependudukan di Sekolah Dias andris susanto Dosen / ketua koalisi kependudukan kota semarang
Remaja di Kota Semarang Masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206). Tahap – tahap masa remaja Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap yaitu : Masa pra remaja : 12 – 14 tahun Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin. Masa remaja awal : 14 – 17 tahun Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat – alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Masa remaja akhir : 17 – 21 tahun Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206).
Lanjutan.. Ciri – ciri remaja Pertumbuhan fisik Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak – anak dan masa dewasa. Perkembangan seksual Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya. Cara berfikir Cara berpikir causatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Andai yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya, tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk didepan pintu. Emosi yang meluap – luap Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
Lanjutan.. Ciri – ciri remaja Mulai tertarik pada lawan jenis Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai pacaran. Menarik perhatian lingkungan Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui kegiatan remaja di kampung – kampung. Terikat dengan kelompok Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan (Zulkifli L. 2003 : 65 – 67).
Kenakalan Remaja di Kota Semarang Ditangkap Polisi, Anggota Geng 69 Semarang Menangis di Hadapan Orangtua dan Keluarga
Lanjutan.. Kenakalan TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sembilan remaja yang hendak tawuran tertangkap polisi di kawasan Sam Poo Kong, Semarang Bar at, Rabu (21/6/2017) malam.
Sex bebas di kalangan remaja
Bonus Demographi bagi Remaja Kota Semarang Kota Semarang Siap Hadapi Bonus Demografi Bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2020-2040 menuntut penyiapan tenaga kerja yang berkualitas. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Semarang menggandeng pengusaha dan institusi pendidikan tinggi untuk mendongkrak produktivitas dan kualitas tenaga kerja.
Remaja Indonesia Harus Siap Jelang Bonus Demografi Tahun 2025 Pada tahun 2025-2035 jumlah penduduk usia produktifnya cukup tinggi, sehingga generasi tersebut harus disiapkan mulai sekarang," katanya. "Indonesia bisa terancam kehilangan bonus demografi jika kualitas remajanya diabaikan,"
Mengarahkan Remaja melalui SSK dan Pojok Kependudukan SSK bertujuan untuk membuat berkualitas anak bangsa. Untuk itu harus dimulai dari para remaja yang saat ini duduk di bangku sekolah. Kualitas tersebut dengan memberikan pemahaman tentang kependudukan. Dengan memahami kependudukan, para remaja akan membuat perencanaan yang baik ke depannya. Perencanaan tersebut meliputi pendidikan lanjutannya hingga memutuskan untuk berkeluarga. Yang lebih penting, para remaja memiliki konsep rencana keluarga. Contoh: Bina Keluarga Remaja, Generasi Berencana, dan PiK Remajsa
Urgensi dan Peran Penting SSK dan Pojok Kependudukan Bina Generasi Muda melalui Sekolah Siaga Kependudukan Masih banyaknya remaja yang melakukan pernikahan dini menjadi perhatian khusus Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Karena itu, generasi muda yang perlu mendapat pembekalan khusus untuk merencanakan pernikahan agar menjadi keluarga berkualitas. ’Program ini artinya sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga dalam beberapa mata pelajaran dan atau muatan lokal khusus kependudukan. Di mana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu tempat belajar peserta didik dalam menentukan generasi berencana,’’
Urgensi SSK dan Pojok Kependudukan di Sekolah Masalah Pembangunan Keluarga hasil Survei RPJMN 2016, pada persepsi tiga pernyataan kependudukan menghasilkan persepsi yang cukup mengejutkan dari para remaja, yaitu Pertama, "remaja perempuan menikah < 20 tahun" hasil persepsi dari remaja tidak setuju : 69.0 persen artinya masih ada 40.0 persen yang setuju menikah sebelum umur 20 tahun. Kedua,"menginginkan banyak anak > 3 anak" Remaja tidak setuju : 39.6 persen artinya ada 60.4 persen yang menginginkan lebih dari 3 anak. Ketiga, "Perlunya upaya pengaturan atau pengendalian kelahiran" Remaja setuju :73.5 persen artinya masih ada 26.5 persen yang setuju untuk tidak diatur. Dengan demikian persepsi pada remaja sangat penting untuk diberikan gambaran dan wacana yang cukup tentang masalah kependudukan. Salah satu cara yang cukup cepat untuk mengubah persepsi remaja mengenai masalah kependudukan adalah dengan adanya Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)
Urgensi.. Keberadaan SSK sangat mendesak dan penting dilakukan. Sekolah Siaga Kependudukan adalah Sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran dimana didalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi berencana.
Urgensi.. Mengapa sekolah penjadi strategis bagi pendidikan kependudukan? Setidaknya ada lima alasan mengapa harus di sekolah. Yang pertama sekolah memiliki kemampuan dan kemandirian. yang kedua dapat mendayagunakan potensi atau sumber dayanya. Yang ketiga dapat mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan sendiri. Yang keempat dapat meningkatkan keterampilanan atau meningkatkan pengetahuan. Dan yang kelima dapat menerapkan dan mengimplementasikan kepada siswa, remaja atau penduduk muda.
Konsep SSK Konsep sekolah siaga kependudukan: Materi kependudukan diintegrasikan dengan Mata Pelajaran sesuai dengan Pokok Bahasan sehingga bukan Mata Pelajaran baru, tidak menambah Jam Pelajaran, tidak menganggu kegiatan Belajar Mengajar namun justru mempertajam materi yang dibahas. Program SSK menjadi wadah bagi program-program yang digulirkan Bkkbn seperti Pik Remaja, Genre Goes To School, Dan Lain-lain. dengan demikian kegiatan dapat berjalan berdampingan dan simultan.
Integrasi MATERI KEPENDUDUKAN dalam Modul SMA KURIKULUM 2013 ISU KEPENDUDUKAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KOMPETENSI DASAR PENDEKATAN SAINTIFIK SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
LANGKAH Integrasi Isu Kependudukan ke dalam Modul SSK Memilih kompetensi dasar yang akan dipadukan dengan isu kependudukan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 2 3
Langkah-Langkah Pembelajaran (mengkomu-nikasikan) Observing (mengamati) Questioning (menanya) Associating (menalar) Experimen-ting (mencoba) Networking (mengkomu-nikasikan) Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK) Penanda tangan MOU SKPD-KB dan Dinas Pendidikan yang disaksikan oleh Bupati dan seluruh dinas. Sosialisasi SSK Kepada Dinasi terkait Kabupaten dan Kecamatan. Sosilisasi SSK ke Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP & SMA Sosilisasi SSK kepada Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sosilisasi SSK kepada Ka. UPT Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa yang dikaitkan dengan 5 isu kependudukan kesemua bidang studi dan LKS Pelaksanaan Penunjukan Pilot Project SSK ketingkat SMP dan SMA Launching SSK di tingkat Kabupaten Launching Pojok Kependudukan
Pengeolahan Data dengan mewarnai peta dengan 5 isu Lanjutan...... SMP dilaksanakan klasikal atau guru mengajar di kelas dan observasi dan penugasan SMA dilaksanakan klasikal atau guru mengajar di kelas dan observasi dan penugasan yaitu dengan melakukan kunjungan ke UPT KB Pengeolahan Data dengan mewarnai peta dengan 5 isu Analisis dan Prsentasi hasil analisis Data Wawancara BUMIL dan Ibu menyusui Wawancara 5 isu Pemanfaatan pojok kependudukan
PEMETAAN ISU KEPENDUDUKAN DALAM MATA PELAJARAN B C D E PPKn - Bahasa Indonesia Matematika Sejarah Bahasa Inggris Seni Budaya Pend. Jasmani, olehraga dan Kesehatan Prakarya dan Kewirausahaan Biologi Fisika Kimia Geografi Sosiologi Ekonomi Keterangan : A = Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk B = Penduduk usia remaja di Indonesia C = Penduduk usia produktif di Indonesia D = Penduduk lanjut usia di Indonesia E = Urbanisasi dan masalah perkotaan
CONTOH POPULATION CORNER
AKTIFITAS DI POJOK KEPENDUDUKAN : KONSELING KELOMPOK DAN INDIVIDU
Contoh Pembelajaran mengamati Membuat Mencari data gambar pertanyaan MENANYA MENALAR/ MENGASOSIASI MENGEKSPLORASI/EKSPERIMEN Membuat pertanyaan mengamati gambar tabel artikel Laporan hasil survey Mencari data Menjawab Pertanyaan MENGKOMUNIKASIKAN Presentasi Diskusi Kelompok
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA ..................................... Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI IPS /1 Materi Pokok : Dinamika dan masalah kependudukan Alokasi Waktu : 24 Jam Pelajaran (4jam x 6 Pertemuan) A. Kompetensi Inti Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa inginnya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Mensyukuri kondisi keragaman flora dan fauna di Indonesia yang melimpah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. (KD 1.1 pada KI 1) Menunjukkan perilaku peduli terhadap pelestarian dan perlindungan flora dan fauna langka di Indonesia dan dunia. (KD 2.1 pada KI 2) Menganalisis dinamika dan masalah kependudukan serta sumber daya manusia di Indonesia untuk pembangunan. (KD 3.4 pada KI 3) Indikator : Menemukan sumberdata kependudukan Menguraikan kuantitas dan analisis demografi Memahami kualitas penduduk Menguraikan permasalahan kependudukan dan solusinya. 4. Menyajikan laporan observasi tentang dinamika dan masalah kependudukan serta sumber daya manusia di Indonesia dengan memperhatikan prinsip-prinsip geografi dalam bentuk makalah atau bentuk publikasi lainnya. (KD 4.4 pada KI 4)
Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan : Peserta didik mampu menemukankan sumber data kependudukan Peserta didik mampu menjelaskan kuantitas dan analisis demografi berupa perhitungan angka-angka kelahiran dan kematian Peserta didik mampu menjelaskan kualitas penduduk yang terdiri dari pendidikan, kesehatan, dan pendapatan Peserta didik mampu menganalisis permasalahan kependudukan dan menemukan solusi kreatif melalui diskusi antar kelompok
D. Materi Pembelajaran Sumber data kependudukan Kuantitas dan analisis demografi Kualitas penduduk Permasalahan kependudukan dan solusinya Jumlah remaja semakin bertambah Tantangan usia produktif Jumlah lansia meningkat Urbanisasi E. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model : Model Pembelajaran Kolaboratif 2. Metode : Pengamatan peta, gambar, video, lingkungan atau permasalahan yang sedang dipelajari Tanya jawab terkait permasalahan yang sedang dipelajari Diskusi kelompok Inquiri Pembuatan laporan hasil diksusi
F. Sumber/Media/Alat Pembelajaran Sumber Pembelajaran Buku Geografi yang relevan Internet, Koran, Majalah Media Pembelajaran Gambar-gambar fenomena antroposfer Gambar-gambar kesehatan dan anak Pamflet dan brosur dari BKKBD Kabupaten/kota Data-data kependudukan kabupaten, kecamatan, dan desa Peta wilayah Kabupaten/kota Alat Pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) Papan Tulis Laptop, Projector dan Layar
LEMBAR KERJA SISWA Siswa mencari sendiri dari berbagai sumber mengenai pengertian dari istilah-istilah yang berkaitan dengan kependudukan Siswa membuat grafik pertumbuhan penduduk desa tempat tinggalnya dengan data yang didapat dari kantor UPTBKKBD setempat Siswa membuat piramida penduduk desa tempat tinggalnya dengan data yang didapat dari kantor UPTBKKBD setempat
Siswa membuat diagram lingkaran untuk jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan penduduk desa tempat tinggalnya dengan data yang didapat dari kantor UPTBKKBD setempat Siswa menghitung sex ratio/perbandingan jenis kelamin dan angka beban ketergantungan penduduk desa tempat tinggalnya dengan data yang didapat dari kantor UPTBKKBD setempat Siswa mempresentasikannya di depan kelas Siswa melakukan wawancara dengan ibu hamil dan ibu nifas
Tindak lanjut pembentukan SSK dan Pojok Kependudukan Workshop integrasi sekolah siaga kependudukan Workshop pembuatan RPP dan LKS SSK Implementasi SSK di Kelas Launching SSK bersama lintas sektor SKPD/OPD SK Sekolah Siaga Kependudukan dan Pojok Kependudukan Materi baik buku, modul, e-book, poster, flyer, tabloid, majalah, dan bulletin terkait kependudukan Pendampingan SSK bersama Perguruan Tinggi melalui berbagai Kegiatan bersama, teaching n researching
TERIMA KASIH… SEMANGAT SSK…