Step by Step IP Valuation Income Based Method (Quantitative Analysis) Disusun oleh: Tim Pusat Inovasi LIPI
Discounted Cash Flow (DCF) Approach A projection of a future net cash flow expected from the commercial use of an intangible asset under review Kebutuhan Investasi Asumsi Kebutuhan Tenaga Kerja Biaya Produksi Proyeksi Laba Rugi Proyeksi Arus Cash Analisa Kelayakan Finansial – DCF Valuasi DCF
Analisis Quantitatif - DCF Hasil yang dapat diperoleh dari DCF : Nett Present Value (NPV) – Nilai Bisnis dalam jangka waktu tertentu. NPV = ∑ (B - Ct) / (1 + i) (1) Whereas: B= Benefit/Revenue C= Cost i = interest t = Time frame Interest Rate of Return (IRR) Pay Back Periode (PBP) Break Even Point (BEP) Earning Before Interest and Tax (EBIT) Proyeksi pendapatan fee royalti Komponen hasil yang digunakan untuk perhitungan fee lisensi adalah : NPV dan EBIT DCF dapat disimulasikan dengan asumsi optimis, moderat atau pesimis, dapat pula disimulasikan sesuai product life cycle.
DCF Method – Kebutuhan Investasi Daftar peralatan Produksi : Utama, Pendukung, Penunjang Kebutuhan Lahan Produksi Kebutuhan Pendirian Pabrik dan fasilitas lainnya URAIAN JUMLAH HARGA SATUAN TOTAL Peralatan Utama Seamer 1 unit 250,000,000 Autoclave 150,000,000 Tangki stainless steel 3,000,000 Tungku pemanas/kompor 1,000,000 Timbangan 2,000,000 Alat bantu proses Mesin pembubur 10,000,000 Alat pres SUM:
Total biaya/bulan (Rp) DCF Method – Asumsi Basis Produksi: Penetapan Basis Produksi ~Formula dan Kapasitas Produksi (hari? Bulan? Tahun?) Konversi Waktu Penentuan Umur : Umur Teknologi (Paten) & umur usaha Harga jual naik? Volume penjualan naik? Modal? No Uraian Jumlah per bulan (kg) Biaya/kg (Rp) Total biaya/bulan (Rp) Bahan baku 1 kg 2 Kg 3 4 Kemasan 5 buah 6 lembar 7 Utilitas 8
DCF Method – Tenaga Kerja Kebutuhan Tenaga Kerja dalam perusahaan (Bukan hanya untuk memproduksi) Hitung pula kebutuhan gaji perbulan dan akumulasi per tahun
DCF Method – Biaya Produksi Basis dari asumsi: akumulasi kebutuhan biaya produksi pertahun Perhitungan Harga Pokok Produksi Penentuan Harga Jual Produk
DCF Method – Proyeksi Laba Rugi
DCF Method – Proyeksi Arus Kas dan DCF TAHUN KE 1 2 Penerimaan Penjualan - Modal Investasi (1,345,900,000) Modal Kerja (660,302,400) Total modal Biaya-Biaya - Biaya Produksi - Biaya Usaha - Biaya Keuangan/lainnya Total biaya prod+usaha+keuangan Net Cashflow (SALES – MODAL – IRR IRR NET CASHFLOW DAN DISKONTO NPV 8% NPV NET CASHFLOW DAN DISKONTO
Rule of thumb – 25% rule Perhitungan 25% rule di beberapa negara umumnya digunakan untuk menghitung nilai fee royalti, namun hasil dari kalkulasi tersebut cenderung terlalu besar untuk diterapkan di Indonesia. US. Circuit court pada tahun 2011 memutuskan bahwa perhitungan 25% rule tidak lagi valid untuk penentuan royalti, banyak industri di Amerika pun beranggapan perhitungan tersebut cenderung terlalu besar untuk fee royalti. (J. Olson and R. Verkuil 2011) LIPI menerapkan 25% rule tidak untuk fee royalti namun untuk menentukan besaran fee lisensi
DCF Method – VALUASI Rule of Thumb 25%
DCF Method – VALUASI Rule of Thumb 25% Penentuan lisensi fee : Rule of 25% x avg % EBIT x NPV Penetuan Royalty fee : basis 2-5% tergantung tingkat resiko teknologi (negotiable)
Perhitungan Fee Lisensi Fee Lisensi = (25% x EBIT average) x NPV
Outline Praktek IP Valuation Pembagian Kelompok Penetapan Teknologi yang akan dinilai Praktek IP Valuation – Income Based Method Pendekatan Kualitatif : 5 forces/PESTLE method Pendekatan Kuantitatif : DCF Method Presentasi Kelompok : 10 Menit
- Fin - Thank You