MINAT PEMUDA DESA UNTUK URBANISASI Desa Sukasari, Kabupaten Majalengka Seminar Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHAMKA Oleh : Indah Meitasari M.Si Jumat, 19 Mei 2017
ABSTRAK Urbanisasi senantiasa berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi desa yang mendorong warganya untuk pindah ke kota mencari kehidupan yang relatif lebih layak. Bagi penduduk desa, kota memiliki daya tarik untuk mencari pekerjaan. Meski pekerjaan formal terbatas, namun “elastisitas” pekerjaan informal tetap menjadi pilihan bagi para migran urban. Upaya membangun desa dilakukan oleh pemerintah melalui bantuan dana desa, sehingga banyak mengalami kemajuan dari segi pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana desa. Meski demikian, kehidupan di kota bagi sebagian pemuda desa, masih tetap menjanjikan. Tulisan ini mengetengahkan minat pemuda untuk berurbanisasi di Desa Sukasari di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang memiliki kemajuan pembangunan dan kehidupan sosial yang dapat mengikat warga untuk tetap tinggal di desa.
I. URBANISASI Urbanisasi seringkali diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota (migrasi). Perpindahan penduduk karena arus urbanisasi menyebakan pertambahan penduduk kota. Sulit mendapatkan pekerjaan di kota: pengangguran, kriminalitas, pemukiman kumuh, dsb. Bagi desa : berkurangnya jumlah penduduk, terutama usia kerja, yang melanjutkan pendidikan, enggan kembali ke desa Desa lebih banyak dihuni oleh orang-orang tua, sehingga produktivitas rendah.
BPS Susenas 2014 dan 2015, mencapai 254,9 juta jiwa BPS Susenas 2014 dan 2015, mencapai 254,9 juta jiwa. Adapun komposisi penduduk kota dan desa pada 2015 lebih banyak di pedesaan, yakni 128,5 juta jiwa. Sementara di perkotaan, sebanyak 126,3 juta jiwa. Meskipun jumlah penduduk di pedesaan lebih besar, namun pertambahan penduduk diperkotaan dari tahun 2014-2015 mencapai 1,75%, sementara di pedesaan 0,52%. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, September 2016, jumlah penduduk miskin di perdesaan 17,28 juta orang (13,96 persen), sedangkan di perkotaan 10,49 juta orang (7,73 persen).
Banyak faktor yang mempengaruhi urbanisasi Banyak faktor yang mempengaruhi urbanisasi. Secara umum digolongkan dalam dua faktor, yaitu : 1. Faktor Pendorong (push factors), yakni antara lain faktor ekonomi (mencari pekerjaan yang lebih baik, karena keadaan ekonominya di desa kurang memberi kehidupan yang lebih baik), alasan adat istiadat, misalnya orang Minangkabau ke Jakarta untuk belajar atau berdagang. 2. Faktor Penarik (pull factors), yakni pemberian harapan dan cita-cita yang ingin dicapai (misalnya kehidupan yang lebih baik) di kota. (Wirutomo, 2012).
2. Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Penelitian ini berusaha membangun makna tentang fenomena urbanisasi berdasarkan pandangan dari partisipan, yakni : -Pemuda Desa Sukasari -Usia 15-30 tahun (laki/perempuan, menikah/belum menikah) Berdasarkan Undang-undang Kepemudaan No.. 40 tahun 2009, batasan usia pemuda, yakni 15-30 tahun. Bersifat kualitatif, bertujuan mendapatkan kedalaman dan detail dari topik yang diteliti dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Prosedur.
b. Prosedur Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh beberapa mahasiswa Pendidikan Geografi. Setiap mahasiswa mewawancarai satu orang pemuda. Penentuan sumber data pada orang yang diwancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yakni : Pemuda usia 15-30 tahun dengan pertimbangan bahwa usia tersebut termasuk dalam kategori usia produktif, yang berhasil ditemui dan diwawancarai. Pertanyaan disusun secara terbuka (open-ended), tidak berstruktur (unstructured). Jumlah partisipan yang berhasil diwawancarai sebanyak 39 orang. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan Sekeretaris Desa.
3. Gambaran Umum Wilayah Letak Geografis. Desa Sukasari merupakan bagian dari wilayah administrasi kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, dengan luas wilayah 230 hektar, yang terdiri dari 6 dusun, 6 RW dan 24 RT. Jarak dari Desa Sukasari ke Ibu kota Kabupaten, kurang lebih 36 km dan ke ibu kota propinsi kurang lebih 125 km. Merupakan wilayah pegunungan/dataran tinggi dengan ketinggian 400m dpl, yang terdiri dari persawahan dan perkebunan. Memiliki sumber air bersih beberapa mata air dari Ciremai
4. Pembangunan Desa Desa Sukasari memiliki dua lembaga : Pemerintahan, terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Kepala Dusun. Non Pemerintahan, terdiri dari PKK, BPD dan LPM Pemerintah pusat memberi bantuan dana desa selama kurun waktu 2015-2016 sebanyak Rp. 800.000.000
Pembangunan infra struktur berupa pengecoran dan pengaspalan jalan bahkan sampai ke pelosok desa, pembangunan masjid, pendirian balai desa dengan GOR (sarana olah raga bulu tangkis), penyediaan sarana air bersih dengan membuat pipa-pipa ke dusun terpencil, menyediakan Mobil Siaga (ambulans), dsb.
Sarana pendidikan : TK, SD/MI, SMU. Untuk SMP belum ada. Mata Pencaharian : sebagian besar buruh tani, PNS, peternak, montir, pegawai sasta, bidan, pembantu rumah tangga, pengrajin, pengusaha kecil maupun menengah.
Sosial Budaya Jumalah penduduk tahun 2015 sebanyak 5321 jiwa. Hampir seluruhnya beragama Islam. Penduduknya relijiujm ditandai dengan ramainya masjid dan musholla. Hampir setiap malam ada pengajian sampai pk. 21.00 Kegiatan remaja, memiliki kelompok tari/joget ska yang dilaksanakan di gor. Juga ada kesenian tradisional Hadroh (marawis) yang rutin berlatih. Mempunyai olah raga tradisional dengan nama Pencak Silat Kuda Putih Secara periodik melakukan kegitan gotong royong, membersihkan masjid dan lingkungan sekitar.
Title and Content Layout with List Click to edit Master text styles Second level Third level Fourth level Fifth level
Title and Content Layout with Chart
Two Content Layout with Table Group A Group B Class 1 82 85 Class 2 76 88 Class 3 84 90 First bullet point here Second bullet point here Third bullet point here
Two Content Layout with SmartArt First bullet point here Second bullet point here Third bullet point here Group A Task 1 Task 2 Group B Group C