Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGETAHUAN material KONSEP DASAR LOGAM.
Advertisements

UJI KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA KOMPOSIT AL DAN SiC
Materi 2. lanjutan SSiMP Stress Strain Diagram.
Pengetahuan Bahan Nama : Verawati H ( ) Agatha ( )
LAS BUSUR LISTRIK.
PENGUJIAN SIFAT MEKANIK LOGAM
MINDRY( ) JURUSAN TEKNIK MESIN
KETANGGUHAN IMPAK James Marrow Alih bahasa: Arbintarso dan Nurnawati
Pengetahuan Bahan & Material (DPI – 262)
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT
Cetakan, Inti & Perhitungannya
KEMAMPUKERASAN (HARDENABILITY)
PEMBENTUKAN LOGAM (METAL FORMING)
PENGUJIAN TARIK Tujuan Pengujian :
Bab 2 Ellyawan Arbintarso
Pengaruh Panas Las pada Struktur Mikro
(HEAT TERATMENT) PERLAKUAN PANAS.
MEKANIKA PERPATAHAN II
METALLURGI PENGELASAN
HEAT TRETMENT ( PERLAKUAN PANAS )
A. Nama for further detail, please visit
Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>
Heat Treatment Process (Proses Perlakuan Panas)
1 Pertemuan > > Matakuliah: >/ > Tahun: > Versi: >
PROSES PENGECORAN.
MODUL 8 Deformasi Logam 1. Deformasi elastis logam
Oleh Nama : Arif Tri Hangga NRP :
PERFORMA HARD MACHINING PADA AISI-01 ALLOY TOOL STEEL
Destructive Testing Vickers.
Uji Tarik Gabriel Sianturi MT.
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
MATERIAL TEKNIK “KOMPOSIT”
ILMU BAHAN Material Science
MODUL 7 PERILAKU MEKANIKA MATERIAL 7.1 Prosedur pengujian mekanik
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
SIFAT MATERIAL dan PENGUJIAN MEKANIK MATERIAL
MODUL 9 Peningkatan Kekuatan dan Ketangguhan
SIFAT-SIFAT MATERIAL TKI-112 PENGETAHUAN BAHAN Pertemuan 2 Oleh :
Teknologi Dan Rekayasa
Gas Tungsten Arc Welding
Peningkatan Kekuatan Baja dengan Perlakuan Panas
MODUL 3 Fasa-fasa Struktural: Pembentukan dan Transisinya
Pengerjaan Panas (Hot Working)
Teknologi Dan Rekayasa
INSPEKSI DAN PENGUJIAN BENDA TUANG
MEMBERSIHKAN DAN MEMOTONG LOGAM COR/ TEMPA
TEKNIK PEMBENTUKAN MATERIAL
Pertemuan <<8>> <<SIFAT MEKANIK BAHAN>>
Material teknik disampaikan oleh Catur Pramono UNTIDAR
MEMBERSIHKAN DAN MEMOTONG LOGAM COR/ TEMPA
Proses Terjadinya Korosi
DIAGRAM FASA Fe-C 0,8 1,7 4,2 6,67%C.
Squeeze Casting (Liquid Metal Forging)
Tugas Teknik pengecoran
Bab 8 Ellyawan Arbintarso
UJI TARIK HENDRI HESTIAWAN.
PEMBENTUKAN LOGAM (METAL FORMING)
UJI LENGKUNG Bending Test 1.
OLEH: MUHAMMAD FAIZAL S
PROSES PENGECORAN ( METAL CASTING ) Laboratorium Metalurgi
METALURGI FISIK.
LAB METALURGI 1 KELOMPOK 3 ACTUR SAKTIANTO N
Tugas Mekanika Batuan Tawakkal Mursyid
O TEKNIK PENGECORAN Pengecoran Bertekanan Rendah
Pertemuan 4.
Pengaruh Temperatur Dan Waktu Tahan Pada Proses Karburisasi Cair Terhadap Kekerasan Baja AISI 1025 Dengan Media Pendinginan Air Dan Media Pemanas Induction.
Review Bab VI Pembekuan dan perlakuan Panas Logam OLEH Samsul Yudi Prabowo.
BESI DAN BAJA EMANUEL ROBERTO, ST. Besi dan Baja Besi dan baja merupakan logam yang paling banyak digunakan manusia untuk berbagai keperluan. Hal ini.
TEMBAGA dan PADUANNYA Disusun Oleh: Ahmad syamsul bahri Surya dewi syaputri
PENGERJAAN DINGIN. PROSES PENGERJAAN DINGIN PADA LOGAM ( COLD WORKING ) Pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di bawah.
Transcript presentasi:

Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )

Outline ANODIZING UJI TARIK PASIR CETAK LIQUID PENETRANT TESTING UJI IMPAK UJI KEKERASAN DAN HEAT TREATMENT METALOGRAFI PENGECORAN

Tujuan Percobaan Pada praktikum ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan tegangan pada proses anodizing dan memahami proses pelapisan logam dalam proses anodizing. Anodizing

Data Percobaan

Pembahasan Pada perbandingan bahwa berat alumunium akan mengalami pertambahan setelah dilakukan proses anodizing. Ini membuktikan bahwa dalam proses anodizing logam Al akan bereaksi dan membentuk oksidanya yang kemudian melapisi logam Al itu sendiri. Namun pada data sampel II berat logam Al justru stabil dari 11,90g Pada data hasil percobaan pada pelat Pb dapat dilihat bahwa pelat Pb tidak mengalami pertambahan berat, artinya tidak ada logam oksida yang melapisi pelat Pb. Secara teoritis pelat Pb ini bersifat insoluable, yang artinya tidak bereaksi.

Kesimpulan Dapat diketahui bahwa pertambahan berat aluminium akan semakin besar dengan konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan semakin besar pula. Artinya perbandingannya berbanding lurus. Tegangan juga berpengaruh pada selisih berat aluminium yang dihasilkan. Dengan semakin besar tegangan, maka arus listrik yang dihasilkan untuk menghasilkan ion-ion dalam larutan akan semakin besar, sehingga akan mudah terbentuk oksida- oksida logam yang kemudian menempel pada logam aluminium tersebut.

Tujuan Percobaan Pada praktikum ini untuk mengetahui kekuatan dan bentuk patahan pada bahan melalui proses pengujian merusak, yaitu pengujian tarik UJI TARIK

Data Percobaan

Pembahasan Garis linier 0A dan 0P adalah daerah elastis, 0A merupakan daerah elastis spesimen plat, sedangkan 0P merupakan daerah elastisitas spesimen kawat. Apabila besarnya tegangan yang diterapkan pada spesimen masih berada dalam zona ini, material masih mempertahankan elastisitasnya begitu beban dilepaskan.

Kesimpulan Spesimen pelat memiliki harga kekuatan tarik 863,86 N/mm 2, kekuatan luluh atas 7,64 N/mm 2, kekuatan luluh bawah 7,62 N/mm 2, serta elongasi saat fraktur sebesar 2%. Spesimen kawat memiliki harga kekuatan tarik lebih rendah; 117,69 N/mm 2, luluh atas 5,29 N/mm 2, luluh bawah 5,23 N/mm 2. Namun, elongasi saat fraktur spesimen pelat lebih besar, yaitu 4 %. Spesimen pelat menghasilkan patahan getas, sedangkan spesimen kawat mempunyai patahan ulet.

Tujuan Percobaan Mahasiswa dapat mengetahui proses persiapan, pembuatan dan pengujian pasir cetak, meliputi pemisahan berdasarkan fraksi ukuran dan pengujian permeabilitas pasir cetak. Pasir Cetak

Data Percobaan

Pembahasan

Kesimpulan Pada proses pengayakan terjadi fraksi ukuran yang berbeda-beda, dari butiran yang paling kecil sampai butiran yang besar. Semakin besar ukuran ayakan maka semakin halus juga partikel yang tertampung. Apabila fraksi ukuran yang digunakan halus, maka nilai permeabilitas juga akan kecil, sehingga ruang pori- pori juga akan semakin rapat, sehingga produk yang dihasilkan juga akan kuat. Nilai permeabilitas dipengaruhi oleh variasi penggunaan ukuran butir pasir.

Tujuan Percobaan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis cacat pada permukaan suatu benda kerja dengan salah satu metode Non Destructive Test dengan menggunakan pengujian cairan penetrant (Liquid Penetrant Test). Liquid Penetrant Testing

Data Percobaan

Pembahasan Berdasarkan literatur, material dengan hasil lasan 1 ini direject karena ada cacat yang memiliki panjang lebih besar dari 1,5 mm. Berdasarkan literatur, material dengan hasil lasan 2 ini pada bagian 1 dan 3 direject kerana ada cacat yang memiliki panjang lebih besar dari 1,5 mm, sedangkan bagian 2 dengan ukuran dbawah >1,5. Jadi spesimen bagian 2 ini tidak direject karena toleransi batas cacat rounded tidak mencapai empat dengan jarak antar rounded sebesar 1,5 mm dan/atau besar rounded diameternya tidak melebihi 5 mm. Berdasarkan literatur, material dengan hasil lasan 3 ini pada bagian 2 dan 3 ini tidak direject karena toleransi batas cacat rounded tidak mencapai empat dengan jarak antar rounded sebesar 1,5 mm dan/atau besar rounded diameternya tidak melebihi 5 mm. Cacat linear dalam percobaan ini diindikasikan sebagai cacat crack, dan Cacat rounded dalam percobaan ini diindikasikan sebagai cacat porositas.

Kesimpulan Pada ketiga spesimen, ada terdapat cacat berupa linear dan di-reject. dan cacat berupa rounded dan tidak di reject. Spesimen pertama terindikasi cacat crack sedangkan spesimen ketiga terindikasi cacat porositas.

Tujuan Percobaan Untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap harga impak (HI) serta jenis patahan dan sifat perpatahan berdasarkan persen patahan. UJI IMPAK

Data Percobaan

Pembahasan

Kesimpulan Uji impak dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap ketangguhan material dan patahan yang dihasilkan. Sampel 1 pada temperatur 100°C menyerap energi sebesar 127 Joule, harga impak 1,58 J/mm 2, dan persen patahan sebesar 47%. Sampel 2 pada temperatur 30°C menyerap energi sebesar 92 Joule, harga impak 1,15 J/mm 2, dan persen patahan sebesar 57,2%. Sampel 3 pada temperatur 7°C menyerap energi sebesar 128 Joule, harga impak 1,6J/mm 2, dan persen patahan sebesar 58,4%.

Tujuan Percobaan Untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap perubahan sifat mekanik (kekerasan) logam sebagai ukuran ketahanan beban terhadap deformasi plastis. Nilai kekerasan disini dinyatakan dalam kekerasan Rockwell (HR) UJI KEKERASAN DAN HEAT TREATMENT

Data Percobaan

Pembahasan Hal ini sesuai dengan literatur, yang menyatakan nilai kekerasan yang paling tinggi terdapat pada baja AISI 1045 yang telah dilakukan proses quenching oli, dikarenakan semakin cepat waktu pendinginan, struktur pearlite yang dihasilkan semakin sedikit.

Kesimpulan Dari percobaan kekerasan yang didapatkan padaquenching dengan media pendingin oli adalah 175,38VHN,pada perlakuan normalizing nilai kekerasan yang didapatkan adalah 157,5VHN, dan pada non heat treatment nilai kekerasan yang didapatkan adalah 133,6VHN. Proses heat treatment terbukti mampu meningkatkan kekerasan suatu material, yang didukung dengan hasil pengujian kekerasan dengan alat uji kekerasan Rockwell.

Tujuan Percobaan Untuk memahami tahapan preparasi sample metalografi dan mempelajari hubungan antara struktur mikro dari suatu logam dengan sifat mekaniknya. METALOGRAFI

Data Percobaan

Pembahasan Pada spesimen pertama tidak dilakukan proses perlakuan panas, dan pada spesimen tersebut dilakukan pendinginan di dalam furnace. Menurut literature fasa awal yang terbentuk pada baja AISI 1045 dengan proses non treatment akan menghasilkan fasa – fasa ferrit dan pearlit. Pada spesimen kedua menunjukkan struktur mikro yang diperoleh dari proses quenching. Sesuai literatur, pada struktur baja akan seluruhnya berkomposisikan butir austenit, dan pada saat pendinginan cepat menghasilkan martensit.

Kesimpulan Pada spesimen pertama yaitu spesimen memiliki struktur- mikro ferit dan perlit dengan kekerasan tinggi. Pada spesimen kedua yaitu spesimen menunjukkan struktur mikro yang diperoleh dari proses quenching. Pada struktur baja akan seluruhnya berkomposisikan butir austenit, dan pada saat pendinginan cepat menghasilkan martensit.dengan ketangguhan dan elongasi tinggi.

Tujuan Percobaan Untuk mengetahui proses pengecoran (foundry) logam mulai dari pembuatan cetakan, persiapan dan pelaburan logam, penuangan, dan kebersihan hasil coran. Serta untuk memahami beberapa variabel yang mempengaruhi produk coran dan cacat apa saja yang dapat terjadi pada produk coran. PENGECORAN LOGAM

Data Percobaan

Pembahasan Terima Kasih ^_^ Terim Hubungan Waktu Pendinginan dengan Penurunan Temperatur casting shazam a Terim Hubungan Waktu Pendinginan dengan Penurunan Temperatur casting batman. a

Kesimpulan Cacat-cacat yang teridentifikasi pada permukaan produk coran antara lain : Terdapat cacat inklusi, cacat porositas, mismatch dan ekor tikus Terjadi permukaan agak kasar (rought surface) pada hasil coran. Dalam proses pengecoran perlu mempertimbangkan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap produk coran yang akan dihasilkan. Variabel tersebut adalah tipe bahan cetakan, tipe aliran saat penuangan, laju pendinginan.

SELESAI Terima Kasih ^_^