KELOMPOK 1 1. ABIE SOFYAN ARIEF 2. ACH. RIDHO ISLAMI 3. ARON KENID KEVIN 4. BIMA RAMADHANI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
Advertisements

Modul Pengantar Akuntansi MODUL KE 6
PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MODUL 13 : MANAJEMEN LINGKUNGAN
Disusun : WIDIAYANTI SUMINAR, S.Pd.
A B C D E Level Perhubungan 1 Udara Perencanaan Keuangan Hukum
SISTEM MANAJEMEN K3 PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN K.3 MATERI 1
SISTEM MANAJEMEN K3 PERATURAN PEMERINTAH NO.50 TH MATERI 2
Drs. Haris Sadiminanto, MMSi, MBA
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
SISTEM MANAJEMEN K3 LANJUTAN P.P. NO.50 TH.2012 ( PASAL.9 ) MATERI 3
A B C D E Level Perhubungan 1 Udara Perencanaan Keuangan Hukum
Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN Republik Indonesia
LEGISLASI DAN SERTIFIKASI KEPERAWATAN DI INDONESIA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN Republik Indonesia
Kebijakan K3 Nasional Disampaikan pada: Pembinaan Bagi calon Ahli K3
Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Manajemen K3 Pertemuan V
FARDHIAN RAFADHINAP2CC10003 MUHAJIRP2CC10011 ROCHMAD KASIR NUGROHOP2CC10013 ANGGIT WIBISONOP2CC10014 OKINANTO KURNIA PP2CC10019 DIANA NISSA OCTAVIANIP2CC10025.
SISTEM MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO/IEC : 2005.
TANTANGAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN TRANSPORTASI UDARA MUZAFFAR ISMAIL
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSEDUR KERJA STANDAR (PKS)
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
SOP dan Audit Keamanan Keamanan Jaringan Pertemuan 12
Interpretasi Klausul 4 ISO Sistem Manajemen Mutu
Harita Nickel Division
STRATA BANGUNAN BERTINGKAT
Elemen Sistem Manajemen Bencana
Manajemen Risiko Pertemuan XI
Daftar Kerugian Potensial
ANALISIS PROSES BISNIS 10 The first step in quality … is to know the requirements of the customer or consumer; not only external customers, but also.
Sistem Manajemen Mutu.
Implementasi Kerangka Kerja COBIT
Matakuliah : V0152 / Hygiene, Keamanan & Keselamatan
Maturity Model of DS5 (Delivery and Support) Ensure System Security
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA TITIN HARTINI, S.E., M.Si STMIK MDP
AUDIT SISTEM KEPASTIAN MUTU
Audit Lingkungan Ardaniah Abbas.
FAKULTAS SAINS & TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
7. Realisasi produk 7.4 Pembelian Proses pembelian
SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI (SMK3 KONSTRUKSI) Disampaikan oleh
Perlindungan Sistem Informasi
Panitia Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja
Manajemen Resiko Dalam Pengembangan SI
FILOSOFI K3 OLEH: SYAFRIANI.
Muhammad Maftuh R PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI.
SMK3 : Pengelolaan SDM dan Kepemimpinan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Pengetahuan & Informasi Terkait Pengaruh Komitmen Manajemen K3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan)
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA   NOMOR 50 TAHUN 2012   TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Peran Serta Masyarakat Menurut UU No 1/2009 Tentang Penerbangan
PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
KELOMPOK 3 Ikbal muzaki Renaldi tampubolon Ponco Salahudin al ayufi
Devinisi Audit Internal
Abdul latieff HSE Officer. Definisi Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia.
Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007
PERBEDAAN PERSYARATAN
Pandangan APINDO Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Manajemen K3 Pertemuan V
KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) NASIONAL
RESIKO USAHA, RESIKO INFORMASI DAN RESIKO AUDIT SERTA PROSEDUR TELAAH ANALITIS KHAERANI M A HAYU A MAYA C.
PANDANGAN APINDO JATIM TERHADAP LEGISLASI K3 DAN SINERGI ANTARA PENGUSAHA DAN SERIKAT PEKERJA DALAM ISU K3 DISAMPAIKAN PADA LOKAKARYA DIALOG SOSIAL KESELAMATAN.
Menganalisa Penyebab Kecelakaan
Pandangan Serikat Pekerja Terhadap K3
PATIENT SAFETY Emmelia Astika Fitri Damayanti, Ns., M.Kep.
Transcript presentasi:

KELOMPOK 1 1. ABIE SOFYAN ARIEF 2. ACH. RIDHO ISLAMI 3. ARON KENID KEVIN 4. BIMA RAMADHANI

KONSEP KESELAMATAN PENERBANGAN Ini mungkin memiliki konotasi yang berbeda, seperti: 1. kebebasan dari bahaya atau risiko, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan atau cenderung menyebabkan kerusakan. 2. sikap terhadap tindakan dan kondisi yang tidak aman oleh karyawan (mencerminkan budaya perusahaan yang "aman"). 3. sejauh mana risiko yang melekat dalam penerbangan "dapat diterima". 4. proses identifikasi bahaya dan manajemen risiko dan, 5. pengendalian kehilangan yang tidak disengaja (orang dan properti, dan kerusakan lingkungan).

Apakah Keselamatan Penerbangan?

KEAMANAN DAN KESELAMATAN Keamanan semakin dipandang sebagai manajemen risiko. Dengan demikian, untuk keperluan manual SMS ICAO (Doc 9859), keselamatan dianggap memiliki arti sebagai berikut: Keselamatan adalah keadaan di mana risiko bahaya terhadap orang atau kerusakan properti berkurang hingga, dan dipertahankan pada atau di bawah, tingkat yang dapat diterima melalui proses identifikasi bahaya dan manajemen risiko yang berkelanjutan.

7 UNSUR KRITIS Dalam Keselamatan Penerbangan: 1. Legislasi dan Regulasi yang Tidak Memadai. 2. Sumber daya pengawas: Perekrutan, Kualifikasi, Pelatihan, Retensi. 3. Administrasi: Tidak dibiayai secara memadai, Tidak mandiri. 4. Alat kerja pengawas: bahan panduan, Prosedur SMS (Sistem Manajemen Keselamatan), dengan dua konsep utama. 5. Pertama, konsep keselamatan yang diprogram, yang diterapkan oleh Negara. 6. Kedua, konsep sistem manajemen keselamatan yang diterapkan oleh operator pesawat, organisasi pemeliharaan, penyedia layanan lalu lintas udara dan operator aerodrome. 7. Pagar bandara, Bahaya Burung, intrusi, ancaman kehidupan liar, pembuangan.

KOMPONEN KESELAMATAN PENERBANGAN Manusia (human resources) sebagai pelaku dalam seluruh kegiatan transportasi udara, yaitu: awak cockpit, awak kabin, Air Traffic Controller/ATC, awak perawatan pesawat, teknisi, dll. Pesawat udara yang merupakan sarana pebisnis/penumpang melakukan kegiatan transportasi udara. Prasarana transportasi udara yang digunakan pebisnis/ penumpang sebagai tempat untuk melakukan segala kegiatan angkutan udara, seperti: ruang tunggu, landasan pacu/runway, menara pengawas/tower, hanggar, tempat parkir pesawat/ appron, dll.

Komponen (lanjutan) Lingkungan organisasional, sebagai internal sistem transportasi udara yang lebih melihat kepada kebijakan-kebijakan lembaga dalam mengatur sistem transportasi udara. Seluruh kebijakan lembaga sangat berpengaruh pada kinerja dan prestasi operator dalam melaksanakan kebijakan pemerintah tentang keselamatan penerbangan dan menekan angka kecelakaan dan/atau insiden pesawat udara. Peraturan perundang-undangan, sebagai perangkat lunak yang berfungsi untuk mengatur sistem transportasi udara pada umumnya dan keselamatan penerbangan pada khususnya.

PERKEMBANGAN INDUSTRI Deregulasi industri penerbangan; Pertumbuhan dalam industri penerbangan yang sangat pesat; Kompleksitas penggunaan ruang udara global; Teknologi pesawat udara yang semakin canggih. Tempo Dulu : Sistem umumnya Reaktif & Generik Masa Depan: Sistem harus Proaktif & Customized

REGULASI NASIONAL & INTERNASIONAL UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN; PERATURAN PEMERINTAH NO. 3 TAHUN 2001 TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN; KONVENSI CHICAGO 1944 & ANNEXES

SUMBER & DASAR HUKUM NEGARA ANGGOTA KONVENSI ANNEXES DOC MANUAL PP KM SKEP OPERASIONAL Regulator/Operator/Other UU NO. 1/2009 ICAO

Sistem yang Dikembangkan Oleh Regulator Sertifikasi personil; Rancang bangun pesawat udara; Operator/perusahaan penerbangan. Umumnya generik : One Size Fits All FLYCRASH FIX FLY

Upaya Peningkatan Keselamatan Penerbangan Dari ICAO Proaktif Melakukan pendekatan yang menekankan pada pencegahan, dengan cara mengidentifikasi bahaya dan mengambil tindakan-tindakan yang mengurangi resiko sebelum peristiwa yang berpotensi resiko terjadi dan membahayakan kinerja keselamatan Sistematis Kegiatan-kegiatan manajemen keselamatan bersesuaian dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, dan diterapkan dengan cara yang konsisten dan menyeluruh di tubuh organisasi. Eksplisit Semua kegiatan manajemen keselamatan harus didokumentasikan, mudah dilihat dan dilaksanakan secara terpisah dari kegiatan manajemen yang lain.

Upaya Peningkatan Keselamatan Penerbangan Melakukan koordinasi administratif dan integrasi program keselamatan nasional secara menyeluruh. Memonitor performa fungsi-fungsi keselamatan nasional. Adanya peraturan/program untuk investigasi kecelakaan dan insiden. Menempatkan personil yang mengerti tentang resiko pada seluruh fungsi pengaturan dan pengawasan. Adanya program promosi keselamatan secara aktif maupun pasif untuk membantu operator mendapat informasi yang lebih luas. Adanya pemantauan program keselamatan secara nasional. Melakukan audit keselamatan secara regular untuk mengetahui terlaksananya program keselamatan pada semua operator.

Persyaratan SMS (ICAO Per Nov 2006) Operations & Airworthiness - Annex 6 Air Traffic Services - Annex II Aerodrome Operation - Annex 14 Panduan ICAO Doc ICAO Safety Management Manual (SMM)

OPERATOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (SMS) Is an organized approach to managing safety, including the necessary organizational structures, accountabilities, policies and procedures. (ICAO Safety Management Manual/Doc-9859) Paradigma baru; Keselamatan sebagai core business, proaktif, customized untuk setiap operator.

Safety is Everybody's Responsibility

Thank you! 28