KUSTA TIPE MB DENGAN REAKSI KUSTA TIPE II Oleh: dr. Laisa Azka Pembimbing: dr. Yuri Methana Sari, SpKK.
IDENTITAS Nama: Nn. SM Umur / Tanggal Lahir: 25 Tahun Jenis kelamin: Perempuan Agama: Islam Nama Ayah: Tn. M Nama Ibu: Ny. R Alamat: Taman Agung, Semendawai Suku III Suku Bangsa: Sumatera MRS: 24 Juli 2017, pk WIB
Keluhan Utama Bercak merah di wajah, disertai benjolan- benjolan kemerahan dan keropeng hitam di kedua lengan dan tungkai yang semakin banyak sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan Tambahan: Diare, muntah, nyeri sendi.
Riwayat Penyakit Sekarang Bercak merah diwajah sebesar biji jagung dan uang logam Rp100-Rp500,-, disertai benjolan-benjolan kemerahan dan keropeng hitam di kedua kaki dan tangan Sulit berjalan, kaki terasa tebal dan nyeri. Keluhan ini sudah dirasakan sejak satu bulan terakhir. Minum obat penghilang nyeri (Asam mefenamat) dan anti radang (Dexamethasone) yang dibeli di warung. Nyeri dirasakan berkurang tapi keluhan lain tidak ada perubahan. Dua hari SMRS Badan lemas, mual (+), muntah (+) 5-10 x, isi muntah makanan dan air, BAB cair (+) 2-5 x, masih ada ampas, darah (-), lendir (-). Os juga nyeri diseluruh tubuh. Os mengaku keluhan muncul setelah os minum obat yang didapat ketika berobat 2 hari lalu. Os kemudian dibawa ke RSUD OKU Timur. 12 jam SMRS
Kusta tipe MB sejak 2 hari SMRS Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa dalam keluarga disangkal Riwayat trauma sebelumnya disangkal
PEMERIKSAAN FISIK Tanggal pemeriksaan: 24 Juli 2017 Keadaan Umum Kesadaran: Kompos mentis Tekanan Darah: 40/20 MmHg Nadi: 130 x/menit, reguler, isi dan tegangan lemah Pernapasan: 28 x/menit Suhu: 37,5°c Berat Badan: 55 kg Tinggi Badan: 155 cm
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan spesifik Kepala Wajah : Facies leonina, madarosis bilateral Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak lagophtalmus Hidung : Tidak ada sekret, tidak saddle nose Mulut : Tidak ada kelainan Tenggorokan : Faring tidak hiperemis Telinga: Meatus akustikus eksternus lapang, globus -/- Leher: JVP (5-2)cm H 2 O
PEMERIKSAAN FISIK Dada Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop Paru : Vesikuler di kedua lapangan paru, tidak ada wheezing dan ronkhi Abdomen : Datar, lemas, bising usus meningkat Ekstremitas : Akral hangat, pucat +/+, pitting edema +/+ Kelenjar getah bening : Pada inspeksi dan palpasi tidak ditemukan pembesaran pada kelenjar getah bening coli, supraklavikula, submandibula, aksila, inguinal medial dan lateral. Genitalia : Dalam batas normal.
Status Dermatologis Regio buccalis dextra et sinistra (Gambar 1b, 1c) Plak: eritem multipel, ireguler, lentikuler-numuler, diskret. Regio buccalis dextra et sinistra (Gambar 1b, 1c) Plak: eritem multipel, ireguler, lentikuler-numuler, diskret. Facies Leonina, madarosis bilateral
Regio Antebrachialis dextra et sinistra (Gambar 2a, 2b) - Plak: eritem multipel, ireguler, lentikuler-numuler, diskret. Regio brachialis dextra et sinistra (Gambar 2c) -Plak: eritem multipel, lentikuler-numuler. -Nodul: Nodul eritem -Ulkus: soliter, irreguler, tepi tidak meninggi, dinding tidak menggaung, dasar kotor, daerah sekitar ulkus eritematosa Regio Antebrachialis dextra et sinistra (Gambar 2a, 2b) - Plak: eritem multipel, ireguler, lentikuler-numuler, diskret. Regio brachialis dextra et sinistra (Gambar 2c) -Plak: eritem multipel, lentikuler-numuler. -Nodul: Nodul eritem -Ulkus: soliter, irreguler, tepi tidak meninggi, dinding tidak menggaung, dasar kotor, daerah sekitar ulkus eritematosa
Regio pedis dextra et sinistra (Gambar 3b) Edema dan eritem multiple Ulkus: multipel, ireguler, tepi tidak meninggi, dinding tidak menggaung, dasar kotor, daerah sekitar ulkus eritematosa, sebagian ditutupi eskar. Erosi: multipel, ireguler, sebagian ditutupi krusta hitam, sulit dilepaskan, diskret. Regio pedis dextra et sinistra (Gambar 3b) Edema dan eritem multiple Ulkus: multipel, ireguler, tepi tidak meninggi, dinding tidak menggaung, dasar kotor, daerah sekitar ulkus eritematosa, sebagian ditutupi eskar. Erosi: multipel, ireguler, sebagian ditutupi krusta hitam, sulit dilepaskan, diskret. Regio femoralis, tibialis, pedis dextra et sinistra (Gambar 3a) Plak: eritem multipel, lentikuler- numuler. Regio femoralis, tibialis, pedis dextra et sinistra (Gambar 3a) Plak: eritem multipel, lentikuler- numuler.
PEMERIKSAAN PENUNJANG IndikatorPasienNilai Normal Hemoglobin5,2 g/dl12-14 g/dl Leukosit /µl /µl Trombosit /µl /µl Hematokrit17 %37-47% LED IndikatorPasienNilai Normal Ureum70,6 g/dlg/dl Creatinin3,48 /µl/µl Gula Darah Sewaktu72 g/dl<200 g/dl SGOT132,06Lk Pr U/L SGPT46,14Lk Pr U/L HbsAgNegatif
DIAGNOSIS Morbus hansen tipe multibasiler dengan reaksi kusta tipe II
Non Farmakologi Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, tetapi pengobatan akan berlangsung lama, antara bulan, untuk itu pasien harus rajin mengambil obat dan tidak boleh putus obat. Penyakit ini mengganggu saraf, sehingga pasien akan merasakan mati rasa, oleh karena itu disarankan agar pasien menghindari trauma agar tidak memungkinkan terjadinya infeksi lain, misalnya dengan cara : Menggunakan sepatu atau pelindung kaki yang berbahan aman dari trauma. Rajin membersihkan sepatu dari kerikil atau batu yang bisa masuk ke dalamnya.
Sistemik: - Inj. Dexamethasone 3x1 ampul bolus iv - Inj. Ranitidine 2x1 ampul bolus iv - Inj. Difenhidramine 3x2 ml bolus iv - Sulkralfat sirup 3x1 (sendok makan-sebelum makan) - Seloxy AA 2x1 Topikal: - Kompres terbuka dengan larutan Nacl 0.9% 3x30 menit - Vaseline 2xsehari - Oint pirotop 3xsehari oles - Bedrest total FARMAKOLOGI
PROGNOSIS Ad vitam: dubia ad bonam Ad sanam: dubia ad bonam Ad fungsionam: dubia ad bonam Ad cosmeticum: dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
MORBUS HANSEN (KUSTA) dan REAKSI KUSTA
DEFINISI penyakit infeksi kronis granulomatosa terutama menyerang saraf perifer dan kulit dapat pula menyerang organ tubuh lainnya meliputi mata, saluran pernafasan, limfonodus, otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat, disebabkan oleh basil Mycobacteriuom leprae
EPIDEMIOLOGI kasus baru di dunia kasus di Indonesia Indonesia peringkat 3 setelah India dan Brasil
Dapat menyerang semua umur anak-anak lebih rentan (10-12 tahun) Dewasa (25-35 tahun) Insiden tinggi pada daerah tropis dan subtropis yang panas dan lembab.
ETIOLOGI Mycobacterium leprae Bentuk basil, ukuran 3-8 Um x 0,5 UmTahan asam dan alkohol, Gram positif Masa membelah hari; masa tunasnya antara 40 hari – 40 tahun. Di luar tubuh dapat hidup selama 2-9 hari
PATOGENESIS Cara penularan yang pasti belum diketahui saluran pernapasan (inhalasi) kulit (kontak langsung yang lama dan erat) folikel rambut, kelenjar keringat, dan air susu ibu
KLASIFIKASI
Klasifikasi PB dan MB (WHO) NoKelainanPBMB 1Lesi kulit (makula datar, papul yang meninggi, nodus) 1-5 lesi Hipopigmentesi/ eritema Distribusi tidak simetris Hilangnya sensasi yang jelas Lebih dari 5 lesi Distribusi lebih simetris Hilangnya sensasi 2Kerusakan saraf (menyebabkan hilangnya sensasi/kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena) Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
Klasifikasi PB dan MB (Depkes)
Tipe MB
Tipe PB
MANIFESTASI KLINIS Tanda kardinal: Lesi kulit hipopigmentasi atau eritema dengan hilangnya sensibilitas yang jelas. Keterlibatan saraf tepi yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya sensibilitas yang jelas. BTA positif
Inspeksi Pasien diminta memejamkan mata, menggerakkan mulut, bersiul, dan tertawa Makula, nodul, jaringan parut, kulit yang keriput, penebalan kulit, dan kehilangan rambut tubuh (alopesia dan madarosis)
Sensibiltas jarum untuk rangsang nyeri, kapas (raba) tabung reaksi masing-masing dengan air panas dan air dingin (suhu).
Fungsi Saraf Tepi N. ulnaris N. medianus N. radialis N. Peroneus comunis N. tibialis posterior N. fasialis N. Auricularis Magnus
KOMPLIKASI Komplikasi imunologis reaksi reversalreaksi eritema nodusum leprosum. Komplikasi neurologis ulkusclaw handdrop handdrop footkontraktur
Reaksi reversal reaksi tipe I merupakan episode akut dari penyakit kusta peningkatan respon sistem imun seluler (hipersensitifitas tipe IV/ delayed type hypersensitivity) secara tiba-tiba terhadap M. leprae Tipe BT, BB, dan BL. Timbul tanda-tanda peradangan pada lesi. Reaksi ENL reaksi tipe II kusta tipe BL dan LL. diperantarai oleh respon sistem imun humoral (hipersensitifitas tipe III/immune complex hypersensitivity). ditandai dengan ditemukannya kompleks komplemen dan antigen M. leprae pada lesi kulit Gejala yang ditimbulkan lebih luas dari reaksi tipe I dan sudah ada gejala sistemik lain yang menyertai REAKSI KUSTA
Cacat pada mata: Tingkat 0: tidak ada kelainan pada mata (termasuk visus) Tingkat 1: ada kelainan mata yang tidak tampak, visus sedikit berkurang Tingkat 2: ada kelainan mata yang terlihat, misalnya lagoftalmus, iritis, keratitis, dan/atau visus sangat terganggu (<6/60). Cacat pada tangan dan kaki: Tingkat 0: tidak ada anestesi atau kelainan anatomis Tingkat 1: ada anastesi, tanpa kelainan anatomis Tingkat 2: terdapat kelaianan anatomis
Medikamentosa Tipe PB dengan lesi tunggal/ preventif (ROM dosis tunggal) Rifampisin 600 mg Ofloksasin 400 mg Minosiklin 100 mg dosis tunggal diminum di depan petugas Tipe PB (2-5 lesi) Rifampisin 600mg/bln DDS 100mg/hari 6 dosis selama 6-9 bulan Tipe MB Rifampisin 600 mg/bl DDS 100mg/hr Klofazimin 300mg/bl dilanjutkan 50mg/hr Atau 100mg selang sehari atau 3x100mg /minggu 12 dosis selama bulan
MDT PB MDT MB
Pengobatan Reaksi Kusta Dosis steroid dapat dimulai antara mg prednison/ hari dan diturunkan 5-10 mg/ 2 minggu, sebagai berikut: 2 minggu I 40 mg/hr (1x8tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu II 30 mg/hr (1x6 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu III 20 mg/hr (1x4 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu IV 15 mg/hr (1x3 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu V 10 mg/hr (1x2 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu VI 5 mg/har (1x1 tab) pagi hari sesudah makan Jika ditemukan ada neuritis diberikan dosisi prednison 60 mg/hari Dosis steroid dapat dimulai antara mg prednison/ hari dan diturunkan 5-10 mg/ 2 minggu, sebagai berikut: 2 minggu I 40 mg/hr (1x8tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu II 30 mg/hr (1x6 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu III 20 mg/hr (1x4 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu IV 15 mg/hr (1x3 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu V 10 mg/hr (1x2 tab) pagi hari sesudah makan 2 minggu VI 5 mg/har (1x1 tab) pagi hari sesudah makan Jika ditemukan ada neuritis diberikan dosisi prednison 60 mg/hari
Rawat Inap disertai reaksi reversal atau ENL berat, pasien dengan keadaan umum buruk dengan ulkus atau gangren pasien dengan rencana tindakan operatif
Nonmedikamentosa diberikan rehabilitasi medik, karya, sosial. penyuluhan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
PROGNOSIS Bergantung pada seberapa luas lesi dan tingkat stadium penyakit. Bergantung kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Pasien dapat mengalami kelumpuhan bahkan kematian, serta kualitas hidup pasien menurun