8/6/2019 KELOMPOK MATERI PRESENTASI 4
BIDANG INDUSTRI BIDANG KESEHATAN BIDANG KEBUTUHAN RUMAH TANGGA PENERAPAN SIFAT KOLOID
1.PENGOLAHAN AIR BERSIH Air mengandung kotoran koloid. Kotoran ini dapat dibersihkan keluar dengan menggunakan elektrolit seperti Alum. Alum yang bermuatan ion positif Al 3+ dapat menarik kotoran koloid yang bermuatan negatif. Jadi Alum digunakan untuk menghilangkan kotoran dan kotoran berada dalam larutan koloid. Pengolahan air bersih secara lengkap didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu : 1. Adsorpsi penyerapan ion pada permukaan koloid 2. Koagulasi pengendapan/ penggumpalan partikel koloid Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain : tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ), karbon aktif, klorin/kaporit, kapur tohor, pasir. GAS KAN
1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Dalam bak prasedimentasi ini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur yang mengendap dibuang dengan pompa. 2. Kemudian air yang masih mengandung partikel – partikel lumpur yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat mengendap karena pengaruh gravitasi dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini air dicampur dengan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O (tawas). Ion Al3+ yang terdapat pada tawas akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH) 3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al H 2 O → Al(OH) 3 + 3H + SEMANGAT
Al(OH) 3 yang terbentuk akan mengabsorpsi menggumpalkan dan mengendapkan kotoran. Ion Al 3+ akan menghilangkan muatan – muatan negatif dari partikel koloid seperti tanah liat/lumpur, sehingga lumpur yang berukuran kecil menjadi flok – flok yang berukuran besar (koagulasi). Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama dengan tawas karena pengaruh gravitasi. Selain berfungsi supaya lumpur lebih mudah mengendap koagulasi juga bertujuan untuk memudahkan lumpur untuk disaring. Selain itu, tawas yang membentuk koloid Al(OH) 3 juga dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencermar seperti detergen dan pestisida. Selanjutnya ditambah gas klorin (preklorinasi) yang berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan) dan karbon aktif (bila tingkat kekeruhan air baku tinggi). Karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. AYO LANJUT
3. Air yang setengah bersih kemudian dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Dari bak pasir diperoleh air yang hampir bersih, karena sisa flok akan tertahan oleh saringan pasir. 4. Air dalam bak pasir dialirkan ke dalam siphon. Di dalam siphon air yang hampir bersih ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. 5. Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke reservoar. 6. Air siap dikonsumsi konsumen Proses pengolahan air bersih pada industri pengolahan air bersih (PDAM) yang telah diuraikan di atas disebut sebagai pengolahan air minum sistem konvensional. 5. Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke reservoar. 6. Air siap dikonsumsi konsumen Proses pengolahan air bersih pada industri pengolahan air bersih (PDAM) yang telah diuraikan di atas disebut sebagai pengolahan air minum sistem konvensional. BELAJAR LAGI BELAJAR LAGI KEMBALIKEMBALI
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Metode ini dikembangkan oleh Frederich Cottrell ( ) dari Amerika Serikat, dan dikenal dengan metode Cottrell. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan (elektroforesis) dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya CEMANGAT YA
Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi ( sampai volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. LANJUT
Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu logam) LANJUT
3. Mesin cuci darah Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’
Sebenarnya proses pencucian darah dilakukan oleh tabung di luar mesin yang bernama dialiser. Di dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip dengan yang berlangsung di dalam ginjal. Pada dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah selaput di tengahnya. Mesin digunakan sebagai pencatat dan pengontrol aliran darah, suhu, dan tekanan. XII RPL
Aliran keluar ke penampungan dialisat.darah masuk ke salah satu kompartemen dialiser. Pada kompartemen lainnya dialirkan dialisat, yaitu suatu cairan yang memiliki komposisi kimia menyerupai cairan tubuh normal. Kedua kompartemen dipisahkan oleh selaput semipermeabel yang mencegah dialisat mengalir secara berlawanan arah. Zat-zat sampah, zat racun, dan air yang ada dalam darah dapat berpindah melalui selaput semipermeabel menuju dialisat. Itu karena, selama penyaringan darah, terjadi peristiwa difusi dan ultrafiltrasi. Ukuran molekul sel-sel dan protein darah lebih besar dari zat sampah dan racun, sehingga tidak ikut menembus selaput semipermeabel. Darah yang telah tersaring menjadi bersih dan dikembalikan ke dalam tubuh penderita. Dialisat yang menjadi kotor karena mengandung zat racun dan sampah, lalu dialirkan.
Sabun dan detergen merupakan bahan pembersih yang penggunaannya untuk membersihkan benda-benda dari kotoran. Misalkan untuk mencuci alat dapur, mencuci baju, mandi, mencuci tangan dan sampo. Jenis koloid ini dapat mencemari air berupa limbah yang berasal dari pemukiman. Selain dari pemukiman juga bisa berasal dari limbah industri, seperti logam berat (misalnya logam Pb dan Hg). Sabun dan Detergen
Sabun dengan detergen memiliki perbedaan, yaitu :
Membersihkan benda-benda dengan mencuci memakai sabun maupun detergen didasarkan pada prinsip absorpsi. Absorpsi adalah peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain. Berbeda dengan absorpsi pada umumnya, penyerapan yang hanya sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, suatu koloid mempunyai kemampuan mengabsorpsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tersebut mempunyai permukaan yang sangat luas. Buih sabun mempunyai permukaan yang luas sehingga mampu mengemulsikan kotoran yang melekat pada benda. SELESAI
M.TURIEYANDA M.QORI HAQ M.RIZKY IKHSAN PRATAMA MANDA ANUGRAH VIADANA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4