TEKNOLOGI SABO DAM MICRO MODULAR UNTUK KONDISI LAHAN TERTUTUP MULSA (EFEKTIFITAS -50%)
Kelompok 3 Nama-nama Anggota 1. Adi S.J Paulus Nallemaa , SST. M.Si Ketua 2. Maria Joy Waroi, ST Penyaji 3. Rocy Silooy, ST Moderator 4. Henry Frans K, ST Notulensi 5. M. Ichsan Budiman, ST Anggota 6. Hafidh Daiyana, ST Anggota 7. Tamam Muthahar , ST Anggota Kelompok 3
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Erosi dan sedimentasi adalah penyebab permasalahan disuatu DAS berupa banjir, sedimentasi, maupun rusaknya biota dan ekosistem. Pengembangan yang dilakukan terhadap bangunan pengendali sedimen sabodam micro disertai dengan kelebihan maupum kekurangan masing- masing. Perubahan ini berupa variasi jenis bangunan yaitu variasi bahan hingga sistem pelaksanaannya, baik secara manual maupun menggunakan sistem modular. Beberapa pengendalian terus diterapkan guna mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah pengendalian dengan sabodam micro untuk permasalahan dikawasan lahan.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud pembangunan bangunan penahan sedimen pada tempat-tempat tertentu adalah untuk menahan dan menampung sedimen, sehingga diharapkan dengan adanya penampungan sedimen kemiringan dasar sungai dapat diperkecil, dengan kemiringan yang lebih kecil akan mengakibatkan kecepatan aliran pada sungai tersebut menjadi lebih kecil dan bahaya yang diakibatkan oleh aliran debris dapat ditekan seminimal mungkin. Tujuan pembangunan Sabodam mikro modular ini adalah : 1. Mengendalikan daerah rawan banjir di tepian sungai 2. Melindungi masyarakat dan harta bendanya dari bencana erosi dan sedimentasi 3. Melindungi dan mengamankan daerah lahan produksi pangan 4. Melindungi bangunan sarana dan prasarana umum
RUANG LINGKUP Perencanaan sabo dam micro modular akan dilaksanakan di desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, dengan kodisi lahan tertup mulsa dengan luas lahan 0,55 Ha Keunggulan dari Mulsa adalah tanaman akan cepat panen, hasil bisa meningkat, kekurangan dari Mulsa yaitu tingkat limpasan permukaan tinggi, ketahahaan terhadap erosi.
TINJAUAN PUSTAKA PENGERTIAN SaBo berasal dari dua kata Jepang yaitu SA yang berarti pasir dan BO yang berarti pengendalin, SaBo adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengantisipasi aliran debris dan pengendalian sedimen dalam suatu bentang alam, khususnya sungai pada gunung. Sabo adalah salah satu upaya untuk menanggulangi bencana tersebut. Pada awalnya sabo diterapkan didaerah vulkanik, namun dalam perkembangannya teknik sabo juga diterapkan didaerah non vulkanik. Sabo dam micro modular merupakan salah satu upaya pengendalian bencana sedimen di daerah non vulkanik Erosi adalah peristiwa pindahnya atau tersangkutnya tanah atau bagian - bagian tanah dari suatu tempat ketempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian - bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan tersangkut yang kemudian di endapkan di tempat lain.
URAIAN TEORI Survey lokasi (catchment area), tata guna lahan, kemiringan lahan. Perhitungan tinggi hujan dan debit rencana. Perhitungan dimensi mikrosabo Penyusunan gambar soft drawing Catatan : Analisis menggunakan metode USLE. Metode USLE adalah metode yang dianggap sebagai rumus yang paling mendekati kenyataan dibanding dengan rumus yang lain, karena variabel-variabel yang berpengaruh terhadap besarnya kehilangan tanah dapat diperhitungkan secara terperinci (Arsyad, 2006). Erosi lahan (EA) Faktor Erosi Hujan (R) Faktor Erodibilitas Tanah (K) Faktor Kemiringan dan Panjang Lereng (LS) Faktor Pengelolaan Tanaman (C) Faktor Praktek Konservasi Tanah (P)
PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM Lokasi Kegiatan Teknologi Sabo Dam Mikro Modular diaplikasikan oleh Balai Sabo di Kebun sayur milik masyarakat yang secara administrasi pemerintahan berada di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Porovinsi Jawa Barat. Desa Taramujaya mempunyai luas ± 2.700 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 16.000 jiwa, sebagian besar bermata pencaharian sebagai Petani sayur mayur. Merupakan dataran tinggi dengan elevasi 1600 – 1700 mdpl, kemiringan lereng bervariasi antara 30 ⁰ - 60⁰, tata guna lahan terdiri dari hutan, permukiman, perkebunan teh, dan perkebunan sayur mayur. Selain itu, terdapat juga Situ Cisanti yang merupakan hulu Sungai Citarum yang saat ini lebih populer disebut sebagai titik nol Sungai Citarum.
Peta Satelit
Survey Lokasi Sebelum dilakukan kegiatan pembuatan sabo dam mikro modular, telah dilakukan survey dilokasi untuk menentukan luas lahan dan tanah penyusun. Setelah dilakukan survey, diketahui data-data sebagai berikut: Luas Cachment Area 0,55 Ha Jenis Tanah Lempung Organik Kemiringan Lahan 4 – 15° Tutupan Lahan Mulsa, Efektifitas (-50%) Laju Erosi 9 Ton/Ha
Foto Dokumentasi
Perencanaan Sabo Dam Mikro Modular
Rencana Anggaran Biaya Sabo Dam Mikro Modular
FOTO DOKUMENTASI
FOTO DOKUMENTASI
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari kegiatan ini dapat kita simpulkan beberapa hal, antara lain : 1. Teknik Sabo tidak hanya dapat diterapkan di daerah Vulkanik saja, namun dapat juga diterapkan pada daerah non Vulkanik. Salah satunya adalah penerapan teknik sabo di lahan untuk mengurangi erosi dan sedimen 2. Laju erosi dan sedimen tahunan di lokasi kegiatan sebesar 9 ton/Ha/thn 3. Dengan membangun 1 Sabo Dam Micro Modular maka laju erosi pada lahan 0.55 Ha maka diperlukan 1 bulan sekali pemeliharaan pengerkan sedimen.
Saran Pengenaan peringatan dan sanksi yang lebih tegas kepada industri yang masih membuang limbah ke sungai tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu limbah yang dihasilkan pabrik. Pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat di sepanjang aliran sungai Citarum dan menggalakkan partisipasi kelompok masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian sungai Citarum. Perlu juga dibuat peraturan daerah tentang pemanfaatan lahan sepanjang aliran sungai Citarum dengan tanaman yang produktif untuk penghijauan serta dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Konsep dari retorasi Sungai Citarum Penanganan retorasi sungai Citarum akan dibagi dalam tiga tahap yakni hulu, tengah dan hilir. Pelaksanannya dilakukan terintegrasi oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota juga semua kementrian terkait. Termasuk kodam III Siliwangi serta Polda Jawa Barat Salah satu penanganan di Hulu sungai Citarum adalah menerapkan teknologi sabo dam mikro modular untuk mengendalikan laju sedimen dilahan pertanian, agar tidak masuk ke sungai Citarum. Pemebersihan Alga-Alga di situ Cisanti yang merupakan sumber mata air sungai Citarum. Perlu penghijauan kembali di hulu sungai Citarum, terutama di Kecamatan Kertasari dan Kecamatan Pacet.
Dampak positif Memenehui kebutuhan air bersih rumah tangga, irigasi, pertanian, peternakan dan Industri. Semenjak adanya revitalisasi sungai Citarmu, Situ Cisanti menjadi lebih hijau dan lebih sejuk. Akan menjadi contoh bagi DAS lainnya, semisal Bengawan Solo, sungai Brantas, dan DAS lainnya.
FOTO DOKUMENTASI
TERIMA KASIH