Prinsip Kesantunan. Pengertian Kesantunan Dalam KBBI edisi ketiga (1990) dijelaskan yang dimaksud dengan kesantunan adalah kehalusan dan baik (budi bahasanya,

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PUJIAN UNTUK ANAK KITA oleh Munif Chatib
Advertisements

Oleh : Mulyono, SMAN 1 Jogoroto - SMA Darul Ulum Jombang
KALIMAT BERITA NEGATIF.
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DINAS PENDIDIKAN Jl. Letjen. Sutoyo Pontianak, Telp. (0561) , Website:
Aryani Widyaningsih, S.Pd.
Pragmatik Dewi Puspitasari.
Pendahuluan Wawasan Budi Luhur
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
STRUKTUR INFORMASI.
PENGEMBANGAN PRAGMATIK
KALIMAT BERITA NEGATIF.
RUANG LINGKUP WACANA: WACANA, SOSIOLINGUISTIK, DAN PRAGMATIK
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
TUJUAN INTERAKSI BAGI MASING-MASING TIM “untuk mempresentasikan eksistensi dirinya satu sama lain” Oleh : Wawan A. Mido, S. Pd.
TATA KRAMA & TATA TERTIB SMPK SANTO YOSEPH DENPASAR
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
Komunikasi Efektif Evi herlina
Etika menerima Tamu dan Bertelepon
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 2
KHORIDATUL MAULA, KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WACANA SMS PEMBACA PADA KOLOM SUARA WARGA DI HARIAN KOMPAS.
Kebudayaan.
RELEVANSI BERBICARA.
Triyani FKIP Bahasa Inggris Kelas E
CABANG LINGUISTIK FONOLOGI MORFOLOGI SEMANTIK PRAGMATIK SINTAKSIS.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN RAGAM BAHASA
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 328/PER/2011
Pertemuan ke-7 Etika utilitarianisme dalam bisnis
TEORI DAN ETIKA KOMUNIKASI MUH. ALFIAN
Disampaikan oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
Teori Lawrence Kohlberg
KOMUNIKASI PELAYANAN JASA
BAB XIII TEKNIK BERPIDATO DI DEPAN UMUM Pertemuan 13
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
PERTEMUAN 1 ETIKA & ETIKET
KOMUNIKASI KANTOR DENGAN TELEPON by siwi puji ariestuti
Kekayaan, Kesuksesan, dan Cinta
ETIKA PERGAULAN.
Oleh : Purnamasari Nazara Am.Keb SST
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KOMUNIKASI EFEKTIF Nia H. Septianni, S. Psi -Pengantar Psikologi-
KOMUNIKASI BERDASARKAN BERBAGAI BUDAYA/ ETNIK
Is there a need for maxim of politeness?
TUTORIAL TATAP MUKA ASIP4406 ETIKA PROFESI KEARSIPAN
ETIKA PROFESI Agus Firmansyah Dosen dan Peneliti Media
JENIS DAN HAMBATAN KEGIATAN BERBICARA
Menggunakan Kalimat Tanya Secara tertulis sesuai dengan Situasi Komunikasi Kalimat tanya/kalimat interogatif merupakan kalimat yang isinya menanyakan sesuatu.
KOMPETENSI KOMUNIKASI PENYULUH
SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.
Nama : Ratna Dhammena Santika NPM : Kelas : 4EA10
FUNGSI DAN RAGAM BAHASA Oleh : Nima Lestari
KETRAMPILAN DAN TEKNIK MEDIATOR
KOMUNIKASI EFEKTIF Oleh: M. Noor Alamsyah Rain Suyati.
PENERIMAAN TAMU Novi Trisnawati.
Mengasah keterampilan berbicara melalui pidato
TRI YULIANA AYU PERTIWI
ETIKET, ETIKA, PROTOKOL.
ETIKA DALAM KEPERAWATAN
PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI
Oleh Khasan Mundhori MA FUTUHIYAH JEKETRO
ETIKA PERGAULAN. Etika pergaulan  ketentuan sopan santun yang dipakai oleh manusia untuk saling bergaul. Maksud dari etika pergaulan  untuk membuat.
Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian
Pelayanan Prima Berdasarkan Sikap
BBM 3106 TEORI LINGUISTIK Bersemuka II Oleh Prof. Madya Dr
KESANTUNAN BERBAHASA.
TEKS PIDATO.
KOMUNIKASI PELAYANAN JASA
TEKS NEGOSIASI BAHASA INDONESIA NURISTIAANA
E TIKA P ERGAULAN D ENGAN TEMAN SEBAYA. Kata etika pergaulan adalah pedoman/aturan-aturan tentang sopan santun/tatakrama, yang sesuai dengan situasi dan.
KOMUNIKASI EFEKTIF -Pengantar Psikologi-. 2 *Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dari si pengirim ke si penerima. *Suatu ide, tidak peduli.
Transcript presentasi:

Prinsip Kesantunan

Pengertian Kesantunan Dalam KBBI edisi ketiga (1990) dijelaskan yang dimaksud dengan kesantunan adalah kehalusan dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya). Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial.

1. Kesantunan Berbahasa Penelitian kesantunan mengkaji penggunaan bahasa dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Masyarakat tutur yang dimaksud adalah masyarakat dengan aneka latar belakang situasi sosial dan budaya yang mewadahinya. Kesantunan berbahasa dapat dilakukan dengan cara pelaku tutur mematuhi prinsip sopan santun berbahasa yang berlaku di masyarakat pemakai bahasa itu. Jadi, diharapkan pelaku tutur dalam bertutur dengan mitra tuturnya untuk tidak mengabaikan prinsip sopan santun. Hal ini untuk menjaga hubungan baik dengan mitra tuturnya.

2. Penggolongan Prinsip Kesantunan Berbahasa Bahwa sebagai retorika interpersonal, pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan Prinsip kesopanan ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, yakni: a. Diri sendiri b. Orang lain Diri sendiri adalah penutur, dan orang lain adalah lawan tutur, dan orang ketiga yang dibicarakan penutur dan lawan tutur. Prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh Leech (1993: ), yakni sebagai berikut: a. Maksim Kebijaksanaan Wijana (1996: 56) menambahkan bahwa semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya.

contoh: Tuan rumah : “Silakan makan saja dulu, nak!” Tadi kami semua sudah mendahului.” Tamu : “Wah, saya jadi tidak enak, Bu.” Dalam tuturan di atas, tampak dengan jelas bahwa apa yang dituturkan si tuan rumah sungguh memaksimalkan keuntungan bagi sang tamu. b. Maksim Kedermawanan Maksud dari maksim kedermawanan ini adalah buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin; buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Contoh: Anak kos A : “ Mari saya cucikan baju kotormu! Pakaianku tidak banyak, kok, yang kotor.” Anak kos B : “Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan mencuci juga, kok!”

c. Maksim Penghargaan Dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. contoh: Dosen A : “ Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Bussines English.” Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali dari sini.”

D. Maksim Kesederhanaan Maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Dalam masyarakat bahasa dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian kesantunan seseorang. contoh: Sekretaris A : “Dik, nanti rapatnya dibuka dengan doa dulu, ya!” Sekretaris B : “Ya, Mbak. Tapi saya jelek, lho.” E. Maksim Permufakatan Dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka akan dapat dikatakan bersikap santun.

contoh: Noni : “Nanti malam kita makan bersama ya, Yun!” Yuyun : “Boleh. Saya tunggu di Bambu Resto.” F. Maksim Kesimpatian Mengatakan di dalam maksim ini diharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Sikap antipati terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun. contoh: Ani : “Tut, nenekku meninggal.” Tuti : “Innalillahiwainailaihi rojiun. Ikut berduka cita.”

Prinsip kesantunan (politeness principple) itu berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang bersifat sosial, estetis, dan moral dalam bertindak tutur. Didalam bertutur seorang penutur tidak hanya menyampaikan informasi,tugas, kebutuhan, atau amanat, tetapi lebih dari itu, yaitu menjaga dan memelihara hubungan sosial antara penutur dan mitra penutur. Sejumlah ahli telah merumuskan konsep kesantunan mereka dalam prinsip kesantunan seperti Lakoff (1972) dan Leech (1983). Sedangkan, Fraser (1978) dan Brown dan Levinson (1978) merumuskan konsep kesantunan mereka dalam teori kesantunan. TEORI DAN PRINSIP KESANTUNAN

1. PRINSIP KESANTUNAN LAKOFF (1972) Prinsip kesantunan Lakoff berisi 3 kaidah yang harus ditaati agar tuturan itu dianggap santun. Ketiganya antara lain yaitu: a. Kaidah Formalitas b. Kaidah Ketidaktegasan c. Kaidah Persamaan atau Kesekawanan 2. PRINSIP KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON (1978) Prinsip kesantunan Brown dan Levinson ini berkisar pada nosi muka, yaitu muka positif dan muka negatif. Muka positif adalah muka yang mengacu pada citra diri orang yang berkeinginan agar apa yang dilakukannya, apa yang dimilikinya, atau apa yang merupakan nilai-nilai yang diyakininya, diakui orang sebagai suatu hal yang baik, menyenangkan, patut dihargai.

Sedangkan muka negatif adalah muka yang mengacu pada citra diri orang yang berkeinginan agar ia dihargai dengan jalan panutur membiarkannya bebas melakukan tindakannnya atau membiarkannya bebas dari keharusan mengerjakan sesuatu.

a. Kesopanan linguistik dan pragmatik Dua macam kesopanan: 1. kesopanan menurut tata bahasa 2. menurut kompetensi pragmatik. Sejumlah bahasa memiliki aturan berbahasa yang disebut orang jawa dengan nama tata krama, berupa aturan tata bahasa dan perbendaharaan kata khusus untuk menyatakan santun berbahasa. Tetapi yang dimaksud sopan santun dalam pragmatik bukanlah kesopanan linguistik atau sosio-linguistik, seperti digambarkan tersebut, melainkan kesopanan yang dibangun oleh kaidah-kaidah pragmatik. Sebut saja sopan santun dengan kompetensi pragmatik. STRATEGI SOPAN SANTUN BERBAHASA

b. Memilih strategi sopan santun Berikut adalah strategi tindak tutur yang berkaitan dengan ancaman positif. Brown dan levinson menawarkan strategi untuk strategi sopan santun positif: 1. Sopan santun positif Strategi 1: Curahkan perhatian kepada mitra tutur. Pedulikan perhatian mereka, kebutuhannya, kemauannya, barang- barangnya, seperti contoh berikut: Baru potong rambut ya? E, saya mau pinjam bedak. Kamu sejak sarapan belum mendapatkan apa-apa tentulah lapar. Mari kita makan siang. Indah sekali vas bunganya, dapat dari mana?

2. Kesopanan negatif Kesopanan negatif adalah memperhalus kegiatan yang ditunjukan mengurangi muka positif mitra tutur: keinginannya untuk memiliki kebebasan khususnya mitra tutur yang akrab. Pakailah ucapan tak langsung… Lakukan memakai kalimat tak langsung secara konvensional. Contoh: Dapatkah Anda geser ke sini garam itu? Apakah Anda main piano? Kalimat-kalimat yang menggunakan verba derajat kemampuan. Contoh: Apakah kakak bisa mencapai garam itu? Dapatkah Anda tenang lagi sedikit?

TERIMAKASIH

KESIMPULAN Di dalam pragmatik terdapat konsep kesantunan. Banyak ahli linguistik yang mengemukakan pendapatnya tentang konsep kesantunan. Mereka diantaranya adalah Lakoff, Leech, Brown dan Levinson. Mereka ada yang merumuskannya menjadi prinsip kesantunan melalui kaidah- kaidah, ada yang menjadi teori kesantunan melalui strategi-strategi. 1) PRINSIP KESANTUNAN LAKOFF (1972) Kaidah formalitas Ketidaktegasan Kaidah kesekawaan

2) PRINSIP KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON Melakukan tindak tutur secara apa adanya, tanpa basa-basi, dengan mematuhi prinsip kerjasama Grice. Melakukan tindak tutur dengan menggunakan kesantunan posotif; Melakukan tindak tutur dengan menggunakan kesantunan negatif; Melakukan tindak tutur secara off records; dan Tidak melakukan tindak tutur atau diam saja.

3) PRINSIP KESANTUNAN LEECH Bidal Ketimbangrasaan (tact maxim) Bidal Kemurahhatian (generosity maxim) Bidal Keperkenaan (approbation maxim) Bidal Kerendahhatian (modesty maxim) Bidal Kesetujuan (agreement maxim) Bidal Kesimpatian (sympathy maxim) 4) SKALA KESANTUNAN Skala kesantunan adalah rentangan tingkatan untuk mementukan kesantunan suatu tuturan. Ada 3 skala kesantunan: a. Skala Biaya-Keuntungan b. Skala Keopsionalan c. Skala Ketaklangsungan