Oleh : Fea Prihapsara, c.M.Sc., Apt.
Adalah cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian oral, umumnya mengandung flavoring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol.
Proporsi jumlah alkohol tergantung keperluannya: Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut dalam alkohol perlu kadar alkohol yang lebih besar. Kadar alkohol dapat berkisar antara 10-12%. Umumnya konsentrasinya 5-10%. Namun, ada eliksir yang menggunakan alkohol 3% saja, dan yang tertinggi dapat mencapai 44%. Pemanis yang biasa digunakan gula atau sirup gula, namun terkadang digunakan Sirup non gula.
BEDA ELIKSIR DAN SIRUP Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup.
PEMBAGIAN ELIKSIR MEDICATED ELIXIRS Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol. NON MEDICATED ELIXIRS Ditambahkan pada sediaan dengan tujuan: Meningkatkan rasa atau menghilangkan rasa yg kurang enak. Sebagai bahan pengencer eliksir yang mengandung bahan aktif obat.
KELEBIHAN + Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul. + Menutupi rasa yg kurang enak dari zat aktif + Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi. KEKURANGAN - Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak dan diragukan kehalalannya. - Mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus disimpan dalam botol kedap dan jauh dari sumber api.
1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut (kosolven) sambil diaduk hingga larut 2. Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut dalam pelarut alkohol lalu larutan air ditambahkan kedalam larutan alkohol agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien mencegah terjadinya pemisahan atau endapan. 3. Gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan peranan pada kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas.
Phenobarbital Elixir R/ Phenobarbitali 0,5 Ol. Citri 0.25 ml Propilen glycoli 25 ml Aethanolinum 30 ml Sorbitoli Solutioni 150 ml Corringens Coloris q. s. Aq. Dest. ad 250 ml
Cara pembuatan: 1. Kalibrasi botol 2. Timbang bahan2 3. Larutkan Phenobarbital ke dalam etanol, masukkan ke dalam botol. 4. Larutkan Propilen Glikol ke dalam etanol, lalu masukkan larutan Sorbitol, terakhir tambahkan etanol. 5. Larutkan Corr. Coloris ke dalam etanol,masukkan ke dalam botol. 6. Teteskan Oleum Citri sebanyak 0,25 ml. 7. Masukkan air ad 250 ml sedikit demi sedikit ke dalam larutan etanol, campurkan dan tutup botol.
Infusa (awas, INFUSA tidak sama dengan INFUS yang di RS), nama aslinya adalah INFUSUM (bahasa Latin) : adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air pada suhu 90° C selama 15 menit (Farmakope Indonesia, 1995).
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras di buat dengan menggunakan 10 % simplisia. Kecuali untuk simplisia seperti yang tertera di bawah ini, untuk membuat 100 bagian infus, digunakan sejumlah simplisia sepertitersebut di bawah ini : ◦ Kulit kina: 6 bagian ◦ Daun digitalis:0,5 bagian ◦ Akar ipeka : 0,5 bagian ◦ Daun kumis kucing: 0,5 bagian ◦ Sekale kornutum: 3 bagian ◦ Daun sena: 4 bagian ◦ Temulawak: 4 bagian
Untuk melakukan proses infusa, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2 buah panci yang saling bisa ditumpuk disebut panci-tim
Panci yang di atas digunakan untuk menaruh bahan yang akan di ekstraksi (tentu bersama pelarutnya, yaitu air,masing-masing dengan takaran tertentu), sementara panci sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api.
Simplisia yang berupa tanaman dengan derajat halus yang sesuai ditimbang (misalnya 50 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas diberi sesuai yang dikehendaki. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih.
Pemanasan dilakukan selama 15 menit terhitung mulai air di panci bawah mendidih sambil sekali-sekali diaduk. Setelah cukup 15 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi masih panas melalui kain flanel, Misal: Apabila volume akhir yang dikehendaki 500 cc tetapi ternyata kurang, apa yang Anda lakukan?
Cara Menyerkai Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infussimplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut dalam air dingin.
Merupakan Larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20 % bahan tumbuhan. Sediaan tingtur harus jernih pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.
Tingtur dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi, kecuali dinyatakan lain.
Menurut cara pembuatan a. Tingtur Asli adalah tingtur yang di buat secara maserasi atau perkolasi. Contoh Tingtur yang dibuat secara maserasi: Valerianae Tinctura FI III Contoh Tingtur yang di buat secara perkolasi : Cinnamoni Tinctura FI III b. Tingtur Tidak Asli (Palsu) adalah tingtur yang di buat dengan cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu. Contoh : Iodii Tinctura FI III
Menurut Kekerasan a. Tingtur Keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang berkhasiat keras. Contoh : 1. Belladonae Tinctura FI III 2. Digitalis Tinctura FI III b. Tingtur Lemah Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh : 1. Cinnamomi Tinctura FI III 2. Valerianae Tinctura FI III
B. Cara Pembuatan Tingtur Cara pembuatan tingtur di lakukan dengan cara 1. Maserasi, kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut : Masukkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya, selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
2. Perkolasi, kecuali dinyatakan lain lakukan sebagai berikut : Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 – 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehungga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia sehingga di peroleh 80 bagian perkolat. Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya, enap, tuang atau saring.
= minyak menguap, minyak terbang, minyak eteris Merupakan campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap, diperoleh dari penyulingan atau perasan simplisia segar atau secara sintetis. Misal; dari daun, bunga, kulit buah, buah
Mudah menguap Rasa tajam Bau khas Tidak larut dalam air, larut dlm pelarut organik Minyak atsiri yg segar tidak berwarna, kuning muda Warna coklat, hijau atau biru karena adanya zat asing dalam minyak atsiri. Misal minyak kayuputi (Ol. Cajuputi) yg murni tdk berwarna
Pemerian minyak atsiri: -cairan jernih -bau khas spt bau bagian tanaman asal -disimpan dlm wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan sejuk.
Diteteskan 1 tetes diatas air, permukaan air tidak keruh Dikocok sejumlah minyak dg larutan NaCl jenuh volume sama, dibiarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
1.Pemerasan; untuk minyak atsiri kadar tinggi dan tidak tahan pemanasan, misal minyak jeruk 2.Destilasi a. Cara langsung (menggunakan api langsung) b. Cara tidak langsung (destilasi air &uap, dan destilasi uap)
3. Enfleurage bunga diletakkan diatas plat dilapisi lemak, 24 jam. Bunga diangkat, diganti yg baru sampai beberapa kali hingga lemak jenuh dg minyak atsiri. Lemak dikerok, dilarutkan alkohol absolut dan minyak atsiri akan larut dan lemak tidak akan larut, sehingga dapat dipisahkan antara lemak dan minyak atsiri. Minyak atsiri dalam alkohol dapat disuling dg vakum (evapator vakum). Cara ini untuk tumbuhan yg minyak atsirinya kadarnya rendah dan tidak tahan panas.
Jernih, tak berwarna Mudah larut dalam pelarut organik spt kloroform dan eter Minyak atsiri harus bebas minyak lemak, jika diteteskan kertas perkamen tidak meninggalkan noda transparan. Harus kering (bebas air), karena air dapat mempercepat reaksi oksidasi shg minyak atsiri berwarna kuning atau kuning kecoklatan. Bau dan rasa seperti simplisia asal
Ol. Foeniculi : minyak adas Dari penyulingan buah masak Foeniculum vulgaris Mill Ol. Anisi : minyak adas manis Dari penyulingan buah kering Illicium verum Hook dan buah kering Pimpenilla amisum L. Ol caryphylli : minyak cengkeh Penyulingan pucuk bunga Eugenia caryophyllata
Ol. Citri : minyak jeruk Pemerasan perikarp dari Citrus lemon. Ol. Menthae piperitae (minyak permen) Adalah minyak atsiri diperoleh dari destilasi uap dari bagian diatas tanah tanaman berbunga Mentha piperita yg segar dan dimurnikan. Ol citronella (minyak sereh) Penyulingan uap daun cymbopogon nardus Ol cinamommi : minyak kayu manis Penyulingan uap kulit batang Cinamommum zeylanicum Blume.
Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat- zat yang beraroma dalam air. Diantara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet.
Air aromatika harus mempunyai bau dan rasa yangmenyerupai bahan asal, bebas bau dari zat lain, tidak berwarna dan tidak berlendir. Syarat untuk resep : jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuatsebelum digunakan. Penyimpanan : dalam wadah terttutup rapat, terlindung daricahaya, di tempat sejuk. Khasiat : zat tambahan.
Cara pembuatan : 1.larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam monografi dalam 60 ml etanol 95%. 2.tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-kuat. 3.tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring. 4.encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air. Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talc berguna untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan jernih.
1. Aqua Foeniculli : larutan jenuh minyak adas dalam air 2. Aqua menthae piperitae: air permen, adalah larutan jenuh minyak permen dalam air. 3. Aqua rosae: air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air.
Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
Catatan : Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah tutup dibuka dan ”obat cuci mata”. Collyrium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan lama 2 jam setelah botol dibuka tutupnya. Yang mengandung pengawet dapat digunakan biasanya 7 hari setelah botol dibuka tutupnya.
adalah sediaan cair yang berupa larutan, emulsi, atau suspensi yang dimakssudkan untuk obat dalam ataupun obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan pada penetes baku dalam farmakope Indonesia. Macam-macam guttae : Guttae Oris (obat tetes mulut) Guttae Auriculares (obat tetes telinga) Guttae Nasales ( obat tetes hidung) Guttae Ophthalmicae (obat tetes mata)
Merupakan larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodorant, antiseptika, atau analgetik lokal. Contoh : Listerine Antiseptic Mouthwash
Gargarisma atau obat kumur tenggorokan adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Ada yang boleh ditelan, ada yang tidak tergantung penandaannya.
Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut. Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli. Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas. Penandaan : Pada etiket ditulis ”Kocok dahulu”
Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk mengeringkan luka bernanah. Cth : Sol Rivanol
Larutan steril yg digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh Pemakaian secara topikal Tidak dapat digunakan untuk injeksi
Suatu bentuk suspensi dari zat padat dalam cairan, biasanya terdiri air, gliserin, dan alkohol. Mixtura agitanda hanya digunakan untuk obat luar. Wadah yang digunakan adalah botol mulut lebar, sebelum dipakai digojog dahulu.
Resep standard (Obat keringat buntet putih) R/ Liquor Faberi 200 S. u. c. atau dapat ditulis komposisinya R/ Acidum Salicylicum 1 Zinci Oxidum 10 Talcum venetum 10 Amylum Oryzae 10 Alkohol 90 % ad 200 m. f. mixt. agitanda