OLEH: ANDI MATAHARI REZKYA YUSUF PUTRI PEMBIMBING : DR. ST. NASRAH AZIS, SP. RAD CHOLELITHIASIS REFARAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2018
Berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan visceral hepar P = ± 4 – 6 cm Kapasitas ± 30 – 60 cc, max ± 300 cc Terdapat 3 bagian utama→ fundus, corpus, dan collum Vaskularisasi → arteri & vena cystica Limfe → nodi lymphatici cysticae Persarafan → plexus coeliacus
Papila Vatteri Dikelilingi Sfingter Odi Wirsungi Valve Heister Choledochoduodenal Junction
Vesica Fellea mempunyai kemampuan memekatkan empedu Pengosongan Kandung Empedu : Makanan berlemak dalam duodenum Lemak merangsang pengeluaran CCK dari mukosa duodenum Kandung Empedu berkontraksi Kandung Empedu berkontraksi Empedu masuk dalam duodenum Otot polos yg terletak pd ujung distal duktus coledokus dan ampula relaksasi Empedu dibentuk oleh sel-sel hati ↓ Kanalikuli ↓ ductus biliaris terminal ↓ ductus hepaticus kanan dan kiri ↓ ductus biliaris komunis FISIOLOGI
Cairan alkalis encer Garam empedu (turunan kolesterol) Kolesterol Lesitin Berfungsi menyimpan dan memekatkan cairan empedu yang disekresikan hepar
FUNGSI GARAM EMPEDU Emulsi Lemak Butiran lemak kecil Meningkatkan luas permukaan kontak dengan lipase Pembentukan Misel Diangkut ke permukaan usus Angkut Produk Buangan Penghancuran hemoglobin Pembentukan biliverdin → bilirubin
KOMPOSISI CAIRAN EMPEDU KOMPONENDARI HATIDARI KANDUNGAN EMPEDU Air97,5 gm%95 gm% Garam Empedu1,1 gm%6 gm% Bilirubin0,04 gm%0,3 gm% Kolesterol0,1 gm%0,3-0,9 gm% Asam Lemak0,12 gm%0,3-1,2 gm% Lecithin0,04 gm%0,3 gm% Elektrolit--
Kolelitiasis → gabungan dari beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang dapat ditemukan di sistem empedu. Mencangkup pembentukan batu pada : - kolesistolitiasis → kandung empedu - koledokolitiasis → saluran empedu
EPIDEMIOLO GI Insidens kolelitiasis di Amerika Serikat diperkirakan 20 juta orang, 5 juta pria dan 15 juta wanita→ 70% kasus ditemukan batu kolestrol Di Indonesia banyak ditemukan pada usia ratarata 40-50th dan meningakat usia >60 th, wanita > laki-laki Prevalensi terbanyak pada jenis batu campuran (80% kasus)
FAKTOR RESIKO Lebih banyak dijumpai pada wanita dibandingkan laki-laki 2 : 1 (Female) Lebih sering pada orang yang gemuk (Fat ) Bertambah dengan tambahnya usia (Forty ) Lebih banyak pada multipara (Fertile) Lebih banyak pada orang dengan diet kalori ↑ (Food ) Sering memberi gejala-gejala saluran cerna (Flatulen) Stasis cairan empedu → cedera medula spinalis, puasa jangka panjang dengan pemberian nutrisi parenteral total saja, gastric bypass Obat-obatan → kontrasepsi & obat hipolipidemia golongan fibrat (Gemfibrozil & Fenofibrat) Faktor genetik
KLASIFIKA SI BATU KOLESTROLBATU PIGMEN BATU CAMPURAN 70% kristal kolesterol dan sisanya kalsium karbonat, kalsium palmitat Terbentuk hampir selalu di kandung empedu Dapat soliter/multipel Permukaan licin, bulat, berduri, dan menyerupaimurbei Kalsium bilirubinat Berbentuk tidak beraturan, kecil- kecil dan multipel Warna bervariasi Cokelat kemerahanhitam Sering bersatu membentuk batu yang lebih besar Jenis yang paling banyak dijumpai (80%) Terdiri atas kolesterol,pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium Dasar pembentukan metabolisme sama dengan batu kolestrol
PATOGENESIS KOLELITIASIS
MANIFESTASI KLINIS 1/3 penderita bersifat simtomatik, sedangkan 2/3 penderita bersifat asimtomatik Nyeri kolik bilier→ Nyeri kuadran kanan atas, berlangsung > 15 menit, hilang setelah beberapa jam, penyebaran dapat ke punggung bagian tengah, skapula atau ke puncak bahu Mual & muntah Ikterus kolestatik→ ikterus disertai tinja pucat dan urin gelap Kolesistitis → Nyeri menetap pada hipokondria kanan disertai demam Kolangitis → Demam dan menggigil, nyeri daerah hepar, ikterus (Trias Charot)
PEMERIKSAAN FISIK Nyeri tekan (+) dengan punctum maksimum di daerah kuadran kanan atas Murphy sign (+) → nyeri tekan bertambah sewaktu os inspirasi sehingga os berhenti menarik nafas Kadang teraba hepar agak membesar (Hepatomegali) & sklera ikterik (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Asimptomatik umunya tidak ada kelainan laboratorium Apabila peradangan akut Leukositosis Peningkatan kadar bilirubin dapat dicurgai batu ductus koledokus Peningkatan kadar kolestrol, fosfatase alkali, dan amilase serum↑ Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN RADIOLOGI Foto Polos Abdomen USGAbdomen Kolesistografi Kolangiopankreatografi Endoskopi Retrograde (ERCP) CT-Scan
Foto Polos Abdomen Tidak memberikan gambaran yang khas, hanya % radiopak Bila berkadar kalsium ↑ dapat terlihat Bila disertai kolangitis / hidrops → kandung empedu terlihat sebagai massa di kuadran kanan atas USG Abdomen Dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis/edem Batu pada duktus koledukus distal sulit dideteksi → terhalang udara dalam usus
Kolesistografi Murah, sederhana, dan cukup akurat untuk batu radiolusen Kolesistografi oral→ menilai fungsi kandung empedu Dapat gagal pada keadaan → muntah, ileus paralitik, obstruksi pilorus, dan hepatitis CT-Scan Dapat memperlihatkan saluran empedu yang melebar, massa hepatik dan massa retroperitoneal Tampak gambaran single/multiple filling defect di dalam kantong empedu dan dikalsifikasi dengan padat
Kolangiopankreatografi Endoskopi Retrograde (ERCP) Berguna untuk batu di duktus koledokus Indikasi → ganguan fungsi hati & batu yang tidak terdeteksi dengan USG dan kolesistografi oral
Ulkus Duodenum Pankreatitis Infark Miokard Karsinoma Caecum / Kolon Asendens DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA Golongan Statin (Simvastatin) → dosis harian 5-80 mg untuk menghambat sintesis kolesterol Golongan Kolelitolitik (Asam ursodioksikolat) → dosis 8-10 mg/kgBB terbagi dalam 2-3 dosis harian akan mempercepat disolusi. Indikasi→ diameter < 20mm dan os yang kontraindikasI kolesistektomi Extarcorporal Shock Wave LithotripsyWSE (L) Penanganan Konservatif Kolesistektomi Laparoskopik Kolesistektomi Endoscopic Sphincterotomy Kolesistosomi Pemasangan stent bilier Penanganan Operatif
JENIS PENANGANAN OPERATIF Penanganan Kolesistolitiasis Batu saluran empedu sulit Kondisi kritis dengan empiema dan sepsis Penanganan Koledokolitiasis Kolesistektomi Laparoskopi→ pembedahan invasif minimal dalam rongga abdomen Kolesistektomi terbuka→ bila kolesistektomi laparoskopi gagal dan tidak memungkinkan ERCP dengan sfingterotomi endoskopik→ pembedahan invasif minimal mengeluarkan batu dengan insisi melalui sfingter Oddi guna mengekstraksi batu Kolesistosomi → prosedur minimal invasif yang dilakukan dengan memasang pipa drainase di kandung empedu, setelah stabil dilakukan kolesistektomi Pemasangan stent bilier