Perubahan Mindset Kompetensi Keterampilan Guru Kualitas Implementasi Kurikulum Tingkat Keberterimaan Recieving Responding Valuing Organizing Charactering Kemauan dan Kegigihan melatih diri selama pelatihan Merancang Melaksanakan Mengevaluasi Rancangan aktivitas Perubahan Sikap Kualitas Proses Format: Refleksi, instrumen, ekspectasi Format: Apa yang dinginkan ?
TANTANGANINDONESIA DALAM ABAD KE21 (MENGAPAKITA HARUSSIAPBERUBAH ? )
Koefisien Gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua nilai sama sedangkan nilai 1 menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu satu orang menguasai semuanya sedangkan yang lainnya nihil.
"If you stand still, you’ll fall behind. Movement alone, however, doesn’t guarantee success." Jadi diam saja tidak menyelesaikan masalah. Anda perlu mitra-mitra yang tepat dan bisa menjadi komplemen yang tangguh. FLIP adalah akronim dari: Focus, Listen, Involve, dan Personalize.
Neuroplasticity Plastisitas otak (neuroplasticity) adalah kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf. Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradabtasi terhadap kebutuhan fungsional. Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf (neurochemical), penerimaan saraf (neuroreceptive), perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak. Plastisitas juga terjadi pada proses perkembangan dan kematangan sistem saraf. Untuk memberikan gambaran tentang plastisitas, maka penulis memberikan ilustrasi dengan membandingkan antara sifat plastisitas dan elastisitas. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; Suatu benda dengan bentuk awal segi empat jika diberi intervensi atau dimanipulasi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda berbentuk segi tiga akan tetapi pada akhirnya benda tersebut akan kembali pada bentuk awalnya, hal ini disebut sebagai kemampuan elestisitas. Jika bentuk awal suatu benda berbentuk segi empat kemudian diberikan intervensi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda akan membentuk segi tiga dan juga menjadi bentuk akhir dari benda tersebut, hal ini disebut sebagai kemampuan plastisitas. Dengan demikian jelas bahwa sifat elastisitas berbeda dengan sifat plastisitas. Sifat elastik artinya kemampuan suatu benda untuk dapat kembali pada bentuk asalnya, sedangkan sifat plastisitas menunjukkan kemampuan benda untuk berubah kedalam bentuk yang lain. Nilai positif dari adanya sifat plastisitas adalah pada pasien stroke menjadi potensi untuk dapat dikembangkan dan dibentuk sehingga dapat menghasilkan gerak yang fungsional dan normal. Nilai negatif dari adanya sufat plastisitas adalah jika metode yang diberikan tidak tepat, maka akan terbentuk pola yang tidak tepat pula.