ANALISIS BREAK EVEN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA AKUNTANSI PADA PT ANALISIS BREAK EVEN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA AKUNTANSI PADA PT. GILETTE INDONESIA Nama : MENIXCO NPM : 20207709 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : RADI SAHARA, SE.MM
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba merupakan salah satu tujuan utama dalam suatu perusahaan dimana besar kecilnya merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan. Seorang manajemen harus mampu membuat rencana kegiatan dimasa yang akan datang, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Perencanaa perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah denan program budget. Program budget akan bermanfaat jika disertai dengan teknik perencanaan atau analisa lainnya misalnya dengan menggunakan analisis Break Even. Break Even dapat diartikan suatu keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Analisis Break Even dapat mengetahui pada volume produksi berapa penghasilan dapat menutupi biaya total sehingga dapat menghindari kerugian. 1.2 Tujuan penelitian Untuk mengetahui Break Even atau titik impas pada PT.Gillette Indonesia Untuk mengetahui Proyeksi Laba pada PT. Gillette Indonesia Untuk mengetahui Margin of Safety pada PT. Gillette Indonesia
2. METODE PENELITIAN 2.1 METODE PENELITIAN - > PT. GILLETTE INDONESIA 2.2 DATA YANG DIGUNAKAN -> DATA KUALITATIF 2.3 Metode Pengumpulan Data Studi Lapangan Wawancara Dokumentasi
3. PEMBAHASAN Perhitungan Break Even yang dianggarkan PT. Gillette Indonesia Tahun 2010 adalah sebesar Rp.43.401.290.000 dengan jumlah penjualan sebanyak 123.435.000 unit Perhitungan proyeksi laba yang dianggarkan sebesar 10% pada PT. Gillette Indonesia Tahun 2011 adalah sebesar Rp.10.286.540.000 dengan penjualan dalam rupiah pada laba yang direncanakan sebesar Rp.76.583.672.000 serta penjualan pada unit laba yang direncakan mencapai 217.807.00 unit. Margin of Safety untuk Tahun 2010 adalah sebesar 40,8% atau Rp.29.932.710.000
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Pada Tahun 2010 perusahaan mampu memperoleh laba yang sudah ditargetkan sebelumnya yaitu sebesar 10% dari tingkat penjualan sebelumya serta perusahan juga mampu untuk memberikan titik keamanan penjualan ( Margin of Safety ) sebesar 40,8% dalam rupiah sebesar Rp. 29.932.710.000. 4.2 SARAN Melihat dari besarnya biaya promosi maka sebaiknya perusahaan mampu untuk menekan biaya promosi sehingga diharapkan laba pada tahun selanjutnya dapat meningkat Sebaiknya perusahaan untuk tahun mendatang mempunyai Margin of Safety lebih dari 10%, hal ini diperlukan agar tingkat keamanan perusahaan lebih terjamin Perusahaan seharusnya mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia sebagai Perusahaan Terbuka ( PT )