LAPORAN ON THE JOB TRAINING PELATIHAN TEKNOLOGI STRUKTUR REVETMENT BLOK BETON BERKAIT (3B) di Pantai Happy Kabupaten Buleleng Provinsi Bali Oleh : Kelompok 2
Kelompok 2 Ketua : Maman, ST ( BBWS Citanduy) Sekretaris : Vilda Ariviana, ST (Balai Litbang Pantai) Penyaji : Ketut Sudana, ST (BBWS Mesuji Sekampung) Moderator : Novan Ferdina. T, ST (BBWS Pemali Juana) Anggota : Meri Andayani, ST (BBWS Sumatera VIII) Sepriana Liberty. D, ST (BWS Nusa Tenggara II) Muhammad Arisandi, ST (BWS Maluku Utara) Masda Eka Putra, ST. MT (BWS Sumatera IV) Muhammad Arsyad, ST (BWS Sulawesi III)
BAB I BAB II BAB III BAB IV Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup BAB I Pengertian Pelaksanaan Pekerjaan Uraian Teori BAB II Gambaran Umum Permasalahan Pemecahan Masalah BAB III Simpulan Rekomendasi BAB IV Daftar Pustaka
Latar Belakang Kerusakan pesisir pantai akibat abrasi dan erosi air laut. Panjang pantai di wilayah Kabupaten Buleleng adalah 128.2 kilometer Dari keseluruhan panjang pantai tersebut, 30.56 kilometer (23.84%) diantaranya diidentifikasi telah mengalami kerusakan akibat erosi.
Usaha perbaikan telah dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan non- struktur (hutan bakau) dan struktur (revetment, tembok laut, krib, jeti dsb.) Saat ini di Indonesia batu besar tersebut sudah berkurang sehingga diganti dengan blok beton untuk memenuhi kebutuhan material yang beratnya memadai
Blok beton tersebut telah dibuat dengan berbagai bentuk antara lain kubus, tetrapod, buis beton. Sehingga dikembangkan teknologi baru yang lebih efisien dari faktor stabilitas dan estetika, yaitu Revetment Blok Beton Berkait (3B)
Maksud dan Tujuan Maksud pekerjaan pelaksanaan Revetmen blok beton berkait 3B adalah membuat suatu Pelaksanaan Teknis Pengamanan Pantai maupun bangunan penahan gelombang/pengamanan pantai yang efektif, Tujuan diadakannya pekerjaan ini adalah untuk memperoleh solusi teknik pengamanan pantai Revetmen blok beton berkait 3B
Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaksanaan sebuah bangunan pengaman pantai revetment blok beton berkait 3B terdiri dari 2 Tahapan yaitu: Tahap Persiapan : Mobilisasi Peralatan dan tenaga, Pembersihan lahan kerja, Pengukuran, Pembuatan direksi keet, Pekerjaan galian tanah/pasir, Pemasangan geotekstile, Pemasangan mini pile, Pemasangan batu kaki. Tahap Konstruksi : Pemasangaan beton pile Cap Pemasangan batu lapis 2 Pemasangan beton 3 B Pemasangan Beton Frame Pemasangan Aksesoris pendukung
Pengertian Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik – teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen konstruksi. Pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik
Uraian Teori Dokumen Metode Pelaksanaan Pekerjaan Project plant, Sket atau gambar bantu Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (Mandor, Pekerja, Tukang, Kepala Tukang) Perhitungan kebutuhan material/bahan dan jadwal kebutuhan material/bahan. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan kelengkapan yang lain. Apabila metode pelaksanaan pekerjaan merupakan dokumen yang terpisah (tersendiri), maka harus dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik Memenuhi persyaratan teknis Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu biaya murah, wajar dan efisien. Memenuhi pertimbangan nonteknis lainnya Merupakan alternatif/pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah Manfaat positif Construction Method.
Peranan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi akan mempengaruhi perencanaan konstruksi (Nono Tisnawardono: 2002: 11) antara lain: Jadwal pelaksanaan. Kebutuhan dan jadwal tenaga kerja Kebutuhan dan jadwal meterial/bahan. Kebutuhan dan jadwal alat. Penjadwalan anggaran (Arus kas/cash-flow). Jadwal prestasi dengan metode kurva – S (S-Curve). Cara-cara pelaksanaan pekerjaan.
Revetment Blok Beton Berkait (3B) Revetment Blok Beton Berkait (3B) adalah bangunan berupa struktur penahan gempuran gelombang sebagai proteksi terhadap tebing pantai yang ditempatkan di sepanjang kawasan yang akan dilindungi. Penggunaan revetment Revetment Blok Beton Berkait (3B) dimaksudkan untuk memperkuat tepi pantai agar tidak terjadi pengikisan pantai akibat gempuran gelombang.
Pemilihan Bahan/material Bangunan Pengaman pantai ditentukan juga beberapa aspek/parameter dalam melakukan seleksi bahan yang akan dipakai. Berikut ini ialah parameter yang harus ditinjau dalam pemilihan bahan bangunan: 1. Kemudahan mendapatkan bahan bangunan. 2. Fleksibilitas. 3. Stabilitas bangunan. 4. Estetika. 5. Biaya bangunan. 6. Dalam pemilihan material ini, ada beberapa alternatif bahan bangunan yang bisa dipakai sesuai dengan parameter diatas. Bahan yang umum digunakan sebagai material bangunan pantai yaitu: a) Batu Armor b) Pasangan Batu c) Buis Beton
Gambaran umum Data pantai Peta lokasi pekerjaan Lokasi : Pantai Happy Desa : Tukadmungga Kecamatan : Buleleng Kabupaten : Buleleng Provinsi : Bali
Bentuk kerusakan pantai Gambaran umum Kerusakan pantai Bentuk kerusakan pantai Jenis kerusakan : Erosi pantai Penyebab : Sumber sedimen (source) lebih kecil dari kehilangan sedimen (sink) Perubahan gelombang Hilangnya perlindungan pantai seperti bakau, terumbu karang dan sand dune. Kerugian : Rusaknya kawasan pemukiman dan fasilitas-fasilitas yang ada pada daerah tersebut Jenis bangunan : Revetment blok beton berkait (B3)
Profil Melintang Blok Beton Berkait 3B
Detail Blok Beton Berkait 3B
Detail Blok Beton Berkait 3B
Detail Blok Beton Berkait 3B
Pile Cap
Tahapan pekerjaan Tahap Persiapan Tahap Konstruksi Mobilisasi Peralatan dan Tenaga Pembersihan Lahan Kerja (Jika Perlu) Pengukuran Kembali Pembuatan Direksi Keet, Gudang, dan Barak (Jika Perlu) Pekerjaan Galian Tanah/Pasir Pemasangan Geotekstile Pemasangan Mini Pile Pemasangan Batu Kaki Pemasangan Beton Pile Cap Pemasangan Batu Lapis 2 Pemasangan Baton 3B Pemasangan Beton Frame Pemasangan Aksesoris Pendukung Tahap Persiapan Tahap Konstruksi
Masalah pelaksanaan yang timbul Sosialisasi masyarakat, mobilisasi, dan K3 Persiapan Pembengkokan dan jarak tulangan Pembesian Proses pemasangan dan melengkung Bekesting Longsor dan terendam air Galian tanah Tanah masih gembur Timbunan Genangan pada galian Dewatering Patah, miring, dan sompel Pondasi (minipile) Berat dan mudah robek Filter Susunan tidak rata & goyang Batu kosong Material tersangkut, slump, kuat tekan Cetak blok beton Pengangkatan retak & kebesaran Balok pile cap Elevasi berbeda, penguncian susah Pasang blok beton Mudah tergerus air Balok pengunci/frame Masalah pelaksanaan yang timbul
1. Pekerjaan persiapan Masalah: Solusi: Prosedur: Melakukan pendekatan kepada masyarakat dan dibicarakan dengan baik. Gunakan tranportasi yang sesuai dengan ukuran jalan atau membuat jalan akses sendiri. Menyuruh pekerja menggunakan APD dan mensosialisasikan setiap hari. 1. Pekerjaan persiapan Solusi: Melakukan pendekatan kepada masyarakat dan dibicarakan dengan baik. Gunakan tranportasi yang sesuai dengan ukuran jalan atau membuat jalan akses sendiri. Menyuruh pekerja menggunakan APD dan mensosialisasikan setiap hari. Prosedur: Penyiapan bahan material dan tenaga kerja Mengirim ke lokasi pekerjaan Membuat direksikeet, gudang bahan dan peralatan
2. Pembuatan pembesian blok beton berkait 3B Masalah: Rangka pembesian masih bergoyang Perakitan antara segmen pembesian atas, tengah , dan bawah tidak menyatu. 2. Pembuatan pembesian blok beton berkait 3B Solusi: Pastikan ikatan binrad telah diikat dengan kuat. Pastikan jarak antar tulangan diatur dengan baik pada setiap perteman segmen. Prosedur: Besi tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai dengan ukurannya. Atur jarak pembesian kemudian ikat pertemuan persilangan tulangan dengan kawat binrad.
3. Pembuatan bekesting blok beton berkait 3B Masalah: Bekesting mudah saat dipasang tetapi sulit saat dibuka. Bekesting dapat melengkung saat pengecoran. 3. Pembuatan bekesting blok beton berkait 3B Solusi: Bekesting dibuat tanpa banyak sambungan baut dan ukuran toleransinya diperhatikan Gunakan bekesting dari bahan baja minimal plat 6 mm. Prosedur: Bekesting bagian dalam diberi oli atau minyak bekesting sebelum di rakit menjadi satu. Hubungkan setiap segmen dan kencangkan dengan cara dibaut setiap sambungannnya
4. Pekerjaan galian tanah Masalah: Kondisi tanah yang mengalami longsor. Tanah yang sudah digali terendam air laut. 4. Pekerjaan galian tanah Solusi: Buat kemiringan agar tidak longsor atau di buat dinding penahan sementara. Melakukan pengurasan dengan pompa air atau membuang air dengan excavator. Prosedur: Tandai sepanjang galian tanah yang akan digali Menggali tanah dengan menggunakan excavator
5. Pekerjaan timbunan Masalah: Solusi: Prosedur: Tanah urug masih gembur saat diinjak 5. Pekerjaan timbunan Solusi: Padatkan tanah urug setiap lapis dengan tebal maksimum 20 cm dengan stamper sampai derajat kepadatan maksimum 95% standar kepadatan Prosedur: Pindahkan tanah urug ke tempat yang akan ditimbun dengan excavator Ratakan tanah dengan menggunakan excavator Padatkan tanah dengan alat stamper. Pemadatan dilakukan untuk setiap lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm.
6. Dewatering Masalah: Solusi: Prosedur: Terjadi terjadi genangan dan akan menyulitkan pekerjaan pemasangan minipile dan geotextile. 6. Dewatering Solusi: Melakukan sitem pompanisasi untuk area yang sudah siap dikerjakan. Prosedur: Area yang sudah dilakukan galian segera dilakukan pengeringan sebelum dilakukan pemasangan minipile dan geotextile.
7. Pekerjaan pondasi (minipile) blok beton berkait 3B Masalah: Minipile patah saat pemancangan Minipile terpasang dalam kondisi miring Bagian atas minipile sompel 7. Pekerjaan pondasi (minipile) blok beton berkait 3B Solusi: Jika sudah bertemu tanah keras maka pemancangan dihentikan Sebelum pemancangan dipastikan kembali tingkat kelurusan minipile saat dipancang Diberi bantalan pada sisi atas yang ditekan Prosedur: Pengangkatan minipile dengan excavator Pemancangan minipile dilakukan dengan excavator
8. Pekerjaan pemasangan filter Masalah: Geotextil sangat berat jika dalam kondisi basah Geotextil robek terkena bucket excavator saat proses pengurasan air laut dalam galian. 8. Pekerjaan pemasangan filter Solusi: Dikeringkan dahulu geotextil dengan sinar matahari Pastikan bucket exacavator tidak menyentuh dasar galian yang tergenang Prosedur: Geotekstil dibentangkan sepanjang daerah pemasangan blok beton berkait 3B dengan tenaga manusia Jika kesulitan dapat menggunakan bantuan excavator.
Masalah: Penyusunan batu kosong tidak rata Posisi batu kosong masih bergoyang 9. Pekerjaan batu kosong pelindung kaki (toe protection) dan batu sloff Solusi: Kombinasikan penyusunan batu yang berukuran kecil hingga besar Gunakan batu kecil sebagai pengunci agar tidak bergoyang Prosedur: Mengangkut material ke lokasi kerja. Susun batu kosong sampai terkunci seluruhnya. Jika tidak terkunci maka pada bagian rongga yang besar dapat diisi dengan batu yang lebih kecil.
10. Pekerjaan pencetakan blok beton berkait 3B Masalah: Hasil slump tidak sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis. Hasil pengujian kuat tekan tidak sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis. Beton berongga 10. Pekerjaan pencetakan blok beton berkait 3B Solusi: Perlu perhitungan ulang mix design agar sesuai Melakukan hammer test, jika hasil sesuai maka beton dapat diterima, jika tidak sesuai maka beton harus dihancurkan dan dilakukan pengecoran ulang. Melakukan pemadatan dengan vibrator atau manual dengan besi agar tidak berongga. Prosedur: Menyiapkan bekesting yang telah diberi oli/minyak bekesting dan besi tulangan yang telah dirakit. Buat beton tahu (decking) untuk ganjal selimut beton Masukkan besi tulangan ke dalam bekesting. Lakukan tes slump. Lakukan pengecoran.
11. Pekerjaan pemasangan balok pile cap Masalah: Beton balok pile cap yang belum kering akan hancur tergerus air laut jika mengecor di lapangan Balok pile cap retak saat proses pengangkatan Ukuran balok pile cap yang kebesaran 11. Pekerjaan pemasangan balok pile cap Solusi: Lakukan precast balok pile cap di luar lokasi kerja. Jika sudah selesai dapat diangkut ke lokasi kerja. Gunakan sling belt dan atur jarak sling belt serta diturunkan dengan perlahan-lahan. Melakukan pembobokan pada bagian yang perlu dibobok. Prosedur: Menyiapkan bekesting yang telah diberi oli/minyak bekesting dan besi tulangan yang telah dirakit. Buat beton tahu (decking) untuk ganjal selimut beton Masukkan besi tulangan ke dalam bekesting. Lakukan tes slump. Lakukan pengecoran.
12. Pemasangan blok beton berkait 3B Masalah: Saat pengangkutan terjadi retakan bahkan sompelan Memiliki elevasi yang berbeda antar blok beton yang satu dengan blok beton yang disebelahnya. Proses pemasangan dan penguncian yang sulit dilakukan Ukuran blok beton sangat presesif 12. Pemasangan blok beton berkait 3B Solusi: Berikan bantalan pada sisi atas, bawah, kiri dan kanan berupa kayu atau papan. Pastikan dasar atau dudukan blok beton memiliki elevasi yang sama dengan cara mengukur menggunakan waterpass. Pastikan diberi celah untuk setiap sambungan agar mudah dalam penguncian. Melakukan pembobokan pada bagian yang perlu dibobok. Prosedur: Blok beton diangkat kemudian dihubungkan dengan bagian bawahnya Penyusunan blok beton dibuat zigzag di setiap tingkatnya agar mengunci lebih kuat.
13. Pemasangan balok pengunci/frame Masalah: Beton balok pengunci/frame yang belum kering akan hancur terhantam gelombang air laut jika mengecor di lapangan. Bekesting tidak mempu menahan beban tanah saat pengecoran Pembesian tidak sesuai dengan ukuran. Mutu beton tidak sesuai standart. 13. Pemasangan balok pengunci/frame Solusi: Lakukan pengecoran sesuai dengan jadwal pasang surut air laut atau dewatering/kisdam. Gunakan kayu yang baru atau yang terjamin kekuatannya. Ukur diameter besi dan jarak antar pembesian Lakukan mix design ulang agar sesuai dengan spesifikasinya. Prosedur: Beton dicetak langsung di lapangan dengan jarak minimal per 10 m. Bagian ujung revetment blok beton dibuat sayap untuk menutup bagian dalam dan mencegah gerusan disamping
PENUTUP Rekomendasi Simpulan Pekerjaan revetment, terdiri dari galian pondasi, pemasangan lapis geotextile, pemasangan lapis inti, lapis antara, dan lapis armor. Material utama dalam pembuatan revetment ini adalah Blok Beton Berkait (3B). Secara keseluruhan konstruksi Blok Beton Berkait (3B) sangat efektif untuk digunakan sebagai revetment. Metode pelaksanaan sangat sulit diterapkan di lapangan sehingga memerlukan keterampilan khusus. Proses penggalian membutuhkan waktu yang sangat singkat karena berpengaruh terhadap pasang surut air laut. Blok Beton Berkait (B3) sangat presesif sekali sehingga mempersulit pemasangan. Rekomendasi Perlu penelitian lebih lanjut dalam mempermudah pemasangan. Bekesting dibuat tanpa banyak sambungan dan ukuran toleransinya diperhatikan Interlocking blok beton pengunci satu dengan yang lain diperlukan jarak toleransi. Gunakan bahan yang lebih ringan seperti beton ringan
Terima kasih