KELAINAN TELINGA LUAR. Kelainan Kongenital. 1. Atresia liang telinga dan mikrotia 2. Fistula Preaurikular 3. Lop ear (Bat’s ear) Kelainan didapat. 1.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Benda asing di THT-KL.
Advertisements

ALAT INDRA KULIT.
ASKEP OTITIS MEDIA SEROSA
ASKEP OMK (OTITIS MEDIA KRONIK)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
PERDARAHAN DILUAR HAID
VARISELA (chickenpox)
Penyakit Paget (baru ada pd wanita)
REVIEW pra UTS.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
POLIP SERVIKS,EROSI PORSIO
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
PENYAKIT KULIT DARURAT SINDROMA STEVEN JOHNSON. Definisi.
MASTITIS OLEH YONI MAI PUTRI
KELAINAN / PENYAKIT TELINGA LUAR
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PERDARAHAN DILUAR HAID
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
KELAINAN KESEIMBANGAN
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
TRAUMA GENITALIA.
KELUMPUHAN SARAF FASIALIS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
PNEUMONIA dr. Purwanto.
AMOEBIC LIVER ABSCESS dr. Ayling Sanjaya, M.Kes., Sp. A
BENDA ASING DI SALURAN NAFAS
MASTITIS ELVINA OKTAVIA I B.
Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis.
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Sindrom Guillain–Barré
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PENDARAHAN DILUAR HAID
BY : MESI SEPTIA YUDA IIB
Anatomi telinga DEFINISI Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Pada sepertiga.
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
Miliaria.
Ketulian Oleh: Heny Nurma Y.
Diagnostik dan Management Klinik Otitis Media Supuratif Kronik
BARTOLINITIS DAN KISTA BARTOLIN
dr Densy Tette, M.Kes,Sp.THT-KL
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
KERATOSIS OBTURAN.
KOLESTEATOMA EKSTERNA
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Pada Dermatitis Seboroik
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
OTOMIKOSIS.
PENYAKIT KULIT BAKTERI (PIODERMA)
PROBLEM SOLVING SELULITIS
REVIEW trauma aurikuler Pembimbing: dR.sri hening R. Sp.THT-KL
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
REFERAT HERPES ZOSTER Oleh Santi Nurfitriani Pembimbing Dr. Sabrina.
By : Revi Anggita. Definisi Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang menyebabkan hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi.
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
SERUMEN.
KEBERSIHAN TELINGA PKMRS dr.ADJIDARMO.
VARICELLA Marina. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa.
VARICELLA Marina. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa.
CORPUS ALEINUM AURICULA DAN SERUMEN PROP Dr. dr. Indra Zachreini,Sp.THT-KL(K) RSU Cut Meutia Aceh Utara/Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Transcript presentasi:

KELAINAN TELINGA LUAR

Kelainan Kongenital. 1. Atresia liang telinga dan mikrotia 2. Fistula Preaurikular 3. Lop ear (Bat’s ear) Kelainan didapat. 1. Hematoma. 2. Perikondritis. 3. Herpes zoster oticus 4. Pseudokista. 5. Serumen Obsturans. 6. Benda asing ditelinga. 7. Otitis eksterna. 8. Infeksi kronis liang telinga. 9. Keratosis obsturan dan kolesteatoma sksterna. 10. Otitis eksterna maligna.

Kelainan kongenital Atresia liang telinga dan mikrotia.  Jarang ditemukan, bisa unilateral atau bilateral.  Etiologi belum diketahui dg pasti diduga: genetik, infeksi virus dan intoksikasi bahan kimia (Talidomid) pd kehamilan muda.  Kelaianan brp: tdk terbentuk liang telinga, kelainan daun telinga dan tulang pendengaran.  Jarang mengenai telinga dalam.  Diagnosis: daun telinga tdk tumbuh dan atresia liang telinga.  Pemeriksaan penunjang: audiometri dan radiologi (CT-scan telinga).  Pengobatan: Bilteral: setelah diagnosis segera pakai Alat Bantu Dengar(ABD), usia 5-7 tahun operasi rekonstruksi sebelah telinga. Unilateral: operasi pada thn.

Fistula preaurikuler  Kelainan embrional pada arkus brachial 1 dan 2, herediter dominan, pd ras asia dan afrika.  Lokasi depan tragus, dan sekitarnya.  Bentuk bulat lonjong, mengeluarkan sekret berbau (sebasea), sering terinfeksi.  Diagnosis: biru metilen dimasukan dlm fistel (saat operasi), fistulografi.  Jika timbul abses berulang: fistulektomi.

Lop ear (Bat’s ear)  Kelainan kongenital; telinga lebar, dan lebih berdiri.  Tidak ditemukan gangguan pendengaran, ada ganguan kosmetik.

Kelainan didapat Hematoma (Othematoma)  Oleh karena trauma  Terdapat darah antara perikondrium dan tulang rawan.  Terapi insisi mengeluarkan bekuan darah, balut tekan dg kasa, hati2 terjadi perikondritis.

Perikondritis  Radang tulang rawan telinga.  Akibat: trauma, pasca operasi (mastoiditis), komplikasi pseudokista.  Terpi: antibiotik.  Komplikasi tulangrawan hancur dan menciut (cauliflower ear)

Pseudokista (psudo othematoma)  Adanya cairan kekuningan antara perikondrium dan tulang rawan.  Keluhan ada benjolan pada telinga.  Etiologi: trauma.  Terapi: aspirasi, balut tekan dg gips selama 7 hari.

Herpes Zoster Otikus  Nama lain : - Herpes otikus, ganglionitis/genikulitis, Hunt & Ramsay sindrom  Etiologi : Neurotrobe virus  Gejala : - Prodroma : malaise, panas, demam, pusing - Aurikula panas seperti dibakar - Terdapat herpes erupsi diaurikula dan liang telinga. - Gangguan pendengaran :- tinitus - kurang dengar - Gangguan keseimbangan

Komplikasi : fasial palsy (perot/mencong) Patologi : kelumpuhan derajat neuropraksi Prognosis : ad sanam baik Terapi : - obat anti virus. - analgetik/antipiretik - kortikoid dosis tinggi yang kemudian diturunkan bertahap - fisioteri Note: perot/mencong dalam 2 bulan tidak membaik, operasi dekompresi N.fasial.

Serumen  Serumen dihasilkan oleh Kel. Sebasea dan kel.seruminosa (di 1/3 bag.luar liang telinga)  Fungsi sebagai proteksi.  Keluar saat mengunyah  Menumpuk: telinga tersumbat, kurang dengar.  Terapi: jika serumen cair dibersihkan dg pintal kapas. Keras: dg pengait atau irigasi air hangat. Jika sulit/keras: karbogliserin 10% selam 3 hari.

Benda asing (BA) ditelinga.  Benda mati: kacang hijau, penghapus,kapas cotton bud dll. Benda hidup: nyamuk, semut, kecoa.  Gejala : sumbatan liang telinga, kurang denger, nyeri di liang telinga.  Tindakan : ekstraksi BA dgn menggunakan pengait atau pinset, dapat dilakukan irigasi telinga namun jika anak tidak kooperatif  narkose  Jika BA berupa serangga yg masih hidup, sebelum di ekstraksi dimatikan dulu dgn meneteskan rifanol.

Otitis eksterna akut.  Terdiri : otitis eksterna sirkumskripta (furunkel) dan Otitis eksterna difusa. 1. Otitis eksterna sirkumskripta  Mengenai 1/3 liang telinga bagian luar.  Infeksi polisebasea membentuk furunkulosis  Penyebab: staphylococcus aureus dan staphylococcus albus.  Gejala: sakit telinga/otalgia hebat, nyeri pd penarikan daun telinga, gangguan pendengaran.  Terapi: jika abses diaspirasi, kemudian diberi salep antibiotik dan pemberian analgetik oral.

2. Otitis eksterna difusa  Mengenai 2/3 liang telinga bagian dalam.  Liang telinga hiperemis, udem dg batas tdk jelas, tdk terdapat furunkel.  Penyebab kuman pseudomonas, staphylococcus albus, E. coli.  Gejala: telinga sakit/otalgia, kurang denger.  Terapi: tampon antibiotik, analgetik kadang dibutuhkan antibiotik sistemik.

Otomikosis.  Infeksi jamur pd liang telinga.  Etiologi: tersering aspergilus kadang kandida atau jamur lain.  Gejala terutama gatal, rasa penuh kadang tanpa gejala.  Predisposisi: kelembaban tinggi.  Terapi : larutan asam asetat 2-5%, obat topikal anti jamur.

Infeksi kronik liang telinga.  Infeksi bakteri, jamur yg tdk diobati dengan baik, trauma berulang, adanya benda asing.  Penyempitan liang telinga, sikatrik.  Pengobatan dengan operasi rekonstruksi liang telinga.

Keratosis Obsturan dan Kolesteatoma eksterna. Keratosis obsturan jarang terjadi  Penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga membentuk gumpalan.  Keluhan rasa penuh ditelinga, kurang dengar.  Dpt menimbulkan erosi pada kulit dan tulang liang telinga → dapat masuk ke kavum timpani dan mastoid.  Etiologi blm diketahui.  Penanganan: membersihkan secara periodik setiap 3 bln, tetes telinga; campuran alkohol, gliserin dan peroksid 3%. Jika sudah erosi (menggaung) dilakukan tandur jaringan di bawah kulit (operasi).

Otitis eksterna maligna  Infeksi akut difus pada liang telinga.  Pada orang tua dengan penyakit diabetes melitus  Peradangan meluas secara progresif ke subkutis dan jaringan sekitarnya shg dpt menjadi: khondritis, osteitis, osteitis dan dpt menghancurkan tulang temporal.  Gejala mula gatal diikuti rasa sakit yang hebat, liang telinga banyak jaringan granulasi, saraf fasial dpt terkena (perot/mencong wajah).  Penyebab: kuman pseudomonas aeroginosa  Terapi AB dosis tinggi: selama 4-6 minggu, dan pembersihan luka (debidmen)